Pangeran

7 tahun berlalu.

"Ibuuk" panggil Ipang girang.

Anak usia 6 tahun yang tampak sangat tampan, berkulit bersih dan berhidung mancung. Dia berlari mendekat ke ibu muda berjilbab yang tampak sibuk dengan laptopnya.

Setelah tinggal di yayasan, mengikuti kajian rutin, Kia memutuskan untuk mengubah penampilanya berjilbab. Berusaha menjadi hamba yang taat, dan belajar memperbaiki diri. Mengingat masalalunya, meski terpaksa dan hanya sekali, tetap membuat Kia merasa sangat berdosa.

"Eh sayangnya ibuk sudah pulang, bilang apa kalau baru pulang?" jawab Kia menoleh ke Pangeran putranya, yang dipanggil Ipang.

"Assalamu'alaikum Ibuuk" jawab Ipang mencium tangan ibunya.

"Waalaikum salam sayangnya ibuk" jawab Kia penuh kasih sayang, menciumi kepala Ipang. Kemudian menutup laptopnya.

Setelah tidak kuliah, Kia mempunyai hobby baru yaitu menulis. Di samping berjualan online, Kia iseng- iseng mengikuti lomba nulis yang diadakan penerbit di Ibukota. Kalau menang tulisan Kia bisa akan dijadikan serial drama di stasiun TV.

Kia sekarang juga sudah menjadi ibu yang mandiri. Bahkan Kia tidak tinggal di yayasan lagi. Kia sekarang membeli rumah kecil di desa itu.

Kedatangan Kia ke Yayasan juga memberi keuntungan. Kia berhasil membantu memasarkan hasil karya dari yayasan Srikandi lewat online.

Barang-barang dari yayasan berupa tas rajut, aksesoris dari pelepah pisang. Beberapa makanan daerah dari tumbuhan. Kripik pisang aneka rasa, kue dan lain sebagainya.

"Ipang lolos audisi, bahkan kata juri Ipang terbaik, Kia" tutur Fatimah ke Kia.

Fatimah teman Kia yang membantu mengasuh Ipang. Ipang baru saja mengikuti audisi pencarian bakat babak pertama.

"Oh iya?" tanya Kia lembut.

"Iya! Kalian besok berangkat ke Ibukota. Bersiap-siaplah!"

"Benarkah?"

"Iya Buk, ayo kita ke kota" sambung Ipang bersemangat, Ipang ingin segera keluar dari desa.

"Oh iya Ki, video Ipang yang perform di nikahan Lili, aku upload. Ternyata viral dan banyak yang suka. Baru satu jam udah 10 juta yang lihat" jelas Fatimah lagi menunjukan video Ipang di youtube.

"Oh iya? Masya Alloh, Alhamdulillah hebat kamu Nak" ucap Kia mengelus rambut Ipang, menciumnya kemudian menyuruhnya duduk di pangkuanya.

Entah turunan dari ayahnya atau memang hadiah dari Tuhan. Ipang tumbuh menjadi anak yang lain dari pada yang lain. Ipang mudah sekali menghafal sesuatu. Baik do'a, lagu-lagu ataupun kisah-kisah.

Ipang sangat suka membaca dan menyanyi. Tidak berhenti di situ, Ipang juga pandai bercerita dan menirukan suara-suara binatang ataupun suara orang-orang penting.

Dari kelebihan Ipang, orang-orang disekitarnya sangat menyukainya. Bahkan Ipang sering dimintai tolong untuk menghibur warga di acara nikahan. Menjadi pendongeng di selingi sajian lagu-lagu.

Jika yang mengundang Ipang orang nikahan, Ipang bisa menyajikan kisah-kisah tentang pernikahan. Jika di sekolah, Ipang bisa menceritakan legenda-legenda.

Entah darimana dan bagaimana Ipang menghafal. Tapi Ipang begitu lincah seperti pendongeng profesional.

Teman-teman Kia dari yayasan berinisiatif merekam penampilan Ipang. Kemudian mengupload di youtube. Penjelajah dunia maya kemudian mengagumi penampilan Ipang. Mereka terhibur, terkagum dan dibuat tertawa saat menonton Ipang.

Bahkan Ipang menjadi viral dan trending topik. Terutama lagu-lagu yang Ipang nyanyikan. Suara khas anak kecil itu membuat lagu Ipang semakin digemari.

Tidak terkecuali buat laki-laki pemilik stasiun TV di ibukota. Saat Ipang menyanyikan lagu ayah trending di youtube.

Aslan Nareswara, seorang pengusaha hebat langsung tertarik bahkan memutarnya berkali-berkali.

Dulunya dia seorang artis dari keluarga kaya. Karena ayahnya pensiun, sekarang Aslan fokus melanjutkan usaha ayahnya.

Dialah laki-laki yang tidur dengan Kia malam itu. Seorang pengusaha sukses dan ternama. Bahkan dia menjadi konglongmerat nomer satu di negaranya.

Aslan Nareswara mempunyai stasiun televisi, dapur rekaman, stasiun radio, perusahaan penerbitan. Dia juga mempunyai hotel, resort dan tempat wisata di pulau terpencil.

Untuk aset-aset pribadi dia juga mempunyai beberapa villa, pesawat pribadi dan kendaraan mewah lainya.

Di sudut ruang di lantai teratas sebuah kantor, laki-laki berumur 32 tahun itu meneteskan air mata. Tidak ada yang tahu ataupun melihatnya.

Laki-laki itu mendengarkan setiap detail perkataan Ipang. Padahal Fatimah baru mengupload dua video Ipang, tapi Aslan langsung tertarik.

"Berungtungnya orang tua anak ini" guman Aslan.

Video yang diupload Fatimah adalah video Ipang saat mendongeng di acara nikahan. Memberi pesan ke pengantenya menjadi pasangan yang sakinah mawadah warohmah. Ipang juga memberitahu anak yang sholeh kelak akan menolong orang tuanya di akhirat.

Di akhir cerita Ipang juga menyanyikan lagu tentang ayah. Itu yang membuat daya tarik tersendiri. Suara Ipang begitu menyentuh dan menyampaikan pesan dengan baik.

****

Di sebuah ruang rumah sederhana di desa, anak dan ibu muda itu tampak sedang menikmati sarapan. Rupanya anak dan ibu itu sudah bersiap hendak mencari sekolah untuk anaknya.

"Ibuk"

"Iya sayang, kenapa?"

"Ipang nggak mau sekolah SD di sini"

"Kenapa?"

"Nanti Ipang di suruh cerita terus" ucap Ipang polos.

Pernyataan Ipang memang benar adanya, warga di sekitar rumah Ipang sudah tahu siapa Ipang, mereka akan bersikap berlebihan ke Ipang.

"Baiklah, nanti kita cari sekolah swasta di kota kabupaten ya. Sekarang makan sarapanya" tutur Kia dengan penuh keibuan.

"Bukan di kabupaten"

"Terus dimana?"

"Di ibukota"

"Ibu kota?" tanya Kia kaget dan tersedak mendengan ucapan putranya.

"Iya Buk. Kita kan mau ikut audisi di Ibukota, Ipang juga mau sekolah di sana"

"Ehm.. Ehm" Kia berdehem kemudian berfikir dalam mendengar permintaan putranya.

Asal muasal Kia memang dari ibukota. Sejujurnya ada rasa rindu Kia terhadap kehidupan di sana. Makam orang tuanya, saudaranya, teman-temanya. Tapi Kia masih merasakan kepedihan kejadian 7 tahun lalu itu.

"Buk, ibuk juga lagi ikut lomba ajuin tulisan ibuk kan?" tanya Ipang lagi.

"Iya Nak"

"Ya udah kita tinggal di ibukota aja"

"Tapi kan rumah kita di sini sayang, kita ke ibukota buat audisi aja"

"Ipang akan menang Bu, Ipang akan bantu ibu. Kita beli di rumah di ibukota" jawab Ipang semangat, entah kenapa anak Kia itu sangat ingin tinggal di Ibukota.

Kia tersenyum mengangguk. Apa memang sekarang waktunya Kia kembali ke tempat asalnya.

"Baiklah. Tapi kalau nggak menang kita balik kesini ya"

"Pasti menang Buk" jawab Ipang.

Siang itu Kia dan Ipang berpamitan ke Fatimah, pemilik yayasan beserta tetangga terdekatnya. Naskah yang Kia tulis ternyata mendapat respon dari penerbit. Kia diundang mengikuti seleksi selanjutnya. Ipang juga akan mengikuti ajang pencarian bakat.

"Hati-hati di jalan ya" ucap Fatimah sahabat Kia.

"Makasih ya Fat" ucap Kia.

****

Sekitar pukul 19.00, Kia dan Ipang sampai di sebuah hotel bintang lima. Ipang begitu bersemangat menyambut udara hangat dengan lampu-lampu berkilauan. Berbeda dengan rumahnya di desa, udaranya dingin dan banyak pohon.

Sementara Kia, jantungnya berdebar kencang. Ada kegetiran mengingat masalalunya. 20 tahun Kia hidup di tengah hiruk pikuk kota itu. Dan 7 tahun Kia meninggalkanya, sekarang Kia kembali.

Apa Kia akan bertemu dengan orang-orang di masalalunya. Apakabar Cyntia? Apa dia masih terjerumus dalam dosa akibat pelarian kesepianya? Apa kabar kakak, ipar dan keponakanya? Anaknya lebih tua beberapa bulan dari Ipang. Apa kabar Jeje dan Melly? Akankah hidupnya lebih baik?

"Huuuft" Kia menghela nafasnya lembut.

"Ibuk, Ipang suka buku ini, sudah selesai Ipang baca" ucap Ipang selesai membaca buku. Entah dimanapun berada Ipang sangat suka membaca.

"Oh iya. Nanti ibuk belikan lagi ya, sekarang tidur dulu ya" ucap Kia.

"Ibu berapa lama kita menginap di hotel?" tanya Ipang.

"Selesai urusan ibu dan kamu, besok ibu akan ke kantor itu dulu"

"Kenapa nggak cari rumah aja Bu? Ipang mau sekolah di sini" Ipang kembali mengungkapkan keinginanya ingin tinggal di kota.

"Besok ibu fikirkan ya" jawab Kia.

"Bukan fikirkan Bu, tapi segera cari"

"Kenapa Ipang ingin tinggal di sini?"

"Karena di sini semuanya mudah di dapat. Pokoknya Ipang mau sekolah di sini"

"Baiklah besok kita cari rumah ya, doain naskah ibu terpilih"

"Iya Buk"

****

Pagi itu Ipang dan Kia sudah siap pergi ke kantor penerbit. Karena mereka hanya berdua, Kia mengajak Ipang.

"Sayang, nanti nggak boleh nakal ya, di sini banyak orang jahat. Kamu harus selalu di dekat ibu" tutur Kia menasehati Ipang saat berada di taxi online.

"Iya Buk. Ibu gedungnya tinggi- tinggi sekali, seperti di buku" celetuk Ipang mengagumi suasana kota.

"Kamu suka?"

"Sangat suka, Ipang nanti juga mau punya gedung tinggi Bu" ucap Ipang mengeluarkan mimpinya.

Kia hanya tersenyum mengangguk, mengelus rambut ipang.

"Itu semua mustahil Nak" gumam Kia dalam hati. Buat Kia perkataan Ipang hanya perkataan anak kecil yang sedang berada di masa bermimpi.

Tidak lama Kia sampai di depan perkantoran dengan halaman yang indah. Gedung itu terlihat tinggi sekali, Kia mencocokan nama kantor itu dengan email yang diterima. "Nareswara Group"

"Benar ini gedungnya, bismillah" gumam Kia menggenggam Ipang.

"Sayang jadi anak baik ya. Oke" bisik Kia memberitahu Ipang.

"Iya Bu" jawab Ipang.

Kia dan Ipang kemudian melangkah memasuki kantor itu.

Saat Kia masuk, semua orang di kantor memandang sinis ke Kia. Karena Kia membawa anak kecil. Lalu Kia di hadang security.

"Ibu berhenti!" ucap security

"Iya Pak"

"Di sini di kantor, bukan taman bermain, dilarang membawa anak kecil memasuki kantor"

"Mohon maaf Pak, anak saya sendirian, saya tidak mungkin meninggalkanya. Dia anak yang pintar dan tidak akan mengganggu" jawab Kia menjelaskan.

"Tetap tidak bisa!"

"Pak saya hanya sebentar" ucap Kia.

"Tidak Bu, biarkan anak ibu di sini atau tidak usah masuk"

"Ipang mau ikut Ibuk, Ipang nggak mau disini" celetuk Ipang tidak mau ditinggal.

"Iya Nak. Ibu nggak ninggalin kamu kok"

"Kalau Ibu tidak mau mengikuti aturan, silahkan keluar"

"Pak, saya jauh- jauh dari kota Y Pak, ijinkan saya bertemu dengan editor, saya hanya ingin menyampaikan naskah saya dan membicarakan kontrak kami. Ini undangan untuk saya" tutur Kia menjelaskan

"Tapi dilarang membawa anak ke kantor Bu, silahkan keluar" ucap Satpam tegas.

"Ibuk Ipang ikut" celetuk Ipang sambil menangis takut mendengar satpam membentak.

"Pak tolong pelankan nada anda, anak saya takut" jawab Kia lembut sambil mengelus rambut Ipang.

"Ada apa ini? Mengganggu sekali" tanya seseorang dari arah pintu hendak melewati Kia dan Security.

Satpam dan beberapa pegawai saling menundukan kepala memberi hormat ke laki-laki itu. Dia bertubuh tinggi kekar, kulitnya sangat bersih dan bermata biru. Meski tidak begitu dekat pria itu beraroma sangat wangi.

Pria berdasi itu diikuti dua pegawai. Kemudian dia melepas kacamata hitamnya menatap tajam ke Kia dan Ipang. Kia menunduk merasa tidak nyaman membuat keributan di pintu masuk, apalagi sekarang ditatap tajam seperti itu.

Sambil menangis Ipang justru menatap ke laki-laki bertubuh tinggi di depanya. Mereka saling tatap, tapi Aslan tidak begitu memperhatikan Ipang, Aslan lebih fokus ke perempuan cantik yang menundukan kepala itu. Rasanya seperti tidak asing.

Sementara Rendra pengawal Ipang kaget melihat mata anak itu. Matanya sama seperti mata Aslan. Hidung dan kulitnya juga sama, hanya saja alis dan bentuk wajahnya lebih mirip ke perempuan berjilbab di depanya.

"Selamat Pagi Tuan" sapa security.

"Siapa dia? Kenapa pagi-pagi ada anak kecil menangis di sini, berisik sekali" tanya Aslan.

"Dia mengatakan akan menemui Bu Rosa, saya larang dia karena membawa anak kecil Tuan" jawab Security menjelaskan.

"Bagus, jangan biarkan anak kecil kelayapan di sini" ucap Aslan tegas membuat Kia mengangkat wajahnya dengan mata terbelalak.

"Pak, saya jauh-jauh kesini memenuhi undangan kalian. Saya harus bertemu Bu Rosa" ucap Kia berani dan menatap Aslan.

"Berani sekali kamu!" ucap Aslan tidak terima ditatap.

"Kenapa tidak? Kalian semua tidak punya perasaan, apa salah saya membawa anak, anak saya baik dan tidak menganggu, saya hanya akan menyampaikan ini"

Kia menunjukan kertas ditanganya dan memarahi Aslan. Para pegawai Aslan kemudian menjadi salah fokus dan ikut memperhatikan.

Rendra kemudian maju menghalangi Kia dan Aslan.

"Silahkan tinggalkan kantor kami Nyonya. Tolong jangan buat keributan di sini" ucap Rendra.

"Minggir kamu, dasar manusia tidak berperasaan, gue sumpahin kalian semua nggak punya anak! Saya nggak akan datang kesini kalau tidak diundang! Cih" umpat Kia kesal. Menatap 4 laki-laki didepanya dengan berani.

"Jaga ucapan anda Nyonya"

"Saya kesini diundang mengantar ini. Nih! Nyesel saya kesini!" jawab Kia kesal menghamburkan naskahnya di depan ketiga pria itu.

"Kurang ajar" gumam Aslan merasa sakit hati disumpahi tentang anak.

Aslan mengepalkan tanganya ingin maju. Tapi Kia sudah berbalik arah dan menggendong Ipang pergi.

"Maafkan kami Tuan" ucap Security lalu memunguti kertas yang berhamburan di lantai.

Aslan menatap Kia dan Ipang pergi. Digendongan Kia, Ipang masih terus menatap orang-orang yang menurutnya aneh. Aslan dan Ipang saling tatap meski saling menjauh.

"Gue nggak asing dengan anak dan ibu itu? Bukankah dia yang ada di youtube atau hanya mirip" gumam Aslan. Lalu melirik kertas yang dibawa Security hendak dibuang ke tempat sampah.

"Pak berikan padaku" ucap Aslan penasaran

Terpopuler

Comments

Nenk Leela Poetrie Mawar

Nenk Leela Poetrie Mawar

itu anak mu Aslan

2022-12-23

0

Aqiyu

Aqiyu

kok ketemu anaknya ga ada getaran mak deg

2022-11-25

0

Wirda Lubis

Wirda Lubis

Aslan sombong

2022-06-25

0

lihat semua
Episodes
1 Menyakitkan
2 Kehidupan Baru.
3 Pangeran
4 Naskah
5 Rumah Baru
6 Bertemu Lagi
7 Audisi
8 8. Siapa Ayahku Bu?
9 9. Kecurigaan Rendra
10 10. Cyntia
11 11. Tanda Lahir Kia
12 12. Ipang Sang Bintang
13 13. Saingan
14 14. Rumah Tangga Aslan
15 15. Mata-mata
16 16. Ketahuan.
17 17. Anakku
18 18. Mengakui.
19 19. Tamparan
20 20. Diantar
21 21. Perempuan Baik2
22 22. Hanya Alasan
23 23. Renang
24 24. Orang Tua.
25 25. Berani.
26 26. Ternyata
27 27. Dua kali
28 28. Hukuman
29 29. Putra
30 30. Kembalian.
31 31. Pulang
32 32. Rahasia 7 th lalu
33 33. Kopi
34 34. Mengadu
35 35. Nanti Wudzunya Batal.
36 36. Digunjing
37 37. Trik.
38 38 Polisi
39 39. Fortuner
40 40. Surat Perjanjian
41 41. Negosiasi
42 42. Hujan
43 43. Hujan part 2
44 44. Asthma
45 45. Kecewa
46 46. Rumah
47 47. Biar Ipang yang pilih
48 48. Diusir
49 49. Toksik
50 50. PR
51 51. Mau Ibu.
52 52. Kakek
53 53. Dijemput
54 54. Diterima
55 55. PD KT
56 56. Berubah
57 57. Sudah Bulat
58 58. Sepatu.
59 59. Bukan Janda
60 60. Mundur dulu
61 61. Bus
62 62. Sandiwara
63 63. Tengsin
64 64. Kejutan Aslan
65 65. Pamit
66 66. Janji
67 67. Akarny mulai tumbuh
68 68. Diam diam
69 69. Kelabakan
70 70. Studio ITV
71 71. Bendera berkibar
72 72. Kurang ajar
73 73. Tidak terima
74 74. Udah Chattingan
75 75. Nggak boleh Jaim
76 76. Mengakui
77 77. Peduli Aslan
78 78. Yakin
79 79. Ayah Mana?
80 80. Tuduhan
81 81. Indung dan telur
82 82. Gusti, Alhamdulillah.
83 83. Iya Mau
84 84. Akrab.
85 85. Kenal
86 86. Siip
87 87. Undang Ibu
88 88. Tidak takut
89 89. Pulang.
90 90. PR untuk Kia
91 91. Aslan mimpi
92 92. Aslan Malu.
93 93. Pilihan Rendra.
94 94. Delvin Curiga
95 95. Bertemu Aslan
96 96. Nggak Peka.
97 97. Akur
98 98. Jadian
99 99. Dihina
100 100. Kecewa
101 101. Jenguk Ipang
102 102. Manja
103 103. Cerita
104 104. Ke rumah Camer
105 105. Ambil barang
106 106. Besok Pagi
107 107. KK
108 108. Pengobatan
109 109. Ada Udang di balik batu
110 110. Menyesal.
111 111. Tidak tahu Malu
112 112. Halal Dulu.
113 113. Kesal
114 114. Masuk Yuk!
115 115. Abang, nggak nuntut kok.
116 116. Tanggung.
117 117. Berbeda
118 118. Seperti anak SMA.
119 119. Liat saja
120 120. Kenapa di situ?
121 121. Coklat Panas
122 122. PikTor
123 123. Menemui Paul
124 124. Tidak semiskin itu.
125 125. Pasif
126 126. Makam
127 127. Jeje Sinting
128 128. Akta cerai
129 129. Rencana Aslan
130 130. Mau Kia
131 131. Otewe
132 132. Perjalanan.
133 133. Kompor
134 134. Satu Tempat
135 135. So sad.
136 136. Ups
137 137. Bu Arini
138 138. Foto siapa ini?
139 139. Abang harus lihat.
140 140. Aslan Santai
141 141.Cyntia tidak Waras
142 142. Pak Surya
143 143. Reporter Kia.
144 144. Kisah dari Umma Part 1
145 145. Kisah dari Umma Part 2
146 146. Liontin.
147 147. Kisah dari Umma End
148 148. Semut.
149 149. Meta ke Terkam Harimau
150 150. Pamer ke Cyntia.
151 151. Paul Depresi.
152 152. Memory Card.
153 153. Bakat terpendam Cyntia. "Rasain lo!"
154 154. Serangan dimulai.
155 155. Hadapi bersama
156 156. Ketahuan.
157 157. Bapak.
158 158. Sekarang
159 159. Agresi tahap 1
160 160. Terpaksa Bantu.
161 161. Seperti Paranormal.
162 162. Ketinggalan.
163 163. Rendra Vs Cyntia
164 164. Kaos Kaki
165 165. Bekerjasama
166 166. Cerita Aslan.
167 167. Pelajaran untuk Tikus Kecil
168 168. Aslan Main Cantik.
169 169. Mulut beracun
170 170. Perubahan.
171 171. Air Mata Alena
172 172. Penangkapan Polisi.
173 173. Final.
174 174. Mimpi tapi Nyata
175 175. Patuh
176 176. Daaah.
177 177. Ikut
178 178. Tidak sadar
179 179. Mendengar
180 180. Ikut Tante
181 181. Saling tunggu
182 182. Hasil pemeriksaan
183 183. Cemburu.
184 184. Salah Paham
185 185.Tekad Cyntia.
186 186. Dapet antek Baru
187 187. Kecurigaan Mbok Mina
188 188. Bersitegang
189 189. Bertemu Istri Nicholas
190 190. Cyntia kesal.
191 191. Alena hancur.
192 192. Paul GILA
193 193. Ditinggal Pergi
194 194. Aslan marah
195 195. Thank You Uncle
196 Promosi cerita : Ramanda
197 196. Tantangan dari Cyntia
198 197. Aku ingin bertemu denganya
199 198.Dibuka semua
200 199. Akhirnya dia berfikir waras
201 200. Lain kali saja.
202 201. Sudah Berkemas.
203 Promo Kak Rafizqi
204 202. Tak sesubur Kia
205 Promo Kak Kisss
206 203. Kasian Aslan.
207 204. Akhirnya, kuncinya terbuka.
208 P- Kak Novi Rahajeng
209 205. Dijemput besok.
210 206. Rendra Vs Aslan
211 P - Kak Irma Kirana
212 207. Sampai bertemu di Pengadilan
213 208. Apa kau menyukaiku?
214 209. Pandai merayu
215 210. Siapa yang galak
216 P - Kak Anha
217 211.Jadi Saudara Kikan Aja
218 212. Jangan Begadang.
219 213. Terkikis Habis
220 214. Tissu buat Kamu.
221 215. Tidak Tahu Caranya
222 P- Kak Je
223 216. Boleh yaa.
224 217. Membuktikan
225 218. Telepon Den Rendra.
226 219. Kikan dengar semuanya
227 220. Berita Duka
228 222. Isi hati Cyntia
229 223. Rujak kedondong Cyntia.
230 224. Kalau Cinta bilang saja
231 225. Turun tangan
232 227. Kia ke Cyntia.
233 229. Cyntia Tergeletak Di kamar mandi
234 230. Tunggu Cyntia Sadar
235 231. Rendra
236 232. Umma mau punya cucu lagi
237 233. Masih ada pelajaran untukmu.
238 234. Sidang Putusan.
239 235. End
240 236. Bon_Chap 1, Jenis Kelamin
241 BC ~ 2
242 BC-3
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Menyakitkan
2
Kehidupan Baru.
3
Pangeran
4
Naskah
5
Rumah Baru
6
Bertemu Lagi
7
Audisi
8
8. Siapa Ayahku Bu?
9
9. Kecurigaan Rendra
10
10. Cyntia
11
11. Tanda Lahir Kia
12
12. Ipang Sang Bintang
13
13. Saingan
14
14. Rumah Tangga Aslan
15
15. Mata-mata
16
16. Ketahuan.
17
17. Anakku
18
18. Mengakui.
19
19. Tamparan
20
20. Diantar
21
21. Perempuan Baik2
22
22. Hanya Alasan
23
23. Renang
24
24. Orang Tua.
25
25. Berani.
26
26. Ternyata
27
27. Dua kali
28
28. Hukuman
29
29. Putra
30
30. Kembalian.
31
31. Pulang
32
32. Rahasia 7 th lalu
33
33. Kopi
34
34. Mengadu
35
35. Nanti Wudzunya Batal.
36
36. Digunjing
37
37. Trik.
38
38 Polisi
39
39. Fortuner
40
40. Surat Perjanjian
41
41. Negosiasi
42
42. Hujan
43
43. Hujan part 2
44
44. Asthma
45
45. Kecewa
46
46. Rumah
47
47. Biar Ipang yang pilih
48
48. Diusir
49
49. Toksik
50
50. PR
51
51. Mau Ibu.
52
52. Kakek
53
53. Dijemput
54
54. Diterima
55
55. PD KT
56
56. Berubah
57
57. Sudah Bulat
58
58. Sepatu.
59
59. Bukan Janda
60
60. Mundur dulu
61
61. Bus
62
62. Sandiwara
63
63. Tengsin
64
64. Kejutan Aslan
65
65. Pamit
66
66. Janji
67
67. Akarny mulai tumbuh
68
68. Diam diam
69
69. Kelabakan
70
70. Studio ITV
71
71. Bendera berkibar
72
72. Kurang ajar
73
73. Tidak terima
74
74. Udah Chattingan
75
75. Nggak boleh Jaim
76
76. Mengakui
77
77. Peduli Aslan
78
78. Yakin
79
79. Ayah Mana?
80
80. Tuduhan
81
81. Indung dan telur
82
82. Gusti, Alhamdulillah.
83
83. Iya Mau
84
84. Akrab.
85
85. Kenal
86
86. Siip
87
87. Undang Ibu
88
88. Tidak takut
89
89. Pulang.
90
90. PR untuk Kia
91
91. Aslan mimpi
92
92. Aslan Malu.
93
93. Pilihan Rendra.
94
94. Delvin Curiga
95
95. Bertemu Aslan
96
96. Nggak Peka.
97
97. Akur
98
98. Jadian
99
99. Dihina
100
100. Kecewa
101
101. Jenguk Ipang
102
102. Manja
103
103. Cerita
104
104. Ke rumah Camer
105
105. Ambil barang
106
106. Besok Pagi
107
107. KK
108
108. Pengobatan
109
109. Ada Udang di balik batu
110
110. Menyesal.
111
111. Tidak tahu Malu
112
112. Halal Dulu.
113
113. Kesal
114
114. Masuk Yuk!
115
115. Abang, nggak nuntut kok.
116
116. Tanggung.
117
117. Berbeda
118
118. Seperti anak SMA.
119
119. Liat saja
120
120. Kenapa di situ?
121
121. Coklat Panas
122
122. PikTor
123
123. Menemui Paul
124
124. Tidak semiskin itu.
125
125. Pasif
126
126. Makam
127
127. Jeje Sinting
128
128. Akta cerai
129
129. Rencana Aslan
130
130. Mau Kia
131
131. Otewe
132
132. Perjalanan.
133
133. Kompor
134
134. Satu Tempat
135
135. So sad.
136
136. Ups
137
137. Bu Arini
138
138. Foto siapa ini?
139
139. Abang harus lihat.
140
140. Aslan Santai
141
141.Cyntia tidak Waras
142
142. Pak Surya
143
143. Reporter Kia.
144
144. Kisah dari Umma Part 1
145
145. Kisah dari Umma Part 2
146
146. Liontin.
147
147. Kisah dari Umma End
148
148. Semut.
149
149. Meta ke Terkam Harimau
150
150. Pamer ke Cyntia.
151
151. Paul Depresi.
152
152. Memory Card.
153
153. Bakat terpendam Cyntia. "Rasain lo!"
154
154. Serangan dimulai.
155
155. Hadapi bersama
156
156. Ketahuan.
157
157. Bapak.
158
158. Sekarang
159
159. Agresi tahap 1
160
160. Terpaksa Bantu.
161
161. Seperti Paranormal.
162
162. Ketinggalan.
163
163. Rendra Vs Cyntia
164
164. Kaos Kaki
165
165. Bekerjasama
166
166. Cerita Aslan.
167
167. Pelajaran untuk Tikus Kecil
168
168. Aslan Main Cantik.
169
169. Mulut beracun
170
170. Perubahan.
171
171. Air Mata Alena
172
172. Penangkapan Polisi.
173
173. Final.
174
174. Mimpi tapi Nyata
175
175. Patuh
176
176. Daaah.
177
177. Ikut
178
178. Tidak sadar
179
179. Mendengar
180
180. Ikut Tante
181
181. Saling tunggu
182
182. Hasil pemeriksaan
183
183. Cemburu.
184
184. Salah Paham
185
185.Tekad Cyntia.
186
186. Dapet antek Baru
187
187. Kecurigaan Mbok Mina
188
188. Bersitegang
189
189. Bertemu Istri Nicholas
190
190. Cyntia kesal.
191
191. Alena hancur.
192
192. Paul GILA
193
193. Ditinggal Pergi
194
194. Aslan marah
195
195. Thank You Uncle
196
Promosi cerita : Ramanda
197
196. Tantangan dari Cyntia
198
197. Aku ingin bertemu denganya
199
198.Dibuka semua
200
199. Akhirnya dia berfikir waras
201
200. Lain kali saja.
202
201. Sudah Berkemas.
203
Promo Kak Rafizqi
204
202. Tak sesubur Kia
205
Promo Kak Kisss
206
203. Kasian Aslan.
207
204. Akhirnya, kuncinya terbuka.
208
P- Kak Novi Rahajeng
209
205. Dijemput besok.
210
206. Rendra Vs Aslan
211
P - Kak Irma Kirana
212
207. Sampai bertemu di Pengadilan
213
208. Apa kau menyukaiku?
214
209. Pandai merayu
215
210. Siapa yang galak
216
P - Kak Anha
217
211.Jadi Saudara Kikan Aja
218
212. Jangan Begadang.
219
213. Terkikis Habis
220
214. Tissu buat Kamu.
221
215. Tidak Tahu Caranya
222
P- Kak Je
223
216. Boleh yaa.
224
217. Membuktikan
225
218. Telepon Den Rendra.
226
219. Kikan dengar semuanya
227
220. Berita Duka
228
222. Isi hati Cyntia
229
223. Rujak kedondong Cyntia.
230
224. Kalau Cinta bilang saja
231
225. Turun tangan
232
227. Kia ke Cyntia.
233
229. Cyntia Tergeletak Di kamar mandi
234
230. Tunggu Cyntia Sadar
235
231. Rendra
236
232. Umma mau punya cucu lagi
237
233. Masih ada pelajaran untukmu.
238
234. Sidang Putusan.
239
235. End
240
236. Bon_Chap 1, Jenis Kelamin
241
BC ~ 2
242
BC-3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!