Kehidupan Baru.

Seperti daun yang jatuh tidak membenci angin. Semua telah terjadi. Waktu tidak mungkin bisa diputar lagi, yang lalu biarlah berlalu. Tidak ada gunanya mencari letak kesalahan, semua sudah terjadi.

Waktu berfikir Kia menentukan pilihan tidak banyak. Kia memutuskan pilihanya dengan cepat. Sehingga keputusanya meletakanya pada lubang dosa yang akan selalu membekas, meski Kia berusaha melupakanya.

Nasi telah menjadi bubur. Tidak ada yang bisa mengubahnya lagi, apalagi mengembalikanya seperti semula. Kia hanya boleh mengikhlaskan meski dengan penyesalan.

Mahkota dan sesuatu yang berharga buatnya, sudah direnggut oleh laki-laki yang tidak dikenalnya. Kia pun tak bisa menuntutnya, apalagi meminta pertanggung jawaban.

Kini Kia hanya bisa menangis, memohon ampunan pada Tuhannya Yang Maha Pengampun.

Memohon belas kasihNya agar tidak ditempatkan pada posisi seperti itu lagi.

Berjanji dalam hati pada Tuhanya, cukup satu malam ini, untuk pertama dan terakhirnya, Kia masuk dalam dosa yang menghinakan.

"Hiks... hikss" Kia duduk memeluk kedua lututnya yang tertutup selimut hotel.

"Ayah, Ibu, maafin Kia, maafin Kia" batin Kia mengelap air matanya.

Kia tahu, jika keluarganya tahu pasti akan marah dan kecewa. Melakukan hubungan tanpa menikah adalah dosa besar.

Kia tidak punya waktu banyak mencari solusi lain. Kia harus memilih dipenjara dan dikeluarkan dari kampus, atau menerima tawaran Cyntia.

Kia menangis sesenggukan sendirian di kamar hotel. Karena pertama kalinya Kia melakukan itu, apalagi pasanganya terpengaruh obat, membuatnya melampiaskan secara brural. Kia merasa sangat lelah dan bangun kesiangan.

Entah kemana laki-laki itu pergi. Dia tidak membangunkan Kia. Mengajaknya ngobrol atau sekedar kenalan pun tidak.

Mungkin di mata laki-laki itu, Kia hanya perempuan bayaran yang tidak berharga.

Setelah lelah menangis dan nafasnya sesenggukan Kia bangun. Kia mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya menuju ke kamar mandi. Kia membersihkan tubuhnya yang sekarang dia rasa sangat kotor.

"Ish apa ini?" ucap Kia syok saat melihat cermin di kamar mandi hotel.

Bagian dadanya yang selama ini terjaga berubah menjadi banyak bercak merah.

"Ya Tuhan kenapa tidak bisa hilang?" gumam Kia polos tidak tahu menau tentang hal-hal seperti itu.

Kia panik menggosoknya dengan sabun tapi tidak hilang, setelah berusaha akhirnya menyerah. Kia memilih searching digoogle ternyata memang tidak ada solusi.

Setelah merapihkan penampilanya, Kia mengambil amplop dari pria yang mengambil harta berharganya itu.

"Banyak banget" gumam Kia, ternyata laki-laki itu tidak hanya memberinya 15 juta, tapi 25 juta. Laki-laki itu juga menuliskan, surat untuk Kia.

"Aku lihat kamu menangis,

Aku juga tau kamu masih perawan, aku tambahin fee mu"

"Hoh, kalau dia tau aku menangis, kenapa tetap melanjutkanya dan meninggalkanku?" gumam Kia dalam hati lalu menyimpan amplop itu.

Entah kenapa benak hati, Kia berharap bisa bertemu dengan laki-laki itu lagi. Tapi bahkan namanya saja tidak tahu.

Kia membawa uang itu ke tasnya. Dengan langkah tegap Kia berangkat ke kampus. Semua laporan keuangan BEM dia susun rapih, dibawa di dalam tas ranselnya.

Kia mendatangi ruang dekan, dan segera membuktikanya. Tidak sepeserpun Kia memakai uang dari kampus.

Dan ternyata di dalam ruangan Pak Dekan, Nelly sedang menyampaikan sesuatu. Entah apa yang sedang Mely lakukan.

"Permisi Pak, boleh saya masuk?" sapa Kia sopan lalu menghela nafas dan melirik geram ke Melly.

"Kia" pekik Melly dan Pak Dekan. Melly sedikit kikuk.

"Silahkan, silahkan duduk!" jawab Pak Dekan.

"Ehm, seperti yang bapak minta, saya bawa uangnya beserta laporan keuangan selama kegiatan Pak. Untuk SPJ lengkapnya selesai acara akan saya laporkan lagi" ucap Kia lantang, menegaskan dan menyindir ke Melly. Kia tidak bersalah dan tidak bisa dihancurkan begitu saja.

Sekarang Kia tahu siapa yang berusaha mengadukan dirinya dan memfitnahnya.

"Dasar ja*ang" batin Kia mengepalkan tangan.

Dekan kemudian mengambil laporan Kia, meneliti dengan seksama. Setelah meneliti Dekan mengangguk dan tersenyum.

"Baik Kia, laporanmu saya terima, bapak mohon maaf sudah tidak mempercayaimu. Lanjutkan kegiatan yang sudah kalian rencanakan. Bapak tunggu SPJ lengkapnya" jawab Dekan dengan bijak.

"Terim kasih Pak" jawab Kia agak keras dan melirik ke Melly, Kia menang.

"Melly" panggil Pak Dekan ke Melly saat Kia memberesi laporan dan uangnya.

"Ya Pak"

"Sekarang kamu lihat sendiri kan? Kia membawa uang itu dan laporan penggunanaanya dengan jelas. Minta maaflah ke Kia, apa yang kamu tuduhkan tidak benar" tutur Pak Dekan semakin memperjelas kalau Melly biang keroknya.

Dengan terpaksa dan memendam geram, Melly meminta maaf ke Kia. Melly mengiba dan menjadi semakin tidak punya harga diri di hadapan Kia.

Kia pun mengangguk memaafkan karena mereka disaksikan dosen. Sebenarnya Kia ingin menjambak dan memaki Melly. Tapi apa daya, dia harus menjaga sikapnya.

Kalau mau Kia juga bisa membalas Melly, melakukan fitnah dan pencemaran nama baik. Tapi ya sudahlah, Kia memang baik hati memilih menjauhi Melly.

Bersikap elegan lebih baik, itu menunjukan kualitas dirinya. Jika membalas perlakuan Mely hanya membuang waktu dan tenaga.

Setelah meminta maaf, menahan malu yang amat sangat karena mely kalah telak. Mely keluar lebih dulu meninggalkan Kia.

***

Sesampainya di kelasnya Kia duduk dan meremas gagang tasnya. Mengingat semuanya.

Melly sudah merebut pacarnya, Melly juga yang membuat Kia harus tidur bersama laki-laki tak dikenal itu. Tapi kemudian Kia berfikir, dengan kejadian ini, Kia jadi tahu siapa Jeje.

Setidaknya Kia bisa terbebas dari laki-laki yang tidak baik. Tapi tetap saja kenapa Kia harus merelakan kesucianya untuk orang yang belum jadi suaminya, tidak dikenal malah. Rasanya tetap menyakitkan.

"Haahh" Kia menghela nafasnya mencoba melepaskan gundahnya.

"Fokus kuliah Kia!" gumam Kia dalam hati lalu mengambil bukunya.

Kia bertekad, mengubur dalam-dalam malam kelamnya itu. Yang penting masalahnya terselesaikan.

Kia harus fokus kuliah, menyelesaikan pendidikanya, menjalankan wasiat ibu dan ayahnya.

****

2 bulan berlalu. Kia menjalani kehidupan kuliahnya dengan baik. Meski masih saling menghindar, Kia memilih tidak memperdulikan Jeje ataupun Melly lagi.

Kia tetap aktif berorganisasi dan menjadi mahasiswa bintang di kelasnya. Bisnis online yang bernilai receh itupun tetap berjalan.

Uang sisa yang diberikan laki-laki tak dikenal itu masih dia simpan rapih di kotak rahasianya. Sebenarnya Kia pernah memberikan uang itu ke Cyntia tapi Cyntia menolak.

Kia tidak berani menggunakan uang itu untuk keperluan dirinya. Kia juga merasa, pilihanya merupakan kesalahan. Kia merasa uang itu bukan uang halal dan berkah.

Kia tidak ingin menikmati uang itu. Hendak Kia sumbangkan, tapi Kia juga merasa uang kotor itu tidak pantas disumbangkan.

Siang itu Kia selesai kuliah dan hendak latian teater bersama Cyntia.

"Ke kantin yuk! Isi perut sebelum latian" ajak Cyntia ke Kia.

"Gue nggak pengen makan. Gue mual banget dari kemarin. Badan gue rasanya ngantuk terus" tutur Kia mengutarakan keadaan tubuhnya.

"Lo sakit?"

"Nggak tahu, tiap bangun tidur gue mual, apalagi bau makanan. Males gue ke kantin"

"Udah priksa belum?"

"Belum, cuma minum obat, beli di apotik"

"Ada perubahan nggak? Udah berapa lama lo sakit"

"Sama aja sih. Satu mingguan" jawab Kia mengingat awal mulanya dia sakit.

"Ish, periksa sih sono! Jangan-jangan lo typus" tutur Cyntia memberitahu.

"Iya yah? Ya udah, gue nggak latian ya, gue priksa dulu" jawab Kia merasa saran Cyntia benar.

"Lo mau ditemenin nggak?"

"Nggak, lo latian aja! Gue periksa sendiri aja"

"Oke, hati-hati yaa. Daah"

"Makasih Cyn"

Kia pun periksa ke klinik di dekat kampus sendirian. Setelah mendaftar, Kia masuk ke ruang periksa, menyampaikan keluhanya dan mendapatkan pemeriksaan.

"Nona kapan terakhir menstruasi?" tanya Dokter klinik.

Mendapat pertanyaan dokter, Kia diam mengingat-ingat kapan menstruasi terakhir. Kia menelan ludahnya, ternyata Kia sudah telat 2 bulan. Dokter kemudian mengangguk dan melanjutkan pemeriksaan.

Tidak menunggu lama hasil laborat Kia keluar. Dan Dokter menyampaikan kalau Kia hamil. Kia seperti tersambar petir, tidak bisa berkata apa-apa. Tubuhnya serasa melemas sepeti tidak mempunyai tulang.

"Aku hamil?" gumam Kia sambil berjalan keluar dari klinik.

Kia berhenti di tengah jalan, bingung apa yang harus dia lakukan terhadap janinya. Kepada siapa Kia meminta pertanggung jawaban. Wajah laki-laki yang menidurinya saja lupa, tahu namanya pun tidak.

"Cyntia" gumam Kia lagi. Kia memutuskan kembali ke kampus menemui Cyntia.

Kia langsung mencari Cyntia ke ruang teater. Kia menariK Cyntia keluar dan menceritakan masalahanya sambil menangis.

"Lo hamil?" tanya Cyntia kaget.

"Huum" jawab Kia mengangguk.

"Lo nggak pake pengaman? Lo nggak minum obat KB?" tanya Cyntia.

"Ya mana gue tau hal begituan, gue juga nggak ada persiapan" jawab Kia jujur.

"Aduh Kia kenapa lo bodo banget sih. Kalau mau layanin pelanggan tu persiapan dulu. Gue lupa nggak kasih tau lo lagi" tutur Cyntia.

"Terus gimana?"

"Lo gugurin aja!" ucap Cyntia.

"Nggak, gue nggak mau lakuin salah yang kedua kalinya"

"Sory, terus gimana? Gimana kuliah lo? Gimana ipar dan kakak lo?"

"Lo tau nggak siapa laki-laki yang bayar gue malam itu? Dimana gue bisa temuin dia? Lo bisa cari tau nggak siapa namanya?"

"Nggak Ki, temen gue nggak kasih tau, temen gue juga cuma tau dari asistenya, itu juga dirahasiain"

"Hiks" Kia menangis mengelus perutnya.

****

Tanpa diketahui Kia dan Cyntia, ternyata Melly menguping dan merekam percakapan mereka.

Untuk yang kedua kalinya Melly menyerang Kia dan Cyntia. Melly memutar percakapan mereka berdua dari pusat informasi kampus.

Pagi hari itu, saat Kia dan Cyntia masuk ke kampus semua memandang sinis ke mereka. Bahkan beberapa mengatai merela berdua pe*acur, perempuan bayaran dan sebagainya.

Dan untuk yang kedua kalinya, Kia dipanggil ke ruang Dekan, tapi kali ini bersama Cyntia dan mengundang keluarga masing-masing. Orang tua Cyntia yang sedang di luar negeri tidak datang. Keluarga Kia yang datang iparnya.

"Jawab pertanyaan Mba, Ki! Benar kamu ikut prostitusi online? Hah?" tanya Ipar Kia di hadapan Dosen dan Cyntia. Kia dan Cyntia menunduk tidak menjawab.

"Benar kamu hamil?" tanya Kpar Kia lagi.

Kemudian Dosen memberikan rekaman percakapan Kia dan Cyntia. Dan sontak Ipar Kia memutuskan, meminta pihak kampus mengeluarkan Kia. Ipar Kia pun menyeret Kia untuk pulang.

"Liat Mas adek kamu! Memalukan, dasar, manusia nggak berguna, sudah jadi benalu, mengotori keluarga" umpat Ipar Kia di depan kakaknya.

"Benar Kia? Kamu hamil dari hasil kamu menjual diri?" tanya Kakak Kia serius.

Kia hanya menangis, Kia tidak berani menjawab.

"Maafin Kia Kak" tutur Kia sambil terisak.

"Siapa bapaknya?"

"Kia nggak tahu Kak" jawab Kia jujur

"Hoooh" Ipar Kia tercengang dan mencibir Kia.

"Dengar kan Mas! Saking banyaknya yang menidurinya, sampai nggak tahu siapa bapaknya. Bilangnya aja jualan online, ternyata ini sumber kamu dapat uang? Menjijikan!"

"Nggak Kak! Kia cuma sekali" jawab Kia menyanggah tuduhan iparnya.

"Terus siapa bapaknya?"

"Kia nggak tau"

"Gugurkan kandunganmu, atau pergi dari sini!" ucap Ipar Kia spontan.

"Sayang, dia adikku"

"Mas, bentar lagi aku lahiran, kita akan punya anak. Kalau Kia juga hamil dan nggak punya ayah, siapa yang akan biayain? Siapa yang akan urusin. Aku juga nggak mau semua tetangga menggunjing kita. Mas nggak kasian sama anak kita kalau nanti dikatain punya tante pe**cur?"

"Kia, dengarkan kakakmu, gugurkan kandunganmu!"

"Nggak Kak, Kia nggak mau lakuin kesalahan yang kedua kali"

"Dasar bodoh, bener-bener nggak punya otak. Terus apa solusi kamu! Aku nggak mau hidup satu rumah dengan ja*ang sepertimu"

"Kia, dengarkan mbakmu, itu solusi terbaik"

"Tapi Kak, itu dosa" jawab Kia.

"Hah dosa? Kamu bilang dosa? Terus yang kamu lakukan itu apa? Telat kamu bahas dosa! Mas, sekarang pilih, biarkan aku pergi atau adikkmu ini yang pergi?" tutur Ipar Kia.

Kia menyadari kesalahanya sudah melakukan dosa besar. Kia tidak mau melakukan dosa lagi dengan membunuh bayinya.

Meski entah bagaimana membesarkanya, Kia bertekad membesarkan bayinya. Kia memilih pergi dari rumah kakaknya.

Dari bisnis online, Kia mempunyai sahabat yang sering memberi kajian di grup. Kia kemudian memutuskan untuk menemui sahabatnya itu dan mencurahkan permasalahanya.

Dan benar saja, ternyata sahabatnya itu seorang aktivis perempuan. Lalu Kia diberi alamat suatu desa provinsi Y.

Kia kemudian mendatangi tempat itu, Yayasan Srikandi. Di situ mirip seperti pesantren. Tapi menjadi home industri.

Di tempat itu banyak kegiatan pelatihan ketrampilan, hasilnya dijual. Di situ juga ada kegiatan keagamaan.

