"Sekarang giliranmu Nak!" ucap Kia ke Ipang mendengar namanya dipanggil.
"Iya Bu" jawab Ipang sangat tenang dan cool, tidak ada ketakutan, atau kehebohan seperti anak usianya yang lain.
"Semangat ya! Raih cita-citamu" tutur Kia menyemangati.
"Ya Bu!"
Dengan percaya diri Ipang masuk ke tempat audisi. Kia di luar menunggu bersama peserta lain. Kia melihat sekeliling tersisa sekitar 2 anak. Tapi dari 27 orang yang keluar sebelum Ipang, yang keluar dengan wajah gembira baru ada 8 orang, itu berarti saingan terberat Ipang adalah 2 orang ini.
Dengan harap-harap cemas Kia menatap layar lcd yang disediakan di atas tembok. Tapi Ipang terlihat sangat tenang. Memperkenalkan dirinya, menatap para juri dan kemudian menampilkan penampilan yang memukau.
Ipang bermonolog dengan 3 suara, mengkisahkan sebuah kisah betapa rindunya seorang anak yang ditinggal ayahnya. Setelah selesai bercerita Ipang menyanyikan lagu tentang ayah.
Setelah selesai juri bertepuk tangan semua. Bahkan Juri ada yang dibuat menangis saking bagusnya Ipang menyanyi.
"Kamu sangat mirip dengan ayahmu Nak" ucap salah satu juri. Ipang, Kia dan beberapa penonton tersentak dengan perkataaan juri.
"Ayahku?" tanya Ipang memegang mik.
"Iya kamu bukan hanya mewarisi mata unik ayahmu dan ketampannmu, caramu bernyanyi dan membawakan lagu sangat mirip dengan ayahmu" terang juri lagi
"Menyanyi?" tanya Ipang, heran memikirkan ibunya di rumah tidak bisa menyanyi.
"Salam buat ayahmu ya. Dulu dia anak yang nakal. Kamu jangan menirunya ya?" jawab Juri lagi.
"Ibu berkawan dengan ayahku? Benarkah?" tanya Ipang masih dengan ekspresi cool.
"Lhoh ya tentu, Tuan Aslan itu teman Bunda Asha sekolah dan menyanyi" ucap Juri.
Juri itu bernama Nyonya Asha, dia seorang musisi terkenal dan senior di negaranya. Asha berteman Aslan sejak kecil. Jadi Asha ingat sekali dengan setiap gerak gerik Aslan.
Kasak kusuk dari para juri sebelumnya, putri dari Bos penerbit itu mengikuti audisi juga. Bukan untuk mencari uang, tapi untuk mengembangkan bakatnya, seperti ayah dan ibunya. Aslan Nareswara dan Abigail Paulina, artis papan atas di negara itu.
Jadi Juri mengira Ipang anak Aslan yang digadang-gadang. Maria melihat Aslan kecil saat melihat Ipang. Bola matanya sangat mirip, berwara biru tajam, gaya dan sikapnya juga. Hanya saja bentuk mukanya agar berbeda.
"Ayah dan ibuku hanya satu. Dia ibu Kia" jawab polos di depan Juri.
"Oh benarkah? Maaf kalau Bunda Asha salah. Kamu mirip sekali dengan teman Bunda sewaktu kecil, orang-orang bilang anaknya ikut audisi hari ini. Jadi itu bukan kamu?"
"Ibuku bernama Kia, Kiara Arsyila, dia ibu sekaligus ayahku" ucap jawab Ipang lagi.
"Memang ayahmu kemana?"
"Ipang tidak tahu. Kan sudah Ipang bilang, ayah Ipang itu, sama dengan ibu Ipang. Dia ibu Kia, ibu sekaligus ayahku" jawab Ipang bersikukuh mengingat pesan dan jawaban yang selalu Kia berikan ke Ipang.
Sesaat juri saling berpandangan, dan mulai mengerti dan menebak sendiri arti dari jawaban Ipang.
"Baiklah Ipang, suaramu sangat bagus, kamu juga membawakannya dengan sempurna. Lalu untuk siapa kamu menyanyikan lagu itu! Bunda kira itu untuk ayahmu"
"Apa ayahmu sudah meninggal?" tanya Juri satunya lagi.
"Ipang hanya suka saja lagu itu. Ipang tidak tahu, ibu tidak pernah mengatakan ayah Ipang meninggal" jawab Ipang lagi.
Karena ditatap para juri dan dicecar tentang ayah, Ipang meneteskan air mata dan menatap juri dengan tatapan anak kecil yang penuh kesedihan.
Juri yang menanyainya ikut berkaca-kaca. Lalu Bunda Asha berlari memeluk Ipang dan memberinya tiket lulus masuk ke 10 besar. Dan mengucapkan selamat.
"Selamat ya Ipang, kamu lolos, salam buat ibumu"
"Terima kasih Bunda Juri"
"Sampai ketemu di penampilan selanjutnya ya"
"Iya Bunda" jawab Ipang bahagia.
Dan saat itu juga para penonton baik yang di lokasi atau yang di rumah menjadi bersimpati pada Ipang. Mereka semua menyukai Ipang, dari ketampananya, kepandaianya dan keajaiban suaranya.
****
Di ruang tunggu.
"Mom, kok juri bilang anak laki-laki itu anaknya Daddy? Anak Daddy is me, Alena Nareswara" tutur anak kecil dengan semua barang branded di samping Kia.
Kia gemetaran meremas bajunya. Apa maksud perkataan juri Ipang, benarkah Ipang mirip dengan Aslan Nareswara. Siapa Aslan Nareswara. Emang seperti apa dia? Kia hanya tau kalau Aslan Narewara adalah nama pemilik perusahaan.
Sementara ayah Kia sesungguhnya Kia tidak ingat detail. Malam itu pikiran Kia berkecamuk dan bercampur berbagai rasa. Takut, sedih, marah, menyesal dan tehina. Fokus Kia yang utama, Kia tidak dipenjara, Kia tidak dikeluarkan dari sekolah, Kia
Kia bahkan hanya pasrah terhadap apapun yang Aslan lakukan. Menyerahkan dirinya demi uang. Melampiaskan rasa sakit Kia atas perlakuan Jeje.
Bahkan Kia sama sekali tidak ingin bertemu dengan Jeje ataupun laki-laki itu lagi. Dan yang lebih parah, Kia tidak ingin menikah dan jatuh cinta dengan laki-laki. Jeje menjadikan Kia trauma, ditambah penyesalanya terhadap peristiwa malam itu.
Hidup Kia adalah Ipang, Sang Pangeran di hidupnya. Kia selalu mengatakan ke Ipang kalau ayah dan ibu Ipang adalah dirinya. Tidak ada orang lain. Dan Kia sangat takut jika Ipang dimiliki orang lain selain Kia.
Kia melirik ke Alena dan Momy-nya.
"Ternyata dia istri dan anaknya? Untuk apa dia mendaftar acara seperti ini?" batin Kia dalam hati.
Paulin yang melihat Ipang selalu bersama Kia balik melirik Kia. Lalu menatap sinis.
"Kamu ibunya? Liat apa yang anakmu katakan? Benarkah dia tidak punya ayah? Hoh, bisa-bisanya dibilang mirip suamiku. Kamu jangan ke GR_an ya!"
"Saya tau diri Nyonya. Tenang saja saya tidak kenal suami Nyonya" jawab Kia tegas.
Tidak lama, Ipang keluar dari ruang audisi. Kia langsung memeluk Ipang. Lalu Kia mengajak Ipang segera pulang ke kontrakan sementaranya.
****
Tidak berbeda dengan penonton lain. Rendra yang sedang menunggu klien datang untuk. di sebuah kafe ikut menonton acara TV itu.
"Yang benar saja, anak kecil itu anakku" ujar Asian mendengar namanya disebut kawan lamanya itu.
"Ehm" Rendra berdehem ingin mengatakan sesuatu.
Rendra setuju dengan pernyataan Nyonya Maria sang musisi legendaris yang menjadi juri itu. Dari awal Rendra merasa ada yang berbeda dengan Ipang dan Kia. Tapi Rendra tidak berani mengungkapkanya karena tau posisi Aslan sudah menikah dan punya anak.
"Kenapa kamu dehem-dehem?"
"Maaf Tuan, tapi saya setuju dengan Nyonya Maria"
"Maksudmu?"
"Anak itu memang mirip denganmu, Tuan Aslan"
"Benarkah?"
"Iya"
"Ah tapi kan bisa saja di dunia ada orang mirip"
"Saya juga merasa tidak asing melihat Nyonya kurang ajar itu Tuan"
"Maksudmu?"
"Apa Tuan ingat gadis di malam itu?"
"Dia sangat berbeda dengan perempuan kurang ajar itu" jawab Aslan mencoba mengelak dan menutup percakapan dengan Rendra. Kia malam itu sangat penurut. Tidak memakai jilbab juga. Sementara Kia sekarang, dia berubah menjadi perempuan yang anggun dan berani.
Tapi sebenarnya dalam hati, Aslan juga ikut memikirkan dan mencoba mengingat peristiwa malam itu. Dalam hati Rendra juga masih kekeh dengan pendiriannya.
Rendra merasa pernah bertemu Kia dan anak Kia mirip dengan Aslan. Jika dihitung-hitung usia Ipang sama dengan lamanya peristiwa malam itu.
****
Sesampainya di kontrakan, sebagai perayaan kelulusan Ipang, Kia langsung masak. Kia membuat masakan kesukaan Ipang, garang asam sayap ayam dan perkedel kentang.
"Sayang masakan ibu udah matang, ayo kita makan"
"Waah ayam asam, Ipang suka Bu"
"Makan yang banyak ya"
"Iya Bu"
Setelah berdoa Ipang segera melahap masakan ibunya itu. Setelahnya dia membawa piring kotornya sendiri ke tempat cuci piring.
"Makasih ya Nak" ucap Kia mendampingi Ipang cuci piring.
Ipang mencuci tanganya kemudian menatap Kia dalam.
"Ada apa Nak?" tanya Kia paham Ipang memendam sesuatu.
"Ibu kenapa Juri itu menangis memelukku?"
"Dheg" Kia menelan ludahnya mulai panik dengan pertanyaan anaknya.
"Karena Ipang pintar dan menyanyi dengan sangat bagus" jawab Kia mengalihkan kecurigaan Ipang.
"Ibu kenapa orang lain mempunyaui ibu dan ayah. Ibu dan Ayah mereka itu bukan hanya satu orang, Ipang tau ibu berbohong kan pada Ipang?" tanya Ipang pintar.
Sebenarnya sejak kecil Ipang sudah berfikir akan ayahnya. Teman-temanya memanggil ayah pada orang tua laki-laki, dan memanggil ibu pada orang tua perempuan, orang tua mereka berbeda ada dua orang.
Tidak seperti Ipang. IpangIpang hanya tidak mau ibunya bersedih, itu sebabnya Ipang diam saja.
Tapi kini Ipang sudah lebih dari 5 tahun. Pertanyaan Ipang semakin tidak bisa tahan.
"Ipang, apa maksudmu bertanya begitu?" jawab Kia mulai terbata.
"Katakan Bu, siapa ayah Ipang?"
"Ipang?"
Kia tercekat, Kia tidak mungkin menceritakan bagaimana bisa, Ipang ada di rahimnya.
"Siapa Tuan Aslan Bu?" Ipang masih terus menanyai ibunya.
"Ipang, Bunda juri itu hanya menebak" jawab Kia asal.
Siapa Tuan Aslan. Kia sendiri tidak tahu nama laki-laki yang tidur denganya 7 tahun lalu itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
Hasnah Mwaniezt
😭😭😭
2022-11-27
0
Aqiyu
😢😢😢😢
2022-11-25
0
Ida Nur Hidayati
kasihan ipang....
bingung mau komen, gak tega pada ipang
2022-09-27
1