16. Ketahuan.

"Kok bisa sih dia masuk sini? Lulusanya kan cuma SMA" cibir salah satu anggota tim Delvin.

Tim editor khusus untuk cerita-cerita pendek dan bersambung di salah satu majalah terbitan Nareswara Grup.

"Katanya sih dia punya naskah yang bagus. Dari cara penulisanya Bu Rosa tertarik. Terus dikontrak sama Bos"

"Oh gitu? Dari nulis, terus jadi editor gitu? Waah luar biasa"

"Ya nggak apa-apa asal kompeten dan basic sekolahnya sesuai"

"Nah itu masalahnya dia SMA doang, nggak bener lagi kerjanya"

"Pakai chanel kali"

"Entahlah, blagu banget tau. Dua hari kerja seenaknya terus"

"Iya. Bete banget gue liat mukanya sok cantik"

"Emang dia gimana?"

"Kerja bawa anak. Pulang dan berangkat sesukanya, kalau kita mah langsung end"

"Eh masih muda anaknya udah gedhe lho!"

"Katanya sih nggak punya ayah. Yang ikut audisi yang di ITV itu"

"Oooh yang itu?"

"Jangan-jangan"

"Hahahahaha"

Teman-teman kerja Kia ternyata mencibir Kia saat di kantin perusahaan.

Tanpa sepengetahuan mereka, Kia yang sedang panik menunggu kabar Delvin mendengarnya. Mereka tidak tahu Kia duduk di meja makan di belakang mereka. Kia terhalang tiang penyangga gedung.

"Sabar Kia, jangan dilawan. Sabar. Kan kenyataanya lo emang punya ijazah SMA" batin Kia dalam hati.

Rasanya Kia mau bangun dan siramin mangkuk bakso yang ada di depanya itu.

"Ah tapi dari pada sayang, buang tenaga, buang uang, mending dimakan aja" ujar Kia lagi tidak mau terpancing emosi.

Kia kemudian menyantap semangkok bakso yang sudah dia pesan.

Omongan teman-teman Kia, membuat dia jadi ingin membuktikan, Kia berkompten. Ijazah Kia memang SMA, tapi Kia pernah mengenyam bangku kuliah. Kia juga juara kelas, IPK nya selalu cumlaude.

"Huft... " Kia menghembuskan nafasnya geram. Kia kemudian teringat anaknya.

"Sedang apa kamu Nak? Apa kamu bisa dekat dengan Daffa? Semoga kamu bisa beradaptasi denganya Nak"

Setelah bertemu dengan Aslan, Kia tau, Ipang mirip Aslan, pendiam. Matanya tajam dan berwarna biru, jika orang tidak mengenalnya akan mengira Ipang galak, padahal tidak. Ipang tidak mudah beramah tamah dengan orang lain. Itu yang paling Kia takutkan.

Bahkan Kia pernah membawa Ipang ke psikiater. Tapi hasilnya justru Ipang BER-IQ tinggi. Saat Ipang diam, dia merekam semua hal di sekitarnya dengan jelas. Ipang akan bicara saat dia merasa perlu bicara.

"Nanti sore ke asrama aja kali ya?" gumam Kia tersenyum membayangkan bisa menemui anaknya. Lalu menyantap baksonya lagi.

Orang yang ditunggu Kia, menampakan batang hidungnya. Delvin datang menatap Kia dengan penuh tanda tanya. Entah apa isi otak Delvin sekarang terhadap Kia setelah bertemu dengan Rendra.

"Wah makan bakso nggak ajak-ajak!" sapa Delvin ramah.

"Hai senior. Maafin gue ya? Pasti habis ditegur gara-gara gue ya? Maaf" tanya Kia ke Delvin.

"Gue nggak diapa-apain kok, santai aja. Gue cuma ditegur, lo nggak boleh telat-telat lagi lain kali, oke?"

"Iyuuh, kan? Lo pasti dimarah-marahi. Kenapa harus lo yang dipanggil sih bukan gue"

"Ya kan aturanya, gitu. Lo tanggung jawab gue, gue ke Bu Rosa, Bu Rosa ke Tuan Rendra, baru ke Bos Aslan. Makanya lo jangan telat-telat" jawab Delvin berbohong padahal sebetulnya Delvin dipanggil karena ada pekerjaan lain yang ditugaskan oleh Aslan dan Rendra.

"Hee... sory, gue usahain deh" jawab Kia.

