Episode 11

“Apa maksudmu?” Tanya kak Wuqing dia menaikkan alis nya sebelah.

“Iya putri hanya buku guangying yang bisa menyembuhkan putri Ching’er.” Kak Wuqing melepaskan nya dia menarik napas dalam.

“Dimana buku itu?” Anming menelan ludah kasar.

“Buku itu hilang tak ada yang tau dia dimana.” Kak Wuqing mengeluarkan pedang membuat Anming gemetar ketakutan.

“Lalu,kalau tidak ada kenapa harus kamu beritahu, hah!” Bentak kak Wuqing aku terdiam teringat sesuatu.

“Apakah maksudmu buku tua dengan sampul kecoklatan?” Anming mengangguk.

“Bagaimana putri bisa tau?” Aku merogoh tas mengeluarkan sebuah buku tua dengan sampul kecoklatan. Anming menelan ludah kasar.

“Itu..” Ujar nya gelagapan aku memberikan buku nya tapi dia menggeleng.

“Hanya putri yang bisa membuka nya.” Aku terperangah.

“Apa maksudmu? Aku bukan pemilik buku ini. Buku ini diberikan oleh kaisar Li Quin.” Sergahku.

“Tidak putri ini memang milik anda. Buku guangying hanya di wariskan untuk pasangan pedang suzaku.” Aku menelan ludah terkejut mendengar perkataan Anming.

“Lalu,apakah aku bisa membacanya?” Tanya ku ragu dia mengangguk mantap.

“Ching’er ini kesempatan mu untuk sembuh akhirnya doa ku terkabul.” Kak Wuqing tersenyum sumringah.

Aku menghela napas mengusap buku itu lembut. Sekali lagi aku menarik napas membuka buku itu perlahan. Seberkas cahaya berpendar keluar dari buku mengelilingi tubuhku.

Aku menyipitkan mata merasakan kekuatan dewa  menyatu dalam tubuhku. Aku meringis kesakitan jantung ku berpacu cepat.

Dalam sekejap rasa sakit itu hilang aku mengerjap. Kulihat Anming bengong sedangkan kak Wuqing mengusap wajahnya.

“Putri..” Kak Wuqing menghela napas kasar.

“Sial malah ketauan.” Aku menutup buku menggenggam nya erat.

“Anda adalah anak campuran yang diincar kaisar Cheng Yu.”

“Anming,apapun yang kamu lihat jangan ceritakan kepada siapapun. Dan jika ini bocor aku akan membunuhmu.” Ancam kak Wuqing Anming mengangguk takut. “Bagus,sekarang apa yang harus dilakukan adikku agar segera cepat sembuh?” Tanya kak Wuqing.

“Putri Ching’er, saya mohon anda baca dan lakukan seperti apa yang ada dibuku. Dan saya akan tetap mengawasi anda sebagai tabib dan memberikan obat rutin.” Aku mengangguk.

…..

Pagi yang cerah aku mengemasi barang dan bersiap pergi. “Ching’er, apa kamu yakin akan pergi juga?” Aku mengangguk. “Tapi, apa kamu tetap harus meninggalkan kami?”

“Kak,aku hanya pergi berobat dan lagi ditemani oleh Anming.” Sahutku. Ibu menghampiri kami memberikan tusuk sanggul teratai salah satu lambang kerajaan.

“Ini apa bu?” Tanyaku penasaran ibu terkekeh.

“Ini kiriman dari kakakmu Li Luan dia bilang ini untukmu. Oh, dan ini surat darinya.” Aku mengambil membuka nya.

“Shuwang jika kamu sembuh jangan lupa pakai tusuk sanggul itu. Cepat pulang kakak dan ibunda merindukanmu.”

Aku terkekeh ibu memandangku lamat. “Nak,sekarang kamu tak perlu takut sendirian lagi semua orang sangat menyayangi mu. Walaupun mereka mengatakan kamu darah campuran. Tapi, kamu tetaplah anak ku dan juga orang berharga bagi kami.” Ujar ibu tersenyum.

“Iya ibu makasih. Kak Wuqing makasih sudah mendukungku.” Anming muncul dengan napas tersengal.

“Apakah aku lama?” Aku menggeleng.

“Ibu kak Wuqing aku pergi dulu.” Kami menaiki burung phoenix dengan cepat meninggalkan kerajaan langit. Seperti biasa aku akan menyamar menjadi Li Huang.

….

Malam yang tenang tanpa ada suara aku menatap keluar jendela berharap ada sesuatu yang datang. Seekor burung merpati menghampiriku.

Aku tersenyum mengambil gulungan kecil yang disematkan di kaki kiri nya. “Tuan,saya senang anda baik baik saja. Tapi,saya mendapat kabar kalau di hutan Shang Huang ada Jiangshi yang menghisap energi manusia. Dan kabar ini terbukti benar. Kaisar meminta anda melakukan tugas ini sendiri. Zhang Chagyi.”

Aku menghela napas akhirnya perang akan meletus. Aku menggeleng kepala berharap itu semua takkan terjadi.

“Tidak aku harus mencegah itu semua.” Aku menatap buku guangying membuka nya mencari halaman per halaman. “Ini..” Aku menutup mulut tak percaya. “Ketika kekuatan dewa menyatu biarkan diri meredam itu semua didalam keheningan.” Aku terdiam berpikir. “Apakah mungkin ini kebetulan?” Aku menyunggingkan senyum. “Anming! Anming!”

Teriakku. Anming muncul menggosok mata. “Ada apa putri?”

“Besok kamu ikut denganku berkemaslah. Kita akan pergi ke hutan Shang Huang.” Mata Anming terbelalak.

“Putri,tapi lukamu.” Aku mengangkat buku guangying.

“Buku ini memberikan aku jawaban yang kuinginkan.” Jawabku membuat Anming ternganga.

….

Kami tiba di Qian Lian Do tak ada yang berubah disini. Aku menghembuskan napas tempat ini masih terasa sepi. Padahal, Qian Lian Do sudah diambil alih ayahanda.

“Masih tetap sama.” Gumamku.

“Putri,kita harus segera ke hutan Shang Huang.” Aku mengangguk. Kami mengitari Qian Lian Do mencari penginapan.

Aku mengamati sekitar seharusnya kerajaan ini menjadi kerajaan terkuat. Kalau bukan karena kebodohan Do Jian. Kerajaan nya tidak akan jatuh di tangan ayahanda.

“Tuan,lihat.” Aku menatap tulisan yang terpampang diatas tertulis penginapan Baojia.

“Kita bermalam disini saja.” Anming mengangguk.

Kami melangkah masuk kedalam penginapan. “Selamat datang,tuan.” Sapa seorang pria berusia 79 tahun. Aku tersenyum.

“Apakah disini ada kamar kosong?” Pria itu mengangguk.

“Mari saya antar tuan sekalian ke kamar.” Aku dan Anming mengikuti langkah pria itu.

“Panggil saja saya kakek Baojia.” Kami saling tatap.

“Ehm,saya Li Shang dan ini Anming.” Aku memperkenalkan diri tapi kakek Baojia terkekeh.

“Aku tau kalian berdua pasti datang untuk mengusir Jiangshi yang ada di hutan Shang Huang. Dan saya tidak menyangka jika yang datang adalah seorang yang terkenal.” Kakek Baoji berhenti membukakan pintu.

“Mari silakan masuk.” Kami melangkah masuk aku mengedarkan pandangan kamar ukuran kecil yang cukup untuk dua orang.

“Ini kunci nya tuan. Saya keluar dulu.” Kami mengangguk kakek Baojia melangkah keluar menutup pintu.

“Huft.” Aku duduk di atas ranjang yang empuk.

“Putri,apa kita bisa langsung berangkat ke hutan Shang Huang?” Aku mengangguk meregangkan tubuh.

“Baiklah,ayo kita segera pergi.” Aku memegang tangan Anming dan kami menghilang.

Kami melewati kerumunan orang dan pasar. Orang orang tak tau kami hilang muncul diantara mereka. Kami tiba didepan hutan Shang Huang.

“Putri,kita bisa langsung lakukan sekarang.” Aku mengangguk walaupun hutan ini mengeluarkan aura Jiangshi yang kuat tapi aku tak takut.

Kami melangkah masuk aku duduk bersila memejamkan mata menyatukan kedua tangan. Aku menghirup menghembuskan napas pelan.

“Anming,apapun terjadi jika kamu dalam bahaya pergilah dari sini. Tinggalkan aku sendirian.”

“Tidak,putri saya akan terus berjaga sampai kekuatan putri pulih kembali.” Aku menghembuskan napas memilih fokus. Seberkas cahaya mengelilingi tubuh dan menyatu dalam tubuhku.

Aku meringis kesakitan luka di dalam tubuhku berangsur membaik. Tak terasa pagi sudah tiba aku membuka mata menghembuskan napas.

Cahaya matahari menyilaukan mata aku memandang Anming tertidur pulas. “Anming,bangun ayo kita segera kembali.” Anming menggosok matanya mengangguk pelan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!