Aku mulai memetik beberapa tanaman yang telah dituliskan di kertas yang kupegang ini, tak hanya dedaunan dan akar, aku juga memasukkan beberapa jamur beracun ke dalam keranjangku, jika dapat mengolahnya dengan baik racun bisa dijadikan obat yang mujarab.
Di dunia medis mungkin dikenal dengan istilah 'Menghilangkan racun dengan racun.'
Kalau aku lebih berharap tersambar petir kemudian menemukan batu hitam yang mana kucelupkan ke dalam gelas berisi air yang nantinya diminum oleh orang sakit hingga mereka kembali sembuh.
Itu lebih praktis bukan?
Selagi memikirkan hal konyol di dalam kepalaku sebuah teriakan wanita terdengar dari balik semak-semak.
Berani sekali seseorang berbuat mesum saat aku berada di dekat sini, akan kuhajar orang itu.
Ketika aku melompat melewati semak-semak, yang kulihat adalah seekor beruang besar tengah menyerang empat orang petualang yang terdiri dari tiga wanita serta satu pria.
Dibanding disebut petualang, itu hanya terlihat seperti sekumpulan kelompok harem saja.
Si beruang mengirim ayunan cakarnya yang mana mampu melukai bahu si pria hingga mengalami pendarahan parah.
"Kalian bertiga pergilah, aku akan mengulur waktu.. aku tidak bisa rekan berhargaku mati begitu saja."
Perkataannya sangat keren tapi ucapan selanjutnya membuatku muak.
"Dada kalian adalah hal yang berharga, cepat pergi dari sini."
Bolehkah aku mengubur orang ini ke dalam tanah dan menyisakan bagian kepalanya saja, kurasa tidak bisa.
"Aku sebaiknya menolongnya."
Ketiga wanita itu berteriak histeris sementara pria sampah itu menghalangi serangan beruang dengan tubuhnya, cakar yang setajam pedang itu diangkat ke udara siap mencabik daging manusia yang renyah dan rapuh tersebut.
Sebelum itu benar-benar mengenai si pria aku telah berdiri di depannya selagi membuat penghalang tak terlihat.
Dentungan yang memekakkan telinga terdengar seiring beruang yang tak henti menyerang secara brutal.
"Siapa kau?"
"Pahlawan yang kebetulan lewat," balasku ringan.
"Kenapa kau tidak menyerang beruang ini?"
"Bodoh, lihat baik-baik apa yang ada di belakang pohon itu."
"Anak beruang."
Ada tiga ekor beruang kecil yang tampak meraung-raung memanggil ibunya, jika aku membunuh beruang ini aku sama saja membunuh anaknya juga. Setelah beberapa saat beruang itu pergi dan aku melepaskan sihirku.
"Kau harusnya membunuhnya, lihat apa yang dia lakukan padaku."
"Dia hanya berusaha melindungi anak-anaknya lagipula lukanya tidak dalam."
"Cih.."
Ketiga wanita itu segera merapalkan sihir penyembuh, seharusnya pria ini tidak lupa untuk mengucap terima kasih padaku.
Pada akhirnya aku meninggalkan mereka setelah menyuruh keempatnya meninggalkan tempat ini. Tujuan berikutnya adalah Dungeon untuk mengambil jamur cahaya, jamur ini hanya bisa hidup di dalam tempat yang tidak tersinari matahari karena itulah tanaman ini banyak tumbuh di tempat ini.
Paling tidak mereka hidup subur di lantai tiga ke bawah, jamur-jamur ini juga digunakan sebagai penerangan bagi para petualang yang menantang dungeon.
"Apa-apaan orang itu?"
"Biarkan saja, dia hanya ingin mengumpulkan jamur cahaya."
"Kurasa begitu."
Beberapa petualang melewatiku begitu saja selagi mengomentari sesuatu yang tidak perlu, setelah keranjang terisi penuh aku meninggalkan dungeon lalu berjalan kaki untuk pulang.
Sebelum aku bisa melangkahkan kakiku kembali, seekor beruang besar terkapar di depanku, darah merebas dari setiap tubuhnya hingga membanjiri tanah di bawahnya, tak hanya itu ketiga beruang yang kulihat telah mati juga dengan tebasan di tubuh mereka.
"A-apa yang terjadi?"
Saat aku mengalihkan pandanganku ke depan sekumpulan petualang pria berdiri di sana dengan wajah puas, termasuk pria yang telah aku selamatkan.
Ketiga wanita bersamanya berlari ke arahku.
"Maafkan dia tuan penyihir, dia merasa tidak terima kalah oleh beruang dan meminta petualang lain untuk membantunya."
Aku menerbangkan ketiga wanita itu menjauh dariku.
"Jadi ini yang dimaksud guru, harusnya aku tidak perlu menyelamatkan kalian sejak awal."
Angin bercampur dengan api membentuk sebuah tornado di sekelilingku saat sihir itu menghilang air mata jatuh melewati pipiku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 369 Episodes
Comments
arfan
308
2022-12-10
3
senja
pikiranmu itu mah
2022-05-01
0
Viva Rrq
oh pocari ya
2022-02-03
0