Shadow Of Princess

Shadow Of Princess

Episode 1

"Tuan Shang, mereka sudah dekat. Mereka semua sudah mengepung pintu gerbang." Ujar Zhang Chagyi pria yang berusia satu tahun lebih tua dariku surainya yang hitam juga irisnya yang hitam.

Aku berpikir bagaimana mungkin mereka menyerang secepat itu. Apalagi mereka baru saja mengalami kekalahan. "Tuan." Aku tersentak.

Aku menatap Zhang Chagyi menunggu jawabanku meskipun dia berusaha menyembunyikan perasaan nya yang gelisah.

Aku dapat ide meski ini berisiko tapi kalau tak dilakukan akan jadi masalah yang berkepanjangan. Dan,lagi aku memikirkan pasukan ku yang terluka. Aku tidak bisa membawa mereka bertarung.

Sebenarnya,aku datang ke sini karena kaisar Li Quin memberi titah agar menyerang kerajaan Qian Lian Do berhubung kaisar nya akan melakukan penjajahan terhadap kerajaan Wang Jian Li.

Kami memenangkan pertarungan dan membiarkan mereka melarikan diri bersembunyi di suatu tempat. Aku akui mereka sangat hebat membuat pertahanan menggunakan sihir.

"Buka pintu gerbang biarkan mereka masuk kalian semua sembunyi dan ungsikan prajurit yang terluka." Zhang Chagyi menatap ku bingung.

"Lalu,tuan bagaimana?" Aku tersenyum sinis. "Serahkan padaku. Malam ini kita akan meraih kemenangan." Aku menatap keluar jendela melihat bulan sabit yang tertutup awan.

Dua bulan lagi akan ada bulan purnama sebaiknya aku menyelesaikan perang ini agar semuanya beres. Lagipula,saat bulan purnama aku tak bisa mengontrol kekuatanku karena aku manusia setengah vampir.

Semuanya keluar mereka bersiap siap melaksanakan perintahku istana ini memiliki ruang bawah tanah yang sengaja kubuat untuk berjaga jaga sebenarnya ini bukan istanaku.

Ini rampasan saat perang karena  aku mengirim surat, kaisar langsung mengirimkan uang agar aku merombak istana selagi aku disini. Meski dadakan kami tetap bisa menyelesaikannya.

Aku melihat keluar segerombolan pasukan mendekat. Aku menarik napas saatnya aku menggunakan kekuatanku. Aku memejamkan mata mengubah diriku menjadi vampir.

Suraiku berubah hitam pekat sepekat langit malam irisku berubah menjadi sekuning bulan purnama. Kuku ku berubah memanjang taringku mencuat keluar.

Musuh tak tau saat aku berubah karena ini situasi yang menguntungkan yaitu malam hari tak ada yang melihatku dengan jelas.

Terdengar gerbang dibuka ini saatnya aku bertarung aku melompat berdiri ditengah lapangan. Aku mengeluarkan pedang yong jian pedang peninggalan ayah.

Mereka yang datang berjumlah 32 orang membawa pedang. Aku menatap mereka satu persatu.

Mataku tertuju pada seorang wanita muda berusia 19 tahun surainya yang berwarna kecoklatan dengan iris kelabu pakaiannya yang seperti menyiratkan kalau dia anak bangsawan berdiri di belakang pasukan.

Wanita itu memberi kode agar segera menyerang ku. Aku segera memasang kuda kuda.

Mereka langsung menyerang. Aku langsung mengayunkan pedangku. Dua pria bertubuh tegap menyerang ku dari belakang juga tiga orang pria menyerang dari depan.

Aku berputar mengayunkan pedang menebas kepala mereka dalam sekejap. Tak lepas dari situ mereka menyerangku secara bersamaan aku menghilang dan muncul di tempat lain membuat mereka saling bertubrukan.

Meski begitu mereka tidak pantang menyerah mereka mengejarku ada yang mengayunkan pedang ke depanku membuat aku menghindar.

Ada yang menyerangku dari belakang membuatku mengubah arah serangan. Mereka yang menyerang ku secara acak membuat ku harus lebih sering menghindar dan bertahan.

Pertahanan mereka yang masih lemah membuat ku bisa menyerang mereka secara beruntut. Meski aku sangat lelah karena serangan mereka acak dan aku menghindar dari sabetan pedang.

Pertarungan ini memakan waktu lama aku mendongak melihat langit sebentar lagi matahari akan terbit. Sial! Kalau seperti ini aku bisa ketahuan. Aku menghilang lalu muncul di belakang mereka.

Mereka terkejut melihat aku muncul di belakang pasukan. Aku mengangkat pedang dalam sekali ayunan. Semua yang berada didepannya langsung musnah. Teriakan kesakitan terdengar menggema.

Darah tercipta di jirahku. Melihat hampir sebagian pasukan tewas membuat wanita itu geram dia berlari mendekat menggunakan sihir api untuk menyerang ku.

Api keluar dari mulutnya berusaha membakarku. Aku menghilang serangannya mengenai udara kosong. Dia mengedarkan pandangan waspada.

Aku muncul di sisi kanannya tempat pertahanannya terbuka. Aku menendang tubuhnya membuat dia terpental dan menghantam dinding istana.

"ARGH!" Darah keluar dari mulutnya aku menyeringai kali ini mereka benar benar bertekuk lutut didepan kami.

Dia menatap ku nanar tak terima dengan serangan yang kuberikan. "Aku akan membalasmu." Ujarnya lirih. Pasukan yang tersisa mendekatinya membantu nya berdiri.

Mereka membopong nya mundur dari arena. Aku melangkah mendekati mereka yang beringsut mundur menunduk.

Tubuh mereka gemetaran ketakutan tak ada yang berani melihat sorot mataku yang buas tak sabar melahap mangsa.

Mereka menoleh menatap gerbang yang terbuka. Lalu,kembali menatapku aku menaikkan sebelah alis.

"Jadi,kalian ingin kabur ya?" Ujar ku terkekeh belum sempat mereka melarikan diri aku muncul di depan pintu gerbang.

"Jangan kalian pikir bisa kabur dariku." Semburat kekuningan mulai terlihat tanda matahari akan segera terbit.

Aku menjentikkan jari pintu gerbang tertutup. Mereka tercengang melihat kekuatanku terutama wanita itu. "Kalian tidak bisa kabur jika tidak merasakan serangan pedangku." Aku mengangkat pedang hendak mengayunkan nya.

Aku menyeringai melihat mereka bersimpuh memohon ampunan dariku. "Ampuni kami tuan. Tolong biarkan kami hidup." Ujar salah satu dari mereka.

"Iya tuan ampuni kami. Kamu tau kami salah mohon anda mengampuni kesalahan kami." Sahut mereka dengan nada ketakutan.

"Jadi,kalian ingin aku mengampuni kalian?!. Jangan mimpi!" Aku mengayunkan pedang tapi tiba tiba seorang pria dengan hanfu hitam muncul di depan.

Aku menahan seranganku menatap pria yang menghadang pedangku. "Minggir!" Ujarku dingin. Dia tak bergeming tetap di tempat.

"Yang mulia." Ujar mereka lirih dahiku berkerut. "Yang mulia?" Gumam ku dia menoleh mereka menunduk sayu.

"Jadi,kamu putra mahkota di sini? Tapi,kenapa kamu tidak terlihat justru yang kutemui seorang wanita tua." Aku menyeringai putra mahkota mendongak kilat kebencian terlihat di iris safirnya.

"Biarkan mereka pergi kamu boleh membawa ku sebagai tawanan." Ujarnya membuat mereka terkejut aku tersenyum miring tak menyangka jika dia pemimpin yang baik.

"Yang mulia, biarkan saja aku yang menjadi tawanan." Sanggah wanita itu histeris air mata nya menetes. Putra mahkota menggelengkan kepala.

"Biarkan saja mereka membawa ku. Aku ingin kamu cepat pergi dari sini, Yuen." Putra mahkota menatap ku tajam.

"Yang mulia.. aku.." Putra mahkota menatap tajam Yuen nama wanita tadi. Yuen menangis sesunggukan.

Kalau ditilik seperti nya mereka sepasang kekasih aku menghela napas. "Baiklah jika itu memang keinginanmu." Aku memasukkan kembali pedang yong jian.

Aku menjentikkan jari bersamaan dengan itu wujudku kembali seperti semula. Suara deritan terdengar gerbang terbuka.

Aku menepi membiarkan mereka keluar mereka saling tatap ragu melihat aku mengabulkan permintaan nya.

Terpopuler

Comments

Dewi Payang

Dewi Payang

Sedang nyimak ceritanya, tulisannga bagus👍

2022-10-07

0

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

Ceritanya seru kak 👍👍👍

ijin promo ya 🍎🍎🍎

jgn lupa baca novel dg judul "HITAM"🍎🍎

kisah tentang pernikahan yg tak diinginkan,

jangan lupa tinggalkan like and commen 🍎🍎🍎

2021-01-08

0

UCHI °OFFICIAL°

UCHI °OFFICIAL°

Hadir [SqA]

2020-12-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!