20. Diantar

Lampu ibukota menyala berkilauan, menghiasi malam yang gelap. Sayang, langit sepertinya muram, bahkan suara petir terdengar bersahut-sahutan. Tapi itu semua tidak menyurutkan keberanian Kia.

Kia berlari seperti anak kecil menjauhi Aslan. Berusaha segera mendapatkan taksi agar bisa selamat dari intaian Aslan.

Entah kenapa Ayah dan Ibu Ipang itu seperti anak kecil. Padahal kan mereka bisa bicara baik-baik, duduk berdampingan menjadi orang tua yang lengkap buat Ipang.

Melihat Kia berusaha kabur darinya, Aslan dengan sigap mengejar Kia, Aslan tidak ingin kehilangan orang yang selama ini dia cari. Tapi Kia berhasil bersembunyi di balik pagar sambil menunggu taxi, sehingga Aslan tidak melihatnya.

"Haisssh kemana perempuan itu? Siapa yang mau memesanya lagi? Gue kan cuma mau nolongin dia, benar-benar tidak mudah ditebak dia" batin Aslan membungkukan badanya dan ngos-ngosan.

Angin berhembus kencang, hawa dingin menjalar ke tubuh para manusia yang terjaga di luar ruangan malam itu. Tidak terkecuali Aslan dan Kia.

Tetesan air hujan kemudian turun tanpa permisi. Aslan menengadahkan pandanganya ke langit yang hitam, lalu membuka telapak tanganya membiarkan hujan memenuhi tanganya.

"Dia pasti kehujanan dan masih di sekitar sini" gumam Aslan mengusap hujan.

Aslan kemudian menuju ke mobilnya yang terparkir di halaman kantor. Saat Aslan berjalan, Aslan mendengar satpam di dekat pagar menegur seseorang.

"Nyonya ngapain di situ! Hujan Nyonya, berteduhlah!" ucap satpam memergoki Kia bersembunyi di balik pagar, di antara tiang lampu dan tempat sampah.

"Ssssttt" ucap Kia menegur satpam agar tidak menyapanya.

"Ck. Haha"

Aslan bedecak sambil menggelengkan kepalanya, setelah memastikan itu Kia. Akhirnya main petak umpetnya berakhir juga.

Kemudian Aslan masuk ke mobil dan menyalakan mesin mobilnya. Aslan melajukan mobilnya menuju ke pos satpam dan berhenti tepat di depan Kia.

Kia tampak meringkuk kehujanan di balik Tiang. Aslan membuka kaca mobilnya dan menyapa Kia.

"Masuk!"

"Tidak mau!"

"Keras kepala sekali" cibir Aslan ke Kia. Kia kemudian memalingkan pandangan dari Aslan.

"Masuklah cepat! Hujannya deras. Jangan seperti Ipang, Ipang saja tidak sepertimu!" ucap Aslan lagi merayu Kia.

"Aku bisa pulang sendiri, aku sudah memesan taxi" jawab Kia keras kepala.

"Ck. Harus dipaksa ya?" tanya Aslan lagi.

Tiba-tiba langit yang hitam tampak terang sekilas oleh kilatan petir. Hujan semakin deras, angin semakin kencang dan "thep" listrik padam seketika.

Aslan kemudian turun dan menyeret Kia masuk ke mobilnya.

"Apa sih kasar banget!" ucap Kia di tengah kegelapan.

"Kamu jangan bodoh ya! Tidak bisa dipercaya anakku dibesarkan ibu bodoh sepertimu!" omel Aslan kasar sambil menyalakan setir mobil.

"Apa kamu bilang? Aku bodoh? Hoh. Kasar sekai bicaramu Tuan Aslan"

"Lantas apa namanya kalau bukan bodoh? Aku berniat baik mengantarmu? Liat kan bajumu basah begini? Ck, memancingku saja" ucap Aslan.

Aslan melirik ke Kia, baju Kia basah kuyup. Meski panjang, baju Kia menjadi press body dan menampakan lekuk tubuhnya. Tentu saja membangunkan junior Aslan apalagi suasananya hujan dan dingin.

Mendengar ucapan Aslan. Kia yang otaknya sudah bersuudzon dengan Aslan, semakin suudzon lagi. Kia langsung mendekap tubuhnya sendiri.

