Kia menggandeng Ipang keluar dari lift. Kia memandang sekeliling. Seketika otak Kia langsung mengeluarkan banyak love-love dari kepalanya. Matanya berbinar-binar.
Kantor itu tampak rapih bersih, terlihat dari dinding kaca, beberapa orang tampak sibuk dengan komputer masing-masing.
"Ah keren sekali, mereka" batin Kia.
Dari dulu Kia memang bercita-cita menjadi jurnalis, penulis atau editor dalam sebuah perusahan. Karena kuliahnya terpaksa harus berhenti, Kia memilih menulis.
"Huuuft bismillah" ucap Kia mengambil nafas.
"Ipang"
"Iya Buk"
"Jadi anak baik ya. Diam dan ikuti Ibuk"
"Baik Bu"
Kemudian Kia menggandeng Ipang menuju ke ruangan Bu Rosa.
Tanpa Kia tahu, Ipang sangat cerdas dan mengingat laki-laki yang bertemu dengan ibunya beberapa waktu lalu.
"Buk" Panggil Ipang berhenti.
"Iya Nak, kenapa?"
"Ibu kan mau bekerja. Ipang tunggu di situ saja" ucap Ipang menunjuk bangku tunggu di dekat tanaman hias.
"Nggak Nak, ibu nggak mau ninggalin kamu. Kalau ada orang jahat gimana? Ayo masuk. Ipang tinggal jadi anak baik duduk diam. Ya!" jawab Kia tidak mau meninggalkan anaknya.
"Ipang akan baik-baik saja Bu, percayalah!" tutur Ipang meyakinkan ibunya.
Mendengar penuturan Ipang, Kia terdiam. Kia menatap Ipang dengan penuh kekaguman. Kia merasa terberkati, diberi kesempatan sama Tuhan melahirkan anak seperti Ipang. Meski usia kecil tapi sangat dewasa.
"Baiklah, ibu tidak akan lama, tunggu ibu di sini ya. Apa kamu perlu ponsel untuk bermain?" tanya Kia menawarkan ke Ipang.
Ipang memang mempunyai ponsel sendiri. Tapi Kia membatasi Ipang menggunakan ponselnya. Ada waktu yang Kia atur. Kia lebih banyak memberikan buku ke Ipang.
"Tidak" jawab Ipang menggelengkan kepalanya dan duduk manis di depan ruangan Bu Rosa.
Kemudian Kia masuk ke ruangan Bu Rosa. Bu Rosa menyampaikan amanah atasanya. Mengajak Kia kerjasama, tulisan Kia akan menjadi naskah skenario serial tv di stasiun TV kepunyaan Nareswara grup, yaitu ITV, stasiun TV ternama di negaranya.
Rosa juga menyampaikan kalau Kia akan menjadi pegawai di kantor itu, Kia juga akan dilibatkan dalam proses syuting serial tv itu.
"Benarkah?" tanya Kia antusias setelah Rosa menjelaskan.
"Iya Nyonya, atasan kami, bahkan pemilik perusahaan kami menyukai naskah sekaligus profil anda?"
"Oh iya? Kenapa bisa begitu, saya kan belum pernah wawancara atau bertemu denganya" tanya Kia merasa penawaran dari Nareswara Grup terasa aneh. Meskipun Kia sangat senang, tapi Kia merasa perlu menanyakanya.
"Saya sendiri kurang tau Nyonya, beliau hanya mengatakan itu"
"Bolehkah saya bertemu denganya?"
"Tuan kami sangat sibuk, karena kami mempunyai beberapa cabang perusahaan. Tidak setiap hari beliau datang kemari"
"Oh gitu?"
"Jika anda bersedia dan setuju, silahkan baca kontrak dari kami, kalau ada pertanyakan silahkan ajukan, dan tanda tangan di sini" tutur Rosa langsung memberikan kontrak kerja ke Kia.
"Ehm. Jadi, saya dikontrak untuk jadi pegawai di sini juga? Lebih dari penulis?" tanya Kia masih tidak percaya.
"Iya Nyonya"
"Berapa gaji saya perbulan?"
"10 juta Nyonya, itu hanya gaji pokok, jika naskah anda dan serial kami mendapat rating tinggi akan ada banyak bonus lain"
"Oke baiklah"
Mendengar penawaran Bu Rosa Kia langsung menandatanganinya.
"Yakin sudah dibaca Nyonya? Tidak ada bagian yang memberatkanr?" tanya Bu Rosa.
"Tidak, saya sangat bersyukur bisa kerja di sini" tutur Kia bahagia.
Kia bertekad mengabulkan permintaan anaknya, mencari rumah, membiarkan Ipang mengejar cita-citanya. Sekolah di tempat yang paling bagus.
Rosa yang sudah membaca isi kontrak itu hanya bisa menelan salivanya. Kontrak Kia sangat memberatkan Kia, Tuan Aslan berencana menyiksa dan memeras tenaga Kia habis-habisan.
"Kapan saya bisa bekerja?"
"Lusa Nyonya, hari senin" ucap Bu Rosa. Kebetulan hari itu adalah hari sabtu.
"Oke" jawab Kia tersenyum. Berjabat tangan dan berpamitan dari Bu Rosa.
Besok pagi hari minggu adalah jadwal Ipang audisi babak selanjutnya, menyisihkn 20 anak berbakat lain agar terpilih menjadi 10 nominasi yang kemudian akan dikarantina.
"Ayo Nak, kita pulang, ibu sudah selesai" ajak Kia ke Ipang.
"Ibu terlihat sangat bahagia?"
"Iya sayang. Mulai besok senin ibu bekerja di sini. Ayo kita temui teman ibuk. Sementara belum dapat rumah, kita kos dulu nggak apa-apa kan?"
"Iya Bu, Yang penting Ipang sekolah dan tinggal di sini"
"Kita sekalian belanja ya! Besok pagi audisi buat mu. Anak ibu harus tampil ganteng"
"Iya Bu" jawab Ipang.
****
Audisi
Kia membasuk kedua tanganya, berkumur, membasuh muka, dan melanjutkan langkah lain sampai membasuk kedua kakinya. Kia masuk ke mushola yang berada di ujung studio stasiun ITV.
"Ipang sudah selesai dzuhanya?" tanya Kia lembut.
"Sudah Bu"'
"Ibu sholat dulu ya. Kamu di sini jangan pergi-pergi" tutur Kia.
Ipang kemudian mengangguk. Ipang duduk di depan mushola kecil itu menunggu ibunya menunaikan sholat sunnah dzuha.
Saat Ipang melihat sekeliling, tanpa ada yang tahu airmata Ipang jatuh. Lawan audisi Ipang berdatangan, dari mereka hampir semuanya bersama ayah dan ibunya.
Meski tidak pernah menyampaikan ke Kia, sehebat dan seberapa dewasanya Ipang, Ipang tetaplah anak kecil. Anak kecil yang merindukan pelukan hangat dari ayahnya. Apalagi sekalipun Ipang tidak pernah tahu seperti apa wajah ayah Ipang.
****
"Anak itu?" gumam seseorang dari kejauhan melihat Ipang menangis sendirian di depa mushola. Orang itu adalag Rendra.
"Ada apa Ren?" tanya Aslan melihat sekertarisnya berhenti berjalan dengan tatapan fokus ke arah mushola
"Bukankah itu anak perempuan kurang ajar itu Tuan?" jawab Rendra. Aslan kemudian ikut memperhatikan.
Entah kenapa, saat melihat Ipang menangis, Aslan ikut merasakan sakit. Seperti ada getaran yang saling berhubungan. Aslan ingin mendekat, tapi Aslan sungkan dan enggan. Apalagi mengingat Kia yang selalu kurang ajar terhadapnya.
"Sudahlah mungkin dia ikut audisi ini, dia kan memang youtuber" jawab Aslan mengalihkan pembicaraan lalu pergi.
****
Setelah selesai sholat dzuha dan berdoa. Kia merapihkan bajunya. Kia menghampiri Ipang dan ikut bergabung dalam antrian audisi.
Dari tiga puluh anak berbakat yang terpilih, rata-rata anak perempuan. Hanya ada 10 anak laki-laki. Dari semuanya penampilan mereka mencerminkan anak orang kaya dan terpandang.
Bahkan beberapa anak artis yang sudah terkenal juga katanya ikut audisi itu. Anak pemilik stasiun TV pun katanya juga ikut. Rupanya acara pencarian bakat itu memang bergengsi tinggi dan dilakukan secara ketat.
Ipang duduk dengan tenang menunggu namanya dipanggil. Kia tampak harap-harap cemas menunggui anaknya. Pengumuman lolos ke babak berikutnya rupanya di tentukan saat itu juga. Bahkan audisi itu diliput dan di jadikan acara siaran langsung oleh ITV.
Satu persatu, peserta audisis dipanggil. Ada yang keluar dengan wajah gembira disambut ayah dan ibunya. Banyak yang keluar dengan wajah kecewa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
Erlinda
seperti nya kia membuat kesalahan lagi. begitu ceroboh dan terlalu berambisi.tanpa mikir padahal dia pernah mengenyam bangku kuliah dgn prestasi yg bagus tapi kok goblok ya dlm bertindak .jujur si Ipang juga terkesan keras kepala biasa nya anak akan mengikuti apa yg di ucapkan oleh ortu nya tapi disini Ipang justru memaksakan ego nya..dewasanya nampak sekali dipaksa kan oleh author .
2023-01-07
0
Aqiyu
Kua ceroboh
harusnya baca dulu tuh kontrak kerja
2022-11-25
0
Ida Nur Hidayati
semangat Ipang semoga kamu.lolos audisinya
2022-09-27
0