Bella yang sedang asyik memainkan Game onlinenya, tiba-tiba dikagetkan dengan kemunculan Brayu yang langsung menepuk bahunya.
"Hay.....temen-temen lo pada kemana?" tanyanya seraya duduk di depan gadis tersebut.
Bella hanya meliriknya sekilas, tatapannya begitu tak bersahabat ketika melihat kehadiran Brayu yang sudah berada di depannya itu. Bahkan, gadis itu tak menggubris ucapannya sama sekali, Bella kembali memainkan benda pipih yang ada di tangannya itu.
"Bel. Gue itu nanya ke elo? Kenapa gue jadi di kacangin, sih!" serunya.
"Oh... kirain ada orang lain di sini, makanya gue nggak respon, sama ucapan lo. Gue cuma sendiri, mata lo kan bisa lihat, tanpa perlu gue kasih tau." balasnya dengan ekor mata yang masih terfokus ke layar ponselnya.
Brayu mengerenyitkan keningnya. "Tumben banget, Faya nggak ngikutin elo, biasanya dimana ada elo, pasti ada Faya" ucapnya.
"Kenapa? Lo kangen sama Faya, biar gue telpon, kalau lo kangen." ucap Bella yang masih fokus dengan ponselnya.
Brayu yang ngerasa terabaikan seger merebut ponsel milik gadis tersebut.
"Apaan sih lo! Nggak sopan banget! Main rebut-rebut ponsel orang aja." ucap Bella bernada tinggi.
"Ngobrolnya biar enakan, masak gue suruh ngobrol sama ponsel lo. Ya kali gue kaya orang gila."
Berdecak dan memasang muka masamnya, Bella baru akan memenangkan gamenya tapi tangan semrawut Brayu membuatnya harus menerima kekalahan.
"Mau lo gimana sekarang? Gue udah kalah! Jadi malas main gamenya." katanya diiringi senyum sinis yang terukir di sudut bibir gadis tersebut.
"Ya ngobrol sewajarnya lah Bel, lagian kalau main game kan bisa nanti-nanti." balas Brayu dengan ekor mata yang melirik gadis-gadis yang melintas di depannya.
"Ck! Sialan! Gue cuma di suruh ngeliatin, cowok mata keranjang yang matanya jelalatan ngeliatin cewek-cewek yang lagi lewat gitu!" dengus Bella, gadis itu langsung memalingkan wajahnya.
"Ya..... elah Bel, sensi amat sih lo sama gue."
"Sini balikin ponsel gue, lebih asyik main game daripada ngobrol sama orang sinting kaya lo!" seru Bella sambil meraih ponselnya, tapi tangan Brayu lebih cepat dari tangan gadis itu, Brayu lebih dahulu meraih ponsel milik Bella.
"Balikin!! Ponsel gue Bray, kalau lo nggak mau gue tonjok." ancam Bella yang kini melebarkan matanya.
"Ya elah Bel, galak banget sih lo. Entar muka gue yang ganteng ini bonyok dong, kalau elo tonjok." Lelaki itu memegangi pipinya, membayangkan jika tangan Bella mendarat di salah satu pipinya itu.
"Gue galak gini aja lo nggak takut, apa lagi gue lemah lembut kaya si Faya, yang ada cuma di injek-ijek sama elo." kata Bella yang kini menaikkan nada bicaranya.
"Ya... gimana gue mau takut, kalau cewek galaknya aja, cantik kaya elo." godanya.
"Idih....amit-amit gue di puji sama playboy cap kadal kaya lo, nggak mau gue." kaya Bella mencebirkan bibirnya.
"Hahaha.....iya sorry Bel, rayuan gue emang nggak mungkin mempan kalau sama lo. Ya udah gini, gue mau nanya sesuatu sama lo, kalau lo jawab jujur pasti ponsel lo gue balikin."
"Ya udah, tinggal ngomong aja ribet, tapi habis ini, lo beneran balikin ponsel gue kan."
Brayu hanya mengangguk pelan, "Emang bener ya, kalau Fella sama Arska udah tunangan?" tanyanya tak mau bosa-basi lagi.
"Ya ampun. Gue kira lo mau nanya apa. Nggak taunya cuma nanyain hal itu."
"Gue nanya serius Bel. Nggak becanda."
"Iya !!! Udah!! Mereka emang udah tunangan."
"Arska kok nggak ngasih tau gue ya." Brayu kembali mengernyitkan keningnya.
"Mungkin mulut lo nggak bisa di percaya, makanya Arska nggak ngasih tau lo."
"Lah emang mulut gue kenapa sih Bel?" tanyanya penasaran.
"Biasa, trik cowok Playboy, lain di mulut lain di hati, pagi ngomong apa siang ngomong apa." jelasnya sedikit mengejek.
"Kalau sama sahabat gue, gue nggak kaya gitu Bel, suwer deh."
"Ya mungkin si Arska-nya mikir kalau lo sama aja."
"Kenapa lo mojokin gue muluk sih, Bel." memasang muka memelas
"Ya.... karena lo pantes aja di pojokin. Karena lo ngeselin."
"Gue salah lagi." ucap Brayu yang langsung mengacak rambutnya.
"Ya emang lo, serba salah!!" jelas Bella.
"Kenapa lo, sebenci itu sih Bel sama gue?" tanya Baryu yang kini memasang muka memelas-nya.
"Ya. Karena lo suka PHPin anak orang."
"Gue nggak PHPin Bel." Brayu masih membela dirinya.
"Faya lo PHPin muluk!!"
"Gue PHPin Faya kaya gimana sih Bel?"
"Lo baperin dia terus, pakai mulut manis lo, baperin muluk, di pacarin enggak!" kata Bella yang mulai jengkel.
Menarik sudut bibirnya, "Lo mau coba, mulut manis gue?" tanya Brayu mencoba menggoda Bella.
"Maksud lo!!" gadis itu melongo karena ucapan Brayu yang ngasal itu.
"Ya...kalau lo mau, sini gue cium, biar lo bisa ngerasain mulut manis gue kaya gimana rasa." ucap Brayu tersenyum sambil menaik turunkan alisnya. Gerakan lelaki itu sudah seperti cacing kepanasan.
"Anjay.... maksud lo apa?" tanya Bella yang langsung melempar sendok ke arah Brayu.
"Aw... sakit Bel, galak banget, sih. Lagian gue nggak ada maksud kok, gue cuma nawarin aja. Kalau lo nolaknya halus kan bisa." ucap Brayu seraya memegangi dahinya.
"Suykurin! Siapa suruh lo ngomongnya ngawur, lagian gue nggak butuh tawaran lo juga!!"
"Yah.... Tawaran gue beneran di tolak."
"Rayuan lo itu udah basi, nggak mempan."
Brayu mengamati setiap gerakan bibir yang keluar dari mulut gadis tersebut. "Jangan galak-galak lah Bel, cowok-cowok pada kabur kalau tau sifat lo kaya gini." Brayu mencoba menasehati.
"B O D O A M A T.... gue nggak peduli, gue nggak mikirin cowok buat sekarang, lagian mereka tuh pada ngeselin, salah dikit bisa di tripel." tegas Bella.
"Kenapa nggak peduli Bel, gue aja peduli sama lo!"
"Simpan niat baik lo, karena gue nggak suka sama lo, ngerti !" ketusnya.
"Gimana caranya biar lo suka sama gue Bel?"
"Gue nggak ada niatan buat suka sama lo, jadi nggak usah ngimpi."
"Mimpi itu perlu Bel, karena dengan bermimpi lo bisa aja jadi suka beneran sama gue." play boy itu masih berharap.
Bella memijat pelipis keningnya dengan pelan, sesekali ia menggelengkan kepalanya. Ia bingung harus menghadapi cowok rese yang ada di hadapannya itu, gadis itu sudah pusing meladeni ocehan Brayu yang tak berfaedah. Brayu yang melihat Bella memijat pelipisnya, segera membuka suara karena Bella cukup lama terdiam.
"Perlu bantuan Bel." tawarnya seraya memegangi tangan Bella.
"Perlu banget." ucapnya simpel.
"Bagian mana yang perlu gue pijet?"
Segera Bella menepis tangan Brayu dengan cukup keras.
"Gue cuma pengen lo diem, itu aja udah cukup!!" tegas Bella.
"Ya elah Bel, kasar amat."
"Lo nyebelin plus lebay!"
"Gue nggak nyebelin kok Bel."
"Terserah lo!!"
"Ya udah... kita mau ngobrolin apa lagi?"
Bella mengusap wajahnya dengan kasar. "Ya Allah kenapa makhluk di hadapan hamba mu ini, tak kunjung pergi."
Brayu Tersenyum, ia senang karena berhasil mengerjai Bella dengan tindakan konyolnya itu.
"Iya.. iya Bel. Sorry... gue nggak lagi-lagi deh, ngajakin lo ribut." ucapnya sambil menahan tawa.
Bella menatap Brayu dengan sinis. "Gue heran, kenapa, Faya bisa suka sama cowok modelan-nya kaya lo." ucap Bella sambil menunjuk.
"Ya karena gue ganteng." ucapnya sambil tersenyum.
"Kelebihan lo, cuma itu doang?"
"Gue pinter." ucap Brayu dengan sombong.
"Pinter ngerayu maksud lo?" tebak Bella.
Brayu nyengir kuda, karena tebakan Bella memang benar.
"Nggak usah nyengar-nyengir, nggak lucu!"
"Mau nggak gue ceritain hal lucu, biar lo nggak cemberut lagi?"
"Gue nggak mau dengerin, gue pengan nyerah deh, gue ngaku kalah, gue nggak sanggup adu mulut sama lo." Bella mulai menundukkan wajahnya karena merasa malas.
"Kalau adu cinta dan kasih sayang mau nggak lo?" ledek Brayu.
"STOP!! Eloo ngomong sekali lagi gue timpuk pakai sepatu." ancam Bella.
"Hehehe.... bercanda Bel, jangan langung dimasukin kedalam hati kenapa?"
Ekor mata gadis itu begitu masam saat melihat ke arah Brayu. "Sini... balikin ponsel gue, gue mau pulang." ucap Bella sambil membuka jari-jarinya, berharap ponselnya akan di kembalikan.
"Lah... makanan lo, nggak lo habisin dulu, baru pulang." lelaki itu sengaja ingin menahan Bella agar lebih lama di sana.
"Gue, udah nggak selera makan, semenjak lo dateng tadi !!"
Brayu masih mencoba agar tak tertawa, padahal ia ingin sekali tertawa lepas tapi ia urungkan. Ia benar-benar senang karena berhasil membuat Bella kesal.
"Gue mau balikin ponsel lo, tapi dengan satu syaratnya."
"Kenapa harus pakai syarat, sih. Lo tuh ribet jadi orang." kata Bella.
"Mau gue balikin nggak ponsel lo?" Brayu mulai memainkan benda pipih itu dengan memutar-mutarnya.
"Ya udah... cepetan, sebutin syarat yang lo mau. Buruan!"
"Ya pertama, lo harus kasih tau nomor ponsel lo yang asli. Jagan kaya yang kemaren-maren lo ngasih nomor orang lain. Terus yang ke dua gue mau lo cium gue sekarang."
Bella melebarkan matanya, seraya melirik ke arah Brayu, 'Anjay... nie orang ngeselin banget, banyak permintaannya,' batinnya.
Cukup lama gadis itu berfikir, hingga ia terpaksa mengiyakan persyaratan dari lelaki itu.
"Gimana Bel, tawaran gue, lo terima nggak?" tantang Brayu.
"Ya.. udah, cepetan salin nomor gue. Ponsel gue kan ada di tangan elo."
Brayu mengembangkan senyumnya, segera ia mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya dan langsung menyalin nomor gadis yang ada di hadapannya itu. Sesekali ia melirik ke arah Bella, raut muku gadis itu terlihat sangat kesal.
"Terus, syarat yang kedua gimana Bel?" tanyanya mencoba memastikan.
Bella nampak berfikir cukup lama, hingga suatu ide muncul di dalam otak kecilnya. Ia sesekali membuang napas cukup kasar.
"Gue mau, tapi dengan syarat lo harus tutup mata lo terlebih dahulu."
"Oke... deal." kata Brayu tersenyum, seraya menjulurkan jari kelingkingnya dan berharap Bella melakukan hal yang sama.
"Ya udah lo merem." perintahnya.
Brayu pun memejamkan matanya, senyum sinis terukir di sudut bibirnya. Ia benar-benar berharap jika Bella segera menciumnya. Bella yang sudah tidak tahan dengan perlakuan Brayu, segera melambaikan tangannya ke arah salah satu pelayan. Pelayan yang bernama Putri pun mendekat. Bella segera memberi isyarat agar Putri tak bersuara.
"Lama banget sih bel." keluh Brayu tak sabaran.
"Iya bentar, nggak sabaran banget." ucapnya kesal.
"Mb Putri boleh minta tolong sebentar, nanti saya kasih imbalan." bisik Bella.
Putri pun mengangguk pelan. "Ini uang buat Mbak, tolong cium cowok yang ada di depan saya ini ya Mbak, saya permisi dulu." pinta Bella.
Putri pun melihat ke arah Brayu, ya siapa sih cewek yang nggak minat sama cowok ganteng. Tanpa menunggu lama lagi Putri pun langsung mencium pipi sebelah kiri Brayu. Senyum puas terlihat jelas di sudut bibir lelaki tersebut. Tanpa menunggu lagi, Bella langsung mengambil ponselnya, dengan segera ia berlari keluar restoran.
"Dari tadi kek Bel, gue kan nggak harus tutup mata lama-lama." ucap Brayu membuka matanya secara perlahan.
Brayu mengerenyitkan keningnya, lelaki itu mengamati sekelilingnya. Namun, ia tak menemukan Bella di sana dan hanya ada satu pelayan di yang ada di hadapannya.
"Maaf... Mbak, ngapain ya di sini?" tanya Brayu sambil menunjuk Putri dengan dagunya.
"Maaf Mas, saya cuma di suruh sama Mbaknya yang tadi duduk di depan Mas."
"Disuruh buat apa Mbak?" tanya Brayu penasaran.
"Buat cium Mas, sebagai gantinya, Mbaknya tadi ngasih uang ke saya."
Brayu mengacak rambutnya sambil melihat ke arah parkiran yang letaknya hanya di depan restoran. Yang benar saja, di sana Bella sudah siap mengejeknya.
"Siapa suruh lo ngeselin Bray, ogah banget suruh cium lo, dasar cowok cap kadal!" teriak Bella cukup keras.
Seketika Brayu memalingkan wajah, ia menutipi mukanya dengan kedua telapak tangannya karena malu. 'Awas aja lo Bel, gue bakalan bikin lo tanggung jawab, karena udah bikin gue malu.' batin Brayu.
Bella langsung masuk kedalam mobilnya, gadis itu segera meninggalkan parkiran dengan senyum mengembang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
IchaLove
Awas loh, nanti jatuh hati 😁
2022-04-16
0
IchaLove
Pasangan ter uww 🥰
2022-03-29
0
Yen Lamour
Hai kak, Aku mampir beri dukungan nih. Ceritanya menarik 👍Dicicil dulu ya bacanya😊
Yuk kita saling dukung🙏salam kenal dari silence🤗
2022-03-04
0