Larasati pulang setelah mengantarkan Bosnya kerumah. Sakti menyuruhnya pulang,padahal belum lewat jam kerja. Katanya dia mau tidur dan tak ingin diganggu. Setengah hari menahan diri dari aroma gadis itu,membuatnya lelah. Ia menyuruh gadis itu datang lagi besok untuk mengerjakan laporan yang belum selesai.
Malam hari di villa megah Sakti.
Hembusan angin malam ini terasa lebih dingin. Langit terlihat gelap,tak ada satu bintangpun yang berkedip disana. Bahkan bulan terlihat malu-malu dibalik awan hitam. Sunyi,sepi. Sakti lalu menoleh pada burung hantu yang bertengger di pohon mangga,yang menatap tajam dengan dua bola mata besarnya. Kepalanya sesekali berputar 360 derajat untuk mengawasi mangsa.
Pria itu tersenyum,dan seperti berbicara pada burung itu. Berusahalah,kau pemburu yang hebat dan rapi.
“Ada kabar dari Raja Charles, Pangeran,” Thomas melaporkan pesan yang baru saja ia terima.
“Ada apa?” masih menatap langit malam yang gelap.
“Klan Dark Blood sedang bergerak mencari manusia itu. Mereka melakukan pemberontakan di kastil dan menginginkan kedudukan Raja untuk pimpinan mereka, Pangeran Fredric.”
“Belum menyerah juga rupanya. Mau dicari kemana manusia itu. Reinkarnasi dewi Amora yang lahir seribu tahun sekali? Cih. Bodoh. Belum tentu ramalan itu benar.”
Sebelum Sakti atau lebih tepatnya Pangeran Dominic meninggalkan kerajaan untuk mencari hidup yang dia inginkan. Kerajaan digegerkan dengan munculnya Sebuah ramalan yang mengatakan, “Reinkarnasi Dewi Amora akan lahir setiap seribu tahun sekali dalam wujud manusia. Siapapun golongan pemburu yang bisa minum darahnya akan menjadi golongan terkuat yang tak tertandingi.”
Yang membuat para pemburu bersusah payah hidup abadi dengan terus memburu manusia. Bahkan saling memangsa sesama agar tak mati kelaparan. Mereka yang kuat dan ganas bisa diperbudak oleh keyakinan sebuah ramalan.
Berharap hidup seribu tahun lagi,dan menemukan manusia itu. Dan menurut ramalan,manusia itu sudah lahir 20 tahun yang lalu. Dan harus dikorbankan saat usianya 21 tahun,tepat pada gerhana bulan merah yang akan terjadi di tahun ini.
Selama ratusan-tahun mereka berlomba menemukan manusia itu. Dari tujuh klan golongan pemburu,mereka semua menginginkannya. Termasuk Raja Charles, ayah Pangeran Dominic. Ia tak mau kekuasannya digulingkan oleh klan lain. Oleh karena itu ia memerintahkan Thomas untuk mengikuti Dominic menemukan manusia itu. Tapi Pangeran Dominic tak perduli. Ia punya mimpi tentang hidupnya sendiri.
Tapi ia juga tak rela jika rakyatnya harus saling bunuh karena ramalan itu. Bagaimanapun mereka tanggung jawabnya sebagai penerus Raja satu-satunya. “Apa ciri-ciri manusia itu? Aku lupa karena tak pernah memikirkannya selama ini, aku merasa bahagia bisa hidup seperti sekarang.”
“Manusia itu punya tanda dibelakang telinga kanannya Pangeran. Sebuah gambar bulan sabit yang memangku api suci. Punya aura yang bisa membuat manusia atau para pemburu ingin berlomba mendapatkannya. Katanya ia punya aroma darah yang seperti bunga emas.”
Aroma darah seperti bunga emas? Ia bergumam lirih sambil berfikir keras,seperti apa aroma bunga emas itu. Mereka harus mulai mencari dari sekarang,sebelum klan lain menemukan manusia itu lebih dulu. Entah pria atau wanita mereka juga tak tahu
Mencari untuk dimangsa atau untuk dilindungi,ia juga belum tau apa yang harus dilakukan,saat menemukannya. Tapi aroma darahnya bisa dikenali pada jarak 1000 m. Pasti klan lain yang berada disekelilingnya juga akan mencium bau itu.
Sakti tak berprasangka apapun,ia hanya berpikir mungkin saja salah satu pasien di rumah sakit adalah orangnya. Di sana banyak orang yang datang dari berbagai daerah.
“Kirim pesan pada gadis itu untuk menyusul ke Rumah Sakit besok. Dan bawa berkas kemarin ke perusahaan,berikan pada Renata,”
“Baik Pangeran,”
****
Di Rumah Sakit Dirgantara Hospital.
Larasati tergopoh-gopoh menyusul Sakti diruangan prakteknya. Ia kesal sekali,kenapa harus ikut kerumah sakit juga. Padahal disini banyak perawat yang bisa membantunya. Ia semakin kesal saat bertanya pada Sakti tadi pagi di telephone, “Kenapa saya harus kesana juga Pak? Saya tidak punya pengalaman kedokteran,nanti kalau...”
“Kamu mau makan gaji buta. Minta dibayar tapi nggak mau kerja?” jawaban menyebalkan yang memotong protesnya tadi pagi.
Dan sekarang disinilah ia berada, berdiri di depan pintu Dokter sok berkuasa ini. Sebenarnya asisten macam apa aku ini. Semua-semua aku kerjakan. Dari memasak sampe buat laporan perusahaan,dan sekarang harus jadi perawat juga. Ya Tuhan,beri hamba-Mu ini kekuaatan.
Dengan pasrah ia mengetuk pintu.
“Masuk,” suara Dokter menjawab ketukan pintunya.
“Selamat pagi Dok.” Tersenyum secerah mentari pagi. Tapi hatinya dongkol setengah mati.
“Hmmm. Kamu boleh pergi suster Reni. Kamu bisa kerjakan yang lain. Hari ini dan seterusnya sampai batas yang belum ditentukan Larasati akan menemani saya. Dia ini perawat magang disini,” seenaknya memberi perintah.
Apa? Sialan,siapa juga yang magang disini. Aku ini mahasiswa
jurusan sekretaris, bukan Dokter Saraf. Bisa gila aku.
Perawat itu pergi dengan perasaan marah dan kecewa karena posisi kebanggaanya akan digantikan oleh Larasati. Tapi ia pasrah dan tak bisa protes. Ia melengos dan mencibir saat melewati gadis itu.
Laras yang menyadari kedongkolan suster Reni,memilih pura-pura sibuk, melihat kuku jari tangannya. Bukan salahku ya. Ini gara-gara Dokter sialan ini.
“Laras,kamu pake parfum apa?” selalu saja pertanyaan di luar konteks.
“Hah? Parfum? Ya yang biasa aja Dok. Nggak macem-macem,” Bingung menggaruk dahinya. Kenapa nanya parfum segala,apa aku bau?mengendus badannya yang bisa terjangkau penciumannya. Wangi kok.
“Saya suka baunya,” Berlalu santai setelah melempar bom.
Dasar,kamu ini memuji apa menguji?
ini sudah masuk ke inti ceritanya ya. Mohon maaf kalau ada yang kurang suka. tapi ini sudah sesuai konsep cerita dari awal. Terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
miss ®u®i
reinkarnasi dewi amora itu pasti laras
2021-11-09
1