"Cepat ganti pakaianmu di sini."
"Di sini?"
"Ya di dalam ada toilet umum, kamu bisa menggunakannya."
Elizabeth menuruti kemauan Kendrick, menerima papper bag warna hitam dengan tali berbentuk pita merah, tas yang serupa dengan milik mamanya. Paper bag itu sangat ringan, dan berkelas. Elizabet berfikir mungkin saja hanya penampilan luarnya, isinya kemungkinan hanya di belinya di pasar.
Elizabeth membuka dress mini yang di kenakannya, dress dengan warna hijau stabillo berenda hitam, matanyapun terlihat sakit saat melihat pantulannya di cermin.
Elizabeth membuka papper bag itu perlahan, menarik isi di dalamnya.
'Bukankah ini pakaian yang kuinginkan semalam? Bagaimana Kendrick bisa mengetahui keinginaku?'
Elizabeth mengenakan pakaian pemberian Kendrick, pakaian berwarna pastel tanpa lengan dengan renda warna senada di bawahnya, Elizabeth melihat pantulan dirinya di cermin kecil. Terlihat cantik dan menawan. Senyuman kecil terlihat dari sudut bibirnya, air matanya tak dapat di bendung lagi saat mengingat perlakuan mamanya di butik saat itu.
Elizabeth keluar dari toilet umum itu dengan tangan kirinya menenteng paper bag berisi pakaian yang di kenakan sebelumnya. Kendrick melihat itu sangat senang, Elizabeth bersedia mengenakan pakaian pemberiannya.
''Cantik! Eli kamu benar benar cantik."
Elizabeth kembali tersenyum, dengan senang.
"Kamu sebenarnya cantik, hanya saja kamu butuh merubah penampilanmu."
Untuk merubah penampilan dirinya, tentu saja Elizabeth merasa kesulitan karena baginya itu tidak mungkin dan tidak ada waktu untuk dirinya memikirkan hal itu, dia harus bekerja tiap hari. Hari ini terlihat rapi karena ini adalah moment penting baginya.
Tetapi demi lelaki yang ada di depannya, dia berjanji akan merubah penampilannya. Seperti biasanya Elizabeth tidak pernah merawat diri dan tidak memikirkan penampilan, mulai hari ini dan selanjutnya, dia akan berpenampilan bersih dan rapi.
"Ayo, aku antar kamu ke sekolahan kamu."
"Tidak usah, lagi pula sudah dekat."
"Tidak masalah, aku meminjam motor temanku, apa kamu tidak ingin mencobanya? Atau kamu malu karena hanya motor pinjaman?
''Tidak, tidak masalah.''
''Kalau begitu ayo naik.''
"Baiklah, dan untuk pakaian ini, aku ucapkan trimakasih."
"Tidak masalah."
Elizabeth menaiki motor milik Kendrick. Motor besar Berwarna merah dengan roda berwarna hitam legam. Suara mesinnya meraung seperti singa. bukankah Ini motor termahal? Motor bikinan Itali ini memang sangat di minati pebisnis muda seperti Kendrick.
Untung saja pakaian yang di hadiahkannya tidak terlalu pendek, sehingga aman untuk Elizabeth menaiki motor tersebut. Tetapi sungguh beruntung Elizabeth saat Kendrick menanggalkan jaket hitam miliknya dan di kenakan untuk di pakai oleh Elizabeth. Hati Elizabeth berdesir merasakan gerakan itu.
Bahkan Elizabeth merasa heran, bagaimana bisa lelaki yang awalnya di tolong olehnya sekarang menjadi lebih akrab dengan dirinya. Bahkan sikap Kendrick sangat baik pada Elizabeth.
Motor berhenti di pintu gerbang sekolah, semua mata melihat dari mana arah suara motor yang memekakkan telinga itu. Ternyata lelaki tampan tengah menggandeng seorang wanita yang mereka kenal. Bahkan Eva juga melihat adegan itu.
Semua mata tertuju pada pasangan itu, apa lagi mereka mengenal Elizabeth wanita yang culun dan kumal berhasil menggandeng lelaki tampan, apalagi memakai motor mahal. Tidak terkecuali Eva, menatap iri adik yang di bencinya. Apalagi saat semua mata tertuju pada adiknya yang berubah menjadi kelinci manis.
Elizabeth meninggalkan Kendrick di gerbang sekolah tak ketinggalan dia mengucapkan kalimat trimakasih.
Bahkan Kendrick bersedia menunggu sampai acara selesai dan berjanji mengantar Elizabeth kembali pulang.
Kursi berderet tertata rapi menghadap ke podium. Berbagai hiasan tanaman dan asesoris pelengkap tertata di tempatnya. Acara sudah di mulai para siswa duduk di bagian barisan paling depan. Sementara para wali duduk di bagian kursi belakang. Acara berlangsung cepat, semua siswa di nyatakan lulus seratus persen. Elizabeth tersenyum puas. Kelulusan untuknya adalah penting, karena di mulai hari ini dia akan bebas menentukan masa depannya. Elizabeth bukanlah siswa yang cemerlang, dia tergolong biasa biasa saja, tetapi ketekunannya membuat Elizabeth lulus dengan nilai yang cukup baik. Orang tuanya menjanjikan setelah kelulusannya Elizabeth berhak menentukan nasib hidupnya. Tetapi walaupun begitu Elizabeth tidak bisa melanjutkan sekolah lagi karena dana yang di milikinya sudah di rebut mamanya. Itupun Elizabeth tidak menyesali karena demi kesembuhan Diego, kakak laki lakinya yang sangat menyayanginya.
