Become A Human In Another World

Become A Human In Another World

Prolog: Bab 1 - Keseharianku yang Tenang Berakhir Hari Ini.

Namaku Yami Ayama. Seorang murid SMA yang sangat membosankan. Hobiku hanya membaca, mencari ilmu ilmu yang belum kuketahui, dