Seperti biasa, ketika kelas kosong suasana kelas yang gaduh dan ramai menjadi rutinitas setiap hari di SMA Gabriel Senjaya. SMA Favorit di Jakarta. Meskipun sekolahan swasta, tetapi tak mudah untuk setiap orang masuk di sekolahan tersebut. Fella bisa masuk ke sekolahan itu karena dia berprestasi sejak kecil, nilai-nilainya selalu bagus, ia selalu mendapat peringkat pertama.
Pagi itu, Fella yang masih sibuk dengan buku-bukunya, tiba-tiba dikagetkan dengan kehadiran seorang gadis yang sengaja berteriak memanggil namanya dengan sangat keras, dan lantang. Suaranya terdengar nyaring dan cempreng, saat masuk ke gendang telinga siapa pun yang mendengarnya.
"Fella Anastasya Cantika!" begitu cara memanggilnya. Seketika, semua mata langsung tertuju ke arah suara yang begitu berisik itu. Fella tersentak mendengar siapa yang memanggil namanya dengan begitu lengkap.
Merasa kesal, dengan apa yang di dengarnya, Fella pun menoleh, menatap lurus ke sumber suara, yang benar saja. Suara itu ternyata suara Jessy, kekasih barunya Andy. Gadis itu berteriak dari ambang pintu kelas. Dengan cepat Jessy menghampiri tempat duduk Fella seraya berkata. "Hay! Fella, gimana tidur elo semalam! Nyenyak enggak!" serunya seraya duduk di sebelah Fella. Fella tak langsung menjawab sapaan dari Jessy, karena jika menjawab pertanyaannya itu, Fella hanya akan terpancing dengan trik licik Jessy.
Fella kembali fokus dengan buku-buku yang ada dihadapannya, tanpa mempedulikan orang yang ada di sampingnya itu. Merasa kesal dengan sikap dingin Fella yang tak juga meresponnya, Jessy kembali berkata. "Maaf ya Fel, Andy sekarang kan udah jadi milik gue! Jadi gue harap elo jangan terlalu berharap. Apa lagi coba deketin dia lagi!" seru Jessy dengan keras dan lantang.
Sehingga membuat seisi kelas mulai berbisik, dan bergosip. Sebagian dari mereka memang belum mengetahui tentang berita tersebut, karena kedua pasangan yang terkenal sangat serasi itu, selalu terlihat baik-baik saja sebelumnya, yang membuat mereka heran adalah kenapa mereka bisa sampai 'putus' mungkinkah ada orang ketiga?
Fella masih saja tak merespon ucapan Jessy. Gadis itu justru terlihat biasa saja, dan seakan hanyut dalam materi-materi pelajaran yang sedang ia pelajari saat ini.
Kedua sahabat Fella yang melihat kejadian itu langsung kesal, ada perasaan emosi tersendiri di dalam hati mereka, saat melihat kesombongan yang di tunjukan di depan umum oleh gadis itu. Mereka pasti juga tidak terima kalau Fella di permalukan begitu saja, sama cewek tengik yang nggak ada apa-apanya di bandingkan dengan sahabatnya itu.
"Eh, mulut cabe. Kalau punya mulut itu di jaga dong! Fella itu cuma diem, dia nggak pernah mempermasalahkan hal itu lagi. Kalau pun Andy mau jadian sama elo. Nggak ada urusannya sama Fella, toh masalahnya udah kelar." ucap Faya kesal.
"Gue nggak ngomong sama elo ya! Jadi please diem! Gue ngomong sama Fella. Fella-nya aja yang sok budek pura-pura nggak denger!" seru Jessy ketus.
Fella yang kesal dan merasa terusik sejak tadi. Langsung saja membanting buku tebalnya itu ke atas meja.
BRAKKKKKK....
Gadis itu langsung beranjak dari tempat duduknya. "Udah berisiknya. Ganggu konsentrasi belajar aja! Celotehan kamu itu nggak bermutu sama sekali. Cuma gara-gara hal yang nggak penting, yang mau kamu omongin ke aku!" seru Fella kesal, gadis itu sesegera mungkin meninggalkan kelas. Semua mata tertuju kearah gadis itu, tak sedikit teman sekelasnya yang terkejut saat melihat sikap Fella yang sudah benar-benar berubah total.
Jessy yang puas mempermalukan Fella, dan dengan kata lain Jessy menuduh Fella sebagai perusak hubungan orang lain. Gadis menjengkelkan itu akhirnya beranjak dari tempat duduknya, tak lupa, ia menendang kursi yang ada di sebelahnya, karena merasa jengkel dengan dengan sikap Faya yang sudah membentaknya tadi. Jessy segera meninggalkan kelas tersebut.
"Dasar! Cewek bedebah!" teriak Faya sambil memegangi dadanya yang berdebar cukup kencang, gadis itu sangat kaget.
Fella pergi ke roof top sekolah yang di ketahui Fella, kalau di sana lebih nyaman untuk menyendiri, karena jarang ada orang yang datang ke sana ketika jam kosong. Dengan kesal hati, Fella berteriak dengan sangat kerasnya.
"Nyebelin.... siapa yang peduli! Andy mau jadian sama siapa itu bukan urusan aku! Tapi nggak perlu bikin orang malu, kan!" teriak Fella sambil mengatur napasnya, sesekali gadis itu menelan saliva-nya. Dan tanpa disadarinya air matanya pun mulai menetes.
"Kenapa sakit ini masih terasa pedih. Kenapa aku harus mengalami ini semua. Aku ingin menjadi orang yang tegar dan masa bodoh dengan urusan orang lain!" seru Fella pelan, ia memegangi dadanya yang terasa sesak. Sambil terus meneteskan air matanya, dan duduk berjongkok dengan tangan terlipat di antara dua lututnya, sesekali dia mengusap air matanya yang sudah membanjir itu.
'Fella, kamu harus kuat! Kamu harus buktiin kalau kamu bisa. Jangan mau kalau ditindas lagi. Apalagi itu cuma MANTAN busuk yang ngucillin kamu.' ucap Fella dalam hati, meyakinkan kalau dirinya mampu, seraya berdiri dan bersandar di dinding, mengatur napasnya yang terasa berat.
Merasa sudah cukup tenang Fella kembali ke kelas dengan wajah yang biasa saja, seperti tidak terjadi sesuatu terhadap dirinya. Kedua sahabatnya itu langsung menghampiri Fella dan berkata. "Fel, lo nggak pa-pa kan?" tanya Faya sambil menepuk bahu Fella pelan. Fella hanya tersenyum dan mengangguk tanda kalau dia memang baik-baik saja.
"Syukurlah, kalau elo emang baik-baik aja, kita dari tadi nyariin elo. Kita takut kalau elo kenapa-napa. Abis tuh cewek cabe-cabean omongannya pedes banget, pengen gue tampar dah rasanya." ketus Bella yang semakin kesal.
"Udah biarin aja. Dia mau ngomongin apa? Mulut-mulut dia sendiri. Yang pentingkan aku nggak peduli. Tapi yang buat aku kesel itu, kenapa nasib aku hari ini jelek banget, suram lagi!" titah Fella dengan memajukan bibirnya. Mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Fella, Faya dan Bella tak tega juga melihat sahabatnya itu bersedih. Mereka berdua langsung memeluk Fella dan berkata. "Kita akan selalu ada buat elo Fel, susah maupun seneng, kita nggak bakalan rela kalau elo di hina sama itu cewek cabe." jelas Bella.
"Iya Fel, kita nggak akan ninggalin elo, meski apapun masalah lo, kita pasti akan selalu ada buat elo dan ngedukung elo, sampai kapan pun," tambah Bella.
Fella tersentuh mendengar ucapan dari kedua sahabatnya itu, mereka begitu menyayanginya. Bahkan, disaat dia ada di titik terendah pun, mereka selalu datang untuk membelanya.
"Makasih ya. Kalian itu sahabat aku yang paling baik, bersyukur aku punya kalian," ucap Fella pelan tapi penuh makna.
...~Cinta Untuk Fella~...
Beberapa hari berlalu, banyak cowok-cowok yang mendekati Fella. Karena mereka tau Fella sekarang sedang jomblo. Tapi gadis itu tak pernah meresponnya, justru dia semakin dingin dan tak peduli. Mereka yang mengagumi Fella dari dulu tak pernah menyerah, meski Fella bersikap tak baik terhadap mereka. Justru mereka menganggap itu sebuah tantangan, demi mendapatkan hati seseorang yang pada dasarnya berhati lembut dan baik. Hanya saja, sekarang hati itu sedang membeku, dan butuh perjuangan untuk meluluhkan kebekuan hati yang di miliki oleh Fella saat ini.
"Fel, nanti pulang sekolah kita ngemall yuk, nonton atau makan es krim mumpung ada promo. Siapa tau nanti dapet gratisan juga," ucap Faya merayu Fella.
Fella mengangkat satu alisnya, seraya berkata. "Nggak mau, entar kaya yang udah-udah. Kalian ngajakin gebetan kalian masing-masing, sedangkan aku cuma jadi obat nyamuk." Lirikan mata Fella begitu menyebalkan.
"Enggak, kemarin itu hanya kebetulan aja kita ketemu mereka," ucap Faya cepat.
"Hem, padahal kemarin juga ada yang ninggalin kita, nggak tau ngeluyur kemana." sindir Bella.
Fella melihat ke arah Bella seraya tersenyum dan berkata. "Ya Maaf, aku lebih tertarik sama gadis kecil yang imut itu, di banding sama kalian. Jadi, aku mutusin buat ninggalin kalian." Gadis itu seperti tak mempunyai dosa saat mengatakan hal tersebut.
"Awas aja, ya. Kalau entar elo ninggalin kita lagi! " ancam Faya sambil mengerutkan keningnya, gadis itu menatap sinis ke arah Fella, sambil melipat kedua tangannya dan menaruhnya di depan dada.
Fella tak menggubrisnya ia memilih kembali fokus kepada buku catatannya. Satu jam berlalu dan jam pulang sekolah pun tiba, Fella dan kedua sahabatnya segera menuju tempat tujuan dengan mobil Faya, tapi di tengah-tegah perjalan, Faya justru membelokan mobilnya. Arah jalannya menuju ke rumah Faya. Mungkin dia merasa risih dan nggak PD dengan seragam sekolah yang ia kenakan saat ini, dan berinisiatif berganti baju di rumahnya terlebih dahulu.
"Loh, Fay. Kok kita malah ke rumah elo sih?" tanya Bella terheran.
"Hehehe, bentar ya. Kita ganti baju dulu. Soalnya kan nggak enak, masak anak SMA bukannya langsung pulang, malah keluyuran ngemall." kata Faya nyengir kuda.
"Bilang aja, elo mau ketemuan sama Brayu, kan!" tebak Bella dengan cepat, karena Bella menyadari kalau Faya menyukai Brayu.
"Ya ampun Fay. Biasanya juga gimana sih, pulang sekolah juga keluyuran kok. Pakai nggak enak segala sama orang lain, alasan yang nggak mutu," sahut Fella dengan senyum sinis.
Faya tak mampu mengelak lagi, gadis itu hanya bisa cengar-cengir, karena gerak geriknya sudah di ketahui oleh kedua sahabatnya itu. Tak butuh waktu lama untuk mereka berganti baju dan berdandan. Sesegera mungkin Faya melajukan mobilnya di atas rata-rata. Sesampainya di sana ,Faya masih sibuk dengan kacanya.
"Udah cantik, nggak usah ngaca terus, Fay!" seru Bella nampak sewot. "Sakit ni mata gue, liat lo dari tadi ngaca muluk," lanjutnya.
"Yang lagi kasmaran, juga kaya gitu, dong. Kalau ngalamin sakit hati, baru deh ngerengek nangis- nangis." sindir Fella.
Faya hanya mencebirkan bibirnya, gadis itu memilih meninggalkan kedua sahabatnya.
Di satu sisi, ada Clara dan Arska sendang berjalan beriringan. Karena Mamanya sibuk membeli belanjaan yang di butuhkan untuk bulan berikutnya.
"Adek jangan nakal ya. Sama kakak baik-baik, jangan kabur-kaburan lagi." perintah Violla. Gadis kecil itu menjawab dengan anggukan.
"Kakak, beliin Clara es krim, dong. Mau yang rasa coklat." Pinta Clara manja.
"Oke.. kakak pesanin dulu, ya. Tapi Clara tetep disini ya!" pesan Arska sambil menitipkan ponselnya ke adiknya itu. Sesaat Arska sibuk mengantri. Manik matanya berkeliaran kesana-kemari, dan tanpa sengaja Clara melihat sosok yang dicari beberapa hari ini. Ya sosok itu adalah Fella. Dengan cepat Clara berlari menghampiri Fella sambil berteriak. "Kak Cantika..." teriak Clara.
Fella yang terkejut dengan kedatangan Clara, langsung saja menyapanya balik. "H-hey... Clara, kok disini? Mama kamu kemana?" tanya Fella seraya berjongkok dan memegang bahu Clara.
"Clara sama kakak, tapi kakak lama ngantri es krimnya. Terus, Clara liat kak Cantika ya udah Clara samperin kesini," ucap Clara dengan ekspresi wajah polosnya.
"Ya ampun sayang. Jangan suka bikin khawatir ya. Nanti kalau di culik gimana?" gadis itu mengerutkan keningnya. Bisa bahaya jika anak seimut itu di culik orang.
"Kalau yang nyulik kak Cantika, aku rela kok," kata Clara pasrah.
"Yah, kok gitu, sih. Nanti kakak kena masalah gimana?" Fella semakin terkekeh mendengar ucapan Clara, dan tanpa sadar Fella melupakan kedua sahabatnya itu, karena kedatangan Clara.
"Kak Cantika, ayo ikut aku. Aku pengan kenalin kak Cantika sama kakak. Kakak aku ganteng banget loh kak," ucap Clara polos. Merasa lucu dengan tingkah gadis kecil itu, Fella semakin tersenyum dan tak kuasa menahan tawa.
Sejenak Clara mengamati Fella. "Kak Cantika kenapa, sih. Dari tadi ketawa terus."
Fella menghentikan tawanya, "Habisnya kamu, gemesin banget. Makanya kakak pengen ketawa terus kalau liat kamu, bahagia banget hati kakak," ucap Fella dengan lembut, gadis itu mengembangkan senyumnya.
Fella dan Clara pergi ke toko es krim. Gadis kecil itu, ingin mengenalkan Fella dengan kakaknya, tetapi sampai di sana, mereka tak menemukan sosok yang di cari, lelaki itu sudah pergi terlebih dahulu. Clara memanyunk karena merasa kecewa.
Di satu sisi Arska kebingungan mencari adiknya pasti nanti Arska kena omelan dari Viola. Fella yang bingung akhirnya mengajak Clara berjalan-jalan.
"Udan ya, Clara jangan cemberut lagi, nanti pasti ketemu, kok. Atau Clara ingat no. telpon kakaknya, mungkin. Clara bisa telpon pakai ponsel kakak kalau mau," tawar Fella seraya menyodorkan ponsel miliknya.
"Ponsel kakak. Clara yang bawa, terus kakak nggak bawa ponsel," jelasnya, gadis kecil itu merasa sedih dan sesekali meneteskan air matanya. Fella semakin bingung dan merasa kasihan melihat sikap Clara.
"Main aja yuk, dari pada sedih. Nanti juga ketemu kakak," ucap Fella mencoba menghibur, sambil menghapus air mata gadis kecil tersebut.
Sesaat kemudian Clara tersenyum mendengar ucapan Fella. Akhirnya mereka bermain sepuasnya, hingga Fella merasa capek dan mereka pun beristirahat sejenak.
"Kak Cantika, foto bareng Clara ya," pinta Clara dengan tersenyum.
"Oke, pakai ponsel kakak aja ya." jawab Fella.
Gadis kecil itu menggelengkan kepalanya. "Pakai ponsel kakak aku aja ya kak. Kan Clara pengen punya fotonya kak Cantika. Biar Clara kalau kangen bisa liatin foto kakak," pinta Clara dengan muka memelas-nya.
Fella menghela napas pelan, ia akhirnya menuruti kemauan Clara. Tapi sesekali Fella berfoto menggunakan ponselnya sendiri. "Kakak makasih ya, udah mau nemenin Clara main, Clara seneng banget," ucap Clara penuh kebahagiaan. Fella tersenyum mendengar ucapan tulus yang keluar dari mulut Clara.
"Kakak juga seneng banget, bisa main bareng sama kamu. Dan yang paling penting, nanti foto kakak di hapus ya. Takutnya nanti Clara kena marah sama kakaknya." pinta Fella memohon, gadis itu tak mau jika fotonya sampai di lihat orang lain.
Clara menggeleng pelan dan berkata. "Nggak mau, Clara mau simpan. Kalau Clara kangen sama kak Cantika, tinggal liatin foto kak Cantika." balas Clara, dengan memasang wajah merengut.
Akhirnya Fella memutuskan untuk mengalah, berdebat dengan anak kecil itu sungguh melelahkan. Tak mungkin dia mengalah sedangkan kita lebih dewasa darinya.
"Clara telpon Mama ya, nanti kakak anterin Clara ketemu Mama. Biar Mama nggak khawatir." kata Fella seraya, mengelus pucuk kepala Clara dengan lembut. Kemudian mencari nomor ponsel Mama Clara dan mereka akhirnya bertemu di pusat informasi pembelanjaan.
"Ya Tuhan, sayang. Jangan bikin Mama jantungan terus. Kak Arska pasti bingung nyari kamu," titah Viola, sambil mengendong putrinya.
"Maaf ya nak, anak Tante pasti ngerepotin kamu ya?" tanya Violla pelan.
Fella menggeleng pelan. "Nggak papa kok Tante , justru Fella seneng," balasnya dengan sopan, di iringi dengan senyum manisnya.
"Ya ampun, cantik sekali. Pasti Arska seneng kalau liat gadis secantik kamu, udan nemenin adeknya yang bendel." puji Violla.
"Makasih Tante, atas pujiannya. Tapi Clara sebenernya nggak nakal kok, Tante. Dia anaknya nurut." kata Fella sambil menguar senyumnya.
Sampai ia baru sadar, jika dia pergi bersama ke dua sahabatnya. Fella langsung berpamitan dan pergi. Di sisi lain, Arska yang berdiri tak jauh dari tempat Violla berdiri. Hanya bisa mematung lelaki itu terpesona, saat melihat kecantikan dan kebaikan Fella terhadap Adiknya itu. Sedangkan selama ini, gadis-gadis yang sok bersikap baik dengan adiknya itu, hanya modus untuk deketin Arska. Setelah Fella pergi Arska melangkahkan kakinya menuju tempat dimana Viola dan Clara berdiri.
"Ma, Clara udah ketemu?" tanya Arska saat sudah berdiri di belakang Viola.
Seketika Violla menoleh ke belakang dan berkata, "Kamu dari mana aja Ka? Tadi Mama habis ketemu sama bidadari cantik," tutur Viola.
Arska hanya tersenyum. "Aku udah liat kok ma tadi, dia emang cantik, pantas saja Clara suka," balasnya sambil mendekati Viola dan Clara. Clara menoleh ke arah kakaknya, sambil menyodorkan ponselnya. Arska mengambilnya, lelaki itu tersenyum penuh arti, setelah melihat layar ponselnya. "Adek kakak emang pinter, bisa dapetin foto kakak yang cantik itu," ucapnya sambil mengacak-acak rambut Clara hingga tak beraturan.
Clara nyengir kuda mendengar pujian dari Arska. Violla yang melihat anaknya tersenyum senang pun ikut menggodanya.
"Jangan-jangan kamu naksir Ka," ucap Viola seraya menyenggol lengan anak laki-lakinya itu.
"Gimana nggak naksir ma, cantik kaya gini orangnya." Arska memperlihatkan layar ponselnya.
"Ya ampun, ini pasti kerjaan Clara, niat banget ya, kamu nyomblangin kakak kamu ini sama kakak yang tadi." Viola langsung mencubit pipi Clara pelan. Mereka kembali tertawa sebelum akhirnya pulang.
...~Cinta Untuk Fella~...
Di dalam kamar, Arska terus mengembangkan senyumnya, bagaimana tidak, lelaki itu terus saja memandangi ponselnya. Galerinya penuh dengan foto gadis yang mungkin saja akan ia dekati untuk beberapa waktu terdekat ini.
"Astaga, kenapa gue jadi ke bayang-bayang terus sama ini cewek," kata Arska pada dirinya sendiri.
Tanpa sadar, lelaki itu memilih beberapa foto Fella untuk di jadikan wallpaper pada ponselnya. "Nggak pa-pa cepat atau lambat, dia bakalan jadi milik gue," ucapnya dengan bangga.
Padahal lelaki itu belum pernah bertatap muka langsung dengan Fella, tapi lelaki itu sudah sangat PD, ia percaya jika dirinya bisa meluluhkan hatinya.
"Semoga, di alam mimpi gue bisa ketemu sama elo."
Arska seperti orang yang kehilangan akal sehatnya, bisa-bisanya ia mengajak ngobrol foto Fella. Bahkan lelaki itu terus menerus menguar senyumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
IchaLove
Dasar cewek ngeselin 😡😡
2022-04-16
0
Ama
smangat kk
#AmalliaPenaAutoon
2022-01-12
1
Alya lii
keren nih ceritanya..
#penaautoon salam what I think❤
2022-01-12
3