"Apa kamu bilang? Memancing?" tanya Kia kasar.

"Ya kamu memancingku untuk marah-marah. Nggak usah GR kamu!" jawab Aslan mengalihkan pembicaraan dan menahan diri.

"Hoh" Kia menghela nafasnya kesal dan malu.

"Mati lampu, beritahu dimana tempatmu tinggal. Aku tidak bisa melihat petunjuk jalan dengan jelas" ucap Aslan merendahkan nada bicaranya.

"Antarkan aku sampai depan Toko Canggih elektronik" jawab Kia.

"Di sebelah mana?"

"Kampung Bunga, dari hotel Wijaya belok kiri masuk ke dalam"

"Oooh oke. Aku paham" jawab Aslan.

Lalu mereka saling terdiam beberapa saat. Dan tercipta suasana canggung.

"Ehm" mereka berdua kemudian saling berdehem.

Kemudian Kia mengalihkan pandanganya keluar, meski gelap Kia lebih suka memandang ke jalan, menghindari tatapan dengan Aslan.

"Masa ibukota mati lampu sih" gerutu Kia memecahkan kesunyian.

"Setidaknya menjadi pelajaran buat orang sepertimu" jawab Aslan.

"Pelajaran? Pelajaran apa!"

"Kenapa kamu menamparku dan lari dariku? Kekanakan sekali! Tidak sopan! Untung hujan jadi aku menemukanmu" tutur Aslan mengingtkan kejadian beberapa waktu lalu.

Kia menelan salivanya gelagapan. Kia khawatir Aslan akan melakukan sesuatu terhadapnya. Kia pikir Aslan menanyakan Kia karena ingin memesanya lagi.

"Yang tidak sopan itu anda! Saya bukan perempuan bayaran. Jadi jangan harap anda bisa berbuat seenaknya terhadap saya" ucap Kia memberi peringatan ke Aslan.

"Aiish. Ssstt Dug!"

Aslan membanting setir dan berhenti mendadak sehingga mereka berdua hampir membentur kaca depan.

Karena mendengar omelanya Kia, Aslan jadi tidak fokus nyetir. Ternyata Aslan melewatkan belokan masuk ke gang kontrakan Kia.

"Astaghfirulloh, kalau nyetir yang bener dong! Aku cuma punya satu nyawa!" omel Kia ke Aslan.

"Makanya jangan marah-marah, otakmu mesum sekali sih?" tanya Aslan sambil memundurkan mobil.

"Apa? Mesum?" tanya Kia kaget dan tidak terima.

"Ini masuk kan?" tanya Aslan tidak memperdulikan pertanyaan Kia.

"Iya, saya turun di sini saja, pinjam payungnya. Saya nggak mau anda macam-macam di rumahku!" ucap Kia kasar.

"Ck. Mau pinjam payung galak banget. Ini masih komplek pertokoan. Sepertinya rumahmu masih jauh. Nggak usah turun. Aku kan udah bilang nggak usah GR! Memang apa yang akan lakukan padamu?"

Aslan tetap melajukan mobilnya malah lebih kencang. Kia diam tidak menjawab.

Tidak lama mereka masuk ke jalan perumahan, tapi suasananya gelap, hanya ada beberapa rumah yang lampunya menyala karena genset.

"Yang mana rumahmu?" tanya Aslan.

"Rumah no 8"

"Oh itu? Yang gelap sendiri ya!" tanya Aslan jujur. Karena tetangga kanan kiri Kia menyalakan genset, rumah Kia tidak.

"Hemm" jawab Kia.

Dan mereka sampai di depan rumah kontrakan Kia. Kia membuka pintu mobil dan hendak turun tanpa mengucapkan kata apapun ke Aslan.

"Tunggu!" panggil Aslan meraih tangan Kia.

"Apa sih! Jangan sentuh saya!" bentak Kia galak menepis tangan Aslan.

"Jangan suudzon, aku tidak akan melakukan apapun. Saya mau numpang kamar mandi"

"Nggak boleh!" jawab Kia masih suudzon.

"Demi Tuhan, aku udah nggak tahan. Please ya! Bentar aja. Janji saya tidak akan macam-macam. Kamu buka aja semua pintunya, tetanggamu pasti akan mendengar jika kamu berteriak" rayu Aslan agar diijinkan mampir ke kamar mandi.

Kia menelan salivanya dan menatap Aslan. Sepertinya Aslan jujur.

"Baiklah. Hanya untuk ke kamar mandi!" ucap Kia memberi peringatan.

"Iya" jawab Aslan.

Lalu mereka berdua turun dan masuk ke rumah Kia. Aslan dan Kia menyalakan lampu senter di ponsel mereka masing-masing sebagai penerangan.

Aslan memasuki rumah Kia, rumah di komplek perumahan kalangan menengah. Aslan melihat sekeliling sambil memeriksa.

"Dimana kamar mandinya?" tanya Aslan sudah ingin segera membuang hajat.

Kia kemudian mengantarkan Aslan ke rumah bagian belakangnya. Melewati ruang tamu, ruang tv, pintu kamar dan dapur.

"Ini" ucap Kia menunjukan kamar mandi di pojok ujung belakang rumahnya.

Aslan langsung masuk ke kamar mandi dengan penerangan ponsel.

Sambil menunggu Aslan keluar dari kamar mandi, Kia menyalakan lilin. Kia memberi penerangan di setiap ruangan. Setelah itu Kia mengambil handuk dan pakaian ganti. Lalu menunggu Aslan untuk bergantian kamar mandi.

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

Aslan pura pura ke kamar mandi mau lihat keadaan rumah

2022-06-25

0

ailinnnn

ailinnnn

berantam mulu lu berdua, udah punya anak juga , Kia lagi Malu ama Ipang kia , masa ipang lebih dewasa😁😁

