Hampir setiap hari Arska berkunjung ke rumah Fella, sikap Fella yang dingin tak membuat Arska menyerah begitu saja. Justru itu membuatnya semakin bersemangat untuk meluluhkan hati si cewek jutek itu, sekeras-kerasnya batu kalau terkena air lama-kalamaan akan melunak juga, pendirian itu di terapkan ke pada Fella. Yah, seberapa keras Fella menolaknya suatu saat dia juga akan menerima kehadiran Arska.
"Ay, sampai kapan sih, kamu mau cuekin Arska terus. Kasihan dia, kan? Dia anaknya baik ,sopan lagi. Sayang kan kalau di sia-siain." Merry mencoba memberi nasehat kepada anaknya itu.
Fella mengalihkan pandangannya ke arah Merry, dengan wajah yang sedikit murung. Fella hanya menggeleng kan kepalanya pelan, ia masih belum yakin akan perasaannya saat ini.
"Nggak tau Bun. Aya, masih bingung sama perasaan Aya sekarang ini." ucap Fella memelas.
"Bunda mau tanya sekali lagi, sebenernya kamu suka nggak sih, sama Arska. Menuru kamu, Arska itu tipe cowok yang gimana, sih?" pancing Merry, agar anaknya itu mau berbicara sejujurnya.
"Arska itu baik, sopan, ganteng pula, selain itu Arska tuh tipe cowok yang suka ceplas-ceplos, suka ngomong ngelantur, tapi dari hal ngelanturnya itu yang ngebuat Aya yakin, kalau itu ungkapan dari isi hati dia yang sebenernya Bun." Jelas Fella.
Senyum menguar terpancar dari sudut bibir Merry, jawaban yang sangat memuaskan telah ia dapatkan, sedangkan Arska sangat bahagia setelah mendengar kejujuran dari gadis yang selama ini ia sukai, ingin rasanya ia menghampiri Fella. Tapi, Merry melarangnya dengan tangan yang mengisyaratkan agar Arska tetap berada di tempatnya.
"Ay, Bunda mau nanya lagi ni, sebenernya kamu itu suka nggak si sama Arska, jawab jujur ya, Ay. Bunda nggak cerita- cerita kok sama Arska atau pun yang lain. Bunda cuma mau mastiin aja. Soalnya, kasihan juga sama Arska, tiap hari main kesini kamu selalu aja cuekin dia, nggak ada sikap manis-manisnya kalau ngeliat Arska." tutur Merry sedikit menasehati. Wanita setengah baya itu, mengelus-elus pucuk rambut Fella dengan lembut, dan sesekali ia melirik ke belakang, ia ingin memastikan jika Arska masih berada ditempatnya berdiri.
Fella mengerutkan keningnya, ia mencoba berfikir sejenak akan hatinya yang sedang gundah gulana itu, sesegera ia duduk dari baringnya. Gadis itu menghadap kearah Merry dengan mata menyipit.
"Bunda suka ngerasa kasihan, ya? Sama sikap Aya yang keterlaluan ke Arska?" tanya Fella yang langsung membuang nafasnya dengan kasar.
Merry hanya menganggukkan kepalanya pelan. Menyetujui perkataan putrinya itu.
"Sebenernya Aya juga sering ngerasa gitu, sikap Aya keterlaluan, tapi Aya ngelakuin itu juga buat ke baikan Arska."
Merry mengerutkan keningnya, wanita itu belum puas dengan jawaban Fella yang masih menggantung.
"Buat kebaikan Arska? Kebaikan gimana maksudnya, Ay? Bunda makin nggak ngerti!"
"Sebenernya Aya udah mulai suka sama Arska, Bun. Aya cuekin Arska, biar Arska nggak kaget waktu tau sikap Aya yang kaya gini. Aya nggak mau lagi-lagi di kecewa-in sama cowok Bun, Aya masih takut Bun." intonasi bicara Fella tiba-tiba merendah, ia menggigit bibir bawahnya sambil menundukkan wajahnya. Dengan nafas panjang Fella membuangnya kemudian ia berdiri dan berpamitan kepada Merry.
"Aya ke kamar duluan ya, Bun, otak Aya mulai capek buat mikir. Nanti, kalau Arska main kesini, Bunda aja yang nemenin, terus Bunda nggak usah ngasih tau ke Arska tentang perasaan Aya yang sebenernya. Takutnya nanti Arska makin gede kepala." ucap Fella lesu tanpa ada cahaya yang menyinari wajahnya. Langkah pelan ia pergi meninggalkan Merry sendirian di ruang keluarga.
Merry menoleh ke belakang dan segera menyuruh Arska agar menghampirinya, wanita itu memandang Arska sambil mengerutkan keningnya. "Kamu tadi denger sendiri kan, Ka. Jangan buat anak tante kecewa ya, dia nggak mau kecewa buat kesekian kalinya." ujar Merry.
Arska hanya mengangguk, sambil tersenyum. Dia bahagia karena usahanya tak lagi sia-sia. "Arska bakalan setia sama Aya, Tan. Arska nggak mungkin nyakitin hati Aya." ucap Arska tulus, diiringi dengan seulas senyuman.
Merry tersenyum, sesekali ia menepuk-nepuk bahu Arska. "Tante percaya sama kamu, Ka."
...~Cinta Untuk Fella~...
Di kamar, Fella di sibukkan dengan ponselnya yang sejak tadi berdering tapi Fella tak kunjung mengangkatnya, Fella melemparkan ponselnya ke kasur samping kanan tempat ia berbaring. Sekali lagi Fella memandang kearah ponselnya, ia masih penasaran dengan nomor yang tak ia kenal terus-terusan menggangunya.
Fella membuang kasar napasnya, ia mengontrol agar tak terpancing oleh emosi, segera ia mengambil ponsel dan mengangkatnya.
"Halo.... maaf ini siapa, ya?" Fella memelankan suaranya.
"Hallo, ini Fella, ya. Lama ya nggak denger suara elo, gue kangen." ucap seorang lelaki yang tak asing dari seberang telpon sana.
Fella yang tak asing mendengar suara lelaki tersebut mengerutkan keningnya. Gadis itu nampak berpikir sejenak, tapi ia masih belum yakin akan pikirannya saat ini, dengan sedikit kesal Fella berucap. "Udah nggak usah basa-basi, keburu kadaluarsa, lo sebenernya siapa sih? Kenapa sok akrab banget sama gue!" ketus Fella.
Di seberang telpon sana. Lelaki itu menguar senyumnya, ketika mendengar suara Fella yang merespon ucapannya. Buru-buru ia membuka suaranya kembali, sebelum Fella mematikan sambungan telpon darinya.
"Gue Andy, Fel. Mantan elo. Gue mau minta maaf, atas semua perlakuan gue ke lo, gue bener-bener nyesel udah mutusin elo, gue mau kita balikan lagi kaya dulu, Fel. Gue nggak bakalan nyakitin hati lo lagi, gue janji, gue sayang sama elo. Gue khilaf waktu itu." suara memohon Andy membuat Fella semakin geram, tanpa banyak bicara Fella langsung mematikan sambungan telponnya.
Mata Fella tiba-tiba saja memanas. Bagaimana mungkin hanya dengan mendengar perkataan Andy barusan, Fella merasa sesak di dadanya yang dulu hilang sekarang muncul kembali. Andy benar-benar keterlaluan, kenapa ia mengungkit masa lalu yang sudah lama ia kubur. Fella menahan agar tak menangis, tapi rasa sesak di dadanya semakin kuat hingga membuatnya susah bernapas.
Beberapa menit kemudian, ponsel Fella kembali bergetar.
Drettt.
Drettt..
Tanda notifikasi pesan wechat masuk. Fella membuka pesan tersebut, untung saja bukan dari Andy si cowok sialan itu. Fella membuka pesan tersebut sebelum membalasnya.
Arska Aregan
"Belum tidur, Ay?"
^^^Fella Anastasia Cantika^^^
^^^"Bisa kasih gue satu lelucon sebelum tidur?"^^^
Arska Aregan
"Kenapa, Ay?"
^^^Fella Anastasia Cantika^^^
^^^"Gue mau ketawa aja sebelum tidur"^^^
Arska Aregan
"Elo baik-baik aja kan, Ay?"
Mata Fella lagi-lagi memanas, ingin rasanya ia menangis tapi ia tetap menahannya. Fella meletakan ponselnya yang masih menampilkan percakapan dengan Arska di atas meja. Rasa sesak di dadanya semakin menumpuk, Fella tak lagi bisa menahannya, rasa sakit hati itu kenapa muncul. Tangannya kini sibuk membekap mulutnya sendiri agar suara isak tangisnya tidak sampai terdengar oleh Merry.
Sekian lama Fella tidak membalas, pesan baru kembali masuk.
Arska Aregan
"Elo nggak lagi nangis kan, Ay?"
Arska Aregan
"Kalau jadi cewek jangan cengeng! Kalau punya masalah cerita ke gue, dong!"
Arska Aregan
"Tadi gue main ke rumah lo, kata tante lo lagi nggak mau di ganggu."
Fella mengusap air mata yang membasahi pipi, lalu meraih kembali ponselnya.
^^^Fella Anastasia Cantika^^^
^^^"Siapa juga yang nangis? Sok tau, lo!"^^^
^^^Fella Anastasia Cantika^^^
^^^"Iya, gue males ngeladenin elo, makanya gue langsung ke kamar!"^^^
Arska Aregan
"Jangan gitu lah Ay, sama calon pacar."
^^^Fella Anastasia Cantika^^^
^^^"Hemmm...ngarep banget sih jadi cowok gue. Ow iya ka, gue mau curhat ni, tapi lo jangan ketawa ya."^^^
Arska Aregan
"Ngarep nggak papa, siapa tau jadi kenyataan. Ow ya, lo mau cerita apa? Cerita aja, gue dengerin kok."
^^^Fella Anastasia Cantika^^^
^^^"Gimana perasaan lo, kalau lo udah bener-bener cinta dan sayang sama orang, tapi tiba-tiba dia mutusin lo secara sepihak, dan sekarang orang itu ngajakin lo balikan."^^^
Arska Aregan
"Yang pastinya sakit, nyesek udah pasti."
Arska Aregan
"Lo nggak mungkin terima dia lagi kan, Ay? Nasib gue gimana? Kalau lo balikan lagi sama mantan lo yang brengsek itu?"
Fella tersenyum penuh arti, tak percaya dengan apa yang iya baca, Arska benar-benar menjadi obat yang mujarab baginya hatinya, tidak ada kata yang tidak membuatnya tertawa.
^^^Fella Anstasia Cantika^^^
^^^"Tergantung."^^^
Arska Aregan
"Kok tergantung sih, Ay? Gue maunya gandengan, nggak mau di gantung!"
^^^Fella Anastasia Cantika^^^
^^^"Ya tergantung, lo tulus suka sama gue, apa enggak!!"^^^
^^^FellaAnastasiaCantika^^^
^^^"Gue mau tidur dulu Ka, udah ngantuk, ni."^^^
Arska tersenyum sinis, saat membaca pesan terakhir dari Fella. Dia lagi-lagi menghempas napas secara perlahan. Sepertinya akan ada lampu hijau yang menyambutnya.
...~Cinta Untuk Fella~...
Di koridor kelas IPA XI 3, Fella tanpa sengaja berpapasan dengan Andy. Gadis itu tak menunjukan respon apa pun. Hingga lelaki itu mulai melirik ke arah Fella. Tangan kanannya mencoba menahan tangan kiri Fella agar tak meninggalkannya begitu saja.
"Fel, yang semalam itu g-gue..."
Belom sempat melanjutkan ucapannya, Bella memotongnya, gadis itu sudah sangat kesal melihat sikap. "Ihhhhh... jangan pegang-pegang tau, nanti suka lagi, kan bahaya!" sindir Bella sambil mencoba melepaskan tangan Andy dari pergelangan tangan sahabatnya itu.
Andy pun tak merespon perkataan Bella, meskipun ia ingin sekali marah. "Fel, g-gue pengen ngomong serius sama lo! Tapi jangan di sini, gue mau ngomong empat mata sama lo! Di sini banyak pengganggu!" bujuk Andy yang langsung melirik ke arah Bella dan Faya secara bergantian.
"Hah, pengganggu! Kita bukan pengganggu kok, kita cuma pengen ngerecokin, aja! Kalau mau ngomong, gue saranin di sini aja. Ngapain harus ngomong empat mata sama Fella, gue takut lo ngapa-ngapain sahabat gue!" ketus Bella.
"Gue nggak ngomong sama lo, ngerti !!" seru Andy sambil menunjuk ke arah Bella menggunakan dagunya, lelaki itu mulai emosi, saat melihat sikap Bella yang begitu ingin ikut campur di dalam urusannya.
"Iya.... gue tau, lo nggak ngomong sama gue. Tapi gue sebagai sahabatnya, gue mewakili Fella ngomong sama orang kaya lo!" Bella mulai meninggikan nada bicaranya.
"Gue nggak perlu ceramah lo!" nada bicara Andy tak kalah meninggi.
"Ehh, Andy yang ganteng, tapi nggak lebih ganteng daripada Arska, Fella tuh udah muak sama elo, ya. Mungkin liat muka lo aja juga dia udah ogah!" Bella kembali meninggikan nada bicaranya.
Fella yang mendengar nama Arska di sebut, sontak melirik ke arah Bella. 'Ya ampun, ni anak kenapa bawa-bawa Arska, sih.' batin Fella.
Andy yang mulai jengah dengan sikap menyebalkan Bella melengos sambil mengatur napasnya agar tidak semakin tersulut emosi.
"Sorry, Ndy. Buat kata-kata lo yang semalem, gue jawab enggak!" Fella mulai membuka suara agar suasana tak semakin panas.
"Beri gue satu alasan, kenapa lo nggak bisa nerima gue lagi. Gue yakin kalau lo masih sayang sama gue. Begitu juga gue yang masih sayang sama lo!" jelas Andy seraya meraih kedua tangan Fella, tapi buru-buru di tepis oleh Bella.
"PD banget bilang sayang, tapi ninggalin gitu aja demi cewek lain!" ketus Bella.
"Ngajakin balikan lagi, nggak punya malu banget sih jadi cowok! Dasar muka tembok!" sahut Faya.
Andy menundukkan kepalanya sejenak, yang di bilang Bella dan Faya barusan memang benar, lelaki itu mengakui kesalahannya. Dia mulai mengatur napasnya agar ia bisa mengontrol hatinya yang mulai panas.
Fella nampak berpikir, bagaimana caranya agar Andy tak terus mengganggunya lagi. Persetan dengan cibiran apa yang nanti akan dia terima dari mulut mercon ke dua sahabatnya itu.
"Gue udah punya tunangan, Ndy. Makanya gue nggak bisa nerima lo lagi. Gue nggak mungkin nyakitin perasaan tunangan gue, demi balikan lagi sama lo, gue nggak mau di pandang sebagai cewek serakah apa lagi egois." jelas Fella dengan melipat kedua tangannya dan menaruhnya di depan dada.
Bella dan Faya saling bertukar pandang, mereka mengerutkan keningnya secara bersamaan, sambil mengangkat ke dua bahu mereka. Mereka masih bingung dengan perkataan Fella barusan. Sementara Andy syok mendengar perkataan Fella yang menurutnya mustahil, hatinya terasa tersayat, pupus sudah harapannya untuk mendapatkan hati Fella kembali.
"Lo, pasti bohong kan, Fel. Lo lagi bercanda kan? Lo pengen gue nyerah dan nggak ngejar elo lagi, kan?"
Fella menggelengkan kepalanya. Wajahnya terlihat serius agar tak ada yang curiga kalau dirinya memang berbohong. Andy tersenyum sinis, dia yakin bahwa Fella telah membohonginya. "Gue yakin, Fel Lo pasti bohong, karena lo nggak mau ke ganggu lagi sama kehadiran gue, kan? Jujur aja, Fel. Hati gue sakit!" seru Andy sambil memegangi dadanya yang bidang. Lelaki itu memukul-mukul dadanya beberapa kali.
"Gue nggak bohong, gue bener-bener udah tunangan, Bella sama Faya aja udah kenal kok sama tunangan gue, namanya Arska, dia nggak sekolah di sini. Makanya gue nggak bisa kenalin ke elo, jadi jangan coba-coba lo nyari tahu soal dia, gue paling nggak suka! Kalau kehidupan gue terusik untuk kedua kalinya!" tegas Fella.
Bella dan Faya melongo, mereka mengedip-gedipkan matanya beberapa kali. Mulut mereka seakan terkunci dan tak bisa bersuara lagi. Agar lebih meyakinkan Andy, Fella pun mengangkat jarinya, di sana sudah terpasang sebuah cincin yang indah, padahal dua minggu yang lalu Merry yang membelikannya, karena nilai ulangan matematika Fella sangat sempurna dan memuaskan.
"Dua minggu yang lalu gue udah tunangan, sorry kalau bikin lo kecewa. Tapi, gue nggak bakalan ngecewain orang yang bener-bener sayang sama gue, cuma demi balikan sama MANTAN!" jelas Fella sambil pergi meninggalkan Andy.
Andy masih memandangi punggung Fella yang semakin menjauh darinya. Pandangan lelaki itu tak lepas dari ketiga gadis yang telah meninggalkannya sendirian itu. Matanya mulai memanas, ingin rasanya ia berteriak tapi ia urungkan. Andy yakin suatu saat dia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan, ia tak mau menyerah begitu saja.
"Gue bakalan rebut lo dari tunangan brengsek lo, Fel. Liat aja, meskipun kedengarannya gue agak serakah, tapi gue nggak mau tinggal diem gitu aja! Gue belum kalah." kata Andy pada dirinya sendiri. lelaki itu mulai mengepalkan kedua tangannya.
...~Cinta Untuk Fella~...
Suasana kantin yang ramai karena semua murid sudah lapar membuat bising seisi kantin. Bella dan Faya yang masih penasaran langsung bertanya.
"Beneran lo udah tunangan, Fel? Kok lo nggak ngasih tau kita, sih. Jahat banget!" ucap Bella sambil mengaduk-aduk mangkok bakso yang ada di depannya dengan raut wajah masamnya.
"Iya ni, ngakunya sahabat. Tapi nggak mau ngasih tau!" tambah Faya dengan wajah masamnya juga.
Kedua gadis itu sama-sama memasang wajah kesal mereka. Fella yang melihat ekspresi wajah serius dari kedua sahabatnya itu, langsung tertawa tanpa dosa. Bella dan Faya saling lirik mereka merasa jengkel dengan sikap kekanakan dari sahabatnya itu, bukan jawaban yang mereka terima, Fella justru tertawa seenak jidatnya sendiri.
"Nanya serius, ni. Kita tuh lagi nggak ngelawak, malah lo ketawa seenak jidat lo sendiri!" ketus Bella.
Fella semakin menguar tawanya. "Gini ya, gue tuh cuma bohong sama Andy, biar dia nggak deketin gue lagi, ya kali gue mau balikan sama dia, ogah banget, kan!" jawab Fella diiringi sisi tawa.
Tak merasa puas dengan jawaban Fella, Bella pun pengangkat satu alis, matanya melihat ke arah jari manis milik Fella dagunya terangkat sedikit. "Itu di jari manis lo. ada cincin?" selidik Bella.
Fella makin tertawa tak karuan. "Ini itu, cincin yang ngasih Bunda, waktu gue dapetin nilai Matematika yang sempurna." ucapnya sambil memandangi cincin yang ia pakai.
"Gue pikir lo udah tunangan beneran sama Arska, nggak taunya, lo cuma mau ngebohongi si Andy." sahut Faya dengan memajukan bibirnya.
"Kok kalian jadi nggak semangat gitu, sih. Setelah gue cerita hal yang sebenernya." Fella langsung meletakan sendok-nya.
"Gue berharap, kalau eli beneran jadian atau tunangan sama Arska, Fel. Gue nggak mau lo sedih terus, karena kepikiran si Andy." jawab Bella lesu.
"Iya, Fel. Gue setuju sama Bella, gue harap lo bisa move on dari si Andy kutu kupret itu." sambung Faya.
"Move On sih udah, masalah tunangan, gue belom kepikiran sampai situ, jadian aja belum. Ya kali, ada keajaiban buat kabulin doa kalian." balas Fella mengerucutkan bibirnya.
Sekarang yang tertawa malah Bella dan Faya meraka saling lirik, tak bisa menahan tawanya lagi, mereka berhasil mengerjai sahabatnya itu. Secara tak langsung Fella sudah mengaku kalau dia sudah memiliki rasa terhadap Arska. Buktinya, gadis itu berharap bisa bertunangan dengan lelaki tampan itu.
Fella mengerutkan keningnya, ia memandangi kedua sahabatnya secara bergantian. Fella heran kepada sikap kedua sahabatnya itu. "Lo, kenapa pada ketawain gue, sih. Tadi gue ngetawain kalian, kalian pada marah, sekarang giliran kalian yang ngetawain gue!" nada bicara Fella terlihat kesal.
"Abisnya lo lucu sih, Fel. Lain di mulut lain pula di hati." ejek Faya sambil memegangi perutnya yang mengeras karena tawa yang berlebihan.
"Iya Fel, ngomongnya nggak suka nyatanya ngarep tunangan sama dia, hahahahaha...." sahut Bella yang makin mengeraskan suara tawanya.
"Jadi, kalian tadi tuh cuma pura-pura ngambek sama gue. Tau gitu ogah gue jujur." gadis itu langsung melipat kedua tangannya dan menaruhnya di depan dada, punggungnya menyandar di meja belakangnya, saraya melotot ke arah Bella dan Faya.
"Hahaha.... udah lah, Fel. Nggak usah malu-malu gitu, sampai ngambek segala." ledek Bella.
"Rese, lo pada! Kalau bukan sahabat gue udah gue tendang kalian berdua!"
"Udah ah, Fay. Perut gue sakit, nih. Gara-gara ngerjain manusia satu ini." celoteh Bella dengan menunjuk kearah Fella.
"Sama Bel, perut gue juga sakit nih," balas Faya.
"Syukurin! Siapa suruh ngerjain orang!" ketus Fella.
"Tuh Bel, mulai lagi ngambeknya."
Mereka berdua semakin tertawa tak karuan. Sesaat Bella menghentikan tawanya. "Semoga, aja ada malaikat yang lewat, terus lo, beneran tunangan sama Arska. Fel. Biar impian elo jadi kenyataan." ucap Bella sambil meminum softdrink yang ia pegang.
"Aamiin.... semoga tuan putri kita ini, nggak ngeselin lagi kaya yang udah-udah." sahut Faya.
Fella memandangi kedua sahabatnya
"Semoga, gue bener- bener bisa bahagia." sahut Fella dengan merendahkan nada bicanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
IchaLove
Dasar mantan 🥶🥶😤
2022-04-16
0
Bundanya M Arya
makin penasaran
2022-04-06
1
Ama
semangat kk
2022-01-20
1