"Why don't you eat this meat?" tanya Dafa ke Ipang.
"Aku tidak bisa makan daging, kalau kau mau, ambillah" jawab Ipang dingin.
Malam itu anak-anak selesai kegiatan sore dan melakukan makan bersama. Menu makananya adalah olahan daging sapi. Tapi Ipang tidak suka daging dan makan hanya sayurnya saja.
Teman-teman Ipang memandang aneh ke Ipang terutama Dafa dan Alena. Hal itu mirip seperti Om dan ayah mereka. Dan tidak terkecuali laki-laki dewasa yang baru datang menuju ke ruang itu.
"Dia memang anakku" batin laki-laki dibalik pintu.
"Wuaah kamu semakin mirip dengan Uncle Aslan" ucap Dafa polos.
"Apa maksudmu dia mirip dengan Dady Dafa? No, dia hanya kebetulan sama" sanggah Alena tidak terima.
"Apa kau kenal dengan Tuan Aslan? Jadi kalian bersaudara?" tanya Ipang ke Dafa dan Alena.
"Yes, he is my uncle. I like him" jawab Dafa cerdas.
"Hem. Aku benci kalian berdua!" jawab Alena ngambek lalu meletakan sendok dan meninggalkan ruang makan. Ipang, Dafa dan yang lain hanya memandang Alena acuh.
Saat Alena berjalan cepat. Di depan pintu Alena dibuat kaget saat menabrak dua laki-laki dewasa. Ternyata dia ayah dan karyawanya.
"Daddy?" panggil Alena berbinar-binar memeluk ayahnya.
Aslan membiarkan Alena memeluknya. Tapi tidak membalasnya atau menggendongnya.
"Kau sudah makan?" tanya Aslan dingin ke Alena.
"Sudah Daddy, apa Dady merindukanku, itu sebabnya Dady kesini?" tanya Alena.
"Daddy ada pekerjaan Alena. Apa kau berlatih giat hari ini?"
"Tentu Dad"
" Good Job! Sekarang istirahatlah" jawab Aslab mengusap rambut Alena pelan.
"Baik Dad" jawab Alena lirih, sebenarnya dia masih ingih bermanja.
Aslan terpaksa tersenyum dan mengusap kepala Alena. Entah kenapa, tatapan Aslan ke Alena bukan seperti tatapan ayah ke anak, tpi lebih ke tatapan kasian.
Mendengar percakapan di luar anak-anak yang sedang makan menoleh ke arah pintu tidak terkecuali Daffa dan Ipang.
Karena makan sudah selesai anak-anak kemudian keluar hendak kembali ke kamar masing-masing.
"Hai Uncle" sapa Daffa ke Aslan.
"Hai Jagoan" jawab Aslan, ternyata Manda adalah adik Aslan. Ayah Daffa adalah adik ipar Aslan.
Lalu mereka berdua bertos ria sementara Ipang dan yang lain tetap berlalu.
"Daffa, dimana kamarmu?" tanya Aslan.
"Ada di kamar 3 Om"
"Apa kau menyukainya? Siapa teman sekamarmu?"
"Aku menyukainya, hanya saja temanku sedikit pendiam, membosankan, dia hanya peduli dengan bukunya, sama seperti Om" keluh Daffa polos menceritakan Ipang.
Sebenarnya Aslan dan Rendra tau siapa teman Daffa itu. Peserta laki-laki yang lolos hanya 4, jadi karakter anak laki-laki di situ mudah ditebak.
"Boleh Om main ke kamarmu?"
"Ayo Om!" ajak Daffa.
Rendra dan Aslan memang sengaja datang ke hotel untuk menemui Ipang. Saat Aslan meeting tadi sore, Aslan membaca pesan Putri. Aslan sudah menemukan bukti dan keyakinanya.
Ipang memang anaknya, Aslan sangat bahagia mengetahui hal itu. Ditambah Aslan mendengar sendiri, Ipang tidak bisa memakan daging sama sepertinya. Dan kini saatnya Aslan melakukan peranya sebagai ayah.
Lalu mereka bertiga masuk ke kamar Daffa. Dan seperti biasanya. Ipang sedang duduk membaca buku di atas kasur.
"Hai Ipang, kenalkan ini omku" sapa Daffa ke Ipang.
Tapi Ipang tidak membalas sapaan Daffa. Ipang hanya menoleh, kemudian bangun dan malah ingin pergi.
"Hai Ipang, Ayo kita berteman, mau kemana kamu?" tanya Aslan melihat Ipang diam dan justru ingin pergi.
"Aku tidak ingin mengenalmu!" jawab Ipang menundukan kepala mengingat pesan ibunya.
Rendra dan Aslan saling pandang. Aslan memberi kode ke Rendra untuk membawa Daffa keluar. Rendra kemudian mengajak Daffa keluar.
"Tapi om ingin mengenalmu, bisakah kita berteman?" tanya Aslan.
"Tidak!"
"Kenapa? Om sangat suka melihat video cerita dan lagumu. Kamu anak hebat Nak" tutur Aslan jujur dan ingin pedekate dengan anak kandungnya.
Ipang berdiri dan menatap ayahnya lekat-lekat. Tapi Ipang ingat pesan ibunya.
"Jangan dekati aku. Nanti ibuku marah padaku" ucap Ipang polos.
"Kenapa?"
"Kata ibu, aku harus lari jika bertemu denganmu. Meski perkataan ibu tidak masuk akal. Aku hanya tidak ingin ibuku kecewa"
"Oh iya. Memang apa yang ibumu katakan"
"Kamu akan memakanku karena kamu Singa yang gila? Ibuku lucu kan? Mana mungkin kau akan memakanku? Aku hanya ingin ibuku tetap sayang padaku" tutur Ipang lagi dengan polos.
Aslan mengepalkan tanganya mengetahui fakta ternyata Kia juga sudah mengetahui siapa dirinya, dan justru ingin menjauhkan Ipang.
"Kurang ajar! Perempuan itu harus kuberi pelajaran" batin Aslan merencanakan sesuatu ke Kia.
"Apa Om sungguh terlihat ingin memakanmu?" tanya Aslan.
"Tentu saja tidak, Om kan manusia. Makanya aku tidak lari"
"Bagus Nak kamu memang cerdas. Sepertinya ibumu yang sedikit gila" tutur Aslan merasa gemas, ternyata Kia mengatainya Singa.
"Kenapa kalian saling menuduh gila? Sebenarnya siapa yang gila?" tanya Ipang lagi.
"Ehm" Aslan berdehem malu dalan hatinya tertawa geli, benar apa kata Ipang kenapa mereka saling menuduh.
"Maukah kau berteman denganku?" lanjut Aslan pedekate terhadap anaknya.
"Apa kau datang ke sini untuk menemuiku?" tanya Ipang lagi.
"Apa aku terlihat seperti itu?"
"Aku tau, kamu ayahku kan?" tanya Ipang ragu-ragu. Ipang merasa Aslan ayahnya, tapi Ipang takut ke ibunya.
Aslan dibuat kaget mendengar perkataan Ipang. Ternyata Ipang tidaklah seperti anak yang lain. Bahkan Ipang mengetahui kalau dia ayahnya.
"Iya Nak. Aku ayahmu, ayah memang ingin menemuimu" jawab Aslan jujur dan tidak mau membuang kesempatan.
"Jadi aku punya ayah?" tanya Ipang lagi dengan wajah bahagia.
Aslan langsung memeluk Ipang. Ipang juga membalas pelukan ayahnya, pelukan yang selama ini dia rindukan dan dia. inginkan.
"Anakku, kamu sungguh anakku" ucap Aslan dalam hati memeluk Ipang. Dan tanpa sadar Aslan meneteskan air matanya.
"Panggil aku ayah Nak" ucap Aslan lagi. Ipang mengangguk polos.
"Kenapa ayah baru menemuiku? Kenapa waktu itu ayah berbicara kasar pada ibuku?" tanya Ipang lagi.
"Ayah sudah mencarimu sejak kamu belum lahir. Maafkan ayah tidak menemukanmu, maafkan ayah waktu itu tidak mengenali kalian" tutur Aslan lagi.
"Benarkah?"
"Iya, mulai sekarang tetaplah di sisi ayah, oke. Ayah janji tidak akan kasar lagi."
"Baik Ayah. Hore aku punya ayah" ucap Ipang nyeplos.
"Ayah janji akan sering menengokmu di sini" tutur Aslan lagi.
"Ipang juga janji akan jadi anak yang baik untuk Ayah"
"Good job, Jagoanku"
"Apa itu artinya, Daffa dan Alena saudaraku?"
"Iya, mereka saudaramu, baik-baik dengan mereka ya"
"Hore... aku punya saudara juga" jawab Ipang kegirangan.
Akhirnya Ipang menemukan dunia seperti yang dia inginkan. Ipang punya ayah dan saudara. Aslah kemudian mengusap-usap kepala Ipang dengan penuh kasih sayang.
"Ayo kita jalan-jalan" ajak Aslan ke Ipang.
"Memang boleh Yah?"
"Tentu saja boleh. Ayah pemilik hotel ini"
"Benarkah?"
"Iya, kita ajak Daffa juga"
"Horee"
Lalu Aslan mengajak Ipang dan Daffa jalan-jalan tanpa sepengetahuan Kia.
****
Kia merasa matanya sudah mulai lelah. Kia melihat jam dinding sudah jam 8 malam. Padahal Kia berencana menjenguk Ipang.
Sementara putri juga menjadi harap-harap cemas. Dia sudah melakukan pekerjaanya dengan baik, kenapa bosnya tidak kunjung datang dan menyuruhnya pulang.
"Apa, setiap hari harus lembur begini Kak Put?" tanya Kia mengucek matanya.
"Tidak. Hanya hari ini saja".
"Kita akan pulang jam berapa?" tanya Kia sudah ingin berteriak dan nyerah saja.
"He, sebentar lagi ya" jawab Putri juga putus asa dan ingin segera pulang.
Tiba-tiba Delvin datang, mengajak Putri pulang.
"Apa itu artinya aku juga boleh pulang?" tanya Kia bersemangat.
"Kamu dipanggil bos Ki" ucap Delvin.
"Aku? Ngapain?"
"Entahlah. Ya udah kita pulang dulu ya! Dah"
"Daah" jawab Kia lemas.
"Ngapain lagi sih orang itu, kenapa tidak langsung pecat gue aja! Jam segini dia masih di sini? Tidak bisa dipercaya dia bos yang sangat ribet" batin Kia kesal sambil berjalan.
Sebenarnya Aslan ingin menemui Kia secepatnya. Tapi Aslan mempunyai jadwal meeting penting. Aslan juga tidak mau gegabah sebelum ada bukti, makanya Aslan menyuruh Delvin dan Putri menahanya.
"Thok..thok.." Kia mengetuk pintu ruang Aslan.
"Masuk" jawab Aslan keras.
Aslan tampak duduk di kursi besarnya, jarinya memukul-mukul meja sambil menunggu Kia dengan tatapan nakalnya.
"Semoga gue dipecat. Semoga gue dipecat" batin Kia dalam hati.
"Duduk!" perintah Aslan ke Kia. Kia duduk di depan Aslan.
"Ren" ucap Aslan memberi kode mengijinkan Rendra pergi.
Melihat Rendra pergi Kia menjadi tersentak kaget.
"Kenapa pergi? Jadi sekarang hanya tinggal kita berdua, ini kan waktunya pulang, apa yang akan dia lakukan terhadapku?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
Mila Jamila
pasti Alena bukn ank aslan niii ya
2023-03-28
0
Nenk Leela Poetrie Mawar
awas di makan ki
2022-12-23
0
Ida Nur Hidayati
semoga ipang bahagia setelah bertemu ayahnya
2022-09-28
0