"Kurang ajar sekali dia, berani menyumpahiku"
Aslan duduk di kursi kebesaranya. Mengumpat geram dalam hatinya mengingat perempuan yang baru saja dia temui. Lalu Aslan melihat tumpukan kertas di tanganya.
Tidak lengkap, Aslan melirik sedikit ke kurikulum vitae Kia. Fokus Aslan pada tanggal lahir dan pendidikan terakhir Kia.
Nama : Kiara Arsyilla
TL : 04- 04-1994
Pendidikan :SLTA.
Alamat email :.............
...................................
"Heh, cuma lulusan SMA" gumam Aslan melemparkan naskah Kia.
Aslan kemudian membuka laptopnya memeriksa laporan hasil kerja para karyawanya. Meneliti setiap pencapaian target dari semua program TV yang dia punya, dan beberapa usaha lainya.
Tapi pagi itu Aslan susah berkonsentrasi, semua huruf-huruf dan angka-angka di laptop seperti terurai dan beterbangan keluar dari otaknya tidak bisa tercerna. Aslan kemudian duduk bersandar, wajah Ipang dan Kia kembali muncul.
"Bocah itu?" Aslan kemudian mengambil ponsel dan menyalakan you tube lagi.
Ayaaah... dalam hening sepi kurinduu.
Untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban
.........
"Aish kenapa suara bocah ini bisa mengaduk-aduk perasaanku begini" ucap Aslan kesal lalu menekan tombol next di video Ipang.
.......
Untuk Ayah tercintaa
Aku ingin bernyanyi
Walau air mata di pipiku
Ayah dengarkanlah
Aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam mimpiii
.........
"Ck, Aiiissshh. Bocah ini kenapa suka sekali mengcover lagu tentang ayah" ucap Aslan lagi mematikan telpon.
Tapi Aslan masih penasaran, lalu Aslan membuka lagi video youtube. Kemudian melihat Ipang lagi. Tapi kali ini Aslan menonton Ipang saat membuat dongeng.
Dengan lincahnya Ipang memerankan dua suara. Suara orang dewasa dan anak kecil. Entah bagaimana dia bisa begitu suaranya benar-benar bisa berubah-ubah.
Kisah yang Ipang ceritakan di youtube pun tidak luput dari kisah anak dan orang tuanya.
Ipang mengisahkan tentang anak seorang pelaut. Menceritakan perjuangan pengorbanan pergi melaut dan tidak kunjung pulang. Lalu anaknya menanti dengan sabar setiap hari berdoa bersama ibunya tetapi ayahnya tidak kunjung pulang.
Suatu hari teman ayahnya pulang tapi tidak bersama ayahnya, melainkan hanya memberikan catatan harian dari ayahnya dan banyak pesan untuk anak dan istrinya. Tapi anak dan istri itu tidak henti berdoa dan berbicara pada laut, kalau anak dan ibu itu selalu menunggu ayahnya.
Di video selanjutnya Ipang mengisahkan tentang pasangan suami istri yang dikaruniai anak yang sholeh dan nakal. Tentang akibat masing-masing.
"Hah, darimana bocah ini membuat cerita begini" ejek Aslan menonton Ipang.
Padahal Aslan sudah berkali-kali menontonya tapi tetap saja berkomentar. Suara Ipang yang bisa menirukan suara ayah dan ibu itu sangat menarik.
Orang lain yang hanya mendengarnya akan mengira kalau percakapan itu terjadi di antara 3 orang, padahal hanya 1 orang, dan itu anak kecil.
"Ya dia sangat mirip dengan anak kecil yang tadi kesini, tapi bocah tadi terlihat cengeng, kalau di video ini dia tampak sangat cerdas dewasa. Tapi sangat mirip"
Aslan terus bermonolog dalam hati. Lalu Aslan mencari tahu alamat dan asal Ipang. Dengan kecerdasan Aslan, Aslan menemukan data Ipang. Tapi karena Ipang belum mempunyai ktp data yang muncul tidak lengkap.
Kemudian Aslan mencocokan alamat Ipang dan Kia.
"Iya benar, bocah tadi anak yang ada di youtube" gumam Aslan lagi menjawab pertanyaanya sendiri.
Karena penasaran, Aslan kembali mengambil naskah Kia. Membacanya sedikit demi sedikit. Aslanpun masuk dalam dunia naskah yang Kia tulis.
Aslan sangat menikmati tulisan Kia. Terus membacanya dan tidak mau berhenti sampai ceritanya tamat. Sehingga Aslan menghabiskan waktunya di kantor pagi itu untuk membaca naskah Kia. Aslan juga sampai terlupa memeriksa pekerjaanya.
Kia menuliskan cerita cinta dan keluarga. Kisah cinta seorang perempuan single parent yang kehilangan anaknya dan dengan pria yang baru bercerai, dan orang itu mengadopsi anaknya.
"Menarik" ucap Aslan sponta kemudian meletakan naskah Kia ke meja.
Aslan mengerjapkan matanya dan memijat keningnya. Ternyata Aslan menghabiskan waktu 3 jam membaca naskah Kia.
"Sepertinya dia tidak buruk jika bekerja di sini" gumam Aslan lagi.
Aslan memencet tombol telepon panggilan ke Rendra sekertarisnya.
"Selamat siang Tuan, ada yang bisa saya bantu?"
"Panggil Rosa ke ruanganku"
"Baik Tuan"
Rendra menjalankan perintah Aslan. Memanggil kepala editor. Tidak lama perempuan cantik berwajah oriental dan berkacamata datang ke ruangan Aslan
"Thok... thok....."
"Masuk!" perintah Aslan tegas dengan muka datar.
Rumor karyawan tentang bos mereka, Aslan sesosok yang galak, tanpa ampun, disiplin dan tegas. Selama 10 tahun Rosa bekerja di Nareswara grup, itu pertama kalinya Rosa dipanggil ke ruang pribadi pemilik perusahaan. Bahkan jika ada masalah tidak pernah sampai ke ruang bos mereka, cukup bagian HRD, paling tinggi ke ruang Rendra.
Belum masuk dan belum bicara, keringat Rosa sudah keluar sebesar biji jagung. Rosa sangat takut, perasaan Rosa tidak berbuat salah. Rosa duduk di depan Aslan dengan menunduk memikirkan apa kesalahanya.
"Apa kamu yang mengundang penulis ini?" ucap Aslan melempar naskah Kia ke hadapan Rosa.
Rosa kaget dan gemetaran mengambilnya naskah Kia. Pelan-pelan dia baca. Dan benar, itu naskah yang Rosa pilih.
"I-iya Tuan, maafkan saya, akan saya coret kalau Tuan tidak menyukainya" tutur Rosa tegang, Rosa menebak kalau Aslan marah karena Rosa sudah salah memilih naskah Kia.
"Panggil dia" ucap Aslan dingin.
"Panggil?" tanya Rosa spontan, Rosa terhenyak dan sedikit heran, kan Rosa memang sudah memilih Kia sebagai pemenang dan sudah memanggilnya.
"Iya panggil dia"
"Maksud Tuan?" tanya Rosa lagi memastikan.
"Kamu tuli?" tanya Aslan kasar tidak suka karyawan yang tidak langsung tanggap.
"Maaf Tuan. Saya kan memang sudah memanggilnya, saya membuat temu janji denganya hari ini jam 9" jawab Rosa memberanikan diri.
"Ubah jadwalnya, suruh dia ke sini besok siang" ucap Aslan memberi perintah, tanpa memberitahu Rosa kalau Kia juga sudah datang.
"Baik Tuan" jawab Rosa asal menjawab.
"Keluar"
"Baik Tuan"
*****
Meski masih bingung dengan apa yang terjadi, Rosa keluar dari ruangan Aslan.
"Hooooh" Rosa memukul-mukul dadanya sambil menghela nafas. Rosa menyandarkan badanya ke dinding lift, merilekskan otot-ototnya yang tegang.
Kabar burung itu memang benar, bos besar di kantornya memang galak, seram, aneh dan tidak bisa ditebak. Satu kelebihanya, dia berwajah tampan dan berbadan bagus.
"Selamet-selamet gue kira gue mau dipecat" batin Rosa dalam hati.
Setelah sampai ke lantai 7, dimana kantor editor berada, Rosa keluar lift menuju ke ruanganya. Rosa langsung mencari email dan telpon Kia. Rosa melakukan tugas dari tuanya. Mengubungi Kia dan meminta Kia datang lagi ke kantornya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
Zahra talita
mom kia bos aslan disumpahin kagak punya anak la itu anaknya uda mom gendong🤣🤣
2023-01-15
0
Aqiyu
ga pe ka
2022-11-25
0
Wirda Lubis
lanjut
2022-06-25
0