"Wajib tepat waktu!"

"Iya ya. Galak amat sih" jawab Kia membercandai Delvin.

"Ada tugas buat lo, sebagai hukuman"

"What? Hukuman?"

"Lo harus lembur, ada banyak yang harus lo kerjain. Belum boleh pulang sebelum selesai!"

"Kenapa gitu?"

"Ya karena kamu telat. Ada temenya kok. Buruan habisin baksonya tugas menunggumu"

"Ahh kamu. Ku kira kau akan berpihak padaku, emang apa tugasku?"

"Nanti aku beritahu" jawab Delvin tersenyum. Lalu Delvin terdiam dan memperhatikan Kia.

"Beritahu sekarang!" pinta Kia ke Delvin.

Entah kenapa mereka berdua cepat akrab padahal baru 2 hari mereka kenal. Mungkin karena memang Delvin baik, supel dan ramah. Ditambah Kia yang sekarang super duper cuek dan masa bodo omongan orang.

"Habiskan baksonya" tutur Delvin tertawa menatap Kia.

"Sebenarnya lo siapa Ki? Kenapa Tuan Aslan sampai sebegitunya ke Lo?" batin Delvin ke Kia.

Delvin disuruh Rendra untuk awasin Kia satu malam ini. Rendra juga menyuruh Kia untuk tidak meninggalkan kantor sampai Tuan Aslan datang.

Rendra juga menyuruh Delvin membuka jilbab Kia, melihat leher bagian belakang, entah bagaimana caranya. Akhirnya Delvin mempunyai ide, menggunakan Putri pacar Delvin.

Sebelum Tuan Aslan kembali ke kantor lebih tepatnya, sebelum jam 7 malam. Putri harus berhasil bujuk atau membuat Kia menampakan leher bawah tengkuknya.

****

"Kenalin dia Putri, tunangan gue" ucap Delvin memperkenalkan Putri ke Kia.

"Hai, pernalkan saya Kia. Anak buah barunya calon Pak Delvin" jawab Kia bahagia.

Akhirnya Kia menemukan kawan berjenis kelamin perempuan yang mempunyai jiwa kemanusiaan dan mau menanggapi Kia dengan senyum.

"Aih jangan formal begitu. Sepertinya kita seumuran. Yang akrab, biar nyaman" sela Delvin.

"Oke" Kia.

"Gue Putri. Gue editor bagian buku dan novel, Delvin udah cerita tentang lo kok" jawab Putri.

"Jadi kalian berdua sesama editor tapi beda bagian?" tanya Kia.

"Iya. Kita kenal dari jama kuliah, masuk dan daftar ke perusahaan ini juga bareng" jawab Delvin bangga menceritakan perjalanan cintanya ke Kia.

Kia pun manggut-manggut tersenyum dan kagum ke cinta mereka. Sambil menbatin.

"Ah andainya gue juga bisa punya kisah cinta seperti mereka. Eits tidak, tidak. Cintaku hanya untuk Ipang"

"So sweet ya kalian bikin iri" ucap Kia memuji rekan kerjanya.

"Ah kamu ini sukanya gitu, jadi malu sama Kia." jawab Putri ke Delvin.

"Ayok lets go kerja. Tugas kalian banyak lho. Biar bisa pulang cepat waktu!" tegur Delvin mengajak Kia dan Putri.

Mereka berdua tidak masuk ke ruangan Tim Delvin. Tapi masuk ke lantai di atas ruangan Delvin. Kantor untuk pengerjaan novel-novel yang masuk ke penerbit Nareswara yang siap terbit.

"Masuk yuk!" ajak Putri ke ruanganya.

Ternyata Ruangan Putri tidak seperti ruangan Delvin. Putri punya ruang sendiri, tidak berbagi dengan timnya.

"Ini tugas kita" ucap Putri menunjukan berkas yang menggunung di mejanya. Kia langsung syok dan bergidik ngeri melihatnya.

"Banyak banget" keluh Kia lirih.

"Di biodata dan wawancara lo sama Bu Rosa, lo bilang pengen jadi editor kan?" tanya Delvin ingin menyemangati Kia.

"Iya sih"

"Karena lulusan lo SMA. Sementara lo diperbantukan di semua tempat Ki, itu pesen Pak Rendra. Nah nanti bisa ketahuan tuh lo mau ditempatin dimana. Jadi hari ini kerja bareng putri. Lo bukan meriview cerpen lagi. Tapi novel" turur Delvin berbohong.

"Oh gitu? Sebanyak ini? Harus selesai malam ini?" tanya Kia ke Putri dan Delvin.

"Kerjain aja dulu! Yuk" jawab Putri mengajak Kia kerja.

"Ya udah met kerja ya. Gue balik ke ruangan gue" pamit Delvin

"Makasih ya!"

"Yook!"

****

"Lo baca semua ini, lo yang pilih mana yang menurut lo oke. Terus catet alasan lo milih itu. Kasih tau ke gue. Untuk penyempurnaan naskah. Biar gue yang kerjain. Oke?" tutur Putri memberi tahu.

"Oke" jawan Kia lesu..

Kia harus ngebaca ketikan novel-novel di hadapanya dan menilai. Kalau hanya 2, atau Kia sangat bahagia tapi ini seratus.

Sementara Putri menatap kasian ke Kia. Kia hanya dikerjai Rendra dan Aslan. Putri dan Delvin hanya disuruh membuka jilbab Kia tanpa pemaksaan dan tanpa sepengetahuan Kia.

Novel-novel di depan Kia sebenarnya semuanya sudah selesai digarap. Beberapa sudah best seller malah.

"Acnya mati. Lo nggak panas Ki, pakai jilbab gitu?" tanya Putri ke Kia. Putri sengaja mematikan AC, menyembunyikan remot dan pura-pura rusak.

"Panas sih, tapi bukan karena jilbab gue. Melainkan AC-nya" jawab Kia cerdas.

"Coba lo lepas jilbab lo, siapa tahu ngurangi gerah" tutur Putri memulai idenya.

"Nggak ngaruh tau. Buka jendela aja ya!" jawab Kia memberi jawan normal.

"Oh iya ya" jawab Putri mengikuti Kia.

Karena di saat seperti itu, Putri menjadi orang bodoh, apa hubunganya AC sama jilbab. Rencana Putri pertama gagal.

Putri membuka jendela dan melanjutkan kerjanya.

"Gimana caranya buka jilbab dia sebelum bos datang. Kalau maksa jahat bener yak? Pakai alasan apa lagi ya?" Putri memutar pensilnya sambil berfikir. Kia tampak fokus membaca.

"Kia" panggil Putri

"Iya ada apa?"

"Kamu cantik, " ucap Putri nyeplos nggak ada ide.

"He makasih" jawab Kia polos tidak tahu kalau dirinya berada dalam intaian banyak orang.

"Jilbabnya juga cantik" lanjut Putri lagi.

"Oh ya? Ini padahal jilbab murahan lho, tapi aku emang suka banget. Meski murah nyaman dilakai" jawab Kia lagi dengan polos dan merasa bangga seleranya dipuji.

"Aku boleh nyobain nggak?" tanya Putri.

"Hah nyobain pakai ini?" tanya Kia heran.

"Iya" jawab Putri bahagia berharap tugasnya cepat selesai.

"Nanti ya, apa besok biar aku cuci dulu. Jangan sekarang!" tolak Kia jujur.

"Oh iya" jawab Putri kecewa.

Putri menelan salivanya.

"Apa langsung gue tanya aja ya? Sebenarnya apa yang Bos Aslan ingin sih? Tanda lahir Kia, tanda lahir apa coba? Repot banget" batin Putri menggerutu mencari ide.

Rasanya Putri sudah putus asa dan tugas dari bosnya itu seperti tidak ada kerjaan. Untuk apa mencari tanda lahir Kia. Kenapa nggak tanya langsung.

Putri kemudian menjadi kepo. Bukan kepo ke tanda lahir Kia, tapi siapa Kia sebenarnya? Ada hubungan apa dengan Tuan Aslan?

Ah tapi tugas Putri ini sungguh aneh. Tidak boleh buat Kia curiga dan marah. Tapi harus bisa melihat leher Kia sore ini juga.

Putri merasa mentok ide dan pasrah dimarahi Aslan. Pelajaran seperti itu tidak ada di bangku sekolah dan kuliah. Diperjanjian kontrak juga tidak asa jenis pekerjaan seperti itu.

Putri ambil kesimpulan, jika putri tidak berhasil, bukan Putri yang salah. Tapi perintah Aslan yang aneh dan tak berdasar. Akhirnya Putri nyerah. Yang penting nahan Kia tidak pergi dulu aja.

Tiba-tiba adzan sholat Ashar terdengar memecahkan otak pusing dan putus asanya Putri. Kia yang sedang fokus menyampaikan review ke Putri juga berhenti.

"Ah cepat sekali waktu berlalu. Alhamdulillah udah ashar" ucap Kia merentangkan tangan

"Iya. Nggak krasa ya" jawab Putri bosa basi.

"Sholat dulu yuk!" ajak Kia.

"Ayuk!"

"Sholatnya dimana?" tanya Kia.

"Kalau mau di mushola ada di kantai 10, kalau aku di situ" jawab Putri menunjuk lantai kosong di dekat meja.

"Ya udah sholat di sini aja" jawab Kia.

"Wudhunya di kamar mandi ya"

"Oke"

Kemudian tanpa dipancing atau diminta apalagi dipaksa, Kia melepas jilbabnya. Putri tidak melewatkan kesempatan. Ditatapnya Kia lekat-lekat.

Kia merapihkan rambut panjang bergelombangnya dengan diikat ke atas. Kia meregangkan badan ke kanan dan ke kiri. Begitu juga kepalanya.

Dan benar, di bawah tengkuk Kia ada tanda lahir. Kalau tidak salah namanya toh. Dan itu sangat mencolok dan terlihat karena lumayan besar.

Saat Kia berjalan, dari arah belakang, Putri langsung membidikan kameranya. Setelah berhasil menangkap gambar toh itu. Putri langsung send ke Tuan Aslan.

Terpopuler

Comments

Maizaton Othman

Maizaton Othman

Kadangkala setengah orang berfikir bersikap kurang ajar pd org lain supaya org tidak memndangnya lemah,atau slh satu cara,pertahanan diri,dgn org lain mmbncinya,dia lbih selamat,org baik selalu jd mgsa dan dikhianati.

2023-10-18

0

Erlinda

Erlinda

entah kenapa kok aq kurang simpati sama KIA berhijab tapi kok.terkesan seenak nya kurang sopan santun

2023-01-07

0

Nenk Leela Poetrie Mawar

Nenk Leela Poetrie Mawar

berhasil

2022-12-23

0

lihat semua
Episodes
1 Menyakitkan
2 Kehidupan Baru.
3 Pangeran
4 Naskah
5 Rumah Baru
6 Bertemu Lagi
7 Audisi
8 8. Siapa Ayahku Bu?
9 9. Kecurigaan Rendra
10 10. Cyntia
11 11. Tanda Lahir Kia
12 12. Ipang Sang Bintang
13 13. Saingan
14 14. Rumah Tangga Aslan
15 15. Mata-mata
16 16. Ketahuan.
17 17. Anakku
18 18. Mengakui.
19 19. Tamparan
20 20. Diantar
21 21. Perempuan Baik2
22 22. Hanya Alasan
23 23. Renang
24 24. Orang Tua.
25 25. Berani.
26 26. Ternyata
27 27. Dua kali
28 28. Hukuman
29 29. Putra
30 30. Kembalian.
31 31. Pulang
32 32. Rahasia 7 th lalu
33 33. Kopi
34 34. Mengadu
35 35. Nanti Wudzunya Batal.
36 36. Digunjing
37 37. Trik.
38 38 Polisi
39 39. Fortuner
40 40. Surat Perjanjian
41 41. Negosiasi
42 42. Hujan
43 43. Hujan part 2
44 44. Asthma
45 45. Kecewa
46 46. Rumah
47 47. Biar Ipang yang pilih
48 48. Diusir
49 49. Toksik
50 50. PR
51 51. Mau Ibu.
52 52. Kakek
53 53. Dijemput
54 54. Diterima
55 55. PD KT
56 56. Berubah
57 57. Sudah Bulat
58 58. Sepatu.
59 59. Bukan Janda
60 60. Mundur dulu
61 61. Bus
62 62. Sandiwara
63 63. Tengsin
64 64. Kejutan Aslan
65 65. Pamit
66 66. Janji
67 67. Akarny mulai tumbuh
68 68. Diam diam
69 69. Kelabakan
70 70. Studio ITV
71 71. Bendera berkibar
72 72. Kurang ajar
73 73. Tidak terima
74 74. Udah Chattingan
75 75. Nggak boleh Jaim
76 76. Mengakui
77 77. Peduli Aslan
78 78. Yakin
79 79. Ayah Mana?
80 80. Tuduhan
81 81. Indung dan telur
82 82. Gusti, Alhamdulillah.
83 83. Iya Mau
84 84. Akrab.
85 85. Kenal
86 86. Siip
87 87. Undang Ibu
88 88. Tidak takut
89 89. Pulang.
90 90. PR untuk Kia
91 91. Aslan mimpi
92 92. Aslan Malu.
93 93. Pilihan Rendra.
94 94. Delvin Curiga
95 95. Bertemu Aslan
96 96. Nggak Peka.
97 97. Akur
98 98. Jadian
99 99. Dihina
100 100. Kecewa
101 101. Jenguk Ipang
102 102. Manja
103 103. Cerita
104 104. Ke rumah Camer
105 105. Ambil barang
106 106. Besok Pagi
107 107. KK
108 108. Pengobatan
109 109. Ada Udang di balik batu
110 110. Menyesal.
111 111. Tidak tahu Malu
112 112. Halal Dulu.
113 113. Kesal
114 114. Masuk Yuk!
115 115. Abang, nggak nuntut kok.
116 116. Tanggung.
117 117. Berbeda
118 118. Seperti anak SMA.
119 119. Liat saja
120 120. Kenapa di situ?
121 121. Coklat Panas
122 122. PikTor
123 123. Menemui Paul
124 124. Tidak semiskin itu.
125 125. Pasif
126 126. Makam
127 127. Jeje Sinting
128 128. Akta cerai
129 129. Rencana Aslan
130 130. Mau Kia
131 131. Otewe
132 132. Perjalanan.
133 133. Kompor
134 134. Satu Tempat
135 135. So sad.
136 136. Ups
137 137. Bu Arini
138 138. Foto siapa ini?
139 139. Abang harus lihat.
140 140. Aslan Santai
141 141.Cyntia tidak Waras
142 142. Pak Surya
143 143. Reporter Kia.
144 144. Kisah dari Umma Part 1
145 145. Kisah dari Umma Part 2
146 146. Liontin.
147 147. Kisah dari Umma End
148 148. Semut.
149 149. Meta ke Terkam Harimau
150 150. Pamer ke Cyntia.
151 151. Paul Depresi.
152 152. Memory Card.
153 153. Bakat terpendam Cyntia. "Rasain lo!"
154 154. Serangan dimulai.
155 155. Hadapi bersama
156 156. Ketahuan.
157 157. Bapak.
158 158. Sekarang
159 159. Agresi tahap 1
160 160. Terpaksa Bantu.
161 161. Seperti Paranormal.
162 162. Ketinggalan.
163 163. Rendra Vs Cyntia
164 164. Kaos Kaki
165 165. Bekerjasama
166 166. Cerita Aslan.
167 167. Pelajaran untuk Tikus Kecil
168 168. Aslan Main Cantik.
169 169. Mulut beracun
170 170. Perubahan.
171 171. Air Mata Alena
172 172. Penangkapan Polisi.
173 173. Final.
174 174. Mimpi tapi Nyata
175 175. Patuh
176 176. Daaah.
177 177. Ikut
178 178. Tidak sadar
179 179. Mendengar
180 180. Ikut Tante
181 181. Saling tunggu
182 182. Hasil pemeriksaan
183 183. Cemburu.
184 184. Salah Paham
185 185.Tekad Cyntia.
186 186. Dapet antek Baru
187 187. Kecurigaan Mbok Mina
188 188. Bersitegang
189 189. Bertemu Istri Nicholas
190 190. Cyntia kesal.
191 191. Alena hancur.
192 192. Paul GILA
193 193. Ditinggal Pergi
194 194. Aslan marah
195 195. Thank You Uncle
196 Promosi cerita : Ramanda
197 196. Tantangan dari Cyntia
198 197. Aku ingin bertemu denganya
199 198.Dibuka semua
200 199. Akhirnya dia berfikir waras
201 200. Lain kali saja.
202 201. Sudah Berkemas.
203 Promo Kak Rafizqi
204 202. Tak sesubur Kia
205 Promo Kak Kisss
206 203. Kasian Aslan.
207 204. Akhirnya, kuncinya terbuka.
208 P- Kak Novi Rahajeng
209 205. Dijemput besok.
210 206. Rendra Vs Aslan
211 P - Kak Irma Kirana
212 207. Sampai bertemu di Pengadilan
213 208. Apa kau menyukaiku?
214 209. Pandai merayu
215 210. Siapa yang galak
216 P - Kak Anha
217 211.Jadi Saudara Kikan Aja
218 212. Jangan Begadang.
219 213. Terkikis Habis
220 214. Tissu buat Kamu.
221 215. Tidak Tahu Caranya
222 P- Kak Je
223 216. Boleh yaa.
224 217. Membuktikan
225 218. Telepon Den Rendra.
226 219. Kikan dengar semuanya
227 220. Berita Duka
228 222. Isi hati Cyntia
229 223. Rujak kedondong Cyntia.
230 224. Kalau Cinta bilang saja
231 225. Turun tangan
232 227. Kia ke Cyntia.
233 229. Cyntia Tergeletak Di kamar mandi
234 230. Tunggu Cyntia Sadar
235 231. Rendra
236 232. Umma mau punya cucu lagi
237 233. Masih ada pelajaran untukmu.
238 234. Sidang Putusan.
239 235. End
240 236. Bon_Chap 1, Jenis Kelamin
241 BC ~ 2
242 BC-3
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Menyakitkan
2
Kehidupan Baru.
3
Pangeran
4
Naskah
5
Rumah Baru
6
Bertemu Lagi
7
Audisi
8
8. Siapa Ayahku Bu?
9
9. Kecurigaan Rendra
10
10. Cyntia
11
11. Tanda Lahir Kia
12
12. Ipang Sang Bintang
13
13. Saingan
14
14. Rumah Tangga Aslan
15
15. Mata-mata
16
16. Ketahuan.
17
17. Anakku
18
18. Mengakui.
19
19. Tamparan
20
20. Diantar
21
21. Perempuan Baik2
22
22. Hanya Alasan
23
23. Renang
24
24. Orang Tua.
25
25. Berani.
26
26. Ternyata
27
27. Dua kali
28
28. Hukuman
29
29. Putra
30
30. Kembalian.
31
31. Pulang
32
32. Rahasia 7 th lalu
33
33. Kopi
34
34. Mengadu
35
35. Nanti Wudzunya Batal.
36
36. Digunjing
37
37. Trik.
38
38 Polisi
39
39. Fortuner
40
40. Surat Perjanjian
41
41. Negosiasi
42
42. Hujan
43
43. Hujan part 2
44
44. Asthma
45
45. Kecewa
46
46. Rumah
47
47. Biar Ipang yang pilih
48
48. Diusir
49
49. Toksik
50
50. PR
51
51. Mau Ibu.
52
52. Kakek
53
53. Dijemput
54
54. Diterima
55
55. PD KT
56
56. Berubah
57
57. Sudah Bulat
58
58. Sepatu.
59
59. Bukan Janda
60
60. Mundur dulu
61
61. Bus
62
62. Sandiwara
63
63. Tengsin
64
64. Kejutan Aslan
65
65. Pamit
66
66. Janji
67
67. Akarny mulai tumbuh
68
68. Diam diam
69
69. Kelabakan
70
70. Studio ITV
71
71. Bendera berkibar
72
72. Kurang ajar
73
73. Tidak terima
74
74. Udah Chattingan
75
75. Nggak boleh Jaim
76
76. Mengakui
77
77. Peduli Aslan
78
78. Yakin
79
79. Ayah Mana?
80
80. Tuduhan
81
81. Indung dan telur
82
82. Gusti, Alhamdulillah.
83
83. Iya Mau
84
84. Akrab.
85
85. Kenal
86
86. Siip
87
87. Undang Ibu
88
88. Tidak takut
89
89. Pulang.
90
90. PR untuk Kia
91
91. Aslan mimpi
92
92. Aslan Malu.
93
93. Pilihan Rendra.
94
94. Delvin Curiga
95
95. Bertemu Aslan
96
96. Nggak Peka.
97
97. Akur
98
98. Jadian
99
99. Dihina
100
100. Kecewa
101
101. Jenguk Ipang
102
102. Manja
103
103. Cerita
104
104. Ke rumah Camer
105
105. Ambil barang
106
106. Besok Pagi
107
107. KK
108
108. Pengobatan
109
109. Ada Udang di balik batu
110
110. Menyesal.
111
111. Tidak tahu Malu
112
112. Halal Dulu.
113
113. Kesal
114
114. Masuk Yuk!
115
115. Abang, nggak nuntut kok.
116
116. Tanggung.
117
117. Berbeda
118
118. Seperti anak SMA.
119
119. Liat saja
120
120. Kenapa di situ?
121
121. Coklat Panas
122
122. PikTor
123
123. Menemui Paul
124
124. Tidak semiskin itu.
125
125. Pasif
126
126. Makam
127
127. Jeje Sinting
128
128. Akta cerai
129
129. Rencana Aslan
130
130. Mau Kia
131
131. Otewe
132
132. Perjalanan.
133
133. Kompor
134
134. Satu Tempat
135
135. So sad.
136
136. Ups
137
137. Bu Arini
138
138. Foto siapa ini?
139
139. Abang harus lihat.
140
140. Aslan Santai
141
141.Cyntia tidak Waras
142
142. Pak Surya
143
143. Reporter Kia.
144
144. Kisah dari Umma Part 1
145
145. Kisah dari Umma Part 2
146
146. Liontin.
147
147. Kisah dari Umma End
148
148. Semut.
149
149. Meta ke Terkam Harimau
150
150. Pamer ke Cyntia.
151
151. Paul Depresi.
152
152. Memory Card.
153
153. Bakat terpendam Cyntia. "Rasain lo!"
154
154. Serangan dimulai.
155
155. Hadapi bersama
156
156. Ketahuan.
157
157. Bapak.
158
158. Sekarang
159
159. Agresi tahap 1
160
160. Terpaksa Bantu.
161
161. Seperti Paranormal.
162
162. Ketinggalan.
163
163. Rendra Vs Cyntia
164
164. Kaos Kaki
165
165. Bekerjasama
166
166. Cerita Aslan.
167
167. Pelajaran untuk Tikus Kecil
168
168. Aslan Main Cantik.
169
169. Mulut beracun
170
170. Perubahan.
171
171. Air Mata Alena
172
172. Penangkapan Polisi.
173
173. Final.
174
174. Mimpi tapi Nyata
175
175. Patuh
176
176. Daaah.
177
177. Ikut
178
178. Tidak sadar
179
179. Mendengar
180
180. Ikut Tante
181
181. Saling tunggu
182
182. Hasil pemeriksaan
183
183. Cemburu.
184
184. Salah Paham
185
185.Tekad Cyntia.
186
186. Dapet antek Baru
187
187. Kecurigaan Mbok Mina
188
188. Bersitegang
189
189. Bertemu Istri Nicholas
190
190. Cyntia kesal.
191
191. Alena hancur.
192
192. Paul GILA
193
193. Ditinggal Pergi
194
194. Aslan marah
195
195. Thank You Uncle
196
Promosi cerita : Ramanda
197
196. Tantangan dari Cyntia
198
197. Aku ingin bertemu denganya
199
198.Dibuka semua
200
199. Akhirnya dia berfikir waras
201
200. Lain kali saja.
202
201. Sudah Berkemas.
203
Promo Kak Rafizqi
204
202. Tak sesubur Kia
205
Promo Kak Kisss
206
203. Kasian Aslan.
207
204. Akhirnya, kuncinya terbuka.
208
P- Kak Novi Rahajeng
209
205. Dijemput besok.
210
206. Rendra Vs Aslan
211
P - Kak Irma Kirana
212
207. Sampai bertemu di Pengadilan
213
208. Apa kau menyukaiku?
214
209. Pandai merayu
215
210. Siapa yang galak
216
P - Kak Anha
217
211.Jadi Saudara Kikan Aja
218
212. Jangan Begadang.
219
213. Terkikis Habis
220
214. Tissu buat Kamu.
221
215. Tidak Tahu Caranya
222
P- Kak Je
223
216. Boleh yaa.
224
217. Membuktikan
225
218. Telepon Den Rendra.
226
219. Kikan dengar semuanya
227
220. Berita Duka
228
222. Isi hati Cyntia
229
223. Rujak kedondong Cyntia.
230
224. Kalau Cinta bilang saja
231
225. Turun tangan
232
227. Kia ke Cyntia.
233
229. Cyntia Tergeletak Di kamar mandi
234
230. Tunggu Cyntia Sadar
235
231. Rendra
236
232. Umma mau punya cucu lagi
237
233. Masih ada pelajaran untukmu.
238
234. Sidang Putusan.
239
235. End
240
236. Bon_Chap 1, Jenis Kelamin
241
BC ~ 2
242
BC-3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!