Episode 4

Selir Chang Jingmi berasal dari kerajaan Da Hang salah satu kerajaan yang terletak di sebelah timur Wang Jian Li.

Selir Chang Jingmi mempunyai suami yang bernama Zhang Junqing yang tewas akibat perang melawan kerajaan Wang Jian Li, mereka adalah orangtua Zhang Chagyi. Pria yang menemaniku pergi perang.

Tapi, Zhang Chagyi tidak pernah menyukai ku jika aku menjadi Li Shuwang. Dia selalu menatapku sinis. Aku bahkan merasa sangat sedih.

"Putri Li Shuwang apakah keadaan anda sudah membaik?" Tanya selir Chang Jingmi menghampiriku. "Putri saya benar benar berterima kasih telah memasukkan anak saya kedalam pasukan inti kerajaan. Itu hal yang sungguh luar biasa." Imbuh selir Chang Jingmi tersenyum kak Luan jengah melihat tingkahnya. "Kebetulan tadi saya baru pulang dari pasar. Dan tadi saya melihat buah persik kesukaan anda jadi saya membeli khusus untuk anda.” Selir Chang Jingmi melirik ibunda yang melihatnya geram. "Dayang,bawakan buah persik ke dalam.” Kak Luan membuang napas kasar. Tak lama dayang muncul meletakkan buah persik di atas meja.

"Selir Chang Jingmi, apa maksudmu memberikan ini semua? Jangan kamu pikir aku tidak tau akan ulahmu." Ujar ibunda ketus. Selir Chang Jingmi tertawa pelan.

"Bukan kah aku juga ibunya. Jadi,aku berhak memberikan apapun untuk nya. Bahkan membalas budi baiknya." Kak Luan mengepalkan tangan giginya bergemulutuk. "Dan,lagi kamu bukan wanita yang melahirkan putri Li Shuwang. Jangan lupa dengan itu masih syukur kamu di beri satu orang anak laki laki kalau tidak bagaimana nasibmu." Ejek selir Chang Jingmi. Ibunda menutup mulut bibirnya bergetar.

"CUKUP!" Teriak kak Luan dia berdiri menghampiri selir Chang Jingmi. PLAK! Suara tamparan terdengar selir Chang Jingmi menatap nanar.

"Kamu.." Kata selir Chang Jingmi tertahan tak menyangka serangan dari kak Luan.

"Dasar wanita tidak tau diri. Kamu tidak pantas berkata seperti itu didepan ibuku. Pergi kamu dari sini! Kami tidak pernah mengharapkan kehadiranmu." Usir kak Luan. Selir Chang Jingmi meringis dia menoleh kearahku.

"Putri,kehadiran saya mungkin tidak dianggap disini. Tapi,saya justru sangat bahagia bisa bertemu dengan anda. Saya pamit dulu." Selir Chang Jingmi membungkuk kemudian melangkah keluar.

Ibunda menyentuh wajah kak Luan tersenyum. "Luan,sudahlah ibunda baik baik saja. Jangan khawatir." Ujarnya lembut.

"Ibunda.. perbuatannya sudah kelewat batas. Aku tidak terima dia menghina mu." Ujarnya kesal.

"Sudahlah,biarkan saja dia. Luan sebaiknya kita keluar adikmu Shuwang sepertinya butuh istirahat. Shuwang, kami keluar dulu. Selamat beristirahat." Pamit ibunda dan kak Luan melangkah pergi. Aku mengangguk pelan.

.....

"Ayah." Panggil gadis kecil berusia 7 tahun surai kelabu nya tergerai indah juga iris matanya yang hijau berlari menghampiri pria berusia 35 tahun bersurai hitam dengan iris senada. Langkah pria itu berhenti dia tersenyum sumringah.

Anak itu berlari kedalam pelukannya. "Ayah kenapa lama pulang. Aku kangen sama ayah." Rajuknya ayahnya terkekeh pelan. Dia mengedarkan pandangan mencari seseorang.

"Dimana ibumu, Ching'er?" Tanya nya cemas jantung nya berdetak tak karuan. Dia menatap putrinya berharap mendapat kabar baik.

"Ayah,ibu tadi di bawa oleh kakek. Tapi,aku tidak tau pergi kemana." Jawab Ching'er polos.

"Apakah mungkin.." manik matanya menatap Ching'er yang kebingungan. "Nak,ada sesuatu yang harus kutunjukkan padamu. Tapi,apapun yang kamu lihat jangan pernah takut dan berteriak." Ching'er mengangguk pelan ayahnya tersenyum.

Perlahan, sesuatu terjadi iris mata ayah nya berubah menjadi kemerahan, siapapun yang melihat pasti ketakutan.

"Ayah.." Gumamnya gemetaran Ching'er beringsut mundur melihat putri nya ketakutan dia mendekat.

"Nak,jangan takut. Ayah tidak akan melukai mu." Bujuknya.

"Lalu,kenapa ayah bisa berubah seperti itu? Ayah siapa? Lalu aku siapa?" Ayah nya memeluk Ching'er.

"Nak,sebenarnya kamu adalah manusia setengah Jiangshi. Ibu mu adalah manusia yang terpilih sebagai pengantin Jiangshi dan ayah adalah Jiangshi." Ayahnya menghela napas. "Sebenarnya, ayah membuat perjanjian dengan keluarga ibumu. Saat mengandungmu terjadi ibumu hampir tewas. Lalu kakekmu yang merupakan pendeta Tao mengusulkan agar ada salah satu dikorbankan. Namun ayah bersikeras menolak sehingga kakekmu membuat kesepatan yaitu ketika usiamu tujuh tahun maka ibumu dikembalikan ke kediamannya.” Gadis itu terdiam saking terkejutnya.

"Ayah.. apa ibu bisa pulang?" Tanya Ching’er dengan mata berkaca kaca. Ayah tersenyum getir.

"Maafkan ayah nak." Tatapan Ching'er yang polos membuat ayahnya merasa bersalah.

"Ayah jawab aku apa ibu bisa pulang aku sangat merindukan ibu." Rengek Ching'er.

"Akan ayah usahakan." Sahut  ayahnya. Ching'er menunduk sedih dia menangis.

"Ayah, aku hanya ingin ibu kembali.. hiks..hiks.. ayah aku janji tidak nakal dan jadi anak baik seperti yang lain... hiks..hiks..ibu.." Isaknya ayah yang mendengar nya merasa pilu.

"Baiklah ayah akan berangkat besok menjemput ibumu." Mata Ching'er berbinar dia tersenyum sumringah.

Keesokan harinya Ching’er di bawa ke pinggiran kota. Dengan menaiki kuda selama 2 jam akhirnya mereka tiba di sebuah gubuk. Dia turun dari kuda lalu mengetuk pintu. "Li Wei aku titipkan Ching'er padamu.” Li Wei nama wanita berusia 53 tahun surai nya yang hitam senada dengan iris matanya. Dia bekerja sebagai dayang kerajaan Wang Jian Li.

"Tentu saja aku akan menjaga anakmu, Huang, Kamu tenang saja." Shang tersenyum dia mengeluarkan pedang yong jian dan giok lusede.

"Ayah,ini.." Shang mengangguk tersenyum.

"Ching'er ini adalah pedang yong jian. Pedang yong jian akan menjadi senjata tak terkalahkan. Lalu giok Lusede sebagai kunci kerajaan Jiangshi." Ching'er menerima nya Shang mensejajarkan tubuhnya.

"Nak, suatu hari nanti kamu akan menjadi yang terkuat dan tak terkalahkan. Dan kekuatan itu jangan pernah digunakan untuk jalan yang salah. Kekuatan itu digunakan untuk melindungi bukan menguasai.” Ching’er menganggukkan kepala.

"Lalu,ayah kapan akan kembali?" Shang tersenyum membelai rambut anaknya.

"Secepatnya ayah akan kembali." kata Shang. "Dan, satu lagi ada yang harus ayah beritahukan jika kamu merasakan panas disekujur tubuhmu jangan pernah keluar. Lalu rahasiakan tentang kekuatanmu pada semua orang.” Ching'er mengangguk pelan Shang mengecup kening anaknya. "Li Wei, aku pamit dulu tolong jaga Ching'er." Shang tersenyum.

"Tunggu, Shang." Li Wei mendekat Ching'er memperhatikan dari jauh.

"Apa kamu akan kesana kedua kaisar menunggumu. Mereka akan membunuh mu apalagi kamu tidak membawa pedang yong jian."

Shang menarik napas menghembuskan pelan. "Aku tak punya pilihan lain. Semua ini kulakukan demi anakku."

Seminggu kemudian....

Ching'er menangis histeris dia memeluk jasad ayahnya yang terbujur kaku. "Ayah.. hiks..hiks..hiks.. Ayah.. Ayah.. Ayah.." Jeritnya penuh pilu.

"Sudahlah Ching'er biarkan ayahmu tenang dialam sana." Ching'er menggelengkan kepala.

"Bibi,ayah tak mungkin meninggalkan ku. Ayah hanya sedang tidur aku akan membangunkannya."

Ching'er mengguncang tubuh ayahnya. Tapi,tak ada respon bahkan suara ayahnya sudah tak terdengar lagi.

.....

Terpopuler

Comments

Sejahtera

Sejahtera

Semangat ^_^

2021-03-10

0

Sept September

Sept September

jempol

2020-07-31

1

senja

senja

kenapa ya smpe dibunuh gt, gak kasihan kl ada anak yg gak punya ayah, '-'

2020-01-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!