Suasana kafe yang tadinya tenang, kini berubah menjadi gaduh, karena kehadiran Arska. Semua mata tertuju kepadanya, tapi lelaki itu tak mempedulikannya, dia terlalu asyik memainkan ponsel dan earphone-nya. Faya yang memang demen melihat cowok ganteng, menjadi heboh sendiri. Bella yang tadinya cuek, juga ikut-ikutan heboh, merasa terpesona dengan ketampanan Arska.
"Ganteng banget sih kayak oppa eun woo," ucap Faya sambil memegang kedua pipinya dengan senyum yang terus mengembang.
"Kalau ini, gue setuju sama ucapan lo Fay," sambung Bella tak kalah melebarkan senyumnya.
Fella tak merespon ucapan dari ke dua sahabatnya itu, Fella berusaha tetap fokus dengan buku-bukunya. Faya dan Bella mendengus kesal karena tak ada respon dari Fella.
"Fel, tengok kebelakang bentar aja napa sih!" pinta Faya, sedikit membentak.
"Iya Fel, kan mubazir kalau diangurin, pemandangan langka tau Fel, liat cowok ganteng," sambung Bella.
Fella melirik kearah kedua sahabatnya itu sambil berdecak. "Hemm.... pengen liat oppa-oppa ganteng, ngapain sih jauh-jauh, ke ragunan aja sana banyak tinggal pilih satu terus bawa pulang." ucap Fella asal.
Mata Faya dan Bella melebar, sesaat mereka saling pandang. "WHAT!!!! Sejak kapan ragunan banyak cowok ganteng? Baru tau gue." ucap mereka hampir bersamaan.
Fella menahan tawanya, 'Astaga, otak mereka benar-benar tumpul kah,' pikir Fella. Gadis itu terkekeh, karena ke dua sahabatnya itu bener-bener mampu untuk bodohi, percaya saja sama ucapannya yang asal itu.
"Iya, kalian tinggal pilih, kalau mau jenguk saudara-saudara gue di sana, bawa pulang juga boleh, tapi izin dulu." celetuk Fella kembali.
"Emang, elo punya saudara di ragunan Fel? Kok gue baru tau?" tanya Faya dengan tampang polos.
Bella langsung menepuk jidatnya, merasa paham, dengan apa yang di ucap Fella. Tapi yang namanya Faya dodol nggak akan pernah paham jika tidak menjelaskannya secara detail. Gadis itu masih saja nanggepin omongan Fella yang nggak berfaedah sama sekali itu.
"Fay, emang lo mau kenalan sama saudaranya Fella?" Bella memandang Faya yang masih kebingungan dengan ucapan Fella.
"Iya lah, kan orang ganteng. Gur pengen kenalan dong," ucap Faya polos.
"Begok! Yang di maksud Fella itu, elo nggak ngerti sama sekali?"
Dengan cepat Faya menggeleng.
"Orang hutan maksudnya, elo beneran mau kenalan sama mereka?" secara spontan, gadis itu langsung melayangkan jarinya telunjuknya ke arah kening Faya, menyentil-nya pelan. "Faya lo-lak! Kesel gue jadinya!" ucap Bella dengan nada hampir meninggi.
"Gue nggak lo-lak, gue cuma baru mikirin." Faya mengigit bibir bawahnya,dengan jari telunjuk mengetuk-ngetuk dagunya.
"Mikirnya kelamaan, keburu lebaran monyet!"
Setelah cukup lama berpikir, gadis itu mulai paham maksud dari ucapan Fella. "Ya kali gue suruh kenalan sama orang hutan! Ogah banget. Apa kata mami sama papi nanti coba!" seru Faya dengan lantang sambil memajukan bibirnya.
Semua penghuni kafe langsung menatap lurus ke arah sumber suara, mereka tertawa geli, mendengar ucapan Faya yang begitu keras itu.
"Udah kenalan sama saya aja mbak, di jamin nggak nyesel." ucap salah seorang pelayan kafe yang baru saja menyodorkan softdrink pesanan Faya.
Faya semakin memajukan bibirnya, gadis itu mengambil softdrink yang ada dihadapannya dan langsung meminumnya tanpa tersisa setetes pun.
Bella langsung menutup mukanya menggunakan kedua tangannya. Semetara Fella cuek, dia tetap fokus dengan buku-bukunya.
"Untung aja, si ganteng nggak ngeliat ke sini, kalau sampai ngeliat ke sini, bisa mampus dah kita." ucap Bella seraya mengintip Arska dari sela-sela jarinya.
Melihat ekspresi wajah Fella yang biasa-biasa saja, Bella semakin jengkel karena gadis itu tak menggubris ucapannya sama sekali. Sesekali Bella berdecak, seraya mendekatkan wajahnya ke arah muka Fella. "Fel, yakin lo nggak mau liat, orangnya super duper ganteng. Gantengnya bener-bener kelewatan. Elo tengok bentar deh, cowok yang ada di belakang lo itu," pinta Bella sambil menunjuk ke arah belakang Fella.
"The Most Wanted! Kalau di sekolah kita, udah jadi pencarian number one. Itu incaran para gadis-gadis, mantan lo aja lewat." sahut Faya, sambil memegangi kedua pipinya, manik matanya tak lepas dari lelaki tersebut, pandangannya lurus sampai tak ada celah.
Fella mengerutkan keningnya, sesekali ia memandang Faya geli karena ucapannya begitu berlebihan. Gadis itu pun juga tak tahu, siapa lelaki yang di maksud, bahkan sampai membuat heboh seisi kafe tersebut termasuk ke dua sahabatnya itu.
Bella yang merasa gemes dengan sikap sok juteknya Fella pun segera menempelkan telapak tangannya ke pipi sahabatnya itu, dan dengan cepat, ia memalingkan wajah Fella agar bisa melihat kebelakang.
"Ganteng banget kan?" celetuk Bella sambil mensejajarkan wajahnya dengan Fella yang ada di sebelahnya itu.
Seketika kedua bola mata Fella membulat. 'Arska' batin Fella sambil mengatur napasnya karena debaran jantungnya mulai tak teratur.
Saat sedang asyik memandang ke arah Arska, lelaki itu tanpa sengaja memandang ke depan dan mata mereka saling bertemu, ya mata hezel milik Arska begitu lekat, saat memandang mata coklat bulat milik Fella yang membulat dengan sempurna di hadapannya. Meskipun jarak mereka tak terlalu dekat, tapi Arska dapat melihat dengan jelas ke keindahan sorot mata coklat milik Fella yang membulat itu.
Arska tersenyum lebar, ia segera meletakan ponselnya, dan langsung melambaikan tangannya ke arah gadis itu. "Fel..." ucapnya penuh harapan.
Bella melongo sesaat, dan langsung mendekatkan bibirnya ke telinga Fella.
"Njirrrrr..... dia manggil lo? Ternyata dia lebih ganteng kalau lagi senyum gitu, gue sampai klepek-klepek kaya gini. Coba dari tadi gue ngasih liat ke elo-nya,Fel. Biar gue bisa liat langsung pemandangan yang menyejukkan mata ini," bisik Bella pelan.
Fella tak merespon lambaian tangan dan panggilan Arska. Sesegera mungkin Fella membalikan tubuhnya. Kedua sahabatnya saling lirik merasa heran dengan tingkah aneh Fella.
"Lo kenal dia, Fel?" tanya Bella memecah keheningan.
Fella menolah ke arah Bella sambil menaikan satu alisnya. " Gue nggak kenal dia!" ucap Fella singkat sambil merapikan buku-bukunya. "Gue pulang duluan ya, ada janji sama Bunda," lanjutnya seraya meraih tas yang ada di samping kursi tempatnya duduk.
Kedua sahabatnya pun mengangguk dengan muka cemberut. Wajah mereka penuh kecurigaan.
"Ati-ati pulangnya, Fel. Nggak usah ngebut-ngebut. Nanti kalau udah ingat namanya, kasih tau kita ya. Syukur-syukur kasih kita nomor ponselnya juga nggak nolak." kata Bella sengaja menyindir.
Sebelum pergi, Fella menatap ke arah Bella sesekali ia mengerutkan keningnya, dan pergi meninggalkan kedua sahabatnya dengan langkah cepat. Gadis itu tak mengucapkan sepatah kata pun.
Arska yang melihat kepergian Fella langsung beranjak dari tempat duduknya.
"Lah... kok ikutan pergi?" ucap Faya menunjuk kearah Arska.
Bella makin curiga saat Arska ikutan hengkang dari tempat duduknya, dan ikutan ngeluyur pergi. 'Tuh, kan ada yang aneh dari mereka berdua, filing gue kayaknya bener deh, mereka saling kenal' gerutu bella dalam hati.
... ~Cinta Untuk Fella~...
Fella duduk dengan punggung bersandar di kepala kursi taman kota yang tak jauh dari kafe tadi. Sesekali Fella menghembuskan napasnya dengan pelan, sambil memejamkan matanya. "Sial banget sih, ketemu sama cowok itu lagi!" gumam Fella pelan, mulutnya komat-kamit tak juga berhenti.
"Sesial itu ya, ketemu sama gue, sampek lo buru-buru cabut dari kafe," ucap Arska yang langsung duduk di samping Fella, lelaki itu meletakan sekantung kresek putih yang berisikan softdrink dan coklat.
Mata Fella langsung terbuka dengan lebar, gadis itu langsung menoleh kesamping.
"Katanya mau nemenin Bundanya, kok malah disini?" tanya Arska.
Fella tetap saja diam, dan tak kunjung membuka suaranya, rasanya bibirnya mulai kelu dan susah untuk menggerakkannya.
"Kok lo diem aja. Ow iya, gue lupa. Lo tadi kan bilang nggak kenal gue, ya. Gimana kalau kita kenalan ulang," kata lelaki itu seraya menyodorkan tangannya.
Fella mendengus kesal dengan ucapan Arska yang begitu menyebalkan. 'Ngimpi apa gue semalem, ketemu orang yang nyebelin-nya luar biasa,' gumam Fella dalam hati.
"Nggak usah ngerutu terus, nggak baik loh. Lagian gue bisa dengerin suara hati lo, yang terus ngatain gue." sindir Arska sambil memandang kearah gadis tersebut dengan penuh penekanan.
Fella menarik napasnya kembali, dan membuangnya dengan kasar. Ia sangat kesal, karena Arska tau apa yang Fella gerutu-kan di dalam hati. "Sok tau banget sih jadi orang!" ketus Fella.
Sudut bibir Arska terangkat sedikit, melukiskan sebuah senyuman tipis di wajah tampannya. Arska mengambil softdrink dan coklat yang ada di sampingnya lalu menyodorkannya ke arah Fella.
"Biar mood lo cepet ilang, katanya makan coklat bisa bikin mood lebih baik," ucap Arska.
"Lo plagiat omongan gue ya?" ucap Fella sambil beranjak dari tempat duduknya.
Lagi-lagi Arska kembali tersenyum. "Sebegitu nyebelin-nya gue, ya? Sampai lo nggak suka ngeliat gue ada di sini?" tanya Arska seraya meraih tangan kiri milik Fella.
Fella yang sudah terduduk kembali di samping Arska, tak langsung berucap, gadis itu memilih membuang mukanya.
"Lo emang tipe cewek yang jutek, sama keadaan sekitar lo ya?" tanya Arska, karena memang dia sangat penasaran.
Fella mengerutkan keningnya "Sindir aja terus. Gue enggak peduli sama ucapan lo!"
Fella melipat kedua tangannya dan menaruhnya di depan dada.
"Gue nggak bermaksud buat nyindir elo. Gue kan cuma nanya dong. Lagian lo itu lucu tau, Fel."
"Sama aja. Lo nyindir gue! Lagian, darimana lucunya gue, emang gue badut!" seru Fella dengan nada ketus.
Lagi dan lagi Arska tersenyum, sebenarnya ia ingin tertawa, tapi ia takut jika Fella tersinggung.
"Kalau lagi ngomong sama orang itu. Liat orangnya. Biar lebih enak ngobrolnya." Arska memegang dagu Fella dan langsung mengarahkan wajahnya agar menghadap kediri-nya. Kini mata hazel Arska dan mata coklat bulat milik Fella saling bertatapan.
Detak jantung Arska semakin tak terkontrol, begitu indah manik mata gadis yang ada di hadapannya itu, membuatnya terbuai hingga ia lupa caranya bernapas.
"Lo suka ngebuntutin orang kaya gini ya?" kata Fella yang langsung memecahkan keheningan, gadis itu dengan segera memalingkan wajahnya. Karena tatapan Arska begitu lekat terhadap dirinya, membuatnya sedikit tidak nyaman.
Arska yang sejak tadi mematung karena mengagumi mata indah milik Fella langsung tersadar. "Gue cuma ngebuntutin cewek yang gue suka doang kok," balasnya secara blak-blakan.
Mata Fella kembali membulat, ketika mendengar ucapan Arska yang terdengar blak-blakan itu. Gadis itu kembali melirik ke arah Arska dengan ekspresi wajah terkejutnya.
"Kenapa? Gue nggak boleh suka sama lo?" tanya Arska memastikan.
"Nggak boleh!" jawab Fella cepat.
"Emang ada yang ngelarang?"
"Ada!"
"Siapa???"
"Gue. Barusan!" jelas Fella singkat, padat dan jelas.
"Gue cuma nurutin, kata hati gue, Fel."
"Kata hati kok di turutin." Fella memasang ekspresi datarnya.
Arska tertawa kecil melihat ekspresi datar yang di tunjukan Fella terhadap dirinya, ingin rasanya ia mencubit pipi Fella karena gemas.
"Lo, kenapa ketawa. Lo sehat nggak, sih?" tanya Fella jutek.
"Senyum kenapa sih, Fel. Lo udah mirip kayak bebek kalau cemberut terus kaya gitu. Lagian, gue Alhamdulilah sehat kok," balasnya sengaja meledek.
"Ngeselin!"
"Siapa? Yang ngeselin?" tanya Arska pura-pura tak tahu.
"Elo, lah. Masa gue. Ya kali, gue ngatain diri gue sendiri ngeselin."
Arska terkekeh mendengar jawaban Fella, lelaki itu tak pernah berdebat dengan cewek mana pun sebelumnya, ini kali pertamanya dia harus belajar bersabar. "Lo paling cantik kalau senyum, Fella."
"BODOK AMAT!!"
"Amat aja yang nggak pernah pinter, bodoh terus," celetuk Arska mengimbangi perkataan Fella, tapi lelaki itu tetap menampakan senyumnya.
Fella menoleh mendengar jawaban yang muncul dari bibir Arska, 'Astaga, dia sangat menyebalkan.' pikirnya.
"Aneh!"
"Siapa??"
"Ya elo lah. Masak gue." Fella menunjuk ke arah Arska.
"Gue tuh nggak aneh. Gue tuh cuma suka sama elo!" jelasnya kembali.
"Gue. Enggak !!!"
"Kenapa? Takut ada yang ngebully ya, kalau fans gue pada tau?"
"Hemmm, kepedean banget sih jadi cowok." senyum sinis terpancar dari bibir Fella.
"Nyatanya temen lo, ngeliatin gue sampek kayak gitu tadi."
"Ya... mereka. Gue kan enggak!" ketus Fella.
"Ya udah nggak pa-pa, kalau lo nggak suka sama gue. Tapi gue tetep akan berjuang." ucap Arska sambil mengusap-usap pucuk rambut kepala Fella dengan lembut.
Fella langsung mengambil soft drink yang ada di dekat Arska, agar ia bisa terbebas dari usapan tangan milik Arska yang ada di pucuk kepalanya itu.
"Lo jangan salahin gue ya, Fel. Kalau suatu saat nanti lo, beneran jatuh cinta sama gue." lelaki itu masih menatap lurus ke arah Fella.
Fella yang sedang asyik menyedot minumannya pun, langsung menyemburkan minumnya. Gadis itu kaget ketika mendengar ucapan Arska barusan. Tangan kirinya sibuk mengelus bagian dadanya.
"Gue keselek, nih. Gara-gara ucapan lo barusan!" serunya, seraya membersihkan mulutnya dari sisa softdrink yang masih menempel di sana.
Arska kembali tersenyum, melihat tingkah Fella yang berubah menjadi salah tingkah itu. Dengan pelan ibu jari Arska membatu mengusap sisa softdrink yang ada di bibir Fella dengan lembut.
Fella pun di buat mematung karena tindakan Arska tersebut.
"Minumnya pelan-pelan, Fel. Ini kemana-mana," ucap Arska sambil memandang Fella. Wajah mereka begitu dekat. Mereka saling memandang hingga Arska berucap "CANTIK".
Mata Fella kembali membulat, dan sesegera mungkin memundurkan tubuhnya agar menjauh dari lelaki tersebut.
"Cari kesempatan banget, sih. DASAR PLAY BOY!"
Arska tersenyum tipis, dan menaikan satu alisnya. "Gue belom pernah pacaran, Fel. Darimana play boy-nya?"
"Nggak N A N Y A K!" ucap Fella ketus. "Gue mau pulang!!"
"Gue anterin ya." tawar Arska.
"Nggak usah. Gue bawa motor sendiri!"
"Emang kuat??"
"Gue naik motor. Bukan gendong motor. Ngeselin banget, sih!"
Arska kembali tertawa, namun kali ini lebih lebar karena gadis yang ada di sampingnya itu ternyata suka ngelawak juga.
"Nggak usah ketawa. Nggak lucu!" seru Fella sambil menaruh tangannya di pinggang.
"Hehehe.... Ya udah ati-ati ya. Cewek jutek." kata Arska seraya mengusap pucuk rambut kepala Fella.
Fella sesegera memalingkan wajahnya. "Seneng banget, sih. Ngusap-usap rambut orang." ketusnya dan sesegera mungkin gadis itu pergi meninggalkan Arska.
Arska hanya melihat punggung Fella yang semakin lama semakin menjauh. Senyum tipis terpancar di wajah tampannya.
"Gue bakal lakuin apa pun, buat bikin lo suka sama gue, Fel." ucapnya dengan percaya diri.
Lelaki itu langsung berjalan ke arah parkiran, memakai helm full face-nya dan langung memacu kuda besinya di atas rata-rata. Rasa bahagianya tak bisa di ucapkan dengan kata-kata, betapa manisnya Fella saat dia terus menggodanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
IchaLove
🤣🤣🤣 kalau kuat nggak pp fel, gendong aja motonya wkwkwk
2022-04-16
0
Ama
semangat kk
2022-01-13
2
nunu
cie...cie... hayo loh.. nanti kesemsem si Fella 😄😄
2022-01-06
1