Senyuman Elizabeth mengingatkan Kendrick dengan senyum mamanya. Terlihat sebaris gigi putih saat tersenyum.
Julia pergi meninggalkan mereka berdua, memberikan privasi agar mereka lebih dekat.
Elizabeth selalu menghadap ke bawah, dia nampak tak percaya diri. Lelaki yang berada di sampingnya berwajah tampan dan maskulin, sedangkan dia hanya sebongkah kerikil.
"Kenapa kamu selalu menyembunyikan wajahmu?"
Ucapan Kendrick membuyarkan lamunan Elizabeth.
"Aku..."
"Angkat wajahmu, aku sama denganmu." Ucap Kendrick.
Yang di maksudkan Kendrick adalah sama sama miskin dan tidak memiliki apa apa.
"Jangan malu. Aku ingin lebih dekat denganmu."
"Untuk apa?"
"Agar kita lebih dekat dan akrab."
"Buat apa? Lalu?"
"Ya itu saja dulu."
Kendrick belum tau hatinya, menyukai karena Elizabeth sudah menyelamatkannya ataukah karena senyuman yang memang mirip dengan mamanya. Apalagi ini adalah pertemuan pertamanya, tidak mungkin juga untuk mengucapkannya.
"Setiap hari aku akan menjemputmu dan mengantarkanmu pulang kerja. Tapi aku tidak memiliki apa apa, maksudku.. Aku tidak punya motor apalagi mobil seperti yang di miliki orang lain. Apa kamu tidak keberatan?"
"Aku bisa sendiri dan berani."
"Tapi aku suka saat melihatmu."
"Maksudnya suka?"
"Ya suka aja."
Mereka berjalan beriringan menuju halte bus, jarak yang di tempuhnya sebenarnya sangat dekat, tetapi mereka berdua mencari halte yang terjauh demi bisa selalu berdua. Duduk berdampingan di dalam bus, hati Elizabeth sangat berdetak kencang bahkan jantungnya seakan melompat keluar dari mulutnya. Demikian juga dengan Kendrick, dia tidak pernah merasakan debaran seperti ini. Cinta pada pandangan pertama. Apalagi bahu mereka bersentuhan, gesekan itu membuat geleyar geleyar aneh pada ke duanya.
Wajah Elizabeth selalu menunduk ke bawah dan Kendrick meliriknya dengan kesenangan.
"Kamu tidak menanyakan bagaimana dengan lukaku?"
"Oh iya, apa masih sakit? Bukankah kamu masih dua hari lagi keluar dari klinik itu?"
"Aku tidak mau lama menginap di sana, lagi pula aku tidak memiliki cukup uang untuk membayarnya, jadi aku harus sehat dan kuat. Dan lagi aku tidak sabar untuk mencari keberadaanmu."
Elizabeth tersenyum malu, dia masih ragu tentang perasaannya. Hal ini terjadi tiba tiba mengalir begitu saja.
"Apa kamu di haruskan kembali ke klinik itu?"
"Tentu saja, bahkan aku sudah membuat janji dengan dokternya, apa kamu bisa menemaniku?"
Elizabeth hanya diam saja, dia tidak berani mengambil keputusan, karena bagaimanapun juga dirinya akan di salahkan mamanya.
"Baiklah, anggap aku tidak berkata apa apa, aku terlalu berharap banyak."
"Aku mau! Aku mau menemanimu."
Kendrick tersenyum kemenangan. Umpannya benar benar kemakan, bahkan dia tidak yakin dengan hatinya. Bagaimana dia tertarik dengan gadis kumal ini padahal selama dia hidup di dunia malam berapa kali Kendrick tidur dengan wanita, satupun wajahnya tidak ada yang jelek, mereka cantik cantik dan mempesona.
Bus berhenti di halte berikutnya. Tanpa ada yang memulai mereka bergandengan tangan, Kendrick merasakan tangan Elizabeth yang kasar dan kering, bahkan tangan milik Kendrickpun lebih halus dari itu.
"Apa rumahmu di sekitar sini?"
Elizabeth hanya menganggukkan kepalanya.
"Bisakah aku mengantarmu sampai di rumah?"
"Jangan! sampai di sini saja."
"Baiklah aku tidak bisa memaksamu, berikan nomor teleponmu."
Elizabeth mengeluarkan ponselnya dan memberikannya kepada Kendrick untuk memindahkan nomor ponselnya.
Elizabet berjalan lebih cepat untuk memburu waktu yang terbuang karena seharusnya dia tiba di rumah satu jam yang lalu.
