Kendrick yang naif, Kendrick yang malang. Dia terlahir dari rahim tetapi tidak di inginkan. Tidak ada rasa sakit pada dirinya, tikaman, pukulan bahkan hinaan sudah pernah di dapatnya. Hingga nyaris mendekati kematian.
Kehidupanyang di jalaninya tidaklah mudah, penuh dengan liku liku dan tantangan. Berbekal kenekatan dan keberanian Kendrick bisa tetap hidup dan bernafas.
Untuk pertama kalinya Kendrick menegak minuman keras pada saat usianya masih dua belas tahun. Itupun di paksa oleh Duarte, anak masih belia di paksa melakukan itu tentu saja tidak bisa mengontrol emosi, bahkan Kendrick terjerembab ke dalam selokan berlumpur hitam pekat dan berbau tidak enak.
Tubuh Kendrick benar benar kotor, hal itu menjadi bahan tertawaan Duarte dan teman temannya. Mereka meninggalkan Kendrick begitu saja.
Sejak saat itu Kendrick mulai terbiasa menenggak minuman beralkohol. Berapa kali Matheo mengingatkan tentang kesehatannya tetapi Kendrick sudah kebal dengan semua itu.
Bahkan nyawanya dianggap harga yang murah buatnya. Perebutan lahan kekuasaan pernah di alaminya. Antara pendukung Duarte dan pendukungnya.
Malam itu anak buah Kendrick tengah berada di klub malam D'Amor, mereka tengah berada di ruangan Vip room, untuk ukuran kota pinggiran klub malam itu yang paling terkenal. Kendrick bersama teman temannya menjalani kesenangan kehidupan malam, di club malam itu mereka minum minuman keras hingga lupa diri. Kendrick keluar dari club malam dengan sempoyongan, melewati lorong panjang yang gelap dengan penerangan minim tanpa sadar Kendrick di ikuti oleh seseorang.
Seseorang yang ingin mencelakainya, tanpa rasa curiga Kendrick berjalan dengan tangannya masih memegang sebotol anggur kelas murahan. Mereka berjalan berlawanan arah. Lelaki misterius menggunakan hoodie warna hitam, masker wajah yang menutupi sebagian besar wajahnya. Langkahnya begitu cepat, secepat kilat lelaki itu mengeluarkan sebuah pisau lipat bergerigi tajam di atasnya.
Kilatan senjata tajam itu terlihat karena pantulan lampu lorong dari gedung perkantoran yang ada di sampingnya. Kendrick sekilas melihat kilatan itu, hanya saja dia tidak bisa menghindar, gerakan lelaki itu terlalu cepat. Sehingga tepat mengenai dada atas sebelah kanan. Pisau itu masih menancap di sana. Kendrick tidak sengaja menarik hoodie lelaki yang menikamnya, rambut bercat biru dengan mata sipitnya terlihat sekilas. Lelaki misterius itu memukul Kendrick untuk melepaskan cengkraman tangan Kendrik di hoodie miliknya.
Dengan senjata tajam yang masih tertancap di dadanya Kendrick masih bisa menandingi pukulan lelaki itu. Beberapa kali mereka saling tendang, Kendrick berusaha mengeluarkan senjata tajam miliknya yang tersimpan di balik pinggangnya. Menarik pisau itu dan menyabetkannya ke arah lelaki itu. Pisau itu mengenai pipi lelaki itu, tetapi sayang sekali lelaki misterius itu berhasil melepaskan hoodie yang di kenakannya. Darah segar mengalir dari luka Kendrick, sementara lelaki misterius itu sudah kabur meninggalkan tempat itu. Kendrick berjalan tertatih tatih, tangan kirinya menekan dadanya yang masih tertancap senjata tajam. Keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya. Kendrick berusaha tetap sadar. Berapa kali dirinya akan terjatuh tetapi dia sadar jangan sampai dirinya pingsan di lorong ini, sebelum ada orang lain menemukannya. Karena yang di kuwatirkan lelaki misterius itu akan kembali lagi mengajak kawan kawannya. Dia tidak boleh tumbang. Apa lagi teman temannya masih berada di dalam club malam itu. Kendrick menghawatirkan teman temannya, bagaimana kalau mereka di serang. Hingga akhirnya Kendrick menemukan jalan raya yang masih cukup ramai. Matanya sudah tidak dapat melihat lagi, tubuhnya tidak sanggup lagi bertahan, kesadarannya mulai berkurang.
Kendrick sudah tidak sanggup menggerakkan kakinya lagi untuk menopang tubuhnya. Tubuhnya bergetar hebat dan terjatuh di trotoar dekat sebuah taman. Tapi yang mencengankan semangat hidupnya masih tinggi, Kendrick tidak mau mati sia sia sebelum berjumpa dengan ibunya demi menanyakan kenapa mamanya tega membuang dirinya. Dan keyakinan terbesarnya mengatakan bahwa mamanya sangat mencintainya, sangat ironis.