Acara sudah selesai, para siswa dan wali pulang bersamaan. Beberapa siswa laki laki mendekati Elizabeth, siswa lelaki yang selalu membulinya sekarang mulai tertarik karena perubahan Elizabeth. Berkat tangan dingin Kendrick merubah bebek buruk rupa menjadi kelinci yang manis. Padahal sentuhan halus tangan Kendrick hanyalah menukar pakaian buruk dan di ganti pakaian yang sederhana tapi manis.
Dari jauh Kendrick melihat hal itu. Elizabeth yang tidak terbiasa di goda teman laki laki tentu saja bereaksi kikuk dan bingung, dia hanya mengeluarkan senyuman dan pergi. Sementara itu debaran aneh terjadi di jantung Kendrick. Dia berjalan mendekati Elizabeth dan menarik tangannya pelan.
"Jangan tersenyum dengan laki laki lain selain denganku."
"Aa apa?"
"Aku tidak suka kamu tersenyum dengan laki laki lain." Ucap Kendrick, mengulang pembicaraannya.
"Aku hanya memberikan reaksi seperti itu."
"Ya tapi aku tidak suka." Ucap Kendrick.
Elizabeth merasa heran tetapi sekalipun senang, lelaki yang di sampingnya menghawatirkannya. Walaupun Elizabeth tidak pernah dekat dengan salah satu dari semua lelaki tentu saja dia tau kalau sikap yang di tunjukkan oleh Kendrick kepadanya adalah perasaan cemburu. Elizabeth menyukai hal itu. Ini adalah yang pertama untuknya.
"Apa kemarin mama kamu?"
"Yang mana?" Tanya Elizabeth pura pura lupa, dia berusaha mengalihkan pertanyaan Kendrick.
"Yang ada di mall, aku melihatmu."
Elizabeth pura pura tersedak, Kendrick menjulurkan tangannya yang memegang segelas air putih. Lalu menyodorkan tisyu dan menghapus makanan yang menempel di bibir Elizabeth. Elizabeth merasa gugup, tanpa sadar dia memundurkan kursi ke belakang. Kendrick nampak kecewa.
"Aku bisa sendiri." Suara Elizabeth dengan lirih dan pelan.
"Maaf."
Eva masih mengawasinya dari kejauhan, mencibir perubahan adiknya yang di nilai ganjil. Berpikir apa mungkin pakaian yang di kenakan Elizabeth adalah pemberian mamanya. Ataukah Elizabeth membeli dengan uang yang di miliki sendiri. Kedatangan Eva ke acara kelulusan Elizabeth tidak berarti apa apa, karena kedatangannya hanyalah sebagai undangan sebagai wali.
Tetapi kebenciannya pada adiknya membuatnya penasaran dan ingin mengetahui apa yang di lakukan Elizabeth. Timbul rasa iri di hatinya melihat Elizabeth mendapatkan kekasih lebih cepat darinya, apalagi lelaki itu terlihat tampan walaupun penampilannya miskin dan setengah urakan. Padahal teman laki laki banyak sekali mengapa tidak ada satupun yang memikat hatinya.
Eva memang berotak cemerlang di tunjang penampilan yang cantik. Hanya saja gaya hidupnya membuat laki laki berpikir dua kali bila mendekatinya. Keluar masuk club malam dan bergaya hidup mewah adalah kebiasaan dari Eva. Bahkan tiap malam sering kali Eva mencuri kesempatan untuk mabuk bersama teman temannya. Kesempatan kuliah di kampus yang mahal dan bagus tidak di manfaatkan sebaik mungkin. Bahkan beberapa kali dirinya sering berbohong kepada orang tuanya demi untuk clubbing atau berbagi minuman, pelukan, ciuman, dan di tempat umum, kemudian bersama laki laki yang tak di kenalnya menyerbu ruang pribadi masing-masing yang di persiapkan oleh Club malam itu hingga menjelang dini hari. Beberapa kali Eva melakukan hubungan intim dengan beberapa laki laki, demi keamanan dirinya agar terhindar dari kemarahan orang tuanya, maka Eva sangat berhati hati sepulang clubbing. Hal seperti itu di anggapnya tantangan, padahal perbuatan seperti itu adalah tabu.
Eva tertawa mencibir melihat kedekatan ke dua mahluk yang berlawanan jenis. Walaupun tak di pungkiri wajah teman laki laki Elizabeth memanglah tampan.
Hanya saja penampilannya tidak menunjang ketampanannya.
Sementara itu Kendrick merasakan kedekatan hatinya dengan Elizabeth. Awal kedekatannya hanyalah biasa saja, tetapi sekarang keyakinannya bertumbuh pada gadis itu. Bahkan berangsur angsur mulai melupakan kekejaman dan wajah mamanya yang sudah tega membuangnya.
Semoga suka. Jangan lupa Like and Koment. Trimakasih.
Penularan Covid memang sudah menurun tetapi tetap waspada, jangan lengah ya. Tetap sehat dan semangat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments