Di guild itu Lulu tampak kesulitan saat beberapa orang mengerumuninya dari segala arah, dia melirik ke arahku lalu berlari untuk bersembunyi di belakangku.
"Aksa tolong aku."
Para petualang yang mayoritas pria itu menatapku dengan tatapan permusuhan, jika dilihat mereka adalah petualang kelas atas yang berada di guild kota lain.
"Kudengar guild ini memiliki pengelola yang cantik, ternyata itu benar."
Aku mendesah pelan lalu berkata.
"Kuharap kalian cepat meninggalkan guild ini dan tolong jangan mengganggu nona Lulu."
"Terserah kami, lagipula kami tidak ingin diperintah oleh petualang tingkat rendah sepertimu."
Lulu semakin mempererat tangannya.
Aku tidak berpikir mereka hanya datang untuk menggoda Lulu saja, aku bisa mengerti bahwa dia memang cantik tapi itu tidak mungkin bisa menarik peringkat tingkat atas untuk datang kemari.
Pasti ada alasan lain, saat aku memikirkannya suara Lulu terdengar.
"Mereka datang untuk menantang petualang kita."
"Kenapa mereka melakukan itu?" aku balik bertanya.
"Sebentar lagi akan diadakan pertandingan antar guild jadi mereka berniat untuk mengukur kemampuan kita."
Aku baru mendengar hal seperti ini.
"Kalian ini bodoh kah," kataku demikian.
Seorang pria mendekatkan wajahnya ke arahku hingga aku bisa merasakan hembusan nafas darinya.
"Apa katamu?"
"Kami ini hanya guild lemah dimana kebanyakan petualang hanyalah berlevel rendah, jika hanya ingin mengukur kekuatan, kalian telah salah datang kemari, lebih baik cari guild lain yang lebih bisa kalian lawan."
Sebuah pedang diayunkan ke arahku, aku bisa saja menahannya secara langsung namun, aku membiarkan orang lain melakukannya.
Dia adalah Kazel, kepalanya yang plontos tampak mengkilat tertiup angin.
"Tidak boleh ada perkelahian di guild kami, aku tidak tahu siapa kalian tapi yang dikatakan Aksa benar.. kami hanya sekumpulan pria lemah yang hobi bermain-main dengan para Succubus jadi kalian hanya sia-sia datang kemari."
Aku tidak mengatakan itu.
Tunggu, apa ada tempat mencurigakan seperti itu di kota ini?
Saat Lulu berbisik dari belakangku aku mulai mengerti. Yang Kazel maksud adalah kafe maid yang dikelola oleh para Succubus.
"Apanya yang Succubus? Lebih mantap gadis kucing."
"Kau salah, Succubus itu lebih montok.. mereka berada di atas ras apapun."
"Tidak, tidak, gadis kucing nomor satu.. paha mereka, dada mereka itulah kesempurnaan."
"Succubus."
"Gadis kucing."
Para petualang di sekitar kami juga turut meneriakkan Succubus, sementara petualang dari luar turut berkata gadis kucing.
Entah kenapa sekarang malah menjadi tambah ngawur.
Hanya para wanita yang diam dengan tatapan kurang nyaman hingga mereka perlahan meninggalkan guild.
Kazel mendecapkan lidahnya hingga mereka saling melontarkan ejekan.
"Bodo amat soal hidup damai, gelut lah," teriak Kazel.
"Siapa takut."
Perkelahian akhirnya pecah diantara mereka, meja maupun kursi hancur berserakan menghasilkan kerusakan yang parah.
"Aing maung, kadie maneh.."
"Gawat bos, si Mamat kesurupan lagi."
"Biarkan saja... uwah."
Brak.
Botol-botol minuman pecah tertimpa orang-orang yang sedang berkelahi.
"Akan kuhajar kalian," orang yang berteriak itu malah menjadi bulan-bulanan yang lainnya.
Sebenarnya apa-apaan ini semua?
Lulu hanya menatap dengan ekpresi panik di wajahnya, bagaimanapun tempatnya kini hancur dan itu perlu biaya yang tidak sedikit.
Vivia yang sedang bertugas muncul dari pintu masuk guild, saat dia berusaha menghentikan pertengkaran sebuah botol terbang ke arahnya, mengenai kepalanya hingga dia jatuh.
Semua orang langsung diam membisu.
"Bukannya itu Vivia Legal."
"Sepertinya begitu."
Vivia bangun selagi memegangi kepalanya.
"Siapa yang melempar botol ke arahku, kemarilah kalian semua akan kuhajar sampai mati."
Mendengar hal itu semua orang berhamburan keluar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 369 Episodes
Comments
arfan
244
2022-12-10
3
¤PENCINTA•NOVEL¤
aing maung wokwokwok
2021-12-04
8
{~n~}
0
2021-11-09
3