Sepasang mata indah tengah mengawasi gerak gerik Elizabeth dan Luci, bagaimana perlakuan Luci kepada anak gadisnya.
Terlihat Luci berbuat kasar tanpa memperdulikan pandangan orang kepada Elizabeth. Air mata Elizabeth tak berhenti mengeluarkan bongkahan kristal, dan terus mengalir. Bagi yang tidak mengetahui kalau sebenarnya mereka adalah memiliki ikatan darah menganggap Elizabeth adalah pembantu Luci.
Mata indah yang tak lain adalah Kendrick, berapa kali dia meliahat keganjilan itu, wanita tua terlihat cantik dan energic. Tidak dengan Elizabeth yang terlihat kelelahan dan kusam. Mata pandanya membesar menambah kesan tidak terawat.
Elizabeth merasa perih yang mendalam seakan jantungnya tertikam besi panas. Orang tua yang melahirkannya berkali kali menyakitinya.
'Tidak! Aku tidak boleh membalasnya! Melahirkanku lebih menyakitkan dari pada ini. Perlakuan mama kepadaku belum berarti apa apa.'
Hati Elizabeth begitu tulus, rasa sakit yang di berikan mama kandungnya tidak seberapa, baginya tentu ada alasan di balik perlakuan buruk Luci padanya.
Elizabeth mengikuti langkah mamanya setelah meletakkan kembali gaun cantik yang di pilihnya, Luci hanya membayar satu gaun yang di belinya, terlihat kekecewaan di wajah Elizabeth. Etalase toko yang terbuat dari kaca bening dengan panjangan asesoris juga pernak pernik seakan ikut mengejeknya, tatapan beberapa pegawai toko butik yang berada di mall itu melihatnya dengan berbagai ekpresi, mencibir, kasian dan mentertawakan. Elizabeth begitu naif dengan perlakuan mamanya.
'Andai aku cantik seperti Eva, mungkin mama tidak akan sebenci ini padaku. Wajah jelekku membuat mama malu dan tidak mau menganggapku sebagai anak. Aku pantas di perlakukan begini.'
Selalu seperti itu, ungkapan perasaan itu di tanamkan di hati dan otaknya.
Langkah kaki Luci begitu cepat meninggalkan mall di kawasan itu. Tidak ada rasa kasian sedikitpun melihat anaknya mengejar langkahnya dengan terseok seok. Kemudian Luci berjalan ke arah samping mall dengan menenteng paper bag mewahnya, di samping mall terdapat pasar modern dengan harga barang yang di jualnya lebih murah.
Pasar terbilang lumayan untuk kelas menengah, tetapi jika ada pakaian yang di jual di situ tentunya mode dan kualitasnya masih kalah dengan pakaian yang di jual di butik yang berada di dalam mall.
Pintu yang terbuka dengan kombinasi warna mencolok, menaiki anak tangga yang di buat dari bata beton. Beda dengan mall yang memakai tangga eskalator.
Penampilan Luci sangat mencolok bahkan menjadi perhatian bagi orang orang yang melihatnya. Kaca mata hitam menutupi sebagian wajahnya, dia tidak mau sesorang mengenalinya, karena nama baiknya akan hancur. Seorang Chloe berbelanja di pasar. Ini di lakukan terpaksa karena perintah James.
"Mama membebaskanmu memilih gaun di sini."
"Tapi ma, Eli..."
"Jangan banyak bicara, kalau tidak kita pulang saja. Mama sudah baik sama kamu, gak usah banyak protes!"
"Baik ma. Eli juga sudah senang ma."
Elizabeth mulai memilih gaun yang di gantung di toko pakaian itu. Tidak ada yang bisa membuat hatinya tertarik, warnanya rata rata mencolok. Elizabeth tidak menuntut gaun yang bagus, hanya saja ini adalah hari istimewa buatnya, kenapa malah di belikan di tengah pasar, dan ini adalah baju bekas, terlihat dari kainnya yang kebanyakan usang dan memudar. Luci benar benar tega.
"Jangan lama lama, dan nanti kalau kita sudah tiba di rumah, jangan tunjukkan gaunmu pada papa, bilang saja kamu masih capek dan harus istirahat. Pake saja nanti pas di hari kelulusan."
"Baik ma." Jawab Elizabeth dengan suaranya yang lirih. Bagaiman lagi dirinya bisa membantah. Toh jika di lakukan benar saja percuma!
Setelah Luci membayar pakaian yang di belinya, hanya beberapa lembar uang saja. Setelah itu mereka berjalan menuju halte terdekat. Elizabeth terdiam selama perjalanan, dia tidak berani mengeluarkan suara sedikitpun. Dia tidak mau membuat hati mamanya kesal.
Tiba di kediaman keluarga Chloe, mereka langsung memasuki kamar masing masing. James langsung mencari keberadaan putrinya.
"Jangan, dia hari ini capek. Seharian dia keluar masuk toko demi mencari gaun yang bagus untuknya. Jadi kamu jangan mengganggunya." Ucap Luci
"Apa gaunnya bagus? Apa dia senang?"
"Tentu saja senang, lagi pula mana dia tau mana baju yang bagus ataupun tidak."
James tersenyum senang, hatinya puas sudah merasa membahagiakan Elizabeth, baginya kalaupun tidak bisa yang mengantarnya paling tidak menghadiahkan baju bagus untuk kelulusan adalah sudah cukup. Lagi pula Eva dan Luci berjanji akan datang di hari kelulusa Elizabeth.
Tidak demikian yang terjadi di bilik sempit tempat Elizabeth berdiam diri sehari hari. Elizabeth terus menatap gaun yang jauh dari kata sederhana. Gaun dengan warna hijau stabillo dengan renda dan kerah berwarna hitam. Elizabeth tidak mempermasalahkan pakaian itu, yang menjadi masalah adalah gaun di beli di tempat yang berbeda. Kenapa harus di bedakan? Bukankah dia juga berhak mendapatkan barang yang layak?
Elizabeth memeluk kantong belanja yang berisi pakaian yang baru saja di belinya bersama mama. Kasur lusuh dan selimut kusam seakan mentertawakannya, tetapi sebenarnya merekalah sahabat setianya, yang melindunginya dari udara dingin dan dari kegalauan hatinya.
Tetapi tanpa di sadari Elizabeth sesosok pria tampan mengikutinya dari awal dia memasuki mall, bahkan hingga kepulangannya. Lelaki yang pernah di tolongnya. Saat ini penampilannya sudah mulai berubah. Kendrick saat ini adalah seorang bos club malam . Sebagai bos tentu saja penampilannya harus menyesuaikan. Kendrick melihat dengan matanya, bagaimana perlakuan Luci pada Elizabeth, sangat menyedihkan.
Hari ini adalah hari kelulusan Elizabeth. Pagi hari setelah menyiapkan sarapan untuk semua anggota keluarga, Elizabeth mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah. Dia belum tau siapa yang akan hadir di sebagai walinya, apa mamanya ataukah Eva, tetapi dia tidak mau berharap lebih.
Mengenakan baju yang di belikan mamanya, saat berkaca Elizabeth ingin sekali menangis, penampilannya tidak seperti yang di harapkan. Dia tau pakaian ini tidak baru, tetapi kalaupun baru ini juga bukan yang dia inginkan. Dia ingin mengganti pakaian barunya dengan yang lama, tetapi dia takut mamanya semakin marah padanya.
Akhirnya dengan langkah berat Elizabeth keluar dari bilik kamarnya. Dengan langkah gontai dia menuruni tangga, saat matanya bertemu dengan mata James. Terlihat tatapan kecewa di wajah papanya. Mamanya hanya tersenyum sinis.
Elizabeth semakin kecewa saat melihat Eva yang tengah duduk di kursi makan. Eva terlihat cantik dengan pakaian yang di beli mamanya di mall kemarin. Kenapa Elizabeth di perlakukan seperti ini? Ingin rasanya dia meneriakkan protes kepada mamanya. Tetapi apa bisa dan apa sanggup? Bisa bisa sebuah tamparan akan mendarat tepat di pipinya.
"Kenapa pakaiannya seperti itu? Apa ini pilihan kamu sendiri?" Tanya Jims dengan nada kecewa.
Elizabeth tidak menjawab pertanyaan yang di lontarkan papanya, matanya mulai basah, tetapi dia tetap menahan air matanya. Elizabeth tidak mau membuat mamanya marah.
"Bagus kan? Dia yang memilih sendiri. Aku tidak bisa melarangnya. Kalau dia menginginkan seperti itu ya biar saja." Ucap Luci.
Elizabeth menundukkan wajahnya.
"Kamu berangkat dulu saja. Nanti aku akan mewakili mama dan papa sebagai wali."
"Kenapa kita tidak berangkat bersama?" Tanya Elizabeth.
"Tidak bisa, Kamu jangan membantah." Ucap Eva.
Bahkan perintah James pun tak di hiraukan oleh Eva, James benar benar merasa menjadi lelaki tua yang tak berguna.
Akhirnya Elizabeth meninggalkan rumah menuju sekolahnya. Dia hanya berjalan kaki, perasaan malu dan rendah diri. Elizabeth sangat tidak bersemangat melihat penampilannya seperti badut. Dia hanya berjalan di atas trotoar menuju sekolahnya. Kepalanya terus menghadap kebawah, bahkan dia seperti ingin menghilang.
Sebuah tarikan di tangannya mengejutkan Elizabeth. Telapak tangangan yang sangat di kenalnya, begitu halus dan dingin. Tarikan tangan itu membawanya ke sebuah gang sempit, pertama kali yang di lihatnya adalah wajah Kendrick.
''Kend?''
''Ya aku.''
''Aku buru buru.'' Elizabeth merasa malu dengan penampilannya, dia sadar diri kalau dirinya tidak cantik, apalagi saat ini penampilan Kendrick sedikit berubah, lebih rapi dan semakin tampan. Rambutnya di tata rapi, dengan kemeja yang terbilang cukup mahal. Ini bukan Kendrick yang biasa dia kenal.
''Aku tau. Ini tidak memakan waktu lama, pakai ini. Kemarin aku melihatmu saat berbelanja dengan mamamu, tidak usah malu aku tau semuanya.''
Jangan lupa Like and Komen. Trimakasih ya. Semoga suka. Novel ini aku buat hanya bertujuan demi menyenangkan para pembaca. Tetapi aku mohon ikuti alurnya ya. Biasanya banyak yang protes jika tokoh wanita kembali dengan lelaki yang sudah menyakitinya. Bagaimana kalau di balik? Di novel ini wanita ternyata lebih mementingkan uang dan harta demi menutupi semua kesulitannya. Ok dimak terus ya. Muach😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments
Edah J
Ini si Luci kenapa sih
apa dia mengandung Eli karena sebuah tragedi?
ko sama anak teganya kebangetan 😏
2023-03-05
0