Kendrick melihat kepergian gadis kumal itu, bahkan membuntuti di belakangnya. Kendrick ingin memastikan keselamatan Elizabeth, kendrick begitu heran, rumah Elizabeth ternyata tak seburuk dugaannya. Rumah cukup bagus untuk ukuran orang yang hidup di komplek itu. Tetapi mengapa Elizabeth bekerja sebagai cleaning service? Apakah dia pembantu di rumah ini? Walaupun begitu Kendrick tidak mempermasalahkannya, yang terpenting hati Kendrick sudah mulai suka dan tertarik.
Kendrick sudah tiba di rumah sewanya, membuka pintunya pelan pelan, rumah yang tidak terlalu besar karena lokasi rumahnya memang padat penduduk. Lampu rumah sudah menyala, aroma pasta instans tercium hidungnya. Siapa lagi kalau bukan Matheo yang berani memasuki rumahnya.
"Kenapa pulang malam, apa kamu sudah menemukan gadis itu." Tanya Matheo tanpa menoleh kepada Kendrick karena dia masih berkutat memasak pasta.
"Namanya Elizabeth, aku memanggilnya Eli."
"Apa dia sama seperti perempuan yang sering kamu bawa ke club malam?"
"Bukan, maksudku beda."
Keduanya terdiam dengan pemikiran masing masing. Pasta sudah tersedia di atas meja yang sederhana.
Pertemanan Kendrick dan Matheo berawal dari kemiskinan, sehingga keduanya bersahabat tanpa pamrih bahkan melebihi saudara.
Tidak ada rahasia sedikitpun yang di tutupi ke duanya. Sehingga jika satu orang di sakiti maka yang lain akan merasakan sakit yang sama.
"Bagaimana tentang uang yang aku miliki?"
"Sampai saat ini terlihat stabil. Tetapi uang yang tersimpan di Bancolombia sudah melebihi target kita, untuk menanam saham di sektor retail, sementara itu saham di Petrol cukup baik bahkan diluar perkiraan, cukup untuk kamu berfoya foya."
Petrol adalah perusahaan minyak terbesar di Kolombia, salah satu yang terbesar di Amerika Latin dan salah satu dari 25 perusahaan minyak terbesar di dunia.
Matheo sangat mahir dalam bisnis ekonomi, sehingga uang Kendrick yang awalnya hanya sedikit saat ini bisa berkembang pesat. Hanya saja uang itu banyak yang di dapat dari kejahatan. Baik obat terlarang ataupun prostitusi bahkan human trafficking.
Uang tersebut di amankan oleh Matheo ke dalam bisnis legal, untuk menutupi kedok Kendrick. Kehidupan Matheopun berubah, sekarang memiliki tempat yang mapan dan juga kendaraan. Berbanding terbalik dengan Kendrick, urakan, dan tidak rapi. Padahal berapa kali Matheo mengajaknya untuk hidup lebih baik dan belajar mengelola uang ataupun juga bisnis yang bersih. Tetapi Kendrick selalu menolaknya dengan berbagai alasan.
"Nanti, belum saatnya, aku akan memberitahumu kapan."
"Pikirkan nyawa kamu. Kamu bukan kucing yang memiliki nyawa cadangan."
"Tapi aku...."
"Ini saatnya!"
"Tapi tidak mungkin untukku hanya berdiam diri. Kalau begitu belikan aku club malam, bar atau sejenisnya untukku, agar aku tidak berkeliaran di jalan."
"Baik, akan kucarikan yang prospeknya bagus."
Keduanya kembali terdiam, saat ini memang Matheo seakan mendominasi kehidupan Kendrick, tetapi semua di lakukan Matheo karena meyakini jika di biarkan saja maka Kendrick akan jatuh ke jurang yang lebih dalam. Seperti di ketahui, membaiknya kehidupan Matheo juga campur tangan Kendrick baik biaya hidup ataupun perlindungan dari kehidupan yang keras.
Kendrick tidak pernah mengenal bangku sekolah, tetapi sebenarnya dia cukup pintar untuk merencanakan keuangannya di bantu oleh Matheo.
Malam itu Kendrick sulit memejamkan matanya, masih terngiang dalam pikirannya senyum manis Elizabeth. Hingga terbawa mimpi.
Cinta pertamanya pada gadis kumal, gadis yang akan merubah hidupnya kelak. Sebenarnya bukan Kendrick saja tapi Elizabeth juga sama sekali belum pernah jatuh cinta.
Trimakasih untuk yang sudah meninggalkan jejaknya dan jangan lupa berbahagia. Kali ini lokasi cerita ada di Kolombia. Padahal Author sama sekali belum pernah ke sana. Jadi mohon maaf ya. 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments