Rahasia Brayu

Minggu siang, Fella dan Bella sedang asyik joging, mereka memutari taman kota dengan pikiran yang sedang fresh, trik matahari tak menyurutkan mereka untuk terus membakar kalori di dalam tubuh mereka. Hingga suatu godaan terbesar bagi Bella pun melintas di depannya.

"Woy... siang bolong gini joging. Nggak takut item lo" ucap seorang cowok yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Bella tersenyum sinis, ia hafal betul dengan suara tersebut. Yang pasti pemilik suara itu sudah pasti Brayu, si biang kerok, tanpa menggubrisnya Bella langsung melanjutkan langkah kakinya, di ikuti oleh Fella di belakangnya.

Dilan dan Aldy tertawa terbahak-bahak melihat Brayu di kacang gin oleh seorang perempuan.

"Diem lo !!! . Nggak usah ketawa!! . Nggak lucu" ucap Brayu dongkol.

"Hahaha... sorry bray, kita nggak pernah liat lo di kacang gin sama perempuan sebelumnya, apa jangan-jangan pesona lo udah luntur ya bray" ledek Dilan sambil memegangi perutnya.

"Rayuan lo udah nggak mempan tuh bray, nyari dukun yang lebih ampuh lagi, biar cewek-cewek pada klepek-klepek sama lo" lanjut Aldy sambil menyenggol lengan Dilan.

Mereka berdua saling lirik, sambil tertawa terbahak. Brayu tak langsung menanggapi kedua sahabatnya itu, ia langsung mengejar Fella dan Bella. Sementara Dilan dan Aldy, mencoba menghentikan tawanya, mereka menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal sambil sesekali memandangi punggung Brayu yang kian menjauh dari padangan mereka.

"Brayu salah makan obat kali ya lan" ucap Dilan menyelidik.

"Tau ah... tuh orang suka anehnya daripada waras nya" ucap Aldy ngawur.

Mata Dilan terbelalak segera ia melirik kesamping. "Iya.... Kaya lo... udah persis, sehari waras, sehari gila" ucap Dilan ngasal.

"Hahaha....dikit lan".

"Terserah lo aja deh... lama-lama gue juga ikutan gila kalau deket lo muluk" ucap Dilan kesal sambil menyusul Brayu.

Aldy hanya celingak-celinguk tak jelas sambil sesekali memandangi punggung Dilan yang makin menjauh. "Ah...bikin kesel aja, kalau kaya gini gue juga harus ikutan lari dong" gerutu Aldy. "Woy.... tungguin gue" teriknya sambil berlari mengikuti Brayu dan Dilan.

Fella dan Bella duduk di bangku taman tempatnya begitu sejuk karena banyak pepohonan di sana, sambil meminum air mineral yang mereka bawa. Sesekali mereka menghela nafas panjang, dan menyandarkan punggungnya ke kursi.

"Capek...bel" keluh Fella.

Bella melirik ke arah Fella sambil tersenyum sinis. "Kalau nggak mau capek ya di rumah fel. Duduk manis nonton drakor, sambil di temani Arska, kan sweet tuh" ledek Bella sambil menyandarkan kepalanya ke bahu Fella.

"Huft..... iya, iya nggak ngeluh lagi ni, dari pada di ledekin muluk" ucap Fella cemberut.

"hehehe... nggak ngeledek lagi deh fel, btw cowok lu mana sih, beli makanan aja lama banget. Udah lapar banget nie" keluh Bella sambil mengusap perut dan tengkuknya sesekali.

"Tau tuh, tumben lama banget" balas Fella sambil memegangi perutnya.

Dari arah belakang Brayu tiba-tiba merebut minuman yang di pegang oleh Bella.

"Eh.... nggak sopan banget sih. Main rebut-rebut aja. Emang gue ngasih izin ke elo" ucap Bella sewot.

"BAGI !!!! . Siapa suruh lo kabur, tanpa jawab pertanyaan gue terlebih dahulu" ucap Brayu yang langsung melanjutkan minumnya.

"Siapa suruh lo ngikutin gue kesini !!, gue kan nggak ngajakin elo".

"Gue mau minta pertanggung jawaban elo, buat yang kemarin" jelas Brayu.

"Emangnya gue kemarin ngapain lo" tegas Bella pura-pura tak mengetahui apa yang terjadi kemarin siang.

Fella mengerenyitkan keningnya, ia mencoba menyelidik. "Kemarin kalian pada ngapain?".

"Gue minta Bella nyium gue, eh malah nyuruh mbak-mbak pelayan restoran buat nyium gue" jelas Brayu.

Bella menganga sambil melotot ke arah Brayu.

"Bel, beneran yang di bilang Brayu?".

Bella menoleh ke arah Fella. "Orang nggak waras nggak usah di dengerin fel" ucap Bella kesal.

"Bener fel, gue nggak bohong" lanjut Brayu.

"Jangan nikung Faya bel, kasihan dia" ucapnya memasang wajah memelas.

"Siapa yang nikung sih fel, gue aja males ngeliat ni orang" Bella langsung menunjuk ke arah Brayu tepat di wajahnya.

"Nggak usah kesel, gue orangnya humoris tau bel" goda Brayu dengan senyum sinis nya.

Dari arah belakang muncul Aldy dan Dilan dengan nafas yang ngos-ngosan.

"Dasar playboy...., ngelakuin seribu cara buat ngejar cewek" suara Dilan terdengar tersengal, sambil duduk di samping Fella.

"Bener banget lan, kita sampai nggak kebagian, karena semuanya di embat sama Dilan" lanjut Aldy yang langsung tumbang ke lantai pas di hadapan Fella.

"Lo berdua resek... ngapain juga lo pada ngikutin kemari!!" suara Brayu terdengar kesal.

"Ya.... kita cuma ngikutin lo nyet .Kalau lo nggak lari, kita juga nggak bakalan lari kesini" jelas Dilan.

"Dasar lo berdua jomblo akut, ngikutin orang ganteng muluk, biar ngikut pamor ya lo pada" ucap Brayu ngasal.

"Njir... biarpun kita jomblo akut. Yang penting kita nggak pernah nyakitin perasaan cewek" ketus Dilan.

"Betul banget" ucap Fella dan Bella hampir bersamaan sambil mengacungkan jempolnya ke arah Dilan.

Aldy yang tak ikut bersuara malah sibuk memperhatikan Fella dari bawah, sambil memegangi pipinya sesekali ia tersenyum. Bella yang tanpa sengaja melihat ekspresi muka Aldy, langsung saja menimpukinya menggunakan bekas botol yang sudah kosong tepat mengenai wajah Aldy.

"Aduh... sakit" keluh Aldy yang langsung menutupi wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya.

Fella yang melihat kelakuan Bella langsung membuka suaranya. "Apa-apaan sih lo bel, nggak sopan tau" ucap Fella pelan sambil memegangi tangan kiri Bella.

"Dia ngeliatin lo terus, makannya gue kesel, nanti kalau cowok lo liat pasti dia juga ngelakuin hal yang sama" jelas Bella.

"Abis lo cantik banget, gue sampai nggak bisa berkata apa-apa. Pantes aja si kutub utara langsung suka sama lo" jujur Aldy.

Dilan yang dari tadi duduk di samping Fella segera melirik ke samping. "Njir... beruntung banget si Arska bisa dapatin cewek secantik lo, pantesan surat cinta sama coklat yang selama ini dia dapat langsung di buang, tanpa ngebacanya dulu atau makan satu pun coklatnya" lanjut Dilan.

Fella menoleh kesamping, keningnya berkerut . Rasa penasarannya pun muncul.

"Bener banget apa lagi waktu dia nolak surat cintanya si Ketua Osis Mona semok minggu lalu. Aduh nggak nyangka kalau ternyata ceweknya Arska aslinya cantik gini. Pantesan aja, kita nggak di kasih liat selama ini" gerutu Aldy.

Fella melihat kebawah, ia melihat kearah Aldy, mulutnya sedikit terbuka. "Surat cinta apa?, kok Arska nggak pernah cerita ke gue" ucapnya pelan.

Segera Aldy menutup mulut ember nya dengan cepat. "Mampus kalau Arska sampai tau hal ini bisa abis gue. Nggak di kasih jatah makan gratis lagi gue" batinnya.

Dilan dengan segera mengulurkan tangannya, supaya Fella mengalihkan topik pembicaraan. "Dari tadi ngobrol, tapi belom kenalan" ucap Dilan sok manis dengan khasnya yang cengar-cengir.

Fella menoleh dengan segera, ketika tangannya akan meraih tangan Dilan dari arah belakang muncul tangan yang langsung menjabat tangan Dilan dengan cepat.

"Namanya Fella, lo jangan coba-coba nyari kesempatan di belakang gue" ucap Arska datar. "Kalau lo nggak mau tangan lo gue patah hin" lanjutnya dengan muka serius.

Dilan langsung menelan saliva nya. Sungguh kejam sahabatnya itu memperlakukannya di depan cewek cantik.

"Aldy juga mau kenalan?, sini sama gue aja" lanjutnya dengan muka datarnya lagi.

Aldy hanya geleng-geleng kepala, ia tak berani menatap ke arah Fella lagi.

"Geser lo... jangan duduk di samping cewek gue" perintah Arska.

Dilan langsung menurut, ia segera berdiri di samping Brayu. Arska segera duduk di samping Fella, sambil menaruh makanan dan minuman yang ia beli tadi.

"Capek ay pijet tin, antri dari tadi ni demi kamu" rengekannya sok manja.

Fella tak langsung bersuara, ia sangat kesal dengan kelakuan tunangannya itu. Fella menaruh kedua tangannya di dada, suasana hening kian terasa karena tak seorang pun segera membuka suara.

Arska mengumpat, ia menahan tawan melihat ekspresi tunangannya dan sahabat-sahabatnya yang sangat serius itu.

"Hehehe.. gue cuma becanda jangan di masukin kehati, gue bawain kalian makan juga" ucap Arska sambil menaikan kantong plastik yang berisikan aneka makanan yang enak.

Aldy menjadi orang pertama yang merebut katung plastik berisikan makanan, dengan wajah sumringah ia mengambil salah satu makanan tersebut. "Ini makanan favorit gue ka, thanks ya. Gue pikir lo tadi marah beneran" ucap Aldy sambil memakan siomaynya.

"Makanan yang lo beli banyak banget ka" ucap Aldy memandangi makanan yang ada di depannya.

"Bagi lah... gue juga mau" ucap Brayu, Bella dan Dilan hampir bersamaan, segera meraka meraih makanan yang ada di hadapan Aldy sebelum raib.

"Gue dari tadi udah liat kalian, ya udah sekalian aja gue beli banyak buat kalian" ucap Arska menaikan kedua alisnya.

"Lo emang the best ka" puji Aldy.

"Ye..... ngerayu aja lo dy, maunya di beliin muluk" ucap Bella sambil mejitak kepala Aldy pelan.

"Hehehe... enakan gratisan bel, daripada beli" ucap Aldy nyengir kuda.

Bella tersenyum simpul, menanggapi ucapan Aldy. Arska melihat ke arah sahabat-sahabatnya, ia tersenyum dan bersyukur karena memiliki sahabat seperti mereka yang begitu konyol, lain halnya dengan Fella, dia masih saja memandangi Arska dengan tatapan jengkel. Arska melihat kesamping "Kenapa cemberut si sayang" ucapnya sambil mencubit hidung Fella pelan.

"Nggak suka aja ngeliat kelakuan kamu kaya tadi, meskipun cuma bercanda aku tetep nggak suka, kamu tuh keliatan brutalnya tau" ucap Fella ketus.

"Iya sayang, aku nggak kaya gitu lagi. Janji" ucapnya sambil mengelus-elus pucuk rambut Fella. "Ini aku beliin makana kesukaan kamu, mie ayam" ucap Arska sambil membuka styrofoam.

"Makasih sayang.. tau aja kalau aku udah lapar banget" ucapnya sambil mengelus-elus perutnya.

"Sama-sama sayang".

Bella yang melihat makanan Fella berbeda seketika protes. "Kok cuma Fella yang dapet mie ayam"

Arska tersenyum sesaat. "Sorry bel, cuma tinggal ini. Ngalah ya".

Arska menyuapi Fella dengan romantisnya, para jomblo dan si play boy di buat minder oleh sepasang kekasih yang ada di hadapannya itu.

"E- ehem..... hargai yang jomblo kaya gini kenapa, jangan mesra-mesran di depan umum kek" ucap Bella menyindir.

"Sorry bel, nggak maksud. Makanya buruan nyari cowok, biar nggak ngenes muluk kalau liat orang lain mesra-mesran" ucap Arska cekikikan.

"Sial lo ka, lo tau sendiri kan di hati gue cuma ada Ferdy" tegas Bella.

Brayu yang mendengar ucapan Bella, dengan kesal asal bicara. "Move on, mantan aja masih di pikirin" ucapnya ketus.

Bella melihat ke arah Brayu dengan tatapan tak suka. " Ngomong aja gampang, coba lo ada di posisi gue" ucap Bella tak kalah ketus.

"Emang gue salah ngomong apa?, gue kan wajar ngomongnya, kalau mantan emang harus di lupain syukur-syukur buang tong sampah sekalian" ucap Brayu ngawur.

Bella yang mulai jengah dengan ucapan Brayu dengan segera menampar pipi Brayu cukup keras. "Keterlaluan ya lo!! , gue makin benci sama lo!!!" ucap Bella seraya berlari meninggalkan teman-temannya yang masih asyik mengobrol, matanya mulai memanas, air matanya pun tak mampu ia bendung, ia berlari cukup cepat hingga punggungnya makin lama makin menghilang dari pandangan teman-temannya.

Fella dan Arska melirik kearah Brayu yang masih memegangi pipinya.

"Kok lo ngomong kaya gitu sih ke Bella, nggak punya perasaan banget" ucap Fella sambil mendorong lengan Brayu pelan.

Brayu tetap pada posisinya ia tak langsung menjawab perkataan Fella.

"Kenapa lo diem?, lo tau kesalahan lo kan makanya lo diem, jadi cowok tuh yang punya perasaan sedikit kenapa sih!!, jangan bisanya cuma jadi playboy yang suka nyakitin perasaan cewek" ketus Fella.

"Iya bray, sebagai cowok kita harus menghargai cewek" lanjut Dilan.

"Gue cuma ngomong kenyataan aja kok, Move on lebih bijak daripada mengharap yang nggak pasti" ucap Brayu yang masih menundukkan kepalanya.

"Masalahnya bukan Move on nggak Move on nya bray, cowok yang dia sayang itu udah meninggal dan itu demi nolongin Bella ya wajar kan kalau Bella semarah itu ke elo" jelas Fella.

"Ya ampun kasihan banget sih nasib Bella" ucap Aldy dengan mimik wajah sedih.

Dilan hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, ia masih menunggu jawaban dari Brayu, tapi Brayu tak kunjung bersuara.

"Harusnya lo kejar dia tadi bray, minta maaf ke Bella, nggak cuma diem aja kaya gini" ucap Arska menengahi.

"Play boy mah bebas, bisa nyakitin hatinya siapa aja" celetuk Dilan.

Brayu melihat kearah Dilan, raut wajahnya tak bersahabat. "Lo bener lan, gue emang cowok brengsek yang nggak bisa menghargai perasan cewek, gue emang Play boy, yang selalu di anggap nggak bener di mata kalian".

"Bukan gitu bray, kita nggak maksud menyinggung perasaan lo, kita cuma pengen lo bisa menghargai perasaan cewek, meskipun cuma sedikit" ucap Arska.

Brayu tersenyum sinis, ia membuang muka tak berani menatap ke arah sahabat-sahabatnya itu, pandangannya lurus menghadap kerumunan orang-orang yang berlalu lalang, tapi pikirannya sangat kacau. Sesekali ia mengacak-acak rambutnya, mengusap wajahnya dengan kasar. "Percuma gue menghargai mereka, kalau meraka nggak pernah menghargai jerih payah gue!!".

"Maksud lo, apa bray" ucap Dilan, agar Brayu memperjelas perkataannya.

"Kalian nggak pernah tau kan, dulu gue pernah di sakit tin sama cewek, harga diri gue di injek-injek sama cewek yang bener-bener gue sayang, gue ngelakuin apa aja buat dia, tapi nyatanya dia ninggalin gue, dia tega selingkuh dari gue, makanya sejak saat itu gue milih jadi play boy " jelasnya.

"Lo kok nggak pernah cerita ke gue sih bray" ucap Arska.

"Hem... gue nggak mau keliatan bodoh di mata kalian karena masalah percintaan gue yang buruk".

"Sorry bray, gue nggak tau, maafin kata-kata gue yang udah nyigung perasaan lo bray" ucap Fella merasa bersalah.

"No problem fel, gue nggak nyalahin siapa-siapa lagian itu cuma masalalu yang udah bener-bener gue lupain, kalian semua nggak salah kok" ucapnya sambil sesekali mengusap wajahnya pelan. "Gue pulang duluan, kalian lanjutin ngobrolnya" ucapnya seraya bangkit dari duduknya dan melangkahkan kaki cukup cepat.

Tiba-tiba Fella membuka suara. "Kalau boleh tau, motif lo apa sih bray gangguin Bella muluk".

Brayu pun menghentikan langkah kakinya, ia menoleh sambil tersenyum sinis. "Gue gangguin dia, ya karena gue suka sama dia. Tapi terserah kalian mau menganggap gue serius apa main-main itu penilaian kalian, tapi gue tulus suka sama dia!!" ucapnya seraya meninggalkan taman dengan cepat.

Fella menundukkan kepalanya, ia tampak berfikir sejenak, tapi Arska segera menyadarkannya dengan segera. "Kamu mikirin apa sih ay?, kayaknya kebingungan gitu?".

"Gimana dengan Faya sayang, kalau Brayu aja sukanya sama Bella" kata Fella sambil memandang wajah Arska.

"Masalah hati kita nggak bisa maksain sayang, biar Brayu yang nentuin pilihannya".

Fella mengangguk pelan. "Pulang yuk yang, udah terlalu panas ni kalau kelamaan di sini".

"Iya.... ayo pulang sayang".

Aldy dan Dilan saling lirik meraka kebingungan akan pulang dengan siapa. "Lah.... kalau kalian pulang kita gimana ka" ucap Dilan sambil menunjuk mukanya sendiri dan Aldy.

"Lah.. lo tadi kesini sama siapa?" ucap Arska.

"Barengan sama Brayu, tapi Brayu nya udah kabur" jawab Aldy memelas.

"Udah... ah... sayang tebeng gin aja, kasian kan mereka, hitung-hitung nyari amal lah" ucap Fella merayu Arska.

Arska mengangguk pelan tanda setuju. Mereka berempat berjalan menuju parkiran mobil, sampai setengah perjalanan Aldy malah sibuk mengoceh tak karuan. "Tadi seru ya darma koreanya" ucapnya ngawur. Dilan langsung ngeloyor kepala Aldy pelan. Arska yang mendengar celotehan Aldy langsung ikut berkomentar. "Ya kalau tadi cerita drakor nya pemerannya elo sama Dilan, bukan keren lagi gue mau jadi orang pertama yang ngakak" ucapnya nyengir.

Fella yang melihat kekasihnya berlagak langsung saja mencubitnya. "Aw... sakit sayang, bercanda juga" ucapnya sambil memegangi lengannya.

"Nggak lucu ah.... sayang, kasihan kan mereka jadi bahan candaan, aku nggak suka kamu ngomong kaya gitu lagi" jelas Fella sambil meninggalkan Arska duluan.

Aldy dan Dilan tertawa ngeri melihat ekspresi mukanya Arska yang berubah menjadi penakut saat sedang bersama tunangannya itu. "Ini judul drakor nya jadi penurut gara-gara takut tunangan marah" ucap mereka kompak sambil melanjutkan tawanya.

"Terus aja kalian ketawa, gue nggak mau ngasih tumpangan ke elo pada" ancam Arska yang segera mengikuti Fella.

Mereka berdua saling lirik. "Ampun lah ka, kita cuma bercanda jangan di ambil hati" ucap mereka hampir bersamaan kemudian mengikuti Arska dari belakang.

Terpopuler

Comments

IchaLove

IchaLove

😓😓

2022-04-16

0

Fenti

Fenti

🥰🥰

2022-01-22

0

nunu

nunu

aduh brayu kasihan amat sih

2022-01-06

0

lihat semua
Episodes
1 Wajah Mendung Fella
2 Peduli
3 Gadis kecil yang mengemaskan
4 Pagi hari yang suram
5 Pertemuan
6 Luluhnya Hati Arska
7 Rasa Suka Arska
8 Harapan untuk Arska
9 Kedekatan Antara Fella dan Arska
10 Rasa Sesak itu Muncul lagi
11 Hari Bahagia
12 Pertikaian di Kantin
13 Perhatian Arska
14 Puisi Cinta Untuk Arska
15 Adu Mulut, Bella Vs Brayu
16 Rahasia Brayu
17 Biyang Gosip di kelas
18 Play Boy Galau
19 Rencana Fella dan Arska
20 Pertemuan Yang di Sengaja
21 Ciuman Pertama Fella dan Arska
22 Menjaga Hati Faya
23 Gagalnya Rencana Mona
24 Spesial Biodata:
25 Ketulusan Hati Seorang Arska
26 Pesan Teror untuk Arska
27 Kebahagian Fella yang Paling Penting
28 Pokoknya Aku yang Antar Jemput Kamu, TITIK !!!
29 Trending Topik di Sekolahan
30 Pusat Perhatian
31 Lagu Indah untuk Arska
32 Penculikan
33 Kepanikan Arska
34 I Hate You Mona
35 Tuduhan Dilan
36 Another Threat !!
37 Between Confused and Love
38 Rasa Curiga Fella
39 Seperti Maling yang Tertangkap Basah
40 Are You Okay, Fella!!
41 Pengakuan Cinta Dilan
42 Pengakuan Cinta Dilan 2
43 Pengakuan Cinta Dilan 3
44 Violla yang Syok
45 Fella Pingsan
46 Mimpi atau Nyata
47 Sorry Fella.... Gue Terpaksa Bohong
48 KeKesalan Fella dan Kemarahan Faya
49 Faya Matre
50 Isi Hati Fella
51 Kecelakaan
52 Bangun Sayang!!!
53 Bella di Tembak, Brayu Cemburu
54 Pura-Pura Amnesia
55 Pura-pura Amnesia 2
56 Mulut Ember Faya
57 Trik yang Membuahkan Hasil
58 Rindu yang Mengebu
59 Liburan
60 Suara Petir yang Marah
61 Sorak Sorai di Pagi Hari
62 Iseng
63 Berdua itu Lebih Romantis
64 Sikap yang Berubah-ubah
65 Demam
66 Hujan Tanpa Petir itu Menyenangkan
67 Balik Jakarta
68 Go to School
69 Terpaksa Pulang Bareng
70 Perang Batin yang Berujung Manis
71 Belajar Bersama
72 Pajak Jadian
73 Seharian Bersama Arska
74 Baku Hantam
75 Tawa Malam di Kediaman Moregan
76 Leon dan Genk Motornya
77 Cibiran di Pagi Hari
78 Mikirin Kamu
79 Saran dari Mantan
80 Kejutan yang Menyebalkan
81 Senam Jantung
82 Mata-Mata Untuk Arska
83 Rasa Cemburu Arska
84 Ketika Kesalahpahaman Kembali Hadir
85 Ikut Camping
86 Berangkat Camping
87 Terlambat
88 Jadi Kakak Pembimbing
89 Cemburu
90 Kamu Injak Kaki Aku!!
91 Saling Cemburu
92 Hukuman yang Manis
93 Nasi Goreng
94 Putus Lebih Baik
95 Malam Api Unggun
96 Kebersamaan
97 Teori Lima Detik
98 Teori Lima Detik 2
99 Teori Lima Detik 3
100 Kesempatan
101 Terjebak Hujan
102 Menginap di Rumah Fella
103 Penganggu
104 Hari Yang di Tunggu
105 Pertukaran Cincin
106 Hari Pertama Ospek
107 Menjadi Incaran Para Senior
108 Perkelahian
109 Hari ke Dua Ospek
110 Gosip atau Fakta
111 Pura-Pura Jadi Pacar
112 Hadirnya Musuh di Keluarga Moregan
113 Identitas Asli Bella
114 Merasa Bersalah
115 Fella Sakit
116 Nasehat Dari Arska
117 Bella Vs Brayu
118 Kekonyolan Fella
119 Terlalu Nyaman
120 Sisi Lain Arska
121 Jiwa Akutansi
122 Kesedihan Brayu
123 Merasa di Rugikan
124 Ajakan untuk Menikah
125 Menghadap Calon Mertua
126 Bahan Candaan
127 Cari Muka
128 Paksaan dari Brayu
129 Cuma Pacar
130 Kesuraman
131 Wanita Gila!!
132 Tentang Perasaan Bella
133 Menyerah
134 Terlihat Imut
135 Calon Pengantin Pria
136 Hari Bahagia Itu Datang
137 Lelah Yang Membahagiakan
138 Pengantin Baru
139 Merebutkan Bella
140 Ciuman tak Langsung
141 Undangan Dari Bella
142 Ulang Tahun Bella
143 Sesakit Ini?
144 Kuatkan Diri
145 Bahan Bullyan!!
146 Kecemburuan Arska
147 Ingin di Nikahkan!
148 Tersulut Emosi
149 Menurunkan Ego!
150 Menyelesaikan Maslah
151 Rencana Gagal
152 Undangan Pernikahan
153 SAH!!
154 Malam Pertama (Perdebatan)
155 Menginginkan Cucu!!
156 Menginginkan Cucu 2
157 Menahan Rasa Malu
158 Jogja!
159 Tragedi di Jogja!
160 Sasange
161 Heha SKY View
162 Menjadi Tersangka
163 Ketakutan!!
164 Ketakutan 2
165 Masa Liburan Telah Berakhir!
166 Terpojok!
167 Rey Kampret !
168 Tiga Syarat!
169 Mengakhiri Drama!
170 Meminta Bantuan Bella
171 Kencan
172 Kencan Yang Gagal.
173 Terjebak Di Perpustakaan
174 Rasa Kesal!
175 Dia Spesial Di Mata Ku!
176 Terlalu PD
177 Romantisme Hilang Sekejab
178 Tak Ada Kabar
179 Meminta Maaf!
180 Kesialan Kevin
181 Elo Lagi!
182 Morning Kiss
183 Fella Ngidam
184 Gara-gara Mie Instan
185 Menjadi Penguntit
186 Terlalu Polos
187 Salah Sasaran
188 Acara Pertunangan
189 Mendapat Restu
190 Balikan!
191 Kelahiran Sang Penerus (END)
Episodes

Updated 191 Episodes

1
Wajah Mendung Fella
2
Peduli
3
Gadis kecil yang mengemaskan
4
Pagi hari yang suram
5
Pertemuan
6
Luluhnya Hati Arska
7
Rasa Suka Arska
8
Harapan untuk Arska
9
Kedekatan Antara Fella dan Arska
10
Rasa Sesak itu Muncul lagi
11
Hari Bahagia
12
Pertikaian di Kantin
13
Perhatian Arska
14
Puisi Cinta Untuk Arska
15
Adu Mulut, Bella Vs Brayu
16
Rahasia Brayu
17
Biyang Gosip di kelas
18
Play Boy Galau
19
Rencana Fella dan Arska
20
Pertemuan Yang di Sengaja
21
Ciuman Pertama Fella dan Arska
22
Menjaga Hati Faya
23
Gagalnya Rencana Mona
24
Spesial Biodata:
25
Ketulusan Hati Seorang Arska
26
Pesan Teror untuk Arska
27
Kebahagian Fella yang Paling Penting
28
Pokoknya Aku yang Antar Jemput Kamu, TITIK !!!
29
Trending Topik di Sekolahan
30
Pusat Perhatian
31
Lagu Indah untuk Arska
32
Penculikan
33
Kepanikan Arska
34
I Hate You Mona
35
Tuduhan Dilan
36
Another Threat !!
37
Between Confused and Love
38
Rasa Curiga Fella
39
Seperti Maling yang Tertangkap Basah
40
Are You Okay, Fella!!
41
Pengakuan Cinta Dilan
42
Pengakuan Cinta Dilan 2
43
Pengakuan Cinta Dilan 3
44
Violla yang Syok
45
Fella Pingsan
46
Mimpi atau Nyata
47
Sorry Fella.... Gue Terpaksa Bohong
48
KeKesalan Fella dan Kemarahan Faya
49
Faya Matre
50
Isi Hati Fella
51
Kecelakaan
52
Bangun Sayang!!!
53
Bella di Tembak, Brayu Cemburu
54
Pura-Pura Amnesia
55
Pura-pura Amnesia 2
56
Mulut Ember Faya
57
Trik yang Membuahkan Hasil
58
Rindu yang Mengebu
59
Liburan
60
Suara Petir yang Marah
61
Sorak Sorai di Pagi Hari
62
Iseng
63
Berdua itu Lebih Romantis
64
Sikap yang Berubah-ubah
65
Demam
66
Hujan Tanpa Petir itu Menyenangkan
67
Balik Jakarta
68
Go to School
69
Terpaksa Pulang Bareng
70
Perang Batin yang Berujung Manis
71
Belajar Bersama
72
Pajak Jadian
73
Seharian Bersama Arska
74
Baku Hantam
75
Tawa Malam di Kediaman Moregan
76
Leon dan Genk Motornya
77
Cibiran di Pagi Hari
78
Mikirin Kamu
79
Saran dari Mantan
80
Kejutan yang Menyebalkan
81
Senam Jantung
82
Mata-Mata Untuk Arska
83
Rasa Cemburu Arska
84
Ketika Kesalahpahaman Kembali Hadir
85
Ikut Camping
86
Berangkat Camping
87
Terlambat
88
Jadi Kakak Pembimbing
89
Cemburu
90
Kamu Injak Kaki Aku!!
91
Saling Cemburu
92
Hukuman yang Manis
93
Nasi Goreng
94
Putus Lebih Baik
95
Malam Api Unggun
96
Kebersamaan
97
Teori Lima Detik
98
Teori Lima Detik 2
99
Teori Lima Detik 3
100
Kesempatan
101
Terjebak Hujan
102
Menginap di Rumah Fella
103
Penganggu
104
Hari Yang di Tunggu
105
Pertukaran Cincin
106
Hari Pertama Ospek
107
Menjadi Incaran Para Senior
108
Perkelahian
109
Hari ke Dua Ospek
110
Gosip atau Fakta
111
Pura-Pura Jadi Pacar
112
Hadirnya Musuh di Keluarga Moregan
113
Identitas Asli Bella
114
Merasa Bersalah
115
Fella Sakit
116
Nasehat Dari Arska
117
Bella Vs Brayu
118
Kekonyolan Fella
119
Terlalu Nyaman
120
Sisi Lain Arska
121
Jiwa Akutansi
122
Kesedihan Brayu
123
Merasa di Rugikan
124
Ajakan untuk Menikah
125
Menghadap Calon Mertua
126
Bahan Candaan
127
Cari Muka
128
Paksaan dari Brayu
129
Cuma Pacar
130
Kesuraman
131
Wanita Gila!!
132
Tentang Perasaan Bella
133
Menyerah
134
Terlihat Imut
135
Calon Pengantin Pria
136
Hari Bahagia Itu Datang
137
Lelah Yang Membahagiakan
138
Pengantin Baru
139
Merebutkan Bella
140
Ciuman tak Langsung
141
Undangan Dari Bella
142
Ulang Tahun Bella
143
Sesakit Ini?
144
Kuatkan Diri
145
Bahan Bullyan!!
146
Kecemburuan Arska
147
Ingin di Nikahkan!
148
Tersulut Emosi
149
Menurunkan Ego!
150
Menyelesaikan Maslah
151
Rencana Gagal
152
Undangan Pernikahan
153
SAH!!
154
Malam Pertama (Perdebatan)
155
Menginginkan Cucu!!
156
Menginginkan Cucu 2
157
Menahan Rasa Malu
158
Jogja!
159
Tragedi di Jogja!
160
Sasange
161
Heha SKY View
162
Menjadi Tersangka
163
Ketakutan!!
164
Ketakutan 2
165
Masa Liburan Telah Berakhir!
166
Terpojok!
167
Rey Kampret !
168
Tiga Syarat!
169
Mengakhiri Drama!
170
Meminta Bantuan Bella
171
Kencan
172
Kencan Yang Gagal.
173
Terjebak Di Perpustakaan
174
Rasa Kesal!
175
Dia Spesial Di Mata Ku!
176
Terlalu PD
177
Romantisme Hilang Sekejab
178
Tak Ada Kabar
179
Meminta Maaf!
180
Kesialan Kevin
181
Elo Lagi!
182
Morning Kiss
183
Fella Ngidam
184
Gara-gara Mie Instan
185
Menjadi Penguntit
186
Terlalu Polos
187
Salah Sasaran
188
Acara Pertunangan
189
Mendapat Restu
190
Balikan!
191
Kelahiran Sang Penerus (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!