Kia kemudian mendatangi ketua yayasan dan menceritakan masalahnya. Dengan tangan terbuka pemilik yayasan menerima Kia.

Kia hidup di yayasan itu. Belajar menjadi perempuan yang produktif, mempelajari agama, bertaubat dan membesarkan anaknya. Teman-temanya juga selalu memperlakukanya dengan baik.

7 bulan berlalu. Kini Kia sudah mendekati waktu lahiranya. Beruntung, Kia berada di tengah-tengah orang-orang baik.

Teman-teman Kia sangat antusias menanti buah hati Kia. Semua siap siaga menemani Kia menjalani proses kelahiranya.

Dan berkat ijin Tuhan, dibarengi dengan usaha Kia. Kia berhasil melahirkan secara normal dan cepat. Kia melahirkan seorang putra dengan yang tampan dan sehat.

Kemudian teman-teman yayasan memberinya nama Pangeran.

Terpopuler

Comments

Mila Jamila

Mila Jamila

pasti hamil ni si kia
addduuhh kesian bgt kia

2023-03-27

0

erike Erike

erike Erike

kty cntk,pintar akdmky sllu cmlawd,tp msalah sprti itu ga bisa diatasi,ga ykn dia cmlaud

2023-01-15

0

Nenk Leela Poetrie Mawar

Nenk Leela Poetrie Mawar

kasian ya

2022-12-23

0

lihat semua
Episodes
1 Menyakitkan
2 Kehidupan Baru.
3 Pangeran
4 Naskah
5 Rumah Baru
6 Bertemu Lagi
7 Audisi
8 8. Siapa Ayahku Bu?
9 9. Kecurigaan Rendra
10 10. Cyntia
11 11. Tanda Lahir Kia
12 12. Ipang Sang Bintang
13 13. Saingan
14 14. Rumah Tangga Aslan
15 15. Mata-mata
16 16. Ketahuan.
17 17. Anakku
18 18. Mengakui.
19 19. Tamparan
20 20. Diantar
21 21. Perempuan Baik2
22 22. Hanya Alasan
23 23. Renang
24 24. Orang Tua.
25 25. Berani.
26 26. Ternyata
27 27. Dua kali
28 28. Hukuman
29 29. Putra
30 30. Kembalian.
31 31. Pulang
32 32. Rahasia 7 th lalu
33 33. Kopi
34 34. Mengadu
35 35. Nanti Wudzunya Batal.
36 36. Digunjing
37 37. Trik.
38 38 Polisi
39 39. Fortuner
40 40. Surat Perjanjian
41 41. Negosiasi
42 42. Hujan
43 43. Hujan part 2
44 44. Asthma
45 45. Kecewa
46 46. Rumah
47 47. Biar Ipang yang pilih
48 48. Diusir
49 49. Toksik
50 50. PR
51 51. Mau Ibu.
52 52. Kakek
53 53. Dijemput
54 54. Diterima
55 55. PD KT
56 56. Berubah
57 57. Sudah Bulat
58 58. Sepatu.
59 59. Bukan Janda
60 60. Mundur dulu
61 61. Bus
62 62. Sandiwara
63 63. Tengsin
64 64. Kejutan Aslan
65 65. Pamit
66 66. Janji
67 67. Akarny mulai tumbuh
68 68. Diam diam
69 69. Kelabakan
70 70. Studio ITV
71 71. Bendera berkibar
72 72. Kurang ajar
73 73. Tidak terima
74 74. Udah Chattingan
75 75. Nggak boleh Jaim
76 76. Mengakui
77 77. Peduli Aslan
78 78. Yakin
79 79. Ayah Mana?
80 80. Tuduhan
81 81. Indung dan telur
82 82. Gusti, Alhamdulillah.
83 83. Iya Mau
84 84. Akrab.
85 85. Kenal
86 86. Siip
87 87. Undang Ibu
88 88. Tidak takut
89 89. Pulang.
90 90. PR untuk Kia
91 91. Aslan mimpi
92 92. Aslan Malu.
93 93. Pilihan Rendra.
94 94. Delvin Curiga
95 95. Bertemu Aslan
96 96. Nggak Peka.
97 97. Akur
98 98. Jadian
99 99. Dihina
100 100. Kecewa
101 101. Jenguk Ipang
