11. Tanda Lahir Kia

Di depan mall besar di Ibukota. Dua perempuan itu saling pandang untuk memastikan. Benarkah yang di hadapan mereka adalah sahabat mereka?

7 tahun Kia meninggalkan kehidupan lamanya. Hilang tanpa jejak. Dan kini berdiri di hadapan Kia, Cyntia, sahabatnya dulu.

"Thin thin" pengemudi kendaraan lain mengklakson mobil Cyntia. Cyntia berhenti di tengah jalan.

Kia menggandeng Ipang untuk menepi.

"Kia tunggu gue" panggil Cyntia mencegah Kia pergi.

Cyntia memarkirkan mobilnya dan menghampiri Kia.

"Kia, benarkah ini lo?" panggil Cyntia ke Kia yang sekarang mengenakan jilbab dan menggandeng anak kecil.

Kia mengangguk dengan mata berkaca-kaca.

"Iya ini gue Cyn" jawab Kia lalu mereka berpelukan.

Ipang hanya menatap ibunya dengan pikiran cerdasnya mengerti dan ikut membenarkan semua hipotesanya. Satu orang di masalalu Kia muncul. Ipang semaki yakin, Ibunya dulu memang tinggal di Ibukota.

Keputusan Ipang tepat. Ipang merengek ke Kia setiap hari dengan alasan ingin menjadi juara di ajang audisi. Ipang mau tinggal di Ibukota. Padahal dari youtube, Ipang sudah menjadi bintang.

Tapi semua alasan itu bohong, sebuah kebohongan yang terjadi di luar batas wajar. Sebuah kebohongan yang ada karena kecerdasan anak seusia Ipang yang berbeda.

Ipang sering melihat Kia menangis sendirian, menatap beberapa foto, dan menulis di buku. Ipang tau penderitaan ibunya. Ibunya merindukan tanah kelahiranya.

"Gue nyari lo Ki? Lo kemana aja?" tanya Cyntia meraih kedua tangan Kia.

Kia menatap Ipang di sampingnya tidak menjawab pertanyaan Cyntia.

"Ipang sayang kenalkan teman ibu, dia Tante Cyntia" ucap Kia.

"Assalamu'alaikum tante, saya Pangeran, ibuku memanggilku Ipang" jawab Ipang cerdas dan tangkas.

"Wa'alaikum salam. Hai. Eh bukankah kamu si Ipang anak pintar yang ikut audisi?" tanya Cyntia mengingat acara yang dia tonton.

Lalu Kia dan Ipang mengangguk.

"Dia anakmu?" tanya Cyntia tertegun.

Cyntia pernah menyarankan Kia untuk menggugurkan anaknya. Tapi Kia menolak, Kia memilih melepaskan kehidupanya, cita-citanya, keluarganya dan teman-temanya.

Padahal alasan Kia sebelumnya nekat melakukan itu, agar dia tetap kuliah. Tapi endingnya sama saja. Kia melepaskan kuliahya.

"Iya, dia anakku yang aku lahirkan 6 tahun lalu" jawab Kia tenang dan mengenggam Ipang.

"Kia!" ucap Cyntia nanar.

Cyntia ingin tanya banyak hal, tapi Cyntia juga tahu ada Ipang di dekat Kia. Cyntia juga kemarin sempat melihat saat Ipang dikomentari juri tentang ayahnya.

Cyntia diam- diam penggemar Ipang juga. Cyntia sering mendengarkan lagu-lagu Ipang di youtube. Cyntia tidak tahu kalau itu anak sahabatnya.

"Anakku ingin ke arena bermain, apa kau mau ikut?" tanya Kia mengisyaratkan ke Cyntia kalau mau ngobrol di dalam saja. Kia juga tidak mau Ipang mendengar percakapan ibunya dengan orang di masalalunya.

"Boleh" jawah Cyntia paham

"Kita main bareng Tante Cyntia boleh kan Nak?" tanya Kia ke Ipang.

"Iya Bu"

Lalu mereka bertiga masuk ke arena bermain anak-anak.

"Sayang, ibu tunggu di sini ya. Ipang boleh bermain sepuasnya" tutur Kia ke Ipang.

"Iya Bu, hore" jawab Ipang bahagia.

Lalu Ipang masuk ke arena bermain. Seperti anak-anak di usianya. Ipang begitu menikmati berbagai wahana, meski tanpa didampingi orang tuanya.

Ipang menciptakan pendampinganya sendiri. Membentuk karakter sendiri di dalam otaknya. Menciptakan teman, ayah dan orang tua yang hanya Ipang rasakan sendiri tanpa dilihat orang lain.

Iya, itu cara Ipang membahagiakan dirinya. Ipang terlalu dewasa untuk mengobati kesepianya.

Di kursi besi warna-warni dan dihiasi gambar karakter kartun, dua sahabat yang lama terpisahkan itu melepas rindu. Sebotol air mineral berada dalam genggaman masing-masing.

Kia menatap Ipang penuh cinta saat Ipang menaiki motor remot dan melambaikan tangan memanggil namanya.

"Ibu... ibu...." panggilan yang begitu sempurna, berarti dan berharga untuk Kia.

"Bagaimana kehidupanmu Ki? Bagaimana kamu membesarkannya menjadi sehebat dia?" tanya Cyntia tiba-tiba.

"Aku hidup dengan sangat baik Cyn, Ipang duniaku sekarang, dia Pangeran di hidupku" jawab Kia.

"Apa kamu menikah?"

"Tidak"

"Kamu membesarkanya seorang diri?"

"Lebih tepatnya bersama teman-temanku, aku tinggal di yayasan di sebuah desa"

"Syukurlah aku bahagia mendengarnya, maafkan aku, aku tidak ada di sampingmu di waktu sulitmu"

"Tak apa, aku yang meninggalkanmu. Semua yang terjadi sudah menjadi garisku, aku menjalani peranku dengan baik"

"Jika saja waktu itu aku tidak memberikan job itu ke kamu. Ceritanya pasti akan berbeda kan? Maafin aku Ki"

"Sudahlah tidak usah bahas masalalu, itu pilihanku. Bagaimana kabarmu? Apa kau sudah menikah?"

"Aku menikah 2 tahun lalu"

"Alhamdulillah, aku senang mendengarnya. Apa kamu masih mengambil job itu lagi?"

"Tidak, semenjak kamu pergi, aku berhenti"

"Benarkah? Alhamdulillah"

"Iya"

"Siapa pria yang menikahimu?"

"Pria yang dipilihkan ayahku"

"Apa kamu mencintainya?"

"Cinta sudah lama mati di hidupku Ki"

"Bagaimana kamu menjalani pernikahanmu? Apa kamu mempunyai anak?"

"Aku menjalani hariku dengan baik, seperti yang kamu lihat, tapi aku tak seberuntung kamu. Aku dan suamiku sepakat untuk tidak mempunyai anak"

"Begitu?"

"Untuk beberapa waktu. Aku tidak mau menyaiti anakku, jika nanti anaku tau kedua orang tuanya tidak saling mencintai"

"Maafin aku, Cyn. Aku tahu ini pasti berat untukmu"

"Tidak Kia. Ini pilihanku, sama seperti saat kamu memilih pergi dan melahirkan anakmu"

"Iya, aku mengerti" jawab Kia mengangguk mencoba memahami sahabatnya.

"1 bulan setelah kamu pergi, dia mencarimu" ucap Cyntia membahas ayah Ipang.

"Maksudmu?" tanya Kia tidak menyangka.

"Laki-laki malam itu, dia mencarimu? Ayah dari anakmu" tutur Cyntia memperjelas.

"Ayah Ipang? Untuk apa mencariku?"

"Mungkin dia ketagihan bermalam denganmu, entahlah" jawab Cyntia sambil tersenyum getir membicarakan kejelekan laki-laki pada umumnya.

"Dasar kurang ajar. Pria mesum, awas saja. Bahkan dia sudah punya anak dan istri" umpat Kia membenci Aslan.

"Apa maksudmu kenapa kamu mengumpat begitu? Apa dia sungguh mencarimu? Kamu mengenalnya?"

"Dia bos di tempatku, tidak dia tidak pernah menemuiku sebelumnya"

"Dia Aslan Nareswara?"

"Jadi, kamu tau?"

"Baru Ki, saat kamu tanya dulu aku belum tau, sungguh. Aku baru tahu"

"Aku baru keterima kerja di kantornya"

"Kamu bekerja?"

"Iya, sebagai penulis dan sedang belajar menjadi editor"

"Aku bangga mendengarnya"

"Untuk apa bangga? Aku ingin segera mengundurkan diri, tapi aku udah kontrak"

"Kenapa? Bukankah kau harus membesarkan anakmu?"

"Dia mulai mengenaliku. Juri sialan itu membuat anakku menangis, dia juga membuat laki-laki itu mencariku, aku harus menjauhkan anakku darinya"

"Bagaimana dia tau kamu ibunya?"

"Aku membawa Ipang bekerja"

"Tapi Kia, bukankah ini saatnya anakmu tau siapa ayahnya? Kamu tidak melihat tatapan kerinduan dan kebingungan dari anakmu"

"Dia pria beristri Cyntia. Dia mempunyai seorang putri. Aku tidak akan pernah mengenalkan Ipang dengan sesosok ayah yang kurang ajar seperti dia. Aku tidak akan menempatkan Ipang menjadi anak hasil perselingkuhan dan merusak rumah tangga orang"

"Kamu mengenal mereka? Sebanyak apa kamu tau tentangnya?"

"Cyn dia tetap bukan pria yang baik. Dia bahkan membayarku. Apa dia tidak ingat putrinya saat tidur bersamaku? Meski aku melakukanya. Tapi aku tau dia sudah menghianati istrinya. Tidak dibenarkan apa yang sudah dia lakukan. Pria macam apa itu? Aku membencinya, aku tidak ingin anakku menjadi seperti itu"

"Tapi dia tahu kalau kamu pergi dalam keadaan hamil"

"Wuooo?" Kia terkaget, bisa-bisanya Cyntia memberitahu kehamilnya pada orang yang dia anggap brengsek itu.

"Apa kamu yang memberitahunya?" tanya Kia.

"Waktu itu aku berharap dia akan menolongmu, dia tanya dimana dia bisa menemuimu. Aku hanya bilang kamu pergi karena kamu hamil"

"Hoh, pantas dia sangat percaya diri menanyakan apa Ipang anaknya. Aku harus segera pergi. Aku nggak akan ijinkan dia menemui anakku. Ipang anakku, hanya anakku"

"Tapi Ipang butuh sesosok ayah Ki"

"Cyntia, dia juga seorang ayah untuk putri sahnya. Aku tidak mau anakku tau siapa ayah dan ibunya"

"Tapi itu tidak adil untuk Ipang Ki"

"Aku memberitahunya, tapi nanti, setelah dia dewasa"

****

Kantor Nareswara.

Di ruangan luas dan rapih yanga berada di lantai tertinggi kantor pusat Nareswara Grup, laki-laki berahang tegas itu tampak terpejam, tapi masih sadar. Dia menyandarkan badanya ke kursi kebesaranya.

Sang sekertaris yang setia mendampingi tampak duduk diam di hadapanya. Padahal di meja itu tidak ada berkas atau laporan.

Entah apa yang mereka pikirkan. Aslan tampak seperti mencari sesuatu dalam tumpukan memory di otaknya.

"Gue inget" ucap Aslan tiba-tiba menegakan posisi duduknya.

"Apa yang anda ingat Tuan?" tanya Rendra.

"Gadis itu mempunyai tanda lahir. Ada di belakang lehernya. Kita bisa tahu siapa perempuan itu sebenarnya lewat itu" tutur Aslan ingin memastikan siapa Kia sebenarnya. Aslan dan Rendra yakin Kia perempuan itu.

"Tapi dia berjilbab Tuan"

Terpopuler

Comments

Nenk Leela Poetrie Mawar

Nenk Leela Poetrie Mawar

dasar si Aslan

2022-12-23

0

Ida Nur Hidayati

Ida Nur Hidayati

kia betul,.untuk sementara ipang jangan mrngenal dulu ayahnya apalagi ayahnya sudah berkeluarga.

2022-09-28

0

Shuhairi Nafsir

Shuhairi Nafsir

tega kamu Thor menyiksakan hati dan batin seorang anak. kesian sama kamu ipang. gara Gara Thor yang nga perikemanusian

2022-05-19

2

lihat semua
Episodes
1 Menyakitkan
2 Kehidupan Baru.
3 Pangeran
4 Naskah
5 Rumah Baru
6 Bertemu Lagi
7 Audisi
8 8. Siapa Ayahku Bu?
9 9. Kecurigaan Rendra
10 10. Cyntia
11 11. Tanda Lahir Kia
12 12. Ipang Sang Bintang
13 13. Saingan
14 14. Rumah Tangga Aslan
15 15. Mata-mata
16 16. Ketahuan.
17 17. Anakku
18 18. Mengakui.
19 19. Tamparan
20 20. Diantar
21 21. Perempuan Baik2
22 22. Hanya Alasan
23 23. Renang
24 24. Orang Tua.
25 25. Berani.
26 26. Ternyata
27 27. Dua kali
28 28. Hukuman
29 29. Putra
30 30. Kembalian.
31 31. Pulang
32 32. Rahasia 7 th lalu
33 33. Kopi
34 34. Mengadu
35 35. Nanti Wudzunya Batal.
36 36. Digunjing
37 37. Trik.
38 38 Polisi
39 39. Fortuner
40 40. Surat Perjanjian
41 41. Negosiasi
42 42. Hujan
43 43. Hujan part 2
44 44. Asthma
45 45. Kecewa
46 46. Rumah
47 47. Biar Ipang yang pilih
48 48. Diusir
49 49. Toksik
50 50. PR
51 51. Mau Ibu.
52 52. Kakek
53 53. Dijemput
54 54. Diterima
55 55. PD KT
56 56. Berubah
57 57. Sudah Bulat
58 58. Sepatu.
59 59. Bukan Janda
60 60. Mundur dulu
61 61. Bus
62 62. Sandiwara
63 63. Tengsin
64 64. Kejutan Aslan
65 65. Pamit
66 66. Janji
67 67. Akarny mulai tumbuh
68 68. Diam diam
69 69. Kelabakan
70 70. Studio ITV
71 71. Bendera berkibar
72 72. Kurang ajar
73 73. Tidak terima
74 74. Udah Chattingan
75 75. Nggak boleh Jaim
76 76. Mengakui
77 77. Peduli Aslan
78 78. Yakin
79 79. Ayah Mana?
80 80. Tuduhan
81 81. Indung dan telur
82 82. Gusti, Alhamdulillah.
83 83. Iya Mau
84 84. Akrab.
85 85. Kenal
86 86. Siip
87 87. Undang Ibu
88 88. Tidak takut
89 89. Pulang.
90 90. PR untuk Kia
91 91. Aslan mimpi
92 92. Aslan Malu.
93 93. Pilihan Rendra.
94 94. Delvin Curiga
95 95. Bertemu Aslan
96 96. Nggak Peka.
97 97. Akur
98 98. Jadian
99 99. Dihina
100 100. Kecewa
101 101. Jenguk Ipang
102 102. Manja
103 103. Cerita
104 104. Ke rumah Camer
105 105. Ambil barang
106 106. Besok Pagi
107 107. KK
108 108. Pengobatan
109 109. Ada Udang di balik batu
110 110. Menyesal.
111 111. Tidak tahu Malu
112 112. Halal Dulu.
113 113. Kesal
114 114. Masuk Yuk!
115 115. Abang, nggak nuntut kok.
116 116. Tanggung.
117 117. Berbeda
118 118. Seperti anak SMA.
119 119. Liat saja
120 120. Kenapa di situ?
121 121. Coklat Panas
122 122. PikTor
123 123. Menemui Paul
124 124. Tidak semiskin itu.
125 125. Pasif
126 126. Makam
127 127. Jeje Sinting
128 128. Akta cerai
129 129. Rencana Aslan
130 130. Mau Kia
131 131. Otewe
132 132. Perjalanan.
133 133. Kompor
134 134. Satu Tempat
135 135. So sad.
136 136. Ups
137 137. Bu Arini
138 138. Foto siapa ini?
139 139. Abang harus lihat.
140 140. Aslan Santai
141 141.Cyntia tidak Waras
142 142. Pak Surya
143 143. Reporter Kia.
144 144. Kisah dari Umma Part 1
145 145. Kisah dari Umma Part 2
146 146. Liontin.
147 147. Kisah dari Umma End
148 148. Semut.
149 149. Meta ke Terkam Harimau
150 150. Pamer ke Cyntia.
151 151. Paul Depresi.
152 152. Memory Card.
153 153. Bakat terpendam Cyntia. "Rasain lo!"
154 154. Serangan dimulai.
155 155. Hadapi bersama
156 156. Ketahuan.
157 157. Bapak.
158 158. Sekarang
159 159. Agresi tahap 1
160 160. Terpaksa Bantu.
161 161. Seperti Paranormal.
162 162. Ketinggalan.
163 163. Rendra Vs Cyntia
164 164. Kaos Kaki
165 165. Bekerjasama
166 166. Cerita Aslan.
167 167. Pelajaran untuk Tikus Kecil
168 168. Aslan Main Cantik.
169 169. Mulut beracun
170 170. Perubahan.
171 171. Air Mata Alena
172 172. Penangkapan Polisi.
173 173. Final.
174 174. Mimpi tapi Nyata
175 175. Patuh
176 176. Daaah.
177 177. Ikut
178 178. Tidak sadar
179 179. Mendengar
180 180. Ikut Tante
181 181. Saling tunggu
182 182. Hasil pemeriksaan
183 183. Cemburu.
184 184. Salah Paham
185 185.Tekad Cyntia.
186 186. Dapet antek Baru
187 187. Kecurigaan Mbok Mina
188 188. Bersitegang
189 189. Bertemu Istri Nicholas
190 190. Cyntia kesal.
191 191. Alena hancur.
192 192. Paul GILA
193 193. Ditinggal Pergi
194 194. Aslan marah
195 195. Thank You Uncle
196 Promosi cerita : Ramanda
197 196. Tantangan dari Cyntia
198 197. Aku ingin bertemu denganya
199 198.Dibuka semua
200 199. Akhirnya dia berfikir waras
201 200. Lain kali saja.
202 201. Sudah Berkemas.
203 Promo Kak Rafizqi
204 202. Tak sesubur Kia
205 Promo Kak Kisss
206 203. Kasian Aslan.
207 204. Akhirnya, kuncinya terbuka.
208 P- Kak Novi Rahajeng
209 205. Dijemput besok.
210 206. Rendra Vs Aslan
211 P - Kak Irma Kirana
212 207. Sampai bertemu di Pengadilan
213 208. Apa kau menyukaiku?
214 209. Pandai merayu
215 210. Siapa yang galak
216 P - Kak Anha
217 211.Jadi Saudara Kikan Aja
218 212. Jangan Begadang.
219 213. Terkikis Habis
220 214. Tissu buat Kamu.
221 215. Tidak Tahu Caranya
222 P- Kak Je
223 216. Boleh yaa.
224 217. Membuktikan
225 218. Telepon Den Rendra.
226 219. Kikan dengar semuanya
227 220. Berita Duka
228 222. Isi hati Cyntia
229 223. Rujak kedondong Cyntia.
230 224. Kalau Cinta bilang saja
231 225. Turun tangan
232 227. Kia ke Cyntia.
233 229. Cyntia Tergeletak Di kamar mandi
234 230. Tunggu Cyntia Sadar
235 231. Rendra
236 232. Umma mau punya cucu lagi
237 233. Masih ada pelajaran untukmu.
238 234. Sidang Putusan.
239 235. End
240 236. Bon_Chap 1, Jenis Kelamin
241 BC ~ 2
242 BC-3
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Menyakitkan
2
Kehidupan Baru.
3
Pangeran
4
Naskah
5
Rumah Baru
6
Bertemu Lagi
7
Audisi
8
8. Siapa Ayahku Bu?
9
9. Kecurigaan Rendra
10
10. Cyntia
11
11. Tanda Lahir Kia
12
12. Ipang Sang Bintang
13
13. Saingan
14
14. Rumah Tangga Aslan
15
15. Mata-mata
16
16. Ketahuan.
17
17. Anakku
18
18. Mengakui.
19
19. Tamparan
20
20. Diantar
21
21. Perempuan Baik2
22
22. Hanya Alasan
23
23. Renang
24
24. Orang Tua.
25
25. Berani.
26
26. Ternyata
27
27. Dua kali
28
28. Hukuman
29
29. Putra
30
30. Kembalian.
31
31. Pulang
32
32. Rahasia 7 th lalu
33
33. Kopi
34
34. Mengadu
35
35. Nanti Wudzunya Batal.
36
36. Digunjing
37
37. Trik.
38
38 Polisi
39
39. Fortuner
40
40. Surat Perjanjian
41
41. Negosiasi
42
42. Hujan
43
43. Hujan part 2
44
44. Asthma
45
45. Kecewa
46
46. Rumah
47
47. Biar Ipang yang pilih
48
48. Diusir
49
49. Toksik
50
50. PR
51
51. Mau Ibu.
52
52. Kakek
53
53. Dijemput
54
54. Diterima
55
55. PD KT
56
56. Berubah
57
57. Sudah Bulat
58
58. Sepatu.
59
59. Bukan Janda
60
60. Mundur dulu
61
61. Bus
62
62. Sandiwara
63
63. Tengsin
64
64. Kejutan Aslan
65
65. Pamit
66
66. Janji
67
67. Akarny mulai tumbuh
68
68. Diam diam
69
69. Kelabakan
70
70. Studio ITV
71
71. Bendera berkibar
72
72. Kurang ajar
73
73. Tidak terima
74
74. Udah Chattingan
75
75. Nggak boleh Jaim
76
76. Mengakui
77
77. Peduli Aslan
78
78. Yakin
79
79. Ayah Mana?
80
80. Tuduhan
81
81. Indung dan telur
82
82. Gusti, Alhamdulillah.
83
83. Iya Mau
84
84. Akrab.
85
85. Kenal
86
86. Siip
87
87. Undang Ibu
88
88. Tidak takut
89
89. Pulang.
90
90. PR untuk Kia
91
91. Aslan mimpi
92
92. Aslan Malu.
93
93. Pilihan Rendra.
94
94. Delvin Curiga
95
95. Bertemu Aslan
96
96. Nggak Peka.
97
97. Akur
98
98. Jadian
99
99. Dihina
100
100. Kecewa
101
101. Jenguk Ipang
102
102. Manja
103
103. Cerita
104
104. Ke rumah Camer
105
105. Ambil barang
106
106. Besok Pagi
107
107. KK
108
108. Pengobatan
109
109. Ada Udang di balik batu
110
110. Menyesal.
111
111. Tidak tahu Malu
112
112. Halal Dulu.
113
113. Kesal
114
114. Masuk Yuk!
115
115. Abang, nggak nuntut kok.
116
116. Tanggung.
117
117. Berbeda
118
118. Seperti anak SMA.
119
119. Liat saja
120
120. Kenapa di situ?
121
121. Coklat Panas
122
122. PikTor
123
123. Menemui Paul
124
124. Tidak semiskin itu.
125
125. Pasif
126
126. Makam
127
127. Jeje Sinting
128
128. Akta cerai
129
129. Rencana Aslan
130
130. Mau Kia
131
131. Otewe
132
132. Perjalanan.
133
133. Kompor
134
134. Satu Tempat
135
135. So sad.
136
136. Ups
137
137. Bu Arini
138
138. Foto siapa ini?
139
139. Abang harus lihat.
140
140. Aslan Santai
141
141.Cyntia tidak Waras
142
142. Pak Surya
143
143. Reporter Kia.
144
144. Kisah dari Umma Part 1
145
145. Kisah dari Umma Part 2
146
146. Liontin.
147
147. Kisah dari Umma End
148
148. Semut.
149
149. Meta ke Terkam Harimau
150
150. Pamer ke Cyntia.
151
151. Paul Depresi.
152
152. Memory Card.
153
153. Bakat terpendam Cyntia. "Rasain lo!"
154
154. Serangan dimulai.
155
155. Hadapi bersama
156
156. Ketahuan.
157
157. Bapak.
158
158. Sekarang
159
159. Agresi tahap 1
160
160. Terpaksa Bantu.
161
161. Seperti Paranormal.
162
162. Ketinggalan.
163
163. Rendra Vs Cyntia
164
164. Kaos Kaki
165
165. Bekerjasama
166
166. Cerita Aslan.
167
167. Pelajaran untuk Tikus Kecil
168
168. Aslan Main Cantik.
169
169. Mulut beracun
170
170. Perubahan.
171
171. Air Mata Alena
172
172. Penangkapan Polisi.
173
173. Final.
174
174. Mimpi tapi Nyata
175
175. Patuh
176
176. Daaah.
177
177. Ikut
178
178. Tidak sadar
179
179. Mendengar
180
180. Ikut Tante
181
181. Saling tunggu
182
182. Hasil pemeriksaan
183
183. Cemburu.
184
184. Salah Paham
185
185.Tekad Cyntia.
186
186. Dapet antek Baru
187
187. Kecurigaan Mbok Mina
188
188. Bersitegang
189
189. Bertemu Istri Nicholas
190
190. Cyntia kesal.
191
191. Alena hancur.
192
192. Paul GILA
193
193. Ditinggal Pergi
194
194. Aslan marah
195
195. Thank You Uncle
196
Promosi cerita : Ramanda
197
196. Tantangan dari Cyntia
198
197. Aku ingin bertemu denganya
199
198.Dibuka semua
200
199. Akhirnya dia berfikir waras
201
200. Lain kali saja.
202
201. Sudah Berkemas.
203
Promo Kak Rafizqi
204
202. Tak sesubur Kia
205
Promo Kak Kisss
206
203. Kasian Aslan.
207
204. Akhirnya, kuncinya terbuka.
208
P- Kak Novi Rahajeng
209
205. Dijemput besok.
210
206. Rendra Vs Aslan
211
P - Kak Irma Kirana
212
207. Sampai bertemu di Pengadilan
213
208. Apa kau menyukaiku?
214
209. Pandai merayu
215
210. Siapa yang galak
216
P - Kak Anha
217
211.Jadi Saudara Kikan Aja
218
212. Jangan Begadang.
219
213. Terkikis Habis
220
214. Tissu buat Kamu.
221
215. Tidak Tahu Caranya
222
P- Kak Je
223
216. Boleh yaa.
224
217. Membuktikan
225
218. Telepon Den Rendra.
226
219. Kikan dengar semuanya
227
220. Berita Duka
228
222. Isi hati Cyntia
229
223. Rujak kedondong Cyntia.
230
224. Kalau Cinta bilang saja
231
225. Turun tangan
232
227. Kia ke Cyntia.
233
229. Cyntia Tergeletak Di kamar mandi
234
230. Tunggu Cyntia Sadar
235
231. Rendra
236
232. Umma mau punya cucu lagi
237
233. Masih ada pelajaran untukmu.
238
234. Sidang Putusan.
239
235. End
240
236. Bon_Chap 1, Jenis Kelamin
241
BC ~ 2
242
BC-3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!