Adu Mulut, Bella Vs Brayu

Bella yang sedang asyik memainkan Game onlinenya, tiba-tiba dikagetkan dengan kemunculan Brayu yang langsung menepuk bahunya.

"Hay.....temen-temen lo pada kemana?" tanyanya seraya duduk di depan gadis tersebut.

Bella hanya meliriknya sekilas, tatapannya begitu tak bersahabat ketika melihat kehadiran Brayu yang sudah berada di depannya itu. Bahkan, gadis itu tak menggubris ucapannya sama sekali, Bella kembali memainkan benda pipih yang ada di tangannya itu.

"Bel. Gue itu nanya ke elo? Kenapa gue jadi di kacangin, sih!" serunya.

"Oh... kirain ada orang lain di sini, makanya gue nggak respon, sama ucapan lo. Gue cuma sendiri, mata lo kan bisa lihat, tanpa perlu gue kasih tau." balasnya dengan ekor mata yang masih terfokus ke layar ponselnya.

Brayu mengerenyitkan keningnya. "Tumben banget, Faya nggak ngikutin elo, biasanya dimana ada elo, pasti ada Faya" ucapnya.

"Kenapa? Lo kangen sama Faya, biar gue telpon, kalau lo kangen." ucap Bella yang masih fokus dengan ponselnya.

Brayu yang ngerasa terabaikan seger merebut ponsel milik gadis tersebut.

"Apaan sih lo! Nggak sopan banget! Main rebut-rebut ponsel orang aja." ucap Bella bernada tinggi.

"Ngobrolnya biar enakan, masak gue suruh ngobrol sama ponsel lo. Ya kali gue kaya orang gila."

Berdecak dan memasang muka masamnya, Bella baru akan memenangkan gamenya tapi tangan semrawut Brayu membuatnya harus menerima kekalahan.

"Mau lo gimana sekarang? Gue udah kalah! Jadi malas main gamenya." katanya diiringi senyum sinis yang terukir di sudut bibir gadis tersebut.

"Ya ngobrol sewajarnya lah Bel, lagian kalau main game kan bisa nanti-nanti." balas Brayu dengan ekor mata yang melirik gadis-gadis yang melintas di depannya.

"Ck! Sialan! Gue cuma di suruh ngeliatin, cowok mata keranjang yang matanya jelalatan ngeliatin cewek-cewek yang lagi lewat gitu!" dengus Bella, gadis itu langsung memalingkan wajahnya.

"Ya..... elah Bel, sensi amat sih lo sama gue."

"Sini balikin ponsel gue, lebih asyik main game daripada ngobrol sama orang sinting kaya lo!" seru Bella sambil meraih ponselnya, tapi tangan Brayu lebih cepat dari tangan gadis itu, Brayu lebih dahulu meraih ponsel milik Bella.

"Balikin!! Ponsel gue Bray, kalau lo nggak mau gue tonjok." ancam Bella yang kini melebarkan matanya.

"Ya elah Bel, galak banget sih lo. Entar muka gue yang ganteng ini bonyok dong, kalau elo tonjok." Lelaki itu memegangi pipinya, membayangkan jika tangan Bella mendarat di salah satu pipinya itu.

"Gue galak gini aja lo nggak takut, apa lagi gue lemah lembut kaya si Faya, yang ada cuma di injek-ijek sama elo." kata Bella yang kini menaikkan nada bicaranya.

"Ya... gimana gue mau takut, kalau cewek galaknya aja, cantik kaya elo." godanya.

"Idih....amit-amit gue di puji sama playboy cap kadal kaya lo, nggak mau gue." kaya Bella mencebirkan bibirnya.

"Hahaha.....iya sorry Bel, rayuan gue emang nggak mungkin mempan kalau sama lo. Ya udah gini, gue mau nanya sesuatu sama lo, kalau lo jawab jujur pasti ponsel lo gue balikin."

"Ya udah, tinggal ngomong aja ribet, tapi habis ini, lo beneran balikin ponsel gue kan."

Brayu hanya mengangguk pelan, "Emang bener ya, kalau Fella sama Arska udah tunangan?" tanyanya tak mau bosa-basi lagi.

"Ya ampun. Gue kira lo mau nanya apa. Nggak taunya cuma nanyain hal itu."

"Gue nanya serius Bel. Nggak becanda."

"Iya !!! Udah!! Mereka emang udah tunangan."

"Arska kok nggak ngasih tau gue ya." Brayu kembali mengernyitkan keningnya.

"Mungkin mulut lo nggak bisa di percaya, makanya Arska nggak ngasih tau lo."

"Lah emang mulut gue kenapa sih Bel?" tanyanya penasaran.

"Biasa, trik cowok Playboy, lain di mulut lain di hati, pagi ngomong apa siang ngomong apa." jelasnya sedikit mengejek.

"Kalau sama sahabat gue, gue nggak kaya gitu Bel, suwer deh."

"Ya mungkin si Arska-nya mikir kalau lo sama aja."

"Kenapa lo mojokin gue muluk sih, Bel." memasang muka memelas

"Ya.... karena lo pantes aja di pojokin. Karena lo ngeselin."

"Gue salah lagi." ucap Brayu yang langsung mengacak rambutnya.

"Ya emang lo, serba salah!!" jelas Bella.

"Kenapa lo, sebenci itu sih Bel sama gue?" tanya Baryu yang kini memasang muka memelas-nya.

"Ya. Karena lo suka PHPin anak orang."

"Gue nggak PHPin Bel." Brayu masih membela dirinya.

"Faya lo PHPin muluk!!"

"Gue PHPin Faya kaya gimana sih Bel?"

"Lo baperin dia terus, pakai mulut manis lo, baperin muluk, di pacarin enggak!" kata Bella yang mulai jengkel.

Menarik sudut bibirnya, "Lo mau coba, mulut manis gue?" tanya Brayu mencoba menggoda Bella.

"Maksud lo!!" gadis itu melongo karena ucapan Brayu yang ngasal itu.

"Ya...kalau lo mau, sini gue cium, biar lo bisa ngerasain mulut manis gue kaya gimana rasa." ucap Brayu tersenyum sambil menaik turunkan alisnya. Gerakan lelaki itu sudah seperti cacing kepanasan.

"Anjay.... maksud lo apa?" tanya Bella yang langsung melempar sendok ke arah Brayu.

"Aw... sakit Bel, galak banget, sih. Lagian gue nggak ada maksud kok, gue cuma nawarin aja. Kalau lo nolaknya halus kan bisa." ucap Brayu seraya memegangi dahinya.

"Suykurin! Siapa suruh lo ngomongnya ngawur, lagian gue nggak butuh tawaran lo juga!!"

"Yah.... Tawaran gue beneran di tolak."

"Rayuan lo itu udah basi, nggak mempan."

Brayu mengamati setiap gerakan bibir yang keluar dari mulut gadis tersebut. "Jangan galak-galak lah Bel, cowok-cowok pada kabur kalau tau sifat lo kaya gini." Brayu mencoba menasehati.

"B O D O A M A T.... gue nggak peduli, gue nggak mikirin cowok buat sekarang, lagian mereka tuh pada ngeselin, salah dikit bisa di tripel." tegas Bella.

"Kenapa nggak peduli Bel, gue aja peduli sama lo!"

"Simpan niat baik lo, karena gue nggak suka sama lo, ngerti !" ketusnya.

"Gimana caranya biar lo suka sama gue Bel?"

"Gue nggak ada niatan buat suka sama lo, jadi nggak usah ngimpi."

"Mimpi itu perlu Bel, karena dengan bermimpi lo bisa aja jadi suka beneran sama gue." play boy itu masih berharap.

Bella memijat pelipis keningnya dengan pelan, sesekali ia menggelengkan kepalanya. Ia bingung harus menghadapi cowok rese yang ada di hadapannya itu, gadis itu sudah pusing meladeni ocehan Brayu yang tak berfaedah. Brayu yang melihat Bella memijat pelipisnya, segera membuka suara karena Bella cukup lama terdiam.

"Perlu bantuan Bel." tawarnya seraya memegangi tangan Bella.

"Perlu banget." ucapnya simpel.

"Bagian mana yang perlu gue pijet?"

Segera Bella menepis tangan Brayu dengan cukup keras.

"Gue cuma pengen lo diem, itu aja udah cukup!!" tegas Bella.

"Ya elah Bel, kasar amat."

"Lo nyebelin plus lebay!"

"Gue nggak nyebelin kok Bel."

"Terserah lo!!"

"Ya udah... kita mau ngobrolin apa lagi?"

Bella mengusap wajahnya dengan kasar. "Ya Allah kenapa makhluk di hadapan hamba mu ini, tak kunjung pergi."

Brayu Tersenyum, ia senang karena berhasil mengerjai Bella dengan tindakan konyolnya itu.

"Iya.. iya Bel. Sorry... gue nggak lagi-lagi deh, ngajakin lo ribut." ucapnya sambil menahan tawa.

Bella menatap Brayu dengan sinis. "Gue heran, kenapa, Faya bisa suka sama cowok modelan-nya kaya lo." ucap Bella sambil menunjuk.

"Ya karena gue ganteng." ucapnya sambil tersenyum.

"Kelebihan lo, cuma itu doang?"

"Gue pinter." ucap Brayu dengan sombong.

"Pinter ngerayu maksud lo?" tebak Bella.

Brayu nyengir kuda, karena tebakan Bella memang benar.

"Nggak usah nyengar-nyengir, nggak lucu!"

"Mau nggak gue ceritain hal lucu, biar lo nggak cemberut lagi?"

"Gue nggak mau dengerin, gue pengan nyerah deh, gue ngaku kalah, gue nggak sanggup adu mulut sama lo." Bella mulai menundukkan wajahnya karena merasa malas.

"Kalau adu cinta dan kasih sayang mau nggak lo?" ledek Brayu.

"STOP!! Eloo ngomong sekali lagi gue timpuk pakai sepatu." ancam Bella.

"Hehehe.... bercanda Bel, jangan langung dimasukin kedalam hati kenapa?"

Ekor mata gadis itu begitu masam saat melihat ke arah Brayu. "Sini... balikin ponsel gue, gue mau pulang." ucap Bella sambil membuka jari-jarinya, berharap ponselnya akan di kembalikan.

"Lah... makanan lo, nggak lo habisin dulu, baru pulang." lelaki itu sengaja ingin menahan Bella agar lebih lama di sana.

"Gue, udah nggak selera makan, semenjak lo dateng tadi !!"

Brayu masih mencoba agar tak tertawa, padahal ia ingin sekali tertawa lepas tapi ia urungkan. Ia benar-benar senang karena berhasil membuat Bella kesal.

"Gue mau balikin ponsel lo, tapi dengan satu syaratnya."

"Kenapa harus pakai syarat, sih. Lo tuh ribet jadi orang." kata Bella.

"Mau gue balikin nggak ponsel lo?" Brayu mulai memainkan benda pipih itu dengan memutar-mutarnya.

"Ya udah... cepetan, sebutin syarat yang lo mau. Buruan!"

"Ya pertama, lo harus kasih tau nomor ponsel lo yang asli. Jagan kaya yang kemaren-maren lo ngasih nomor orang lain. Terus yang ke dua gue mau lo cium gue sekarang."

Bella melebarkan matanya, seraya melirik ke arah Brayu, 'Anjay... nie orang ngeselin banget, banyak permintaannya,' batinnya.

Cukup lama gadis itu berfikir, hingga ia terpaksa mengiyakan persyaratan dari lelaki itu.

"Gimana Bel, tawaran gue, lo terima nggak?" tantang Brayu.

"Ya.. udah, cepetan salin nomor gue. Ponsel gue kan ada di tangan elo."

Brayu mengembangkan senyumnya, segera ia mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya dan langsung menyalin nomor gadis yang ada di hadapannya itu. Sesekali ia melirik ke arah Bella, raut muku gadis itu terlihat sangat kesal.

"Terus, syarat yang kedua gimana Bel?" tanyanya mencoba memastikan.

Bella nampak berfikir cukup lama, hingga suatu ide muncul di dalam otak kecilnya. Ia sesekali membuang napas cukup kasar.

"Gue mau, tapi dengan syarat lo harus tutup mata lo terlebih dahulu."

"Oke... deal." kata Brayu tersenyum, seraya menjulurkan jari kelingkingnya dan berharap Bella melakukan hal yang sama.

"Ya udah lo merem." perintahnya.

Brayu pun memejamkan matanya, senyum sinis terukir di sudut bibirnya. Ia benar-benar berharap jika Bella segera menciumnya. Bella yang sudah tidak tahan dengan perlakuan Brayu, segera melambaikan tangannya ke arah salah satu pelayan. Pelayan yang bernama Putri pun mendekat. Bella segera memberi isyarat agar Putri tak bersuara.

"Lama banget sih bel." keluh Brayu tak sabaran.

"Iya bentar, nggak sabaran banget." ucapnya kesal.

"Mb Putri boleh minta tolong sebentar, nanti saya kasih imbalan." bisik Bella.

Putri pun mengangguk pelan. "Ini uang buat Mbak, tolong cium cowok yang ada di depan saya ini ya Mbak, saya permisi dulu." pinta Bella.

Putri pun melihat ke arah Brayu, ya siapa sih cewek yang nggak minat sama cowok ganteng. Tanpa menunggu lama lagi Putri pun langsung mencium pipi sebelah kiri Brayu. Senyum puas terlihat jelas di sudut bibir lelaki tersebut. Tanpa menunggu lagi, Bella langsung mengambil ponselnya, dengan segera ia berlari keluar restoran.

"Dari tadi kek Bel, gue kan nggak harus tutup mata lama-lama." ucap Brayu membuka matanya secara perlahan.

Brayu mengerenyitkan keningnya, lelaki itu mengamati sekelilingnya. Namun, ia tak menemukan Bella di sana dan hanya ada satu pelayan di yang ada di hadapannya.

"Maaf... Mbak, ngapain ya di sini?" tanya Brayu sambil menunjuk Putri dengan dagunya.

"Maaf Mas, saya cuma di suruh sama Mbaknya yang tadi duduk di depan Mas."

"Disuruh buat apa Mbak?" tanya Brayu penasaran.

"Buat cium Mas, sebagai gantinya, Mbaknya tadi ngasih uang ke saya."

Brayu mengacak rambutnya sambil melihat ke arah parkiran yang letaknya hanya di depan restoran. Yang benar saja, di sana Bella sudah siap mengejeknya.

"Siapa suruh lo ngeselin Bray, ogah banget suruh cium lo, dasar cowok cap kadal!" teriak Bella cukup keras.

Seketika Brayu memalingkan wajah, ia menutipi mukanya dengan kedua telapak tangannya karena malu. 'Awas aja lo Bel, gue bakalan bikin lo tanggung jawab, karena udah bikin gue malu.' batin Brayu.

Bella langsung masuk kedalam mobilnya, gadis itu segera meninggalkan parkiran dengan senyum mengembang.

Terpopuler

Comments

IchaLove

IchaLove

Awas loh, nanti jatuh hati 😁

2022-04-16

0

IchaLove

IchaLove

Pasangan ter uww 🥰

2022-03-29

0

Yen Lamour

Yen Lamour

Hai kak, Aku mampir beri dukungan nih. Ceritanya menarik 👍Dicicil dulu ya bacanya😊
Yuk kita saling dukung🙏salam kenal dari silence🤗

2022-03-04

0

lihat semua
Episodes
1 Wajah Mendung Fella
2 Peduli
3 Gadis kecil yang mengemaskan
4 Pagi hari yang suram
5 Pertemuan
6 Luluhnya Hati Arska
7 Rasa Suka Arska
8 Harapan untuk Arska
9 Kedekatan Antara Fella dan Arska
10 Rasa Sesak itu Muncul lagi
11 Hari Bahagia
12 Pertikaian di Kantin
13 Perhatian Arska
14 Puisi Cinta Untuk Arska
15 Adu Mulut, Bella Vs Brayu
16 Rahasia Brayu
17 Biyang Gosip di kelas
18 Play Boy Galau
19 Rencana Fella dan Arska
20 Pertemuan Yang di Sengaja
21 Ciuman Pertama Fella dan Arska
22 Menjaga Hati Faya
23 Gagalnya Rencana Mona
24 Spesial Biodata:
25 Ketulusan Hati Seorang Arska
26 Pesan Teror untuk Arska
27 Kebahagian Fella yang Paling Penting
28 Pokoknya Aku yang Antar Jemput Kamu, TITIK !!!
29 Trending Topik di Sekolahan
30 Pusat Perhatian
31 Lagu Indah untuk Arska
32 Penculikan
33 Kepanikan Arska
34 I Hate You Mona
35 Tuduhan Dilan
36 Another Threat !!
37 Between Confused and Love
38 Rasa Curiga Fella
39 Seperti Maling yang Tertangkap Basah
40 Are You Okay, Fella!!
41 Pengakuan Cinta Dilan
42 Pengakuan Cinta Dilan 2
43 Pengakuan Cinta Dilan 3
44 Violla yang Syok
45 Fella Pingsan
46 Mimpi atau Nyata
47 Sorry Fella.... Gue Terpaksa Bohong
48 KeKesalan Fella dan Kemarahan Faya
49 Faya Matre
50 Isi Hati Fella
51 Kecelakaan
52 Bangun Sayang!!!
53 Bella di Tembak, Brayu Cemburu
54 Pura-Pura Amnesia
55 Pura-pura Amnesia 2
56 Mulut Ember Faya
57 Trik yang Membuahkan Hasil
58 Rindu yang Mengebu
59 Liburan
60 Suara Petir yang Marah
61 Sorak Sorai di Pagi Hari
62 Iseng
63 Berdua itu Lebih Romantis
64 Sikap yang Berubah-ubah
65 Demam
66 Hujan Tanpa Petir itu Menyenangkan
67 Balik Jakarta
68 Go to School
69 Terpaksa Pulang Bareng
70 Perang Batin yang Berujung Manis
71 Belajar Bersama
72 Pajak Jadian
73 Seharian Bersama Arska
74 Baku Hantam
75 Tawa Malam di Kediaman Moregan
76 Leon dan Genk Motornya
77 Cibiran di Pagi Hari
78 Mikirin Kamu
79 Saran dari Mantan
80 Kejutan yang Menyebalkan
81 Senam Jantung
82 Mata-Mata Untuk Arska
83 Rasa Cemburu Arska
84 Ketika Kesalahpahaman Kembali Hadir
85 Ikut Camping
86 Berangkat Camping
87 Terlambat
88 Jadi Kakak Pembimbing
89 Cemburu
90 Kamu Injak Kaki Aku!!
91 Saling Cemburu
92 Hukuman yang Manis
93 Nasi Goreng
94 Putus Lebih Baik
95 Malam Api Unggun
96 Kebersamaan
97 Teori Lima Detik
98 Teori Lima Detik 2
99 Teori Lima Detik 3
100 Kesempatan
101 Terjebak Hujan
102 Menginap di Rumah Fella
103 Penganggu
104 Hari Yang di Tunggu
105 Pertukaran Cincin
106 Hari Pertama Ospek
107 Menjadi Incaran Para Senior
108 Perkelahian
109 Hari ke Dua Ospek
110 Gosip atau Fakta
111 Pura-Pura Jadi Pacar
112 Hadirnya Musuh di Keluarga Moregan
113 Identitas Asli Bella
114 Merasa Bersalah
115 Fella Sakit
116 Nasehat Dari Arska
117 Bella Vs Brayu
118 Kekonyolan Fella
119 Terlalu Nyaman
120 Sisi Lain Arska
121 Jiwa Akutansi
122 Kesedihan Brayu
123 Merasa di Rugikan
124 Ajakan untuk Menikah
125 Menghadap Calon Mertua
126 Bahan Candaan
127 Cari Muka
128 Paksaan dari Brayu
129 Cuma Pacar
130 Kesuraman
131 Wanita Gila!!
132 Tentang Perasaan Bella
133 Menyerah
134 Terlihat Imut
135 Calon Pengantin Pria
136 Hari Bahagia Itu Datang
137 Lelah Yang Membahagiakan
138 Pengantin Baru
139 Merebutkan Bella
140 Ciuman tak Langsung
141 Undangan Dari Bella
142 Ulang Tahun Bella
143 Sesakit Ini?
144 Kuatkan Diri
145 Bahan Bullyan!!
146 Kecemburuan Arska
147 Ingin di Nikahkan!
148 Tersulut Emosi
149 Menurunkan Ego!
150 Menyelesaikan Maslah
151 Rencana Gagal
152 Undangan Pernikahan
153 SAH!!
154 Malam Pertama (Perdebatan)
155 Menginginkan Cucu!!
156 Menginginkan Cucu 2
157 Menahan Rasa Malu
158 Jogja!
159 Tragedi di Jogja!
160 Sasange
161 Heha SKY View
162 Menjadi Tersangka
163 Ketakutan!!
164 Ketakutan 2
165 Masa Liburan Telah Berakhir!
166 Terpojok!
167 Rey Kampret !
168 Tiga Syarat!
169 Mengakhiri Drama!
170 Meminta Bantuan Bella
171 Kencan
172 Kencan Yang Gagal.
173 Terjebak Di Perpustakaan
174 Rasa Kesal!
175 Dia Spesial Di Mata Ku!
176 Terlalu PD
177 Romantisme Hilang Sekejab
178 Tak Ada Kabar
179 Meminta Maaf!
180 Kesialan Kevin
181 Elo Lagi!
182 Morning Kiss
183 Fella Ngidam
184 Gara-gara Mie Instan
185 Menjadi Penguntit
186 Terlalu Polos
187 Salah Sasaran
188 Acara Pertunangan
189 Mendapat Restu
190 Balikan!
191 Kelahiran Sang Penerus (END)
Episodes

Updated 191 Episodes

1
Wajah Mendung Fella
2
Peduli
3
Gadis kecil yang mengemaskan
4
Pagi hari yang suram
5
Pertemuan
6
Luluhnya Hati Arska
7
Rasa Suka Arska
8
Harapan untuk Arska
9
Kedekatan Antara Fella dan Arska
10
Rasa Sesak itu Muncul lagi
11
Hari Bahagia
12
Pertikaian di Kantin
13
Perhatian Arska
14
Puisi Cinta Untuk Arska
15
Adu Mulut, Bella Vs Brayu
16
Rahasia Brayu
17
Biyang Gosip di kelas
18
Play Boy Galau
19
Rencana Fella dan Arska
20
Pertemuan Yang di Sengaja
21
Ciuman Pertama Fella dan Arska
22
Menjaga Hati Faya
23
Gagalnya Rencana Mona
24
Spesial Biodata:
25
Ketulusan Hati Seorang Arska
26
Pesan Teror untuk Arska
27
Kebahagian Fella yang Paling Penting
28
Pokoknya Aku yang Antar Jemput Kamu, TITIK !!!
29
Trending Topik di Sekolahan
30
Pusat Perhatian
31
Lagu Indah untuk Arska
32
Penculikan
33
Kepanikan Arska
34
I Hate You Mona
35
Tuduhan Dilan
36
Another Threat !!
37
Between Confused and Love
38
Rasa Curiga Fella
39
Seperti Maling yang Tertangkap Basah
40
Are You Okay, Fella!!
41
Pengakuan Cinta Dilan
42
Pengakuan Cinta Dilan 2
43
Pengakuan Cinta Dilan 3
44
Violla yang Syok
45
Fella Pingsan
46
Mimpi atau Nyata
47
Sorry Fella.... Gue Terpaksa Bohong
48
KeKesalan Fella dan Kemarahan Faya
49
Faya Matre
50
Isi Hati Fella
51
Kecelakaan
52
Bangun Sayang!!!
53
Bella di Tembak, Brayu Cemburu
54
Pura-Pura Amnesia
55
Pura-pura Amnesia 2
56
Mulut Ember Faya
57
Trik yang Membuahkan Hasil
58
Rindu yang Mengebu
59
Liburan
60
Suara Petir yang Marah
61
Sorak Sorai di Pagi Hari
62
Iseng
63
Berdua itu Lebih Romantis
64
Sikap yang Berubah-ubah
65
Demam
66
Hujan Tanpa Petir itu Menyenangkan
67
Balik Jakarta
68
Go to School
69
Terpaksa Pulang Bareng
70
Perang Batin yang Berujung Manis
71
Belajar Bersama
72
Pajak Jadian
73
Seharian Bersama Arska
74
Baku Hantam
75
Tawa Malam di Kediaman Moregan
76
Leon dan Genk Motornya
77
Cibiran di Pagi Hari
78
Mikirin Kamu
79
Saran dari Mantan
80
Kejutan yang Menyebalkan
81
Senam Jantung
82
Mata-Mata Untuk Arska
83
Rasa Cemburu Arska
84
Ketika Kesalahpahaman Kembali Hadir
85
Ikut Camping
86
Berangkat Camping
87
Terlambat
88
Jadi Kakak Pembimbing
89
Cemburu
90
Kamu Injak Kaki Aku!!
91
Saling Cemburu
92
Hukuman yang Manis
93
Nasi Goreng
94
Putus Lebih Baik
95
Malam Api Unggun
96
Kebersamaan
97
Teori Lima Detik
98
Teori Lima Detik 2
99
Teori Lima Detik 3
100
Kesempatan
101
Terjebak Hujan
102
Menginap di Rumah Fella
103
Penganggu
104
Hari Yang di Tunggu
105
Pertukaran Cincin
106
Hari Pertama Ospek
107
Menjadi Incaran Para Senior
108
Perkelahian
109
Hari ke Dua Ospek
110
Gosip atau Fakta
111
Pura-Pura Jadi Pacar
112
Hadirnya Musuh di Keluarga Moregan
113
Identitas Asli Bella
114
Merasa Bersalah
115
Fella Sakit
116
Nasehat Dari Arska
117
Bella Vs Brayu
118
Kekonyolan Fella
119
Terlalu Nyaman
120
Sisi Lain Arska
121
Jiwa Akutansi
122
Kesedihan Brayu
123
Merasa di Rugikan
124
Ajakan untuk Menikah
125
Menghadap Calon Mertua
126
Bahan Candaan
127
Cari Muka
128
Paksaan dari Brayu
129
Cuma Pacar
130
Kesuraman
131
Wanita Gila!!
132
Tentang Perasaan Bella
133
Menyerah
134
Terlihat Imut
135
Calon Pengantin Pria
136
Hari Bahagia Itu Datang
137
Lelah Yang Membahagiakan
138
Pengantin Baru
139
Merebutkan Bella
140
Ciuman tak Langsung
141
Undangan Dari Bella
142
Ulang Tahun Bella
143
Sesakit Ini?
144
Kuatkan Diri
145
Bahan Bullyan!!
146
Kecemburuan Arska
147
Ingin di Nikahkan!
148
Tersulut Emosi
149
Menurunkan Ego!
150
Menyelesaikan Maslah
151
Rencana Gagal
152
Undangan Pernikahan
153
SAH!!
154
Malam Pertama (Perdebatan)
155
Menginginkan Cucu!!
156
Menginginkan Cucu 2
157
Menahan Rasa Malu
158
Jogja!
159
Tragedi di Jogja!
160
Sasange
161
Heha SKY View
162
Menjadi Tersangka
163
Ketakutan!!
164
Ketakutan 2
165
Masa Liburan Telah Berakhir!
166
Terpojok!
167
Rey Kampret !
168
Tiga Syarat!
169
Mengakhiri Drama!
170
Meminta Bantuan Bella
171
Kencan
172
Kencan Yang Gagal.
173
Terjebak Di Perpustakaan
174
Rasa Kesal!
175
Dia Spesial Di Mata Ku!
176
Terlalu PD
177
Romantisme Hilang Sekejab
178
Tak Ada Kabar
179
Meminta Maaf!
180
Kesialan Kevin
181
Elo Lagi!
182
Morning Kiss
183
Fella Ngidam
184
Gara-gara Mie Instan
185
Menjadi Penguntit
186
Terlalu Polos
187
Salah Sasaran
188
Acara Pertunangan
189
Mendapat Restu
190
Balikan!
191
Kelahiran Sang Penerus (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!