Sang Pangeran
Kiara Arsyila, teman-temanya sering memanggilnya Kia. Seorang mahasiswa dari sebuah kampus swasta di ibukota negara X.
Kia dianugerahi wajah yang manis, hidung mancung dan alis tebal. Tubuhnya tinggi semampai dengan kulit sawo matang dan rambut bergelombang.
Ayah dan ibu Kia sudah meninggal. Kia kini tinggal bersama kakak dan iparnya.
Sayangnya ipar Kia sangat membenci Kia dan merasa direpotkan dengan keberadaanya.
Untuk menghindari masalah dengan iparnya, Kia menghabiskan banyak waktunya di kampus. Kia menyibukan diri mengikuti organisasi dan kegiatan kemahasiswaan. Kia menjadi bendahara BEM dan kegiatan teater.
Kia kuliah dengan biaya pembagian warisan kedua orang tuanya yang tidak banyak. Jika dihitung, cukup untuk membayar uang semester saja dari semester 1 sampai semester 8.
Sebenarnya kakak dan ipar Kia tidak setuju Kia kuliah. Mereka menginginkan, Kia menggunakan uang pembagian warisan itu, digunakan untuk modal usaha atau mencari kerja. Tapi Kia bersikeras untuk kuliah dan menyambung hidup dengan berjualan online.
Kia belajar dengan keras dan rajin. Saat ini Kia sudah memasuki semester 5. Ipk Kia selalu cumlaude dan menjadi bintang kelas.
Karena kecantikan, kepintaran dan keaktifan Kia di kampus, Kia menjadi incaran banyak pria, dan tidak luput dari kakak kelasnya. Hingga pada suatu hari, grup band kampus yang menjadi idola membuat taruhan.
Belum pantas disebut pria hebat jika belum berhasil tidur dengan gadis pintar, baik, dan cantik seperti Kia, dalam waktu 6 bulan.
Jika berhasil menunjukan fotonya, teman-temanya akan mentraktir pemenang liburan ke luar negeri.
Orang itu adalah Jeje, Kevin dan Dion. Di antara mereka Jeje berhasil memacari Kia.
Karena Jeje memang memiliki wajah yang tampan, bahkan digemari banyak perempuan. Dia sebagai vokalis. Jeje juga pandai merayu perempuan sehingga Kia berhasil dibuat percaya dan mencintainya.
Tapi, 6 bulan Jeje berpacaran, tak pernah sekalipun Jeje berhasil berkencan apalagi tidur bersama.
Kia fokus belajar, berorganisasi dan berjualan. Jeje merasa terhina, padahal Jeje sudah mendeklarasikan kemenanganya. Karena jengkel, Jeje mengerjai Kia.
Jeje mengelabuhi Kia. Jeje memaksa Kia meminjamkan uang BEM untuk acara dies natalis kampus akhir pekan.
Jeje berjanji akan mengembalikan lusa. Tapi sudah lebih dari waktu tempo, Jeje tidak kunjung mengembalikan dan justru menghilang.
“Ki, lo kenapa murung gitu?” tanya Cyntia teman Kia.
Pertunjukan teater puncak dies natalis tinggal 3 hari lagi. Anak- anak teater pun berlatih keras tidak terkecuali Kia.
Jam 8 malam mereka baru selesai latian. Anak-anak lain sudah pada pulang, kini tinggal Kia dan Cyntia.
“Gue nyari Jeje Cyn, lo liat dia nggak? Gue hubungi dia tapi nggak nyambung” tutur Kia sedih menceritakan kegalauanya.
Mendengar ucapan Kia, Cyntia diam tampak memikirkan sesuatu dengan ragu. Belum Cyntia menjawab Kia kembali membuka suaranya.
“Dia bawa uang BEM, padahal kan besok siang semua tagihan untuk acara harus dibayarkan” ucap Kia lirih.
Cyntia kaget mendengar penuturan Kia.
“What? What are you say?” tanya Cyntia syok.
“Gue tau gue bodoh, dia bilang dia nabrak orang, dan dia harus ganti rugi perawatan di rumah sakit malam itu juga, dia janji akan bayar keesokan harinya, tapi dia belum bayar sampe sekarang” tutur Kia menunduk
“Emang berapa yang dia pinjam?"
“15 juta” jawab Kia lagi.
“Hoh? Kia! Are you crazy?? Kok bisa sih lo percaya gitu aja sama Jeje?” Cyntia menghela nafasnya menahan emosi
Mereka berdua saling terdiam, Kia menyadari kesalahanya dan panik memikirkan solusinya. Kia pribadi tidak punya uang sebanyak itu. Itu semua uang yang didapat dari sponsor acara dies natalis kampus.
Sementara uang sisa penjualan warisan orang tuanya, baru saja dia gunakan untuk membayar semester, masih tersisa untuk semester berikutnya. Untuk biaya sehari- sehari Kia mengandalkan uang jualan online.
“Dia bilang dia diancam penjara kalau nggak bayar ganti rugi malam itu juga. Dia janji balikin uang pagi harinya. Dia maksa Cyn” ucap Kia mengingat kejadian beberapa hari lalu.
“Terus lo percaya?” tanya Cyntia geram menatap gadis polos dan bodoh di depanya itu.
“Ya gue percaya. Dia kan pacar gue”
“Makan tuh pacar! Dari awal gue kasih tau lo, dia bukan cwo baik Kia. Dan kalau emang dia nabrak orang, bukan lo yang harusnya nolongin dia. Tapi orang tuanya. Itu juga kalau cerita dia benar” ucap Cyntia menggebu dengan nafas tersengal-sengal menahan emosi.
Cyntia sangat menyesalkan, kenapa harus anak sebaik Kia yang jadi korban Jeje. Cyntia kakak kelas Kia dan seangkatan dengan Jeje.
Meski di hadapan Kia dan cewek- ceek lain, Jeje sosok pria sempurna, tapi Cyntia tau sisi gelap Jeje.
Cyntia juga tahu kalau saat ini Jeje sedang menyelingkuhi Kia dengan teman Cyntia bernama Melly.
Kia, menggigit bibirnya merasa pusing dan putus asa.
“Maksud lo apa? Jeje bohongin gue?” tanya Kia panik tidak menyangka dia dibohongi.
Karena tidak tahan, Cyntia mengeluarkan ponselnya dan menunjukan ke Kia.
“Lo liat ini!”
Cyntia menunjukan story whatsap Melly. Melly memamerkan hadiah ulang tahun berupa kalung cantik. Mereka tampak berada di kos Melly. Unggahan story itu tampak di post 15 menit yang lalu.
Melihat foto itu, Kia seperti ditusuk sembilu. Mulutnya tercekat seakan semua cairan ludahnya mengering. Kia tidak bisa berkata apa-apa selain menangis.
Bisa-bisanya orang yang mengaku sebagai pacarnya, memusuhi setiap laki-laki yang mendekatinya, sekarang membawa uang kampus dan bersenang-senang dengan perempuan lain.
“Hapus air mata lo, sekarang kita ke kosan Melly, kita labrak dia, ambil uang kampus!” ucap Cyntia tegas mengajak Kia pergi.
Dengan langkah gontai dan seakan dunia runtuh. Kia mengikuti Cyntia menuju ke kosan Melly. Kia benar-benar ngebleng dan tidak tau harus berbuat apa.
Entah kata apa yang pantas dia lontarkan untuk laki-laki sebrengsek Jeje. Jeje hanya tampan dan wangi di luarnya, tapi hatinya sangat busuk, busuk!
Tidak lama mereka sampai di depan kontrakan Melly. Dan benar saja, motor besar Jeje terparkir di depan kosan Melly.
Tangan Kia mengepal mengumpulkan semua amarahnya. Untung saja Kia selama ini tidak mau diperdaya Jeje diajak kencan. Ternyata ini wajah asli Jeje.
Kia dan Cyntia langsung masuk, dan betapa syok Kia mendapati pandangan di depanya. Sepasang manusia tidak tahu malu, sedang melakukan sesuatu yang seharusnya hanya boleh dilakukan oleh suami istri.
Cyntia membiarkan Kia menyelesaikan urusanya dan menunggu di teras tanpa mau ikut campur.
“Dasar ja**ang, a**ing, br***sek, memalukan” umpat Kia mengeluarkan semua kata kasar.
Mata Kia memerah, wajahnya meradang. Rasanya ingin menghantam menjambak rambut Melly, tapi Kia malu sendiri melihatnya.
“Kia?” pekik Jeje dan Melly tersentak, lalu mereka berdua segera mengambil selimut.
“Keluar Je! Gue mau ngomong sama lo” ucap Kia lalu menunggu di luar bersama Cyntia.
Setelah memakai celana dan kaos dengan wajah brengseknya Jeje keluar menemui Kia.
“Kita putus. Balikin duit kampus!” ucap Kia tanpa bosa basi.
“Hah haha” Jeje justru tertawa sinis.
“Mana uang kampus?”
“Udah gue pake, dan itu sebagai upah lo udah numpang tenar jadi pacar gue” ucap Jeje tanpa dosa.
“Hoh” Kia terbengong mendengar penuturan Jeje.
Rasanya ingin mencabik cabik muka Jeje. Begitu juga Cyntia, ada ya orang kaya Jeje.
“Anj*ng, sampah lo ya” umpat Kia hendak memukul Jeje tapi justru Kia didorong Jeje hingga terjatuh. Untung ada Cyntia yang menolongnya.
“Gue nggak pernah cinta sama cewek kaya lo, lo itu bahan taruhan buat gue” ucap Jeje menyakiti Kia.
“Pergi lo dari sini!” usir Jeje.
“Dasar pembohong, pencuri, balikin duit kampus kalau nggak gue laporin lo ke dosen!”
“Silahkan, gue nggak takut, nggak ada bukti uang itu dipake gue. Pergi kalian!”
“Keterlaluan lo ya Je” ucap Cyntia.
Jeje tidak memperdulikan Kia dan Cyntia malah menutup pintu kosan Melly kasar. Kia hanya bisa menangis dan menyesali kebodohanya.
“Sekarang pulang dulu, besok lo ngomong sama dosen” tutur Cyntia menenangkan Kia.
****
Pagi harinya Kia berangkat ke kampus dan hendak menemui dosen untuk berkonsultasi tentang masalahnya.
Tapi tidak pernah Kia duga, di depan papan mading, teman-temanya sedang menggunjingnya. Nampak selebaran memberitahu kalau Kia menggelapkan uang kampus.
“Masa sih? Keliatanya dia anak baik- baik”
“Iya panteslah, dia kan nggak punya orang tua”
“Harusnya dia nggak jadi bendahara”
“Ih parah ya”
“Eh, ssstt ssst ada orangnya”
“Iiih, minggir minggir”
Teman- teman Kia saling mencibir dan menatap sinis ke Kia.
Kia merobek dan mengumpulkan selebaran itu. Kia melangkah dengan langkah tegap, membuang sampah itu tidak memperdulikan tatapan sinis yang ditujukan ke dia.
“Ki lo dipanggil Dekan” ucap salah satu teman Kia.
Ternyata gosip tentang Kia memakai uang kampus sudah sampai ke dosen, bahkan Dekan. Dan siang itu Kia disidang, apalagi tagihan untuk acara harus dibayarkan segera.
“Pak Buk, saya tidak bohong. Saya tidak menggunakan uang itu, uang itu dipakai Jeje”
“Stop Kia, kembalikan uang kampus, atau terpaksa kita memberikan sanksi sesuai aturan kampus” jawab Dosen tegas.
Jika mahasiswa terbukti mencuri, apalagi uang kampus, bisa dikenakan DO dan diserahkan ke pihak yang berwajib.
“Pak, Kia mohon jangan, tolong percaya Kia”
“Saya ingin percaya kamu Kia, tapi harus ada bukti, aturan tetap aturan”
“Beri saya waktu untuk membuktikan Pak”
“Acara tinggal dua hari lagi Kia, besok pagi uang itu harus ada”
“Baik Pak, saya akan bawa uang itu besok pagi” ucap Kia mantap meski hatinya ragu.
Siang itu Kia tidak masuk kelas dan memilih mencari solusi untuk masalahnya. Pertama Kia meminta tolong ke kakaknya dan meminjam uang.
“Kamu gila ya? Nggak ada otak! Nggak, nggak ada uang sebanyak itu. Kamu liat masmu kerjanya cuma jadi pelayan, mba mu ini lagi hamil. Bisa-bisanya meminta uang sebanyak itu, sudah nggak usah kuliah aja kamu!” omel Ipar Kia kasar.
Kia hanya menunduk, menggigit bibir bawahnya. Kia tidak bisa menjawab menyadari dirinya memang menumpang.
Kia mencoba mendatangi pegadaian dan bank. Karena Kia tidak punya apapun dan masih mahasiswa, Kia tidak bisa meminjam uang. Kia juga hanya bisa menggadaikan perhiasanya seharga 3 juta.
“Cyntia” ucap Kia mengingat satu-satunya orang yang selalu baik ke dia.
Cyntia juga terlihat kaya, dilihat dari perhiasan, ponsel, tas dan baju Cyntia. Kia yakin Cyntia bisa membantu. Siang itu juga Kia menghubungi Cyntia dan mereka ketemuan di luar kampus.
“Bi*dap emang tuh orang” ucap Cyntia mendengar Kia. Cyntia menatap Kia iba.
“Please Cyn, bantu gue” tutur Kia memohon.
“Gue bisa bantu lo, tapi gue nggak yakin ini bener atau salah, gue nggak rela lo kaya gue, lo bisa dapet uang itu besok pagi tapi ada yang harus lo lakuin” ucap Cyntia menunduk ragu.
“Apapun Cyn, apapun akan gue lakuin. Yang penting gue nggak dikeluarin dan dipenjara Cyn!” ucap Kia memohon.
“Lo yakin?”
“Iya, apa yang harus gue lakuin? Gue cuma mau tetep kuliah dan nggak dipenjara. Gue nggak tahu harus gimana lagi”
“Malam ini lo gantiin gue buat nemuin tamu gue, gue datang bulan”
“Maksud Lo?”
“Sory gue nggak pernah cerita, tolong lo rahasiaiin ini, sejak bokap gue nikah lagi, gue jadi sugar baby, 2 bulan terakhir ini” tutur Cyntia menunduk malu.
“Hoh” Kia syok mendengar ucapan Cyntia.
“Nggak semua tamu gue minta dilayani diranjang kok, mereka cuma butuh teman, tapi bayaranya beda. Mereka rata-rata bos besar dan beristri. Teman gue ngabarin, malam ini ada klien yang minta temen tidur, kalau lo bersedia, lo bisa dapet lebih dari yang lo butuh. Kalau lo mau lo datang ke alamat ini, katanya sih dia bos besar” tutur Cyntia memberikan alamat.
Kia gemetaran mengambil alamat itu. Kia tidak mengira, sahabat yang selama ini selalu baik terhadapnya. Ternyata mempunyai sisi gelap yang tidak ada orang yang tahu.
Nafas Kia memburu dan seakan terhenti, Kia bingung dan ragu dengan tawaran Cyntia.
“Apa benar ini satu- satunya jalan?” gumam Kia dalam hati.
“Gue tahu lo perempuan baik-baik Ki. Maaf, gue nggak bermaksud jerumusin lo, tapi cuma ini yang bisa gue bantu. Uang sebanyak itu gue nggak punya. Selama ini gue cuma nemenin mereka minum dan main golf, jadi tarif gue nggak sebanyak itu” ucap Cyntia.
Setelah berfikir lama, Kia menerima tawaran Cyntia. Entah benar entah salah, Kia tidak ingin berakhir di DO dan dipenjara.
Bayangan Jeje bersama Melly melintasi otak Kia. Rasanya sakit sekali.
Tepat jam 9 malam, Kia mendatangi hotel yang diberitahu Cyntia. Kia masuk ke sebuah kamar, ada seorang laki-laki yang tampak menunggu dan menyuruhnya masuk, tapi kemudian pergi. Ternyata dia asisten bos itu.
Kia masuk ke kamar kosong, disuruh mempersiapkan diri. Dengan gemetaran dan deg-degan yang berlangsung lama, Kia menunggu sendirian.
Kurang lebih pukul 11 malam, seorang laki- laki matang dengan langkah gontai setengah sadar masuk.
Dan malam itu menjadi malam kelam untuk Kia, merelakan mahkotanya kepada laki-laki yang tidak dikenalnya, demi uang yang dibawa pacarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
erike Erike
bijak lebih baik drpda pintar,
2023-01-15
0
Liaali
semoga gak ada orang yang kaya gini nih di rl
2022-12-13
0
Liaali
halo kakakk aku pembaca baruu, semoga cerita nya seruu yaa
2022-12-13
0