9. Kecurigaan Rendra

"Ibu bohong kan?" ucap Ipang polos ke Kia.

Kia tersentak dengan perkataan Ipang. Seperti ada sesuatu yang mengoyak hatinya. Iya, Kia memang berbohong.

Oh bukan berbohong tapi Kia terpaksa berbohong, karena Kia sendiri juga tidak tahu siapa ayah Ipang.

Kalaupun Kia memberitahu yang sebenarnya. Kia bingung bagaiamana dan darimana Kia menjelaskan.

Kesalahan Kia terlalu memalukan untuk diceritakan. Kia juga tidak mau Ipang menjadi merasa dirinya rendah dan putus asa, apalagi sampai Ipang membenci Kia.

Kia tidak bisa menjelaskan ke Ipang. Kia hanya bisa mengeluarkan air mata. Mulut Kia seperti terkunci, berhenti.

Ipang pun hanya memandang Kia dengan tatapan putus asa. Ipang merindukan sesosok ayah. Ipang ingin seperti yang lain. Meski selama ini dia pendam dan dia tahan.

Kemudian Ipang ikut menangis melihat ibunya menangis. Ipang lalu berlari ke kamarnya.

"Hiks hiks" Kia hanya bisa diam membiarkan Ipang berlari ke kamar dan mengunci pintunya.

Kia meraih bangku dapur, Kia berjongkok, menangis dan mengeluarkan rasa sakitnya.

Anak Kia kini sudah mulai besar bahkan dia sangat cerdas. Ipang tidak bisa dibohongi lagi. Ipang mulai menanyakan siapa ayahnya. Bahkan Ipang menuduhnya berbohong.

"Hiks hiks" Kia masih menangis dan kemudian memukul dadanya agar bisa lebih kuat menahan sakitnya.

"Ipang anakku" gumam Kia dalam hati. Kia sangat takut Ipang membencinya.

"Kuat Kia, aku harus bisa buat Ipang ngerti" Ucap Kia lagi.

Kemudian Kia duduk di kursi, berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Jauh-jauh hari bahkan saat Kia masih hamil, Kia sudah memperkirakan kejadian seperti ini akan tiba. Waktu dimana anak Kia menanyakan ayahnya.

Bertahun-tahun juga Kia merangkai kata mencari jawaban yang tepat tapi Kia tetap tidak menemukanya.

Jika Kia katakan sudah meninggal, anaknya pasti menanyakan dimana makamnya? Siapa namanya? Siapa keluarganya?

Jika katakan pergi, pergi kemana? Dengan siapa? Kapan?

Jika Kia mengarang cerita, maka kebohonganya akan bertumpuk-tumpuk.

Kia kemudian merenung, mencoba mengingat peristiwa malam itu. Benarkah dia adalah Nareswara? Aslan Nareswara saja Kia tidak tahu.

Kia hanya tau, pria malam itu adalah pria yang sangat kaya. Meski Kia tidak seperti penyedia jasa haram yang profesional, Kia mendapat upah yang banyak.

Padahal Kia tidak melayani dengan baik, bahkan malam itu Kia sempat menolak ketakutan, menangis dan juga hanya diam tidak merespon.

Mungkin jika pelanggan lain harusnya marah. Tapi malam itu laki-laki itu justru memberi upah tambahan di luar kesepakatan.

Meski jahat dan melakukan sesuatu yang berdosa, tapi itu semua menandakan hati laki-laki itu masih diselimuti kelembutan.

Kia juga mengingat laki-laki itu bertubuh tinggi kekar.

"Aku harus pastikan siapa Aslan Nareswara" gumam Kia dalam hati.

Kia mengelap air matanya, kemudian bangun berjalan menuju kamar Ipang.

"Thok thok, Sayang, boleh ibu bicara?" tanya Kia ke Ipang.

Kia sudah hafal dengan putranya, jika marah Ipang masuk ke kamar menjauhi Kia beberapa saat.

Diam sejenak, jika sudah sembuh Ipang akan kembali seperti semula. Ya, Ipang seperti orang dewasa. Entah apa yang dilkukan Ipang di kamar.

"Sayang, Ibu minta tolong buka pintunya dong" ucap Kia merayu.

Seperti dugaan Kia. Ipang membuka pintu kamarnya. Ipang langsung memeluk kedua kaki Kia.

"Maafkan ibu Nak" ucap Kia haru, lalu berjongkok dan balas memeluk Ipang yang masih setinggi perut bawahnya.

"Ipang minta maaf sudah buat ibu menangis" ucap Ipang dewasa.

Kata guru Ipang dan buku yang Ipang baca. Jika anak membuat ibunya menangis dan sakit akan membuat Tuhanya Marah. Bahkan bisa diazab. Ipang selalu ingat hal itu.

Kia tambah dibuat menangis oleh perkataan Ipang. Ipang terlalu kecil untuk menanggung semua itu. Padahal dia tidak salah apapun.

Kia tahu sebenarnya di sini yang paling hancur adalah Ipang, bukan Kia. Kia menangis bukan karena sakit atas perkataan Ipang, tapi karena Kia sadar sudah menyakiti Ipang.

Kia sangat tahu. Ipang tidak seperti anak yang lain, merasakan kasih sayang ayahnya. Ipang juga tidak pernah tau siapa ayahnya.

Tapi Ipang justru minta maaf ke Kia. Meski masih kecil Ipang selalu menjaga perasaan Kia. Kia merasa semakin bersalah ke Ipang.

"Ibu yang salah Nak. Ibu yang salah, ibu minta maaf ke Ipang" ucap Kia melepas pelukanya, berjongkok menatap putranya dan membelai wajah Ipang dengan penuh kasih sayangm

"Ipang sudah buat ibu menangis, Ipang sudah menuduh ibu berbohong, Ipang berdosa ya Bu? Maafkan Ipang ya Bu. Ipang tidak mau jadi anak durhaka" ucap Ipang lagi.

Air mata Kia semakin deras mengalir mendengar perkataan Ipang. Ipang benar-benar seperti anugerah buat Kia.

"Tidak Nak. Ipang anak baik. Ipang anak yang sholeh. Ipang pangeranya ibuk. Ibu yang salah, ayo kita bicara" tutur Kia ke Ipang.

Dengan mata berkaca-kaca Kia kemudian mengajak Ipang duduk di kasur Ipang.

"Dengarkan Ibu Nak" ucap Kia mulai bicara dengan menata kata dan nafasnya.

"Iya Bu"

"Ibu minta maaf, tapi maukah kamu berjanji untuk memaafkan ibu setiap saat? Kapanpun itu?"

"Tentu saja, Ipang hanya punya ibu, Ipang sayang Ibu"

"Ipang.... "

"Iya Bu"

"Ibu memang berbohong, Ibu bohong pada Ipang" jawab Kia tidak mau membohongi Ipang.

"Lalu siapa ayah Ipang Bu?"

"Sayang, Ada sesuatu hal, yang tidak bisa diceritakan oleh orang dewasa dan dimengerti oleh semua usia. Ibu tidak bisa ceritakan ke kamu untuk sekarang"

"Kenapa Bu?"

"Ibu yakin suatu saat nanti akan kamu mengerti. Bisakah kamu percaya ibu?"

"Iya Bu" jawab Ipang terpaksa setuju.

"Ibu janji kelak ibu akan memberitahumu. Bisakah kamu menunggu waktu itu?"

"Iya Bu"

"Terima kasih Nak" jawab Kia lalu mencium kening Ipang.

"sudah gosok gigi?" lanjut Kia bertanya.

"Belum"

"Gosok gigi dulu, setelah itu tidur ya!"

"Ya Bu"

*****

Hari itu adalah hari pertama Kia bekerja. Karena Ipang belum mulai sekolah dan belum mulai masuk ke asrama. Kia masih membawa Ipang ke tempat kerjanya.

Security kantor sudah mulai hafal dengan Kia, sehingga Kia diijinkan masuk ke kantor membawa Ipang.

Sebenarnya Kia sendiri merasa tidak nyaman dan kasian ke Ipang. Anak seusianya seharusnya bermain bersama teman-temanya bukan ikut ke kantor bersama ibunya.

"Ibu kita naik lewat lift yang itu" tunjuk Ipang pintar memberi tahu ibunya.

Kia tersentak mendengar penuturan anaknya.

"Ehm, maksud kamu Nak?" tanya Kia.

Diam-diam saat kemarin Ipang menunggu Kia, Ipang berjalan jalan, Ipang sudah pandai membaca. Ipang juga mengingat semua kejadian dan percakapan Kia dan beberapa orang di kantor itu.

Ipang tahu ibunya salah masuk lift. Ipang juga tahu kalau rombongan laki-laki yang bertemu dengan ibunya adalah atasan ibunya.

"Iya Bu, itu lift khusus untuk atasan di sini. Dan itu lift untuk karyawan" tutur Ipang.

"Oh gitu?" jawab Kia mengusap tengkuknya. Berarti orang-orangan orang itu atasan Kia. Kia menelan salivanya dheg-dhegan.

"Jadi apa pria itu, mereka atasanku?" batik Kia.

"Makasih ya Nak" tutur Kia merasa ceroboh dan lebih teliti anaknya.

"Iya Bu"

Lalu Kia masuk ke ruangan kerjanya. Kia bekerja dengan timnya yang berjumlah 5 orang. Saat Kia masuk ke ruanganya tatapan semua temanya menuju ke Ipang.

"Selamat Pagi" sapa Kia ke rekanya.

"Pagi"

"Perkenalkan saya Kia. Saya karyawan baru di sini, kata Bu Rosa saya bergabung bersama tim ini" tutur Kia memperkenalkan diri.

"Oh ya. Saya Delvin, selamat bergabung" jawab salah satu teman baru Kia yang lumayan ramah.

Sementara yang lain memandang Ipang dan Kia kesal, tidak membalas sapaan Kia.

"Terima kasih" jawab Kia mengangguk lalu Kia memandang ke teman yang lain yang tampak cemberut dan mengacuhkan Kia. Sepertinya ke depanya akan banyak hal yang tidak baik. Kia tahu teman barunya tidak menyukai Kia membawa Ipang.

Dan Ipang si anak cerdas lebih tau lagi. Ipang mengeratkan genggaman ibunya dan kemudian nyeletuk.

"Saya tidak akan nakal, saya akan baik menemani ibuku bekerja" tutur Ipang lantang membuat mereka tersindir.

"Hai anak pintar bukankah kemarin kamu yang lolos audisi?" tanya Delvin ramah mersepon Ipang, ternyata dia penggemar Ipang.

"Iya Om"

"Maukah kau berteman denganku?" tanya Delvin membungkukan badanya.

"Tentu Om"

"Tos dong"

"Tos" lalu mereka tos. Dan sepertinya Ipang menyukai Delvin.

Delvin adalah ketua editor di tim Kia. Dia laki-laki muda yang ramah, tampan dan baik. Dia lulusan Sardjana Sastra dari universitas ternama.

"Apa kamu suka membaca?" tanya Delvin ke Ipang

"Sangat suka"

"Baik, duduklah di sini Om punya banyak buku. Om akan memberitahu pekerjaan baru ibumu. Maukah kau bekerja sama?" tutur Delvin mempunyai ide. Delvin sudah diberitahu Bu Rosa tentang Kia.

"Tentu Om, Ipang akan diam membaca dengan tenang di sini" jawab Ipang.

Lalu Delvin melakukan orientasi pekerjaan Ke Kia.

"Sebentar lagi kita akan rapat bersama Bos Besar. Oh ya selamat ya. Naskah mu terpilih" ucap Delvin mengakhiri penjelasanya.

"Bos besar? Meeting sekarang?" tanya Kia.

"Iya?"

"Aku ikut?"

"Tentu. Tuan Aslan ingin mendengar presentasi dari pihak produksi dan ulasan naskahmu"

"Tuan Aslan?"

"Iya, kamu tau kan dia pemilik Nareswara Grup" ucap Delvin.

"Ini kesempatanku melihat dan bertemu denganya" batin Kia.

"Anakku aman kan?"

"Aman, meetingnya nggak lama kok. Sepertinya Ipang anak yang cerdas"

"Baiklah ayo"

Kia dan Delvin memberi pengertian dan pamitan ke Ipang. Kemudian mereka menuju ke ruang rapat.

"Dheg"

Kia duduk terdiam kaku, saat 2 orang pria masuk ke ruang rapat.

"Laki-laki itu?" gumam Kia melihat Aslan duduk di kursi atasan dan Rendra di sampingnya.

"Diakah Aslan Nareswara? Ya Tuhan. Jadi dia menyukai naskahku dan yang mengijinkan aku bekerja?"

"Wajahnya berbeda dengan Ipang, tapi matanya sama, iya tatapan itu sama dengan tatapan Ipang. Tubuh itu?"

Kia bermonolog dalan hati. Deguban jantungnya sangat cepat. Keringat Kia mulai keluar sebagai respon canggungnya.

Rendra dan Aslan juga menatap Kia. Mereka berdua masih sama-sama mengurai benang kusut. Rendra dan Aslan memang merasa tidak asing dengan Kia.

Rendra terus memperhatikan Kia.

"Iya, dia sangat mirip dengan perempuan itu" batin Rendra.

Sementara Kia, bayangan laki-laki di malam itu muncul di benaknya. Laki-laki bertubuh tinggi kekar dengan tatapan tajam dan bermata biru. Dia yang melucuti pakaian Kia dan merenggut mahkotanya. Iya sepertinya dia memang Aslan.

"Benarkah laki-laki itu dia?" Kia tidak bisa menahan air matanya.

Menyadari tidak bisa menguasai perasaannya. Kia bangun meminta ijin ke Delvin ke kamar mandi sebentar.

Tentu saja itu semua tidak luput dari perhatian Rendra dan Aslan. Sementara yang lain acuh dan tidak peduli.

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

KIA pokus pada kerjaan jangan pikir kan yang sudah punya istri

2022-06-25

0

Murni Agani

Murni Agani

bodoh dan ceroboh😂

2022-02-01

0

Momy Victory 🏆👑🌹

Momy Victory 🏆👑🌹

author ikut event cerita anak genius yang udah selesai berapa bulan lalu ya? baru tahu dan muncul diiklan paling bawah abis baca novel lain.

2021-12-20

1

lihat semua
Episodes
1 Menyakitkan
2 Kehidupan Baru.
3 Pangeran
4 Naskah
5 Rumah Baru
6 Bertemu Lagi
7 Audisi
8 8. Siapa Ayahku Bu?
9 9. Kecurigaan Rendra
10 10. Cyntia
11 11. Tanda Lahir Kia
12 12. Ipang Sang Bintang
13 13. Saingan
14 14. Rumah Tangga Aslan
15 15. Mata-mata
16 16. Ketahuan.
17 17. Anakku
18 18. Mengakui.
19 19. Tamparan
20 20. Diantar
21 21. Perempuan Baik2
22 22. Hanya Alasan
23 23. Renang
24 24. Orang Tua.
25 25. Berani.
26 26. Ternyata
27 27. Dua kali
28 28. Hukuman
29 29. Putra
30 30. Kembalian.
31 31. Pulang
32 32. Rahasia 7 th lalu
33 33. Kopi
34 34. Mengadu
35 35. Nanti Wudzunya Batal.
36 36. Digunjing
37 37. Trik.
38 38 Polisi
39 39. Fortuner
40 40. Surat Perjanjian
41 41. Negosiasi
42 42. Hujan
43 43. Hujan part 2
44 44. Asthma
45 45. Kecewa
46 46. Rumah
47 47. Biar Ipang yang pilih
48 48. Diusir
49 49. Toksik
50 50. PR
51 51. Mau Ibu.
52 52. Kakek
53 53. Dijemput
54 54. Diterima
55 55. PD KT
56 56. Berubah
57 57. Sudah Bulat
58 58. Sepatu.
59 59. Bukan Janda
60 60. Mundur dulu
61 61. Bus
62 62. Sandiwara
63 63. Tengsin
64 64. Kejutan Aslan
65 65. Pamit
66 66. Janji
67 67. Akarny mulai tumbuh
68 68. Diam diam
69 69. Kelabakan
70 70. Studio ITV
71 71. Bendera berkibar
72 72. Kurang ajar
73 73. Tidak terima
74 74. Udah Chattingan
75 75. Nggak boleh Jaim
76 76. Mengakui
77 77. Peduli Aslan
78 78. Yakin
79 79. Ayah Mana?
80 80. Tuduhan
81 81. Indung dan telur
82 82. Gusti, Alhamdulillah.
83 83. Iya Mau
84 84. Akrab.
85 85. Kenal
86 86. Siip
87 87. Undang Ibu
88 88. Tidak takut
89 89. Pulang.
90 90. PR untuk Kia
91 91. Aslan mimpi
92 92. Aslan Malu.
93 93. Pilihan Rendra.
94 94. Delvin Curiga
95 95. Bertemu Aslan
96 96. Nggak Peka.
97 97. Akur
98 98. Jadian
99 99. Dihina
100 100. Kecewa
101 101. Jenguk Ipang
102 102. Manja
103 103. Cerita
104 104. Ke rumah Camer
105 105. Ambil barang
106 106. Besok Pagi
107 107. KK
108 108. Pengobatan
109 109. Ada Udang di balik batu
110 110. Menyesal.
111 111. Tidak tahu Malu
112 112. Halal Dulu.
113 113. Kesal
114 114. Masuk Yuk!
115 115. Abang, nggak nuntut kok.
116 116. Tanggung.
117 117. Berbeda
118 118. Seperti anak SMA.
119 119. Liat saja
120 120. Kenapa di situ?
121 121. Coklat Panas
122 122. PikTor
123 123. Menemui Paul
124 124. Tidak semiskin itu.
125 125. Pasif
126 126. Makam
127 127. Jeje Sinting
128 128. Akta cerai
129 129. Rencana Aslan
130 130. Mau Kia
131 131. Otewe
132 132. Perjalanan.
133 133. Kompor
134 134. Satu Tempat
135 135. So sad.
136 136. Ups
137 137. Bu Arini
138 138. Foto siapa ini?
139 139. Abang harus lihat.
140 140. Aslan Santai
141 141.Cyntia tidak Waras
142 142. Pak Surya
143 143. Reporter Kia.
144 144. Kisah dari Umma Part 1
145 145. Kisah dari Umma Part 2
146 146. Liontin.
147 147. Kisah dari Umma End
148 148. Semut.
149 149. Meta ke Terkam Harimau
150 150. Pamer ke Cyntia.
151 151. Paul Depresi.
152 152. Memory Card.
153 153. Bakat terpendam Cyntia. "Rasain lo!"
154 154. Serangan dimulai.
155 155. Hadapi bersama
156 156. Ketahuan.
157 157. Bapak.
158 158. Sekarang
159 159. Agresi tahap 1
160 160. Terpaksa Bantu.
161 161. Seperti Paranormal.
162 162. Ketinggalan.
163 163. Rendra Vs Cyntia
164 164. Kaos Kaki
165 165. Bekerjasama
166 166. Cerita Aslan.
167 167. Pelajaran untuk Tikus Kecil
168 168. Aslan Main Cantik.
169 169. Mulut beracun
170 170. Perubahan.
171 171. Air Mata Alena
172 172. Penangkapan Polisi.
173 173. Final.
174 174. Mimpi tapi Nyata
175 175. Patuh
176 176. Daaah.
177 177. Ikut
178 178. Tidak sadar
179 179. Mendengar
180 180. Ikut Tante
181 181. Saling tunggu
182 182. Hasil pemeriksaan
183 183. Cemburu.
184 184. Salah Paham
185 185.Tekad Cyntia.
186 186. Dapet antek Baru
187 187. Kecurigaan Mbok Mina
188 188. Bersitegang
189 189. Bertemu Istri Nicholas
190 190. Cyntia kesal.
191 191. Alena hancur.
192 192. Paul GILA
193 193. Ditinggal Pergi
194 194. Aslan marah
195 195. Thank You Uncle
196 Promosi cerita : Ramanda
197 196. Tantangan dari Cyntia
198 197. Aku ingin bertemu denganya
199 198.Dibuka semua
200 199. Akhirnya dia berfikir waras
201 200. Lain kali saja.
202 201. Sudah Berkemas.
203 Promo Kak Rafizqi
204 202. Tak sesubur Kia
205 Promo Kak Kisss
206 203. Kasian Aslan.
207 204. Akhirnya, kuncinya terbuka.
208 P- Kak Novi Rahajeng
209 205. Dijemput besok.
210 206. Rendra Vs Aslan
211 P - Kak Irma Kirana
212 207. Sampai bertemu di Pengadilan
213 208. Apa kau menyukaiku?
214 209. Pandai merayu
215 210. Siapa yang galak
216 P - Kak Anha
217 211.Jadi Saudara Kikan Aja
218 212. Jangan Begadang.
219 213. Terkikis Habis
220 214. Tissu buat Kamu.
221 215. Tidak Tahu Caranya
222 P- Kak Je
223 216. Boleh yaa.
224 217. Membuktikan
225 218. Telepon Den Rendra.
226 219. Kikan dengar semuanya
227 220. Berita Duka
228 222. Isi hati Cyntia
229 223. Rujak kedondong Cyntia.
230 224. Kalau Cinta bilang saja
231 225. Turun tangan
232 227. Kia ke Cyntia.
233 229. Cyntia Tergeletak Di kamar mandi
234 230. Tunggu Cyntia Sadar
235 231. Rendra
236 232. Umma mau punya cucu lagi
237 233. Masih ada pelajaran untukmu.
238 234. Sidang Putusan.
239 235. End
240 236. Bon_Chap 1, Jenis Kelamin
241 BC ~ 2
242 BC-3
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Menyakitkan
2
Kehidupan Baru.
3
Pangeran
4
Naskah
5
Rumah Baru
6
Bertemu Lagi
7
Audisi
8
8. Siapa Ayahku Bu?
9
9. Kecurigaan Rendra
10
10. Cyntia
11
11. Tanda Lahir Kia
12
12. Ipang Sang Bintang
13
13. Saingan
14
14. Rumah Tangga Aslan
15
15. Mata-mata
16
16. Ketahuan.
17
17. Anakku
18
18. Mengakui.
19
19. Tamparan
20
20. Diantar
21
21. Perempuan Baik2
22
22. Hanya Alasan
23
23. Renang
24
24. Orang Tua.
25
25. Berani.
26
26. Ternyata
27
27. Dua kali
28
28. Hukuman
29
29. Putra
30
30. Kembalian.
31
31. Pulang
32
32. Rahasia 7 th lalu
33
33. Kopi
34
34. Mengadu
35
35. Nanti Wudzunya Batal.
36
36. Digunjing
37
37. Trik.
38
38 Polisi
39
39. Fortuner
40
40. Surat Perjanjian
41
41. Negosiasi
42
42. Hujan
43
43. Hujan part 2
44
44. Asthma
45
45. Kecewa
46
46. Rumah
47
47. Biar Ipang yang pilih
48
48. Diusir
49
49. Toksik
50
50. PR
51
51. Mau Ibu.
52
52. Kakek
53
53. Dijemput
54
54. Diterima
55
55. PD KT
56
56. Berubah
57
57. Sudah Bulat
58
58. Sepatu.
59
59. Bukan Janda
60
60. Mundur dulu
61
61. Bus
62
62. Sandiwara
63
63. Tengsin
64
64. Kejutan Aslan
65
65. Pamit
66
66. Janji
67
67. Akarny mulai tumbuh
68
68. Diam diam
69
69. Kelabakan
70
70. Studio ITV
71
71. Bendera berkibar
72
72. Kurang ajar
73
73. Tidak terima
74
74. Udah Chattingan
75
75. Nggak boleh Jaim
76
76. Mengakui
77
77. Peduli Aslan
78
78. Yakin
79
79. Ayah Mana?
80
80. Tuduhan
81
81. Indung dan telur
82
82. Gusti, Alhamdulillah.
83
83. Iya Mau
84
84. Akrab.
85
85. Kenal
86
86. Siip
87
87. Undang Ibu
88
88. Tidak takut
89
89. Pulang.
90
90. PR untuk Kia
91
91. Aslan mimpi
92
92. Aslan Malu.
93
93. Pilihan Rendra.
94
94. Delvin Curiga
95
95. Bertemu Aslan
96
96. Nggak Peka.
97
97. Akur
98
98. Jadian
99
99. Dihina
100
100. Kecewa
101
101. Jenguk Ipang
102
102. Manja
103
103. Cerita
104
104. Ke rumah Camer
105
105. Ambil barang
106
106. Besok Pagi
107
107. KK
108
108. Pengobatan
109
109. Ada Udang di balik batu
110
110. Menyesal.
111
111. Tidak tahu Malu
112
112. Halal Dulu.
113
113. Kesal
114
114. Masuk Yuk!
115
115. Abang, nggak nuntut kok.
116
116. Tanggung.
117
117. Berbeda
118
118. Seperti anak SMA.
119
119. Liat saja
120
120. Kenapa di situ?
121
121. Coklat Panas
122
122. PikTor
123
123. Menemui Paul
124
124. Tidak semiskin itu.
125
125. Pasif
126
126. Makam
127
127. Jeje Sinting
128
128. Akta cerai
129
129. Rencana Aslan
130
130. Mau Kia
131
131. Otewe
132
132. Perjalanan.
133
133. Kompor
134
134. Satu Tempat
135
135. So sad.
136
136. Ups
137
137. Bu Arini
138
138. Foto siapa ini?
139
139. Abang harus lihat.
140
140. Aslan Santai
141
141.Cyntia tidak Waras
142
142. Pak Surya
143
143. Reporter Kia.
144
144. Kisah dari Umma Part 1
145
145. Kisah dari Umma Part 2
146
146. Liontin.
147
147. Kisah dari Umma End
148
148. Semut.
149
149. Meta ke Terkam Harimau
150
150. Pamer ke Cyntia.
151
151. Paul Depresi.
152
152. Memory Card.
153
153. Bakat terpendam Cyntia. "Rasain lo!"
154
154. Serangan dimulai.
155
155. Hadapi bersama
156
156. Ketahuan.
157
157. Bapak.
158
158. Sekarang
159
159. Agresi tahap 1
160
160. Terpaksa Bantu.
161
161. Seperti Paranormal.
162
162. Ketinggalan.
163
163. Rendra Vs Cyntia
164
164. Kaos Kaki
165
165. Bekerjasama
166
166. Cerita Aslan.
167
167. Pelajaran untuk Tikus Kecil
168
168. Aslan Main Cantik.
169
169. Mulut beracun
170
170. Perubahan.
171
171. Air Mata Alena
172
172. Penangkapan Polisi.
173
173. Final.
174
174. Mimpi tapi Nyata
175
175. Patuh
176
176. Daaah.
177
177. Ikut
178
178. Tidak sadar
179
179. Mendengar
180
180. Ikut Tante
181
181. Saling tunggu
182
182. Hasil pemeriksaan
183
183. Cemburu.
184
184. Salah Paham
185
185.Tekad Cyntia.
186
186. Dapet antek Baru
187
187. Kecurigaan Mbok Mina
188
188. Bersitegang
189
189. Bertemu Istri Nicholas
190
190. Cyntia kesal.
191
191. Alena hancur.
192
192. Paul GILA
193
193. Ditinggal Pergi
194
194. Aslan marah
195
195. Thank You Uncle
196
Promosi cerita : Ramanda
197
196. Tantangan dari Cyntia
198
197. Aku ingin bertemu denganya
199
198.Dibuka semua
200
199. Akhirnya dia berfikir waras
201
200. Lain kali saja.
202
201. Sudah Berkemas.
203
Promo Kak Rafizqi
204
202. Tak sesubur Kia
205
Promo Kak Kisss
206
203. Kasian Aslan.
207
204. Akhirnya, kuncinya terbuka.
208
P- Kak Novi Rahajeng
209
205. Dijemput besok.
210
206. Rendra Vs Aslan
211
P - Kak Irma Kirana
212
207. Sampai bertemu di Pengadilan
213
208. Apa kau menyukaiku?
214
209. Pandai merayu
215
210. Siapa yang galak
216
P - Kak Anha
217
211.Jadi Saudara Kikan Aja
218
212. Jangan Begadang.
219
213. Terkikis Habis
220
214. Tissu buat Kamu.
221
215. Tidak Tahu Caranya
222
P- Kak Je
223
216. Boleh yaa.
224
217. Membuktikan
225
218. Telepon Den Rendra.
226
219. Kikan dengar semuanya
227
220. Berita Duka
228
222. Isi hati Cyntia
229
223. Rujak kedondong Cyntia.
230
224. Kalau Cinta bilang saja
231
225. Turun tangan
232
227. Kia ke Cyntia.
233
229. Cyntia Tergeletak Di kamar mandi
234
230. Tunggu Cyntia Sadar
235
231. Rendra
236
232. Umma mau punya cucu lagi
237
233. Masih ada pelajaran untukmu.
238
234. Sidang Putusan.
239
235. End
240
236. Bon_Chap 1, Jenis Kelamin
241
BC ~ 2
242
BC-3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!