Episode 5

“Putri Li Shuwang,anda dipanggil untuk menghadap yang mulia kaisar di aula istana." Aku menoleh paman Gong Duan tampak gelisah.

“Ada apa ayahanda memanggilku?”

“Maafkan saya putri. Yang mulia kaisar meminta saya untuk tidak menceritakan disini. Jadi,meminta anda segera kesana." Aku menghembuskan napas.

“Baiklah,tunggu aku akan keluar sebentar lagi." Paman Gong membungkuk kemudian meninggalkanku sendirian.

Setelah bersiap aku melangkah keluar dari kamar. Paman Gong Duan mengikutiku menuju aula. Aku menghembuskan napas mendengar suara berisik di balik pintu.

Aku membuka pintu memasuki aula. Sontak semua diam melihatku muncul. “Anakku, akhirnya kamu tiba juga. Bagaimana keadaan mu sekarang?” Aku membungkuk hormat.

“Saya putri Li Shuwang menghadap yang mulia kaisar semoga anda selalu sehat dan diberkati. Keadaan saya sekarang baik baik saja." Aku menoleh menatap menteri keuangan Chang Ho dia tersenyum.

“Putri Li Shuwang mohon anda berikan saran supaya masalah ini segera teratasi." Para menteri membungkuk.

“Baiklah, katakan apa yang terjadi?”

Menteri Pertahanan Choi Wangting maju terlebih dahulu. “Putri, sebenarnya beberapa belakangan ini Wang Jian Li dilanda kemarau panjang yang menyebabkan gagal panen. Belum lagi pajak yang tinggi.”

“Bagaimana keadaan keuangan bangsawan?” Chang Ho dia menelan ludah kasar.

“Putri, keuangan bangsawan membaik seperti biasa. Kenapa anda menanyakan itu?” Tanya perdana menteri Xin Zhuting penasaran.

“Kalau begitu pajak rakyat dikurangi. Dan mengenai gagal panen yang terjadi gunakan uang kas negara untuk membantu rakyat yang kelaparan." Mereka saling tatap berbisik.

“Lalu,bagaimana dengan pajak para bangsawan? Pajak yang dikumpulkan dari bangsawan juga tidak mencukupi." Ujar Chang Ho aku menyeringai.

“Tentu saja akan dilakukan pembayaran dua kali lipat." Semua menoleh Chang Ho hendak protes tapi di sahut Xin Zhuting.

“Putri ide anda benar benar cemerlang saya tidak sampai kepikiran ke sana." Ayahanda hanya mendengarkan.

“Tapi, putri para bangsawan akan bangkrut jika pajak dinaikkan dua kali lipat. Dan,rakyat juga termasuk dalam wilayah Wang Jian Li. Mereka juga harus ikut wajib pajak." Sergah Chang Ho tak terima.

“Maaf tuan Chang Ho, apa kamu tidak mendengar perkataanku sebelumnya? Siapa bilang pajak untuk rakyat ditiadakan tetap dijalankan tapi dengan jumlah sedikit. Dan,uang kas yang akan digunakan hanya untuk rakyat yang kelaparan. Jangan bilang anda tidak tau bagaimana keadaan rakyat saat ini.” Chang Ho terpaku dia mengepalkan tangan.

“Putri Li Shuwang anda benar benar bijaksana. Saya saja tidak kepikiran sampai kesana.” Puji Xin Zhuting membungkuk.

“Bukan apa apa. Aku hanya melaksanakan tugas ku sebagai putri Wang Jian Li.” Sahutku datar. “Dan, tuan Chang Ho pajak yang kita terapkan saya minta untuk diperbaiki kembali. Saya ingin orang yang membayar pajak baik rakyat ataupun bangsawan agar diperhatikan kembali. Perhatikan semua harta benda dan pekerjaan nya.”

“Ba-baik putri Li Shuwang." Bibir Chang Ho gemetaran.

“Bagus anakku kamu memang anak yang paling bijaksana di kerajaan Wang Jian Li." Puji ayahanda tersenyum lebar. Tatapan matanya menatapku takjub.

“Terima kasih ayahanda sudah memuji saya,” aku tersenyum membungkuk. “Ayahanda ada satu hal yang saya keluhkan pada anda." Imbuhku membuat dahi ayahanda berkerut.

“Ada apa anakku?” Tanya ayahanda penasaran.

“Belakangan ini para bandit mulai meresahkan pemilik kedai.” Choi Wangting gelisah.

“Tapi, keamanan di Wang Jian Li tidak pernah terjadi masalah. Menteri Pertahanan Choi Wangting, bagaimana bisa ada kejadian ini? Bukan nya kamu bilang keadaan Wang Jian Li aman saja.” Choi Wangting membungkuk dengan gemetaran.

“Maafkan saya yang mulia saya pantas dihukum.” Aku menghela napas.

“Apa yang terjadi sampai kamu lalai dari tugasmu?”

“Saya....” Ujarnya gelegapan membuat Xin Zhuting mendengus kesal.

“Maaf yang mulia seperti nya masalah ini tidak dapat diselesaikan oleh menteri pertahanan Choi Wangting. Mungkin kita bisa menyuruh seseorang untuk menggantikannya." Ujar Xin Zhuting yang diangguki ayahanda.

“Baiklah,aku setuju dengan idemu." Choi Wangtiang bersimpuh.

“Yang mulia saya mohon tolong pikirkan keputusan anda. Saya masih sanggup untuk menjadi menteri pertahanan.”

“Choi Wangting, aku sebagai kaisar Wang Jian Li memberhentikan mu dari jabatan menteri pertahanan." Titah ayahanda Choi Wangting tercengang.

“Tapi,..” Ayahanda menggelengkan kepala.

Aku hanya melihat dia diseret keluar pengawal kerajaan. “Ayahanda saya mohon pamit." Aku membungkuk ayahanda menghela napas.

“Terima kasih anakku berkat bantuan mu kita bisa menyelesaikan masalah." Aku membungkuk.

“Terima kasih atas pujian anda ayahanda. Saya sangat senang mendengarnya. Tapi,saya harus segera pergi." Ayahanda menganggukkan kepala aku melangkah keluar.

Aku terperanjat melihat siapa yang muncul di balik pintu. “Kakak kedua." Sapaku lirih tatapannya yang dingin dan dengusan napasnya terdengar jelas di telingaku.

Dia melewatiku begitu saja. “Jangan halangi langkah ku. Ingat siapa dirimu." Bisiknya dingin aku terpaku.

Apa kamu sebenci ini padaku? Kenapa? Apa alasannya? Apa aku sudah berbuat salah?. Batinku meremas ujung hanfu melangkah pergi.

DEG!

Langkahku terhenti menatap langit yang sebentar lagi gelap. Waktunya sudah tiba. Batinku meringis kesakitan. Jantungku berdetak lebih cepat. Napasku terasa sesak dan sekujur tubuh panas seperti dibakar.

Aku meringkuk kesakitan keringat mengucur membasahi tubuh. “Putri Li Shuwang.” Aku menoleh selir Gong Zhen selir ketiga ayahanda memiringkan wajahnya. Surai nya yang kecoklatan dan iris kelabu terlihat kontras dengan warna kulit nya yang putih. “Apakah putri baik baik saja?”

Aku mengangguk berdiri tegak. Kutahan rasa sakit yang sudah menjalar ke sekujur tubuh.

“A..ku harus pergi.” Aku berlari meninggalkan nya menatapku penuh kebingungan. Napas ku tersengal. Matahari sudah kembali ke peraduannya malam akan menjelang.

Aku memasuki kamar menutup pintu dan jendela rapat. Aku terkulai lemah di lantai perlahan perubahan terjadi padaku.

Irisku yang hijau berubah menjadi kemerahan dan surai kelabu pun berubah perak. "Hah, hampir saja." Gumamku bernapas lega aku menatap jendela. “Hanya tinggal menunggu fajar.”

Aku bersandar di dinding merenungi diri. Saat jiwa Jiangshi bangkit sepenuhnya aku tidak boleh terlihat oleh orang lain. Sebab itu akan membahayakan diriku dan orang sekitar. Apalagi bulan purnama sudah tiba.

“Hah,sampai kapan aku akan begini? Apa aku akan terus terusan hidup dalam bayangan?” Aku menunduk sedih. “Ayah ibu, aku rindu kalian." Tapi mendadak sebuah aroma tercium pekat.

“Manusia?” Aku berdiri tegak mengawasi sekitar. “Siapa yang datang kemari? Apa tujuannya?”

Aku mengambil pedang yong jian. Walaupun, dalam wujud Jiangshi aku tak bisa mengaktifkan kekuatannya tapi masih bisa digunakan untuk bertahan.

KRIEK!

Pintu terbuka seseorang memasuki kamar. Langkahnya mengendap endap. Aku bersembunyi di balik pintu. Aku melihat seseorang dengan pakaian serba hitam.

Dia celingak celinguk mencariku. Dia melangkah memeriksa seluruh kamar. Karena, gelap jadi penglihatannya memburuk.

Dia menoleh menatapku dibalik kegelapan. “Aku pikir Li Shang seorang pengecut yang bersembunyi dibalik kegelapan.”

Terpopuler

Comments

Kuroko-sensei

Kuroko-sensei

Akhirnya bisa baca.. hai mbak ara.. UP terus ya semangat ✌😁

2019-12-16

2

M.A

M.A

sudah semua karya itu bagus
tergantung si pembaca nya minat yang kek gimana.

update terus yah
semangat Ara nya akoh😍

2019-10-18

2

thatblackwings

thatblackwings

bagusan punya kamu kayanya drpd punya aku😂

2019-09-01

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!