102 102. Manja
103 103. Cerita
104 104. Ke rumah Camer
105 105. Ambil barang
106 106. Besok Pagi
107 107. KK
108 108. Pengobatan
109 109. Ada Udang di balik batu
110 110. Menyesal.
111 111. Tidak tahu Malu
112 112. Halal Dulu.
113 113. Kesal
114 114. Masuk Yuk!
115 115. Abang, nggak nuntut kok.
116 116. Tanggung.
117 117. Berbeda
118 118. Seperti anak SMA.
119 119. Liat saja
120 120. Kenapa di situ?
121 121. Coklat Panas
122 122. PikTor
123 123. Menemui Paul
124 124. Tidak semiskin itu.
125 125. Pasif
126 126. Makam
127 127. Jeje Sinting
128 128. Akta cerai
129 129. Rencana Aslan
130 130. Mau Kia
131 131. Otewe
132 132. Perjalanan.
133 133. Kompor
134 134. Satu Tempat
135 135. So sad.
136 136. Ups
137 137. Bu Arini
138 138. Foto siapa ini?
139 139. Abang harus lihat.
140 140. Aslan Santai
141 141.Cyntia tidak Waras
142 142. Pak Surya
143 143. Reporter Kia.
144 144. Kisah dari Umma Part 1
145 145. Kisah dari Umma Part 2
146 146. Liontin.
147 147. Kisah dari Umma End
148 148. Semut.
149 149. Meta ke Terkam Harimau
150 150. Pamer ke Cyntia.
151 151. Paul Depresi.
152 152. Memory Card.
153 153. Bakat terpendam Cyntia. "Rasain lo!"
154 154. Serangan dimulai.
155 155. Hadapi bersama
156 156. Ketahuan.
157 157. Bapak.
158 158. Sekarang
159 159. Agresi tahap 1
160 160. Terpaksa Bantu.
161 161. Seperti Paranormal.
162 162. Ketinggalan.
163 163. Rendra Vs Cyntia
164 164. Kaos Kaki
165 165. Bekerjasama
166 166. Cerita Aslan.
167 167. Pelajaran untuk Tikus Kecil
168 168. Aslan Main Cantik.
169 169. Mulut beracun
170 170. Perubahan.
171 171. Air Mata Alena
172 172. Penangkapan Polisi.
173 173. Final.
174 174. Mimpi tapi Nyata
175 175. Patuh
176 176. Daaah.
177 177. Ikut
178 178. Tidak sadar
179 179. Mendengar
180 180. Ikut Tante
181 181. Saling tunggu
182 182. Hasil pemeriksaan
183 183. Cemburu.
184 184. Salah Paham
185 185.Tekad Cyntia.
186 186. Dapet antek Baru
187 187. Kecurigaan Mbok Mina
188 188. Bersitegang
189 189. Bertemu Istri Nicholas
190 190. Cyntia kesal.
191 191. Alena hancur.
192 192. Paul GILA
193 193. Ditinggal Pergi
194 194. Aslan marah
195 195. Thank You Uncle
196 Promosi cerita : Ramanda
197 196. Tantangan dari Cyntia
198 197. Aku ingin bertemu denganya
199 198.Dibuka semua
200 199. Akhirnya dia berfikir waras
201 200. Lain kali saja.
202 201. Sudah Berkemas.
203 Promo Kak Rafizqi
204 202. Tak sesubur Kia
205 Promo Kak Kisss
206 203. Kasian Aslan.
207 204. Akhirnya, kuncinya terbuka.
208 P- Kak Novi Rahajeng
209 205. Dijemput besok.
210 206. Rendra Vs Aslan
211 P - Kak Irma Kirana
212 207. Sampai bertemu di Pengadilan
213 208. Apa kau menyukaiku?
214 209. Pandai merayu
215 210. Siapa yang galak
216 P - Kak Anha
217 211.Jadi Saudara Kikan Aja
218 212. Jangan Begadang.
219 213. Terkikis Habis
220 214. Tissu buat Kamu.
221 215. Tidak Tahu Caranya
222 P- Kak Je
223 216. Boleh yaa.
224 217. Membuktikan
225 218. Telepon Den Rendra.
226 219. Kikan dengar semuanya
227 220. Berita Duka
228 222. Isi hati Cyntia
229 223. Rujak kedondong Cyntia.
230 224. Kalau Cinta bilang saja
231 225. Turun tangan
232 227. Kia ke Cyntia.
233 229. Cyntia Tergeletak Di kamar mandi
234 230. Tunggu Cyntia Sadar
235 231. Rendra
236 232. Umma mau punya cucu lagi
237 233. Masih ada pelajaran untukmu.
238 234. Sidang Putusan.
239 235. End
240 236. Bon_Chap 1, Jenis Kelamin
241 BC ~ 2
242 BC-3
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Menyakitkan
2
Kehidupan Baru.
3
Pangeran
4
Naskah
5
Rumah Baru
6
Bertemu Lagi
7
Audisi
8
8. Siapa Ayahku Bu?
9
9. Kecurigaan Rendra
10
10. Cyntia
11
11. Tanda Lahir Kia
12
12. Ipang Sang Bintang
13
13. Saingan
14
14. Rumah Tangga Aslan
15
15. Mata-mata
16
16. Ketahuan.
17
17. Anakku
18
18. Mengakui.
19
19. Tamparan
20
20. Diantar
21
21. Perempuan Baik2
22
22. Hanya Alasan
23
23. Renang
24
24. Orang Tua.
25
25. Berani.
26
26. Ternyata
27
27. Dua kali
28
28. Hukuman
29
29. Putra
30
30. Kembalian.
31
31. Pulang
32
32. Rahasia 7 th lalu
33
33. Kopi
34
34. Mengadu
35
35. Nanti Wudzunya Batal.
36
36. Digunjing
37
37. Trik.
38
38 Polisi
39
39. Fortuner
40
40. Surat Perjanjian
41
41. Negosiasi
42
42. Hujan
43
43. Hujan part 2
44
44. Asthma
45
45. Kecewa
46
46. Rumah
47
47. Biar Ipang yang pilih
48
48. Diusir
49
49. Toksik
50
50. PR
51
51. Mau Ibu.
52
52. Kakek
53
53. Dijemput
54
54. Diterima
55
55. PD KT
56
56. Berubah
57
57. Sudah Bulat
58
58. Sepatu.
59
59. Bukan Janda
60
60. Mundur dulu
61
61. Bus
62
62. Sandiwara
63
63. Tengsin
64
64. Kejutan Aslan
65
65. Pamit
66
66. Janji
67
67. Akarny mulai tumbuh
68
68. Diam diam
69
69. Kelabakan
70
70. Studio ITV
71
71. Bendera berkibar
72
72. Kurang ajar
73
73. Tidak terima
74
74. Udah Chattingan
75
75. Nggak boleh Jaim
76
76. Mengakui
77
77. Peduli Aslan
78
78. Yakin
79
79. Ayah Mana?
80
80. Tuduhan
81
81. Indung dan telur
82
82. Gusti, Alhamdulillah.
83
83. Iya Mau
84
84. Akrab.
85
85. Kenal
86
86. Siip
87
87. Undang Ibu
88
88. Tidak takut
89
89. Pulang.
90
90. PR untuk Kia
91
91. Aslan mimpi
92
92. Aslan Malu.
93
93. Pilihan Rendra.
94
94. Delvin Curiga
95
95. Bertemu Aslan
96
96. Nggak Peka.
97
97. Akur
98
98. Jadian
99
99. Dihina
100
100. Kecewa
101
101. Jenguk Ipang
102
102. Manja
103
103. Cerita
104
104. Ke rumah Camer
105
105. Ambil barang
106
106. Besok Pagi
107
107. KK
108
108. Pengobatan
109
109. Ada Udang di balik batu
110
110. Menyesal.
111
111. Tidak tahu Malu
112
112. Halal Dulu.
113
113. Kesal
114
114. Masuk Yuk!
115
115. Abang, nggak nuntut kok.
116
116. Tanggung.
117
117. Berbeda
118
118. Seperti anak SMA.
119
119. Liat saja
120
120. Kenapa di situ?
121
121. Coklat Panas
122
122. PikTor
123
123. Menemui Paul
124
124. Tidak semiskin itu.
125
125. Pasif
126
126. Makam
127
127. Jeje Sinting
128
128. Akta cerai
129
129. Rencana Aslan
130
130. Mau Kia
131
131. Otewe
132
132. Perjalanan.
133
133. Kompor
134
134. Satu Tempat
135
135. So sad.
136
136. Ups
137
137. Bu Arini
138
138. Foto siapa ini?
139
139. Abang harus lihat.
140
140. Aslan Santai
141
141.Cyntia tidak Waras
142
142. Pak Surya
143
143. Reporter Kia.
144
144. Kisah dari Umma Part 1
145
145. Kisah dari Umma Part 2
146
146. Liontin.
147
147. Kisah dari Umma End
148
148. Semut.
149
149. Meta ke Terkam Harimau
150
150. Pamer ke Cyntia.
151
151. Paul Depresi.
152
152. Memory Card.
153
153. Bakat terpendam Cyntia. "Rasain lo!"
154
154. Serangan dimulai.
155
155. Hadapi bersama
156
156. Ketahuan.
157
157. Bapak.
158
158. Sekarang
159
159. Agresi tahap 1
160
160. Terpaksa Bantu.
161
161. Seperti Paranormal.
162
162. Ketinggalan.
163
163. Rendra Vs Cyntia
164
164. Kaos Kaki
165
165. Bekerjasama
166
166. Cerita Aslan.
167
167. Pelajaran untuk Tikus Kecil
168
168. Aslan Main Cantik.
169
169. Mulut beracun
170
170. Perubahan.
171
171. Air Mata Alena
172
172. Penangkapan Polisi.
173
173. Final.
174
174. Mimpi tapi Nyata
175
175. Patuh
176
176. Daaah.
177
177. Ikut
178
178. Tidak sadar
179
179. Mendengar
180
180. Ikut Tante
181
181. Saling tunggu
182
182. Hasil pemeriksaan
183
183. Cemburu.
184
184. Salah Paham
185
185.Tekad Cyntia.
186
186. Dapet antek Baru
187
187. Kecurigaan Mbok Mina
188
188. Bersitegang
189
189. Bertemu Istri Nicholas
190
190. Cyntia kesal.
191
191. Alena hancur.
192
192. Paul GILA
193
193. Ditinggal Pergi
194
194. Aslan marah
195
195. Thank You Uncle
196
Promosi cerita : Ramanda
197
196. Tantangan dari Cyntia
198
197. Aku ingin bertemu denganya
199
198.Dibuka semua
200
199. Akhirnya dia berfikir waras
201
200. Lain kali saja.
202
201. Sudah Berkemas.
203
Promo Kak Rafizqi
204
202. Tak sesubur Kia
205
Promo Kak Kisss
206
203. Kasian Aslan.
207
204. Akhirnya, kuncinya terbuka.
208
P- Kak Novi Rahajeng
209
205. Dijemput besok.
210
206. Rendra Vs Aslan
211
P - Kak Irma Kirana
212
207. Sampai bertemu di Pengadilan
213
208. Apa kau menyukaiku?
214
209. Pandai merayu
215
210. Siapa yang galak
216
P - Kak Anha
217
211.Jadi Saudara Kikan Aja
218
212. Jangan Begadang.
219
213. Terkikis Habis
220
214. Tissu buat Kamu.
221
215. Tidak Tahu Caranya
222
P- Kak Je
223
216. Boleh yaa.
224
217. Membuktikan
225
218. Telepon Den Rendra.
226
219. Kikan dengar semuanya
227
220. Berita Duka
228
222. Isi hati Cyntia
229
223. Rujak kedondong Cyntia.
230
224. Kalau Cinta bilang saja
231
225. Turun tangan
232
227. Kia ke Cyntia.
233
229. Cyntia Tergeletak Di kamar mandi
234
230. Tunggu Cyntia Sadar
235
231. Rendra
236
232. Umma mau punya cucu lagi
237
233. Masih ada pelajaran untukmu.
238
234. Sidang Putusan.
239
235. End
240
236. Bon_Chap 1, Jenis Kelamin
241
BC ~ 2
242
BC-3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!