Seorang wanita berjalan dengan menenteng tas selempang kumal berwarna hitam. Menggunakan kemeja abu abu dengan bawahan rok hitam selutut, sepatu pantofel berwarna senada. Hujan gerimis sore tadi membuat jalanan becek dan udara terasa lembab. Gadis itu berjalan sambil menundukkan kepalanya, ada guratan kesedihan di wajahnya. Gadis itu beberapa kali terlihat menghindari genangan air, hingga langkah kakinya terhenti saat pandangan matanya tiba tiba tertuju pada tubuh seseorang yang tergolek di atas rerumputan taman itu.
Darah mengalir dari luka di dadanya, bahkan pisau bergerigi itu masih menancap di sana. Gadis itu akan berlari menghindar ketakutan, dalam benaknya mungkin ini adalah pemuda berandalan yang terlibat perkelahian, dan orang yang menikamnya mungkin saja masih berada di sekitar sini.
Gadis itu tidak mau menjadi saksi atau bahkan ikut menjadi korban pembunuhan. Dia masih ingin hidup.
Niat hati ingin meninggalkan tempat itu, langkah kakinya tiba tiba berhenti karena salah satu pergelangan kakinya di cengkeram sebuah tangan. Kendrick yang terluka parah berusaha meminta tolong.
"Tolong, tolong aku." Ucap Kendrick dengan sebuah rintihan.
"Lepaskan aku, akan ada orang lain yang menolongmu,aku akan mencari pertolongan."
Ternyata Kendrick melepaskan cengkraman itu. Tubuhnya semakin melemah dan pingsan, gadis itu berlari menjauh. Baginya lebih baik meninggalkannya. Toh sebentar lagi akan ada orang yang menolongnya. Bahkan gadis itu berpikir untuk bersembunyi, menunggu dan memastikan akan ada orang lain yang menolongnya.
"Sial." Ucap Gadis itu. Dia menunggu cukup lama, dan tidak ada satu orangpun yang lewat, ada apa dengan malam ini! Batinnya.
Gadis kumal itu menghentikan sebuah taxi. Awalnya beberapa taxi menolaknya, menganggap kalau yang tergeletak adalah sebuah mayat, beruntung taxi yang terakhir bersimpati kepadanya dan akhirnya bersedia mengatarkan mereka ke sebuah klinik kecil.
Dokter dinas malam menangani dengan cepat sehingga berhasil menyelamatkan nyawa kendrik. Beruntung lukanya tidak mengenai organ fital, tetapi darah yang keluar cukup banyak.
Hari sudah semakin malam, Gadis itu sudah beberapa kali melihat jam tangan yang ada di pergelangan tangannya. Tetapi dia tidak berani meninggalkan lelaki yang di tolongnya.
Beruntung klinik kecil di pinggiran kota itu lumayan memiliki peralatan yang lengkap, sehingga memudahkan penanganan Kendrick.
Setelah Kendrick memasuki ruangan darurat bebarapa saat kemudian Kendrick sudah mulai tersadar, pertama kali yang di carinya adalah gadis yang menolongnya.
Perawat berbaju serba putih menjari keberadaan gadis itu.
"Apa kamu pacar lelaki yang tertusuk dadanya?" Ucap perawat itu dengan sopan.
Gadis itu menoleh ke kanan dan ke kiri tidak ada orang lain selain dirinya.
"Ah saya..."
"Ikutlah, pacarmu mencarimu. Anak sekarang hanya karena wanita saja bisa mempertaruhkan nyawa seperti tidak ada gadis lain saja." Ucapan wanita itu lirih tapi terdengar menyindir gadis itu.
Gadis itu memasuki ruang darurat, kakinya merasa gemetar karena hari ini sepulang sekolah dia bekerja paruh waktu di sebuah toko serba ada, hanya saja dia bagian cleaning service.
Kendrick menatap gadis itu dari bawah hingga ke atas. Masih terlihat belia, kemungkinan usianya di bawahnya tiga tahun.
Rambut hitam ikal tak terurus, kulit hitam kusam. Pipi yang bulat. Kakinya yang pendek. Terlihat sangat jelek.
"Trimakasih."
Gadis itu hanya menganggukkan kepalanya saja. Dan hendak pergi meninggalkan ruangan itu. Tetapi ucapan Kendrick menahannya.
Gadis itu menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya untuk sekali lagi melihat Kendrick
Trimakasih, jangan lupa Like and Comen. Semoga kita selalu di berikan kesehatan. Dan umur panjang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments
Edah J
bacanya enak maraton tanpa harus nunggu author up😉
2023-03-04
0