Dahiku berkerut mendengar suaranya. Seperti tidak asing. "Kali ini aku akan membunuhmu.” Ancamnya merangsek maju lalu mengeluarkan pedang. Aku bergerak gesit lalu menangkis serangannya dengan pedang. Tubuhnya terpental jatuh
Namun, dia tak menyerah. Dengan meringis kesakitan dia berusaha bangkit. Tangannya memegang erat pedang. Aku mengembuskan napas kasar. Kutatap sosok dibalik topeng dengan penasaran. Pakaian serba hitam yang dikenakannya menandakan bahwa dia pembunuh bayaran. Sepertinya musuhku menginginkan kematianku.
Di kegelapan malam tak ada yang bisa melihat sosokku lebih jelas. Jadi dia pasti tidak akan mengira bahwa wujudku bukanlah manusia seutuhnya.
Dia merangsek maju mengacungkan pedang ke arahku. Kuangkat pedang menahan serangannya. “Bagaimana? Apa kamu masih ingin membunuhku?” Ledekku.
“Sialan!” Umpatnya mendelik tajam. "Li Shang" Aku pikir kamu akan melawanku dengan pedang yang tajam. Tapi,lihatlah pedangmu tak lebih dari besi berkarat." Aku membulatkan mata tak percaya.
Apa tadi dia bilang? Pedang yong jian tak lebih dari besi berkarat. Batinku mengatupkan rahang. Bahkan nyawa sudah diujung tanduk dia masih berani memprovokasiku. “Hei! Katakan siapa yang menyuruhmu. Aku akan melepaskanmu jika kamu jujur padaku." Ujarku mendorong pedangnya hingga dia jauh. Suasana langgeng. Kutatap dia yang bergumam membuatku terheran.
"Huh,kali ini kamu tidak akan lepas dariku." Ujarnya dalam sekejap rantai muncul dari lantai mengikat kedua kaki ku.
"Ap-Apa?" Ujarku gagap melihat rantai yang kini meliliti sekujur tubuh. Aku meronta melepaskan diri semakin aku berontak ikatan rantai semakin erat. "Ugh!" Erangku kesakitan terdengar dia terkekeh.
"Akhirnya,aku bisa membunuhmu."
Aku berusaha memotong rantai dengan yong jian. Tapi, pedangku tidak bisa memotongnya. Kutarik rantai secara paksa tapi gagal. Kenapa kekuatan Jiangshi tak bisa? Batinku menggigit bibir bawah cemas.
"Kenapa Li Shang? Apa pedangmu tak bekerja?" Tanyanya meledekku. Jika aku berubah menjadi Jiangshi kekuatan yong jian tidak berfungsi. Dia menjentikkan jari. Sekali lagi rantai muncul dari atas mengikat kedua tanganku.
PRANG!
Pedang ditanganku terjatuh. Rantai itu mengikatku lebih erat membuatku kesakitan. Tubuhku lemas tak berdaya. Rantai sialan ini menghisap energiku. Terdengar suara derap langkah kakinya bergema di kamarku.
Aku menunduk lemah rambutku tergerai berantakan menutupi wajah. Langkah nya terhenti menyentuh rahang ku erat. Aku meringis kesakitan.
Dia mengangkat wajahku membuat wujudku terlihat sempurna. Matanya membulat dia terjungkal kaget.
"Ji-Jiangshi? Dan kamu wanita? Lalu,dimana Li Shang?" Tanyanya gugup sekaligus terkejut. Dia mundur selangkah. Perlahan ikatan rantaiku melonggar.
Aku tersenyum tipis lalu melepaskan rantai. Dia berbalik hendak melarikan diri. Aku mengayunkan pedang hingga topengnya terlepas. Dia menoleh terkejut. “Do Jian?” Gumamku terperangah.
"Siapa yang menyuruhmu?" tanyaku tapi dia bungkam membuatku marah. “Jika kamu diam saja aku akan membunuhmu,” lanjutku tapi dia mengacungkan pedang. Aku menepis dalam sekali ayun. Pedangnya terpelanting jauh.
“Bunuh saja aku. Aku tidak takut,” ujarnya bergetar. Baru saja aku hendak melayangkan pedang mendadak sekujur tubuhku memanas. Leherku terasa dicekik. Rasa hausku menggila.
Aroma manis dari tubuh Do Jian membuatku tergiur. Tanpa pikir panjang aku mendorong tubuhnya hingga jatuh. Kulihat wajahnya memucat. Do Jian meronta tapi gagal. "Ini tidak akan sakit. Jadi tahan sebentar." Bisikku lirih. Taringku yang tajam menancap di kulit Do Jian. Erangan kesakitan memecah keheningan malam. Darahnya mengalir membasahi tenggorokan.
Rasa hausku pun menghilang. “SIAL!” rutukku melihat Do Jian terkulai lemah. Sisa darah merembes di lehernya. Aku menjilat bekas taringku agar tak berbekas. Bahu Do Jian naik turun. Napasnya menderu cepat.
Dia menelan ludah. "Katakan! Siapa dan apa yang kamu lakukan disini?" Tanyaku memandangnya tajam.
"Aku Do Jian dari kerajaan Qian Lian Do. Aku hanya disuruh seseorang untuk membunuh Li Shang. Dia mengatakan kalau dia berdarah campuran." Dahiku berkerut penasaran.
Do Jian? Bukan nya dia dipenjara tapi bagaimana bisa dia bebas dan siapa dalang semua ini? Dan,bagaimana caranya mereka tau aku berdarah campuran? Batinku. Pertanyaan ku berkecamuk di hati. "Siapa dia? Dan bagaimana kamu bisa bebas dari penjara?" Dia menghela napas.
"Seorang wanita dengan caping serba hitam menemui ku di penjara dia membebaskan ku. Tapi,dengan syarat aku harus membunuh Li Shang."
Seorang wanita? Memakai caping hitam? Siapa dia? Lalu,kenapa dia membunuhku? Batinku gelisah. sepertinya nyawa ku benar benar terancam. Aku menghembuskan napas.
Melupakan sejenak masalah yang membuat kepalaku terasa sakit. "Sudahlah, sebaiknya kamu istirahat dan besok kita bicarakan lagi.” Ujarku melangkah naik ke ranjang.
"Lalu, dimana Li Shang?" Tanya Do Jian dia memandang ragu.
"Aku tidak tau.” Sahutku singkat berbaring di ranjang.
"Tidurlah. Jika kamu berisik lagi aku akan menghisap darahmu sampai kering." Ancamku membuat dia terdiam.
...
Aku meregangkan tubuh sambil melirik Do Jian masih tertidur pulas di kursi. Aku beranjak bangkit membangunkannya.
"Do Jian bangun! Sudah pagi cepat ganti pakaianmu sebelum ada orang yang datang." Do Jian mengerjapkan mata dia langsung bangkit. "Cepat ganti pakaianmu. Dan, ini sembunyikan di kolong ranjang ku.” Lanjutku menunjuk kolong ranjang dia mengangguk.
....
Sarapan akan terasa menyenangkan jika seluruh anggota keluarga berkumpul. Begitu juga dengan kehidupan ku di istana.
Seperti biasa setelah semua anggota berkumpul kami akan memulai sarapan. Di kursi depan diduduki ayahanda di sisi kanan ada ibunda, kak Luan, aku dan selir Gong Zhen dengan Li Wing.
Li Wing dia masih berumur 2 tahun anak laki laki yang paling kecil di keluarga Li. Dan disisi kiri selir Hua Shing, selir Chang Jingmi dan kakak kedua Zhang Chagyi.
Suasana langgeng menyelimuti meja makan. "Ehm,ayahanda bolehkah saya meminta sesuatu?" Ayahanda melirikku.
"Apa itu anakku?" Aku menghirup napas menghembuskannya pelan.
"Bolehkah, saya meminta Do Jian jadi pengawal pribadi ku?"
Semua orang berhenti menyuap serentak menoleh. "Nak,apa yang kamu pikirkan ibunda tak setuju jika dia menjadi pengawal mu." Protes ibunda.
"Iya,aku setuju ibunda. Aku tak mengerti kenapa kamu harus memilih dia menjadi pengawal pribadi mu." Ujar kak Luan keras.
"Perkataan mereka benar. Padahal,kamu sangat kuat Li Shuwang. Tapi,mengapa perlu pengawal? Namun,jika masih ingin carilah orang yang lebih pantas." Ujar selir Hua Shing.
Aku melirik Zhang Chagyi yang melanjutkan makan. Dia tak peduli apapun tentang diriku. "Biarkan saja. Bukannya lebih baik jika dia menjadi pengawal pribadi, Li Shuwang."
"Chang Jingmi,aku tak pernah meminta pendapat mu disini." sergah ibunda melirik tajam." Selir Chang Jingmi.
"Maaf permaisuri Yin Xie, saya hanya memberikan pendapat." Sahut selir Chang Jingmi.
"Li Shuwang,kenapa kamu harus meminta seorang penjahat menjadi pengawal pribadimu?" Tanya selir Gong Zhuan angkat suara.
"Hm, aku hanya merasa jika Do Jian pantas menjadi pengawal pribadi ku. Dan,dia bukan seorang penjahat."
Ayahanda memijat pelipis pusing mendengar perdebatan. "Li Shuwang, apakah kamu tau resiko apa yang akan terjadi jika dia pengawalmu?" Tanya ayahanda aku mengangguk mantap.
"Ayahanda apapun terjadi saya akan menanggung resikonya. Dan ayahanda saya juga bisa menjaga diri jadi jangan khawatir." Ujarku tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
️ᴹR🇦🇴fadil♨️
cantik
2020-02-19
2