Menjadi Penyihir Di Dunia Lain
Di malam hari dimana sebuah kilau cahaya bulan bersinar terang, sosok kegelapan menembus di antaranya, sosok itu adalah sebuah ketakutan intens yang memberi segala sesuatu yang dibenci oleh manusia. Tubuhnya besar dengan sisik hitam seperti sebuah baja yang menggambarkan kekuatan, ekor yang menjulang tinggi serta mulut yang mengeluarkan nafas api.
Kepalanya mirip seperti reptil akan tetapi memiliki dua tanduk di kepalanya, sebuah sosok yang disebut seekor naga, tentu bukan hanya naga biasa melainkan semua orang menyebutnya sebagai naga kehancuran.
Konon di dunia ini memiliki berbagai bahaya bagi umat manusia dan salah satunya andalah naga kehancuran.
Mengepakkan sayap yang membentang lebar sang naga menjatuhkan dirinya ke bawah dimana sebuah kota menyambutnya dengan teriakan serta kekacauan yang luar biasa.
Kota ini bernama kota Antares salah satu dari kota di kerajaan Elysium, yang mana menjadi lokasi petualang pemula berada, petualang adalah seorang yang berkerja di guild untuk mencari uang demi memenuhi hidupnya walau banyak pekerjaan yang bisa diambil tapi kebanyakan orang bekerja sebagai pemburu monster. Kota ini tidak besar maupun kecil dan sekelilingnya dihiasi tembok-tembok tinggi untuk mencegah monster masuk meski begitu, itu tidak cukup untuk menahan seekor naga mengamuk di sana.
Naga meraung kemudian menghancurkan apapun yang menghalanginya entah itu rumah-rumah penduduk ataupun para petualang yang berbondong-bondong mengirimkan serangan padanya.
"Bagaimana seekor naga bisa berada di kota awal.. kau pasti bercanda," kata petualang satu kemudian petualang lain mulai membalasnya.
"Aku tidak tahu, akan tetapi kita pasti akan mati. Bagaimanapun kota ini hanya rumah bagi petualang lemah, melawan seekor naga sama seperti mencari pacar, sama-sama susah."
"Jangan melibatkan kehidupan pribadimu dalam situasi gawat seperti ini," yang berteriak itu adalah petualang veteran bernama Kazel.
Kazel memiliki kepala plontos serta bertubuh besar tapi tidak gemuk, itu murni sebuah otot yang terlatih setiap harinya. ia mengenakan armor sederhana terbuat dari kulit serta pedang besar yang cukup untuk memotong bagian monster menjadi dua bagian.
Para penyihir mulai menembakan sihir yang mereka kuasai, sementara para pendeta mulai melantunkan doa-doa mereka untuk memberikan sihir penyembuh. Bersamaan itu Kazel berlari melompat setinggi yang bisa dia buat sembari mengayunkan pedangnya, bunyi keras terdengar saat pedang berbenturan dengan sisik sekeras baja tersebut, tanpa memberitahu apa yang terjadi semua orang sudah tahu.
Pedang milik Kazel patah.
"Tidak... Padahal cicilannya belum lunas."
"Siapa orang yang mengatakan jangan melibatkan hidup pribadi."
Sebagai balasan tindakan Kazel, sebuah kaki melayang menghantamnya hingga ia terlempar ke belakang sejauh 20 meter, sebelum akhirnya terbaring menatap langit berbintang.
Para pendeta mulai mengirimkan sihir penyembuhan padanya.
"Heal."
Setelah kekalahan Kazel korban hanya semakin bertambah, beberapa dari mereka malah harus meregang nyawa.
"Aku tak apa, cepat pergi selamatkan yang lainnya."
"Baik."
Kazel berdiri selagi memegang pedangnya yang patah, sebagian tubuhnya masih mengeluarkan darah segar meski begitu tidak ada waktu untuk merasakannya, darah mendidih dari setiap tubuhnya hingga masuk ke dalam kepalanya, ketika dia hendak berlari seseorang dari belakang menghentikannya.
Ekpresi terkejut memenuhi wajah Kazel saat tahu siapa yang berada di belakangnya.
Dia adalah Vivia Legal seorang petualang peringkat S dari ibukota, yang semua orang kenal sebagai pembunuh naga nomor satu di kerajaan Elysium, ia mengenakan baju zirah berwarna perak yang mana menutup wajahnya oleh sebuah helm yang tertutup, di tangan kirinya terdapat sebuah pedang dengan bilah di kedua sisinya yang tampak bersinar terang.
"Biar aku saja, suruh semuanya untuk mundur."
Kazel yang menerima intruksi itu mulai berteriak dan menyuruh semua orang mundur, para petualang yang mengetahui sosok Vivia mulai memandangnya seperti sebuah cahaya dalam kegelapan atau lebih tepatnya sebuah harapan.
Mereka semua menarik diri saat Vivia berjalan santai ke depan, setiap langkahnya menggema karena zirahnya cukup berat, semua orang selalu dibuat takjub olehnya terlebih orang di baliknya adalah seorang gadis.
Melihat pergerakan Vivia, sang naga kembali melempar bola api dari mulutnya, tidak seperti semua orang, Vivia membiarkan dirinya terhantam olehnya kendati demikian, api itu segera musnah dengan hanya kibasan pedangnya.
Tidak berlebih bahwa dirinya disebut sebagai pembunuh naga.
Dengan langkah cepat Vivia melangkah maju, dia mengirim tebasan menyilang membuat sebuah sayatan di tubuh naga.
Darah menyembur dari tebasannya memberi luka fatal tak tertahankan, naga yang mulai mengamuk akan rasa sakit tersebut mengirim ujung mulutnya ke arah Vivia berusaha menerkamnya.
Alih-alih menghindarinya Vivia menahannya dengan satu tangan seolah itu tak berarti banyak baginya. Saat ia mendorong kepalanya kembali ke belakang sebuah ayunan melayang tanpa peringatan.
SRAK.
Sebuah kepala naga jatuh ke tanah tanpa daya, darah meluncur ke udara bagaikan sebuah air mancur.
"Apa kita menang?" tanya salah satu petualang namun saat mereka sadari tubuh naga itu mulai bangkit kemudian mengambil kepalanya lalu memasang kembali di tempat seharusnya.
"Karena inilah aku membenci naga kehancuran," kata Vivia selagi mengayunkan pedangnya akan tetapi sayangnya naga itu telah terbang menjauh.
"Untuk sementara waktu, dia tidak akan datang kembali kemari."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 369 Episodes
Comments
(。☬ Nana luce ☬。)
kayak ucapan sakura pas rumahnya roboh 😭
2024-07-22
0
Amelia
❤️❤️👍🙏
2024-02-21
2
hadsa saputra
asu..masih mikir cicilan..😩😩
2023-09-14
1