"Sekali lagi kamu menghina wanitaku, kamu akan habis di dalam bak sampah."
Eva tidak berani lagi menghina keduanya menganggap Kendrick liar dan gila bahkan terbersit di dalam hatinya kalau keduanya memang pantas berjodoh. Elizabeth menghalangi Kendrick untuk bertindak lebih parah, pihak yang akan di rugikan adalah dirinya. Bagaimanapun juga mamanya akan melihat kesalahannya. Kendrick melepaskan Eva, bahkan terlihat berbekas. Sesaat Eva terbatuk dan menghirup udara segar, Eva merasa ngeri dan bergegas meninggalkan rumah makan itu. Kendrick dan Elizabeth kembali duduk, selera makan ke duanya tiba tiba menguap begitu saja.
Keduanya terdiam cukup lama.
"Siapa dia?"
"Kakakku."
"Saudara tiri?"
"Bukan, dia kakak kandungku."
"Jangan mengada ada."
"Benar, aku tidak bohong. Dia memang kakakku, kakak kandungku seayah dan seibu."
"Tapi kenapa dia memperlakukanmu seperti itu?"
"Entahlah."
Keduanya kembali terdiam, keadaan ini membuat Kendrick terheran, bagaimana bisa ada mulut wanita sejelek dan sekotor itu. Akhirnya Kendrick tersadar saat menggenggam tangan Elizabeth terasa kasar dan kering, ternyata dia sudah menemukan jawaban. Hanya saja dia belum bisa mengerti bagaimana bisa seorang kakak berlaku jahat pada adiknya sendiri. Keduanya keluar dari rumah makan dengan berjalan kaki menuju halte terdekat, perjalanan menuju tempat kerja Elizabeth tidaklah begitu jauh. Berdua menaiki bus kota kemudian turun tepat di depan toserba terbesar di pinggiran Bogota. Kendrick meninggalkan Elizabeth setelah di lihatnya gadis itu berjalan masuk ke tempat kerjanya. Kendrick mengerutkan dahinya, memikirkan perlakuan Eva terhadap Elizabeth. Dia belum bisa menghilangkan perasaan marahnya.
Kedatangan Matheo ke rumah Kendrick adalah untuk membicarakan tentang pembelian sebuah Club malam, di luar dugaan Matheo dengan cepat mendapatkan sesuatu yang di inginkan oleh Kendrick. Ini adalah bisnis pertama Kendrick harus terlibat secara langsung.
bukankah ini adalah moment penting untuknya menangani bisnis yang di mulai dari nol. Bisnis yang akan merubah hidupnya kelak.
"Lokasinya ada di pusat kota, hari ini, Club masih beroperasi. Apa menggunakan nama lama atau kamu tertarik nama baru?"
"Ubah nama Club malam itu menjadi D'Orion Club."
"Ok Besok Club malam itu resmi menjadi milikmu."
Kendrick tersenyum kepuasan, tidak ada trimaksih dari mulut Kendrick tetapi Matheo hapal betul dengan perangai sahabatnya. Walaupun minim kesopanan tetapi dia tetaplah lelaki yang baik.
Matheo memberikan laporan keuangan milik Kendrick. Memisahkan dana bersih dan keuangan hasil dunia gelap dengan teliti dan rapi. Matheo mengelola uang milik Kendrick dengan rapi dan teliti. Dana penanaman modal saham telah berkembang, tetapi yang paling tinggi dana yang di tanamkan di investasikan di beberapa proyek pemerintah. Matheo mulai mengajarkan beberapa cara berinvestasi bahkan sudah mulai memberikan pelajaran bagaimana cara berbisnis awal atau pemula. Kendrick berotak cerdas walaupun sekalipun dia tidak pernah sekolah sama sekali.
Keuangan Kendrick sangat mencengangkan, bahkan sering kali Matheo mulai memasukkan investasinya ke bisnis export import. Untuk saat ini keduanya belum berani memiliki perusahaan sendiri. Karena bagi Matheo keseriusan Kendrick adalah yang utama. Bukan hanya memiliki modal. Padahal saat ini Kendrick masih suka berfoya foya dan belum bisa berfikir serius.
Sementara itu di kediaman Chloe.
"Tapi ma, Kendrick hanya temanku."
"Aku tidak perduli kamu pacaran dengan siapapun bahkan jika nanti kamu hamil di luar nikahpun mama tidak perduli. Tentu saja lumayan menyenangkan, karena dengan begitu kamu harus keluar dari rumah ini."
Lagi lagi tanpa alasan Luci marah dan emosi. Karena mulut Eva yang busuk menyebabkan Luci marah. Yang menjadi tanda tanya mengapa Elizabeth selalu di perlakukan begitu.
Elizabeth menatap dinding kamar yang berwarna putih kusam, cat tembok sudah mulai memudar dan tidak memiliki warna asli lagi. Dinding dindingnya sudah mulai retak dan lembab. Kamar ini adalah salah satu ruangan terburuk di rumah keluarga Chloe. Kamar terletak di paling atas dan di samping kananya gudang sedangkan samping kirinya adalah kamar mandi. Penerangan yang minim di tambah kebocoran atap di sana sini. Berbanding terbalik dengan ruangan lainnya yang berada di lantai bawah.
Keburukan perlakuan mamanya dan Eva begitu mencolok, tak segan segan Luci tidak mengakui bahwa dia anak kandungnya. Seminggu lagi adalah pesta kelulusan, undangan yang di berikannya sudah di sampaikan kepada papanya, tetapi tidak yang seperti di harapkan. James Chloe mengatakan dirinya tidak mungkin hadir karena kesehatannya yang begitu memburuk. Dengan begitu hanya ada satu pertimbangan, undangan ini harus di sampaikan kepada mamanya, jawabannya adalah sebuah lelucon.
"Apa kamu sedang bermimpi?"
Ucap Luci, dia duduk di atas sofa merah, kaki kanannya menyilang di atas lutut kiri, dan diletakkan di atasnya. Ke dua tangannya bersendekap. Matanya memancarkan kebencian, siap menelan siapapun yang ada di depannya. Mulutnya mencibir dan bengis. Entahlah di dalam hati Luci saat dirinya melihat wajah Elizabeth selalu nampak kebencian dan kemarahan. Padahal di hatinya yang lain dirinya sangat tidak tega. Kalau saja bisa memilih, Luci lebih menyukai jika Elizabeth pergi dari kediaman Chloe tanpa harus mengusirnya, dari pada dirinya selalu bertemu dengan Elizabeth, membuat hatinya muak dan tidak senang. Kebencian ini di milikinya sejak dia melahirkan Elizabeth bahkan kasih sayangnya tidak mengalir sama sekali, air susunya di haramkan untuk putri kecilnya. Seandainya ada yang terbersit saja kasih sayang dari hatinya dan melihat dengan matanya bahwa sebenarnya putri kecilnya sangat menderita. Tapi Luci tidak memiliki itu.
Tidak ada ke inginan di hati Luci untuk datang ke acara besar putrinya. Baginya ini moment biasa saja. Perlakuan berbeda kepada Eva dulu, saat Eva merayakan kelulusannya.
Baju untuk Eva di belikannya di mall terbesar di pusat kota Bogota. Sepatu edisi khusus. Bahkan penampilannya adalah paling cemerlang dan bersinar.
Elizabeth tidak menangisi nasibnya, bahkan jika suatu saat dirinya akan di usir oleh Luci tentu saja sudah mempersiapkannya.
James Cloe ternyata masih perhatian dengan Elizabet, memerintahkan Ami untuk membelikan pakaian yang akan di kenakan di acara kelulusan. Dengan berat hati Luci menyetujuinya. Ke duanya berangkat di butik langganan Luci, Elizabeth berteriak kesenangan. Ini pertama kalinya mamanya menuruti perintah papanya. Keduanya berangkat dengan mobil online yang di pesannya. Menuju Pusat kota Bogota untuk mencari pakaian yang akan di kenakannya nanti.
Beberapa saat kemudian Luci dan Elizabeth tiba di mall terbesar, mall yang terbilang paling bagus di Colombia. Elizabeth mengikuti mamanya dari belakang, dia berlari kecil mengikuti langkah Ami yang terbilang langkahnya sangat cepat.
Mereka memasuki toko baju yang paling bagus. Tanpa di perintah Elizabeth melihat pakaian yang di gantung, bahkan Luci juga melakukan itu. Keduanya mencari baju yang cocok untuk di kenakan, Elizabeth menemukan salah satu gaun yang sederhana dengan renda di bagian bawahnya, warna pastel tanpa lengan. Sangat manis dan lucu. Elizabeth sangat senang di samping itu pergi bersama mamanya adalah hal yang jarang.
Walaupun sebenarnya perlakuan pelayan padanya sangat mengesalkan karena mereka mengira kalau dia adalah pembantu Luci, bahkan mamanya tak membantahnya.
Elizabeth mengatakan pada Luci dengan pasti kalau gaun itu mantap di pilihnya. Seakan angin lalu Luci membiarkannya tanpa saran ataupun larangan. Tentu saja Elizabeth senang.
Tetapi hal yang paling mengecewakan adalah di detik terakhir, saat ke duanya tiba di meja kasir, pakaian pilihannya dan pilihan Luci di tumpuk jadi satu. Saat akan membayar tiba tiba Ami mengeluarkan kalimat yang membuat dia seakan jatuh dari ketinggian jurang dan terlempar, hingga dia tidak sempat berfikir jernih.
"Kemarikan uangmu." Ucap Luci ketus.
"Ma, dari mana aku punya uang, bukankah..."
"Kalau begitu sebaiknya tidak usah beli." Ucap Luci datar.
Elizabeth bergetar mendengar ucapan mamanya, bukankah dia juga anaknya. Kenapa mamanya memperlakukannya seperti ini? Hati Elizabeth seakan tertusuk pisau tajam. Tiba tiba air matanya tidak terbendung lagi. Elizabet berpura pura kepada pelayan kalau dia ingin pergi ke kamar kecil.
Luci tidak perduli saat melihat air mata Elizabeth menganak sungai. Baginya kejadian itu tidaklah penting.
Untuk Bab 1 sampai 15 hanya permulaan dan pengenalan karakter ya. Jadi mohon maaf.
Trimakasih sudah menekan tombol Like dan Komen. Jangan lupa berolahraga ya😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments
pena_sf:)
mungkin ibu elisabet kelainan sampe kaya orgil gitu kelakuannya
2023-05-01
0
Edah J
Ah,,, bener"edan ni ibu bisa segitu teganya ya sama anaknya sendiri😤
2023-03-05
0
dewi⚘💕
ga apa
ga usa minta maaf
aku sabar ngikuti alurmu
2021-10-29
0