Aku menyeringai kali Do Jian benar benar marah. Do Jian menyerangku balik mengayunkan pedang ke kiri dan kanan mengincar kelemahanku.
Aku hanya masih mode bertahan. "Li Shang, lawan aku! Jangan jadi pengecut." Aku menghela napas.
Aku mengeluarkan sihir pada pedang. Aku mengayunkan pedang membuat Do Jian dengan cepat berkelit. Bagus,peningkatan nya lebih cepat.
Aku menghilang Do Jian mengedarkan pandangan dengan waspada. Aku muncul di atas nya dia bertahan dengan pedangnya.
Kedua pedang kami beradu. Do Jian mengayunkan pedangnya. Kemudian, menghindar dengan napas tersengal. Do Jian mengayunkan pedang nya sekali lagi. Aku menghantam pedangku ke arahnya.
Tapi,sesuatu terjadi Do Jian memang menghantam pedangku tapi dari bawah kaki ku muncul rantai yang mengikat kaki ku erat.
"Sakit!" Rintih ku pelan darah ku mengucur keluar ikatan rantai semakin erat. Do Jian tertawa pelan kali ini dia mendesakku.
Do Jian mengangkat pedang aku harus menghindar kalau tidak aku bisa tewas. Aku menggangkat pedang membuat tameng. Do Jian menyeringai sepertinya rantai ini menghisap energi sihirku.
"Kenapa? Begitu lamban ternyata Li Shang itu hanya mulut besar." Aku mengatupkan rahang mengayunkan pedang membuat tubuh Do Jian mundur tapi ikatan rantainya tidak juga kendor.
Aku berusaha mematahkan dengan pedang tapi gagal. "Hehehe... Sekarang seperti nya energi mu benar benar habis." Tawa nya yang seakan puas melihat aku menderita habis habissan.
Aku terduduk lemah benar saja energi sihirku seperti ada yang menghisap nya. Tapi,aku ingat sesuatu didalam darah ku selain vampir aku juga memiliki darah murni.
Kata mereka darah murni langka dan mempunyai kekuatan khusus. Aku menarik napas menghembuskannya perlahan. Aku memejamkan mata fokus memusatkan tenaga dalam.
Seperti ada sesuatu cahaya putih mengelilingi tubuhku. Mungkin ini disebut aura putih. Iris mataku berubah menjadi hitam.
Aku membuka mata membuat semua barang didepan ku terpental jauh. Do Jian juga terpental bahkan rantai yang mengikat kakiku terlepas. Aku meringis kesakitan meskipun begitu dengan cepat tubuhku meregenasi dengan cepat.
Do Jian membuka matanya dengan tubuh terhuyung dia berdiri menatapku. "Kamu selalu saja punya banyak trik."
Aku tersenyum lembut. "Tentu saja. Aku tak mungkin membiarkan diriku tewas begitu saja tanpa ada pertahanan." Do Jian berdecih dia merangsek maju.
Aku mengayunkan pedang membuat Do Jian menghindar dengan cepat. Pedang yong jian berubah menjadi putih berkilau membuat semua orang kagum.
Do Jian mengayunkan pedangnya aku menghilang dan muncul di sisi kanannya. Aku menyerangnya Do Jian menyeringai.
Do Jian menyabet ku dengan cepat dengan pedangnya membuat aku terluka. Dia menyeringai menyerangku sekali lagi.
Tapi,aku langsung menghilang dan muncul di atas nya. Dia mendongak dan mengangkat pedangnya membuat pedang kami beradu.
Aku melompat dan berdiri didepan nya. Aku menendang perutnya membuat pertahanannya terbuka.
Aku langsung maju dan mengayunkan pedang Do Jian juga melakukan hal sama. Bertahan saling serang merupakan trik yang kami gunakan.
Do Jian bertahan aku tersenyum melihat ada begitu banyak kepalan di tangan nya. Aku pikir dia malas malasan selama aku pergi.
Ternyata,aku salah. Matahari sudah diatas kepala beberapa orang masih setia menonton meskipun perut keroncongan.
Do Jian meringis aku berhasil menyudutkannya. Tapi,aku lagi lagi salah saat dia terjepit. Do Jian mengeluarkan rantai dari belakang dan menarik tubuhku.
Membuat aku terjerat Do Jian menyeringai dia mendekat. "Aku pikir anda begitu hebat tapi ternyata masih jauh dari saya." Dia menatapku dari atas kebawah.
"Perubahan magis yang bagus." Do Jian mengangkat pedang bersiap menyerangku. Aku melonggarkan ikatan rantainya.
Kalau rantai nya longgar aku bisa meloloskan diri dan melumpuhkannya. Aku merasakan ikatan nya longgar di detik berikutnya aku menghilang.
Do Jian yang bersemangat kini nampak kebingungan. Aku muncul di belakang nya memukul tengkuknya membuat pingsan.
Do Jian tergeletak di tanah dengan lunglai. "Bawa dia ke kamar." Beberapa pengawal membopong nya membawa nya ke kamar.
"Tuan, Do Weiheng sudah menunggu anda." Kasim mendekat dan berbisik pelan di telinga ku. Aku mengangguk dan melangkah meninggalkan arena. Aku menyelipkan pedang di pinggang sambil mengalami perubahan yang kembali normal.
.....
"Selamat datang tuan Li Shang." Semua dayang membungkuk hormat. Aku terus berjalan. Do Weiheng duduk tenang menikmati teh hangat yang terhidang.
Aku tersenyum Do Weiheng membungkuk hormat. Aku memberikan kode untuk duduk. "Maaf jika saya telat." Do Weiheng menunduk. "Tidak apa tuan. Saya yang salah datang lebih dulu." Aku menggeleng.
"Aku menyuruh mu kemari karena ingin mendiskusikan masalah perang kali ini." Do Weiheng mengangguk. "Perang manusia melawan vampir." Aku menghela napas pada akhirnya,aku melawan vampir padahal aku sendiri vampir. Aku memang berpikir ingin menjadi manusia seperti ibuku.
Lalu,kejadian itu aku mulai meragukan keinginan ku dan menjadi orang yang terkuat supaya aku bisa melindungi orang terdekat dan keluarga.
"Apakah tuan ada sesuatu yang terpikirkan?" Aku menggeleng. "Tidak aku hanya memikirkan supaya kita menenangkan peperangan ini dengan cepat."
"Iya,saya juga berpikir seperti itu tuan. Tuan,anda tidak memanggil bala bantuan dari Wang Jian Li."
"Entahlah, selagi kita masih bisa bertahan. Kita bertahan lagi pula yang diperjuangkan adalah tanah kelahiran." Sahutku membuat Do Weiheng mangut mangut.
"Saya mengerti, tuan. Kami akan memperjuangkan sampai titik darah penghabisan." Ujar Do Weiheng semangat.
"Lalu,apa yang akan kita lakukan tuan?" Aku berpikir kemudian melirik Yuen yang berdiri didekatku. "Bawakan aku peta Qia Lian Do." Aku menunjuk Yuen dia mengangguk kemudian berlalu.
"Tuan,menurut saya kita hanya perlu menyerang hutan Shang Huang untuk apa memerlukan peta?" Aku menyeringai membuat Do Weiheng bergidik ngeri.
"Dalam peperangan sangat penting mengetahui lokasi. Karena,dalam membuat strategi harus bisa menguasai rute."
"Do Weiheng kamu cari tetua. Ada yang kubicarakan dengannya."
"Baik,akan saya laksanakan." Do Weiheng mengangguk tak lama Yuen muncul membawakan gulungan kertas.
"Berikan padaku." Yuen memberikan gulungan kertas aku membuka nya. "Yuen,bisa kamu lihat keadaan Do Jian. Laporkan bagaimana keadaan nya padaku." Perintahku Yuen mengangguk kemudian berlalu meninggalkan kami. Entah kenapa aku merasa kalau Yuen tersenyum senang.
Tapi,aku segera menggubris nya karena ada pekerjaan penting yang menantiku. Aku merentangkan peta dia atas meja. Do Weiheng menopang dagu berpikir sejenak.
Peta tua Qia Lian Do tampak usang dan kusam karena debu menutupi nya. "Bagaimana ini tuan? Bahkan,membacanya saja mungkin akan sedikit susah." Keluh Do Weiheng seraya menghela napas berat.
"Tak apa walaupun petunjuk samar. Kita pasti akan mendapatkan kepastian." Hiburku membuat Do Weiheng tersenyum.
"Seperti kata orang ternyata tuan seperti ular yang tak mau kalah." Pujinya aku hanya tersenyum kecut antara senang atau marah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Sejahtera
Semangat Kak
2021-03-18
0
☆ Rhea Deedra ☆
Mantap ceritanya, Ara..
SEMANGAT teruss ngelanjutinnya yaa..
😘😘😘
2019-11-02
2