2022-02-16

0

Kastinah

Kastinah

sudah akur saja Napa KIA demi ipang

2021-12-24

0

lihat semua
Episodes
1 Menyakitkan
2 Kehidupan Baru.
3 Pangeran
4 Naskah
5 Rumah Baru
6 Bertemu Lagi
7 Audisi
8 8. Siapa Ayahku Bu?
9 9. Kecurigaan Rendra
10 10. Cyntia
11 11. Tanda Lahir Kia
12 12. Ipang Sang Bintang
13 13. Saingan
14 14. Rumah Tangga Aslan
15 15. Mata-mata
16 16. Ketahuan.
17 17. Anakku
18 18. Mengakui.
19 19. Tamparan
20 20. Diantar
21 21. Perempuan Baik2
22 22. Hanya Alasan
23 23. Renang
24 24. Orang Tua.
25 25. Berani.
26 26. Ternyata
27 27. Dua kali
28 28. Hukuman
29 29. Putra
30 30. Kembalian.
31 31. Pulang
32 32. Rahasia 7 th lalu
33 33. Kopi
34 34. Mengadu
35 35. Nanti Wudzunya Batal.
36 36. Digunjing
37 37. Trik.
38 38 Polisi
39 39. Fortuner
40 40. Surat Perjanjian
41 41. Negosiasi
42 42. Hujan
43 43. Hujan part 2
44 44. Asthma
45 45. Kecewa
46 46. Rumah
47 47. Biar Ipang yang pilih
48 48. Diusir
49 49. Toksik
50 50. PR
51 51. Mau Ibu.
52 52. Kakek
53 53. Dijemput
54 54. Diterima
55 55. PD KT
56 56. Berubah
57 57. Sudah Bulat
58 58. Sepatu.
59 59. Bukan Janda
60 60. Mundur dulu
61 61. Bus
62 62. Sandiwara
63 63. Tengsin
64 64. Kejutan Aslan
65 65. Pamit
66 66. Janji
67 67. Akarny mulai tumbuh
68 68. Diam diam
69 69. Kelabakan
70 70. Studio ITV
71 71. Bendera berkibar
72 72. Kurang ajar
73 73. Tidak terima
74 74. Udah Chattingan
75 75. Nggak boleh Jaim
76 76. Mengakui
77 77. Peduli Aslan
78 78. Yakin
79 79. Ayah Mana?
80 80. Tuduhan
81 81. Indung dan telur
82 82. Gusti, Alhamdulillah.
83 83. Iya Mau
84 84. Akrab.
85 85. Kenal
86 86. Siip
87 87. Undang Ibu
88 88. Tidak takut
89 89. Pulang.
90 90. PR untuk Kia
91 91. Aslan mimpi
92 92. Aslan Malu.
93 93. Pilihan Rendra.
94 94. Delvin Curiga
95 95. Bertemu Aslan
96 96. Nggak Peka.
97 97. Akur
98 98. Jadian
99 99. Dihina
100 100. Kecewa
101 101. Jenguk Ipang
102 102. Manja
103 103. Cerita
104 104. Ke rumah Camer
105 105. Ambil barang
106 106. Besok Pagi
107 107. KK
108 108. Pengobatan
109 109. Ada Udang di balik batu
110 110. Menyesal.
111 111. Tidak tahu Malu
112 112. Halal Dulu.
113 113. Kesal
114 114. Masuk Yuk!
115 115. Abang, nggak nuntut kok.
116 116. Tanggung.
117 117. Berbeda
118 118. Seperti anak SMA.
119 119. Liat saja
120 120. Kenapa di situ?
121 121. Coklat Panas
122 122. PikTor
123 123. Menemui Paul
124 124. Tidak semiskin itu.
125 125. Pasif
126 126. Makam
127 127. Jeje Sinting
128 128. Akta cerai
129 129. Rencana Aslan
130 130. Mau Kia
131 131. Otewe
132 132. Perjalanan.
133 133. Kompor
134 134. Satu Tempat
135 135. So sad.
136 136. Ups
137 137. Bu Arini
138 138. Foto siapa ini?
139 139. Abang harus lihat.
140 140. Aslan Santai
141 141.Cyntia tidak Waras
142 142. Pak Surya
143 143. Reporter Kia.
144 144. Kisah dari Umma Part 1
145 145. Kisah dari Umma Part 2
146 146. Liontin.
147 147. Kisah dari Umma End
148 148. Semut.
149 149. Meta ke Terkam Harimau
150 150. Pamer ke Cyntia.
151 151. Paul Depresi.
152 152. Memory Card.
153 153. Bakat terpendam Cyntia. "Rasain lo!"
154 154. Serangan dimulai.
155 155. Hadapi bersama
156 156. Ketahuan.
157 157. Bapak.
158 158. Sekarang
159 159. Agresi tahap 1
160 160. Terpaksa Bantu.
161 161. Seperti Paranormal.
162 162. Ketinggalan.
163 163. Rendra Vs Cyntia
164 164. Kaos Kaki
165 165. Bekerjasama
166 166. Cerita Aslan.
167 167. Pelajaran untuk Tikus Kecil
168 168. Aslan Main Cantik.
169 169. Mulut beracun
170 170. Perubahan.
171 171. Air Mata Alena
172 172. Penangkapan Polisi.
173 173. Final.
174 174. Mimpi tapi Nyata
175 175. Patuh
176 176. Daaah.
177 177. Ikut
178 178. Tidak sadar
179 179. Mendengar
180 180. Ikut Tante
181 181. Saling tunggu
182 182. Hasil pemeriksaan
183 183. Cemburu.
184 184. Salah Paham
185 185.Tekad Cyntia.
186 186. Dapet antek Baru
187 187. Kecurigaan Mbok Mina
188 188. Bersitegang
189 189. Bertemu Istri Nicholas
190 190. Cyntia kesal.
191 191. Alena hancur.
192 192. Paul GILA
193 193. Ditinggal Pergi
194 194. Aslan marah
195 195. Thank You Uncle
196 Promosi cerita : Ramanda
197 196. Tantangan dari Cyntia
198 197. Aku ingin bertemu denganya
199 198.Dibuka semua
200 199. Akhirnya dia berfikir waras
201 200. Lain kali saja.
202 201. Sudah Berkemas.
203 Promo Kak Rafizqi
204 202. Tak sesubur Kia
205 Promo Kak Kisss
206 203. Kasian Aslan.
207 204. Akhirnya, kuncinya terbuka.
208 P- Kak Novi Rahajeng
209 205. Dijemput besok.
210 206. Rendra Vs Aslan
211 P - Kak Irma Kirana
212 207. Sampai bertemu di Pengadilan
213 208. Apa kau menyukaiku?
214 209. Pandai merayu
215 210. Siapa yang galak
216 P - Kak Anha
217 211.Jadi Saudara Kikan Aja
218 212. Jangan Begadang.
219 213. Terkikis Habis
220 214. Tissu buat Kamu.
221 215. Tidak Tahu Caranya
222 P- Kak Je
223 216. Boleh yaa.
224 217. Membuktikan
225 218. Telepon Den Rendra.
226 219. Kikan dengar semuanya
227 220. Berita Duka
228 222. Isi hati Cyntia
229 223. Rujak kedondong Cyntia.
230 224. Kalau Cinta bilang saja
231 225. Turun tangan
232 227. Kia ke Cyntia.
233 229. Cyntia Tergeletak Di kamar mandi
234 230. Tunggu Cyntia Sadar
235 231. Rendra
236 232. Umma mau punya cucu lagi
237 233. Masih ada pelajaran untukmu.
238 234. Sidang Putusan.
239 235. End
240 236. Bon_Chap 1, Jenis Kelamin
241 BC ~ 2
242 BC-3
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Menyakitkan
2
Kehidupan Baru.
3
Pangeran
4
Naskah
5
Rumah Baru
6
Bertemu Lagi
7
Audisi
8
8. Siapa Ayahku Bu?
9
9. Kecurigaan Rendra
10
10. Cyntia
11
11. Tanda Lahir Kia
12
12. Ipang Sang Bintang
13
13. Saingan
14
14. Rumah Tangga Aslan
15
15. Mata-mata
16
16. Ketahuan.
17
17. Anakku
18
18. Mengakui.
19
19. Tamparan
20
20. Diantar
21
21. Perempuan Baik2
22
22. Hanya Alasan
23
23. Renang
24
24. Orang Tua.
25
25. Berani.
26
26. Ternyata
27
27. Dua kali
28
28. Hukuman
29
29. Putra
30
30. Kembalian.
31
31. Pulang
32
32. Rahasia 7 th lalu
33
33. Kopi
34
34. Mengadu
35
35. Nanti Wudzunya Batal.
36
36. Digunjing
37
37. Trik.
38
38 Polisi
39
39. Fortuner
40
40. Surat Perjanjian
41
41. Negosiasi
42
42. Hujan
43
43. Hujan part 2
44
44. Asthma
45
45. Kecewa
46
46. Rumah
47
47. Biar Ipang yang pilih
48
48. Diusir
49
49. Toksik
50
50. PR
51
51. Mau Ibu.
52
52. Kakek
53
53. Dijemput
54
54. Diterima
55
55. PD KT
56
56. Berubah
57
57. Sudah Bulat
58
58. Sepatu.
59
59. Bukan Janda
60
60. Mundur dulu
61
61. Bus
62
62. Sandiwara
63
63. Tengsin
64
64. Kejutan Aslan
65
65. Pamit
66
66. Janji
67
67. Akarny mulai tumbuh
68
68. Diam diam
69
69. Kelabakan
70
70. Studio ITV
71
71. Bendera berkibar
72
72. Kurang ajar
73
73. Tidak terima
74
74. Udah Chattingan
75
75. Nggak boleh Jaim
76
76. Mengakui
77
77. Peduli Aslan
78
78. Yakin
79
79. Ayah Mana?
80
80. Tuduhan
81
81. Indung dan telur
82
82. Gusti, Alhamdulillah.
83
83. Iya Mau
84
84. Akrab.
85
85. Kenal
86
86. Siip
87
87. Undang Ibu
88
88. Tidak takut
89
89. Pulang.
90
90. PR untuk Kia
91
91. Aslan mimpi
92
92. Aslan Malu.
93
93. Pilihan Rendra.
94
94. Delvin Curiga
95
95. Bertemu Aslan
96
96. Nggak Peka.
97
97. Akur
98
98. Jadian
99
99. Dihina
100
100. Kecewa
101
101. Jenguk Ipang
102
102. Manja
103
103. Cerita
104
104. Ke rumah Camer
105
105. Ambil barang
106
106. Besok Pagi
107
107. KK
108
108. Pengobatan
109
109. Ada Udang di balik batu
110
110. Menyesal.
111
111. Tidak tahu Malu
112
112. Halal Dulu.
113
113. Kesal
114
114. Masuk Yuk!
115
115. Abang, nggak nuntut kok.
116
116. Tanggung.
117
117. Berbeda
118
118. Seperti anak SMA.
119
119. Liat saja
120
120. Kenapa di situ?
121
121. Coklat Panas
122
122. PikTor
123
123. Menemui Paul
124
124. Tidak semiskin itu.
125
125. Pasif
126
126. Makam
127
127. Jeje Sinting
128
128. Akta cerai
129
129. Rencana Aslan
130
130. Mau Kia
131
131. Otewe
132
132. Perjalanan.
133
133. Kompor
134
134. Satu Tempat
135
135. So sad.
136
136. Ups
137
137. Bu Arini
138
138. Foto siapa ini?
139
139. Abang harus lihat.
140
140. Aslan Santai
141
141.Cyntia tidak Waras
142
142. Pak Surya
143
143. Reporter Kia.
144
144. Kisah dari Umma Part 1
145
145. Kisah dari Umma Part 2
146
146. Liontin.
147
147. Kisah dari Umma End
148
148. Semut.
149
149. Meta ke Terkam Harimau
150
150. Pamer ke Cyntia.
151
151. Paul Depresi.
152
152. Memory Card.
153
153. Bakat terpendam Cyntia. "Rasain lo!"
154
154. Serangan dimulai.
155
155. Hadapi bersama
156
156. Ketahuan.
157
157. Bapak.
158
158. Sekarang
159
159. Agresi tahap 1
160
160. Terpaksa Bantu.
161
161. Seperti Paranormal.
162
162. Ketinggalan.
163
163. Rendra Vs Cyntia
164
164. Kaos Kaki
165
165. Bekerjasama
166
166. Cerita Aslan.
167
167. Pelajaran untuk Tikus Kecil
168
168. Aslan Main Cantik.
169
169. Mulut beracun
170
170. Perubahan.
171
171. Air Mata Alena
172
172. Penangkapan Polisi.
173
173. Final.
174
174. Mimpi tapi Nyata
175
175. Patuh
176
176. Daaah.
177
177. Ikut
178
178. Tidak sadar
179
179. Mendengar
180
180. Ikut Tante
181
181. Saling tunggu
182
182. Hasil pemeriksaan
183
183. Cemburu.
184
184. Salah Paham
185
185.Tekad Cyntia.
186
186. Dapet antek Baru
187
187. Kecurigaan Mbok Mina
188
188. Bersitegang
189
189. Bertemu Istri Nicholas
190
190. Cyntia kesal.
191
191. Alena hancur.
192
192. Paul GILA
193
193. Ditinggal Pergi
194
194. Aslan marah
195
195. Thank You Uncle
196
Promosi cerita : Ramanda
197
196. Tantangan dari Cyntia
198
197. Aku ingin bertemu denganya
199
198.Dibuka semua
200
199. Akhirnya dia berfikir waras
201
200. Lain kali saja.
202
201. Sudah Berkemas.
203
Promo Kak Rafizqi
204
202. Tak sesubur Kia
205
Promo Kak Kisss
206
203. Kasian Aslan.
207
204. Akhirnya, kuncinya terbuka.
208
P- Kak Novi Rahajeng
209
205. Dijemput besok.
210
206. Rendra Vs Aslan
211
P - Kak Irma Kirana
212
207. Sampai bertemu di Pengadilan
213
208. Apa kau menyukaiku?
214
209. Pandai merayu
215
210. Siapa yang galak
216
P - Kak Anha
217
211.Jadi Saudara Kikan Aja
218
212. Jangan Begadang.
219
213. Terkikis Habis
220
214. Tissu buat Kamu.
221
215. Tidak Tahu Caranya
222
P- Kak Je
223
216. Boleh yaa.
224
217. Membuktikan
225
218. Telepon Den Rendra.
226
219. Kikan dengar semuanya
227
220. Berita Duka
228
222. Isi hati Cyntia
229
223. Rujak kedondong Cyntia.
230
224. Kalau Cinta bilang saja
231
225. Turun tangan
232
227. Kia ke Cyntia.
233
229. Cyntia Tergeletak Di kamar mandi
234
230. Tunggu Cyntia Sadar
235
231. Rendra
236
232. Umma mau punya cucu lagi
237
233. Masih ada pelajaran untukmu.
238
234. Sidang Putusan.
239
235. End
240
236. Bon_Chap 1, Jenis Kelamin
241
BC ~ 2
242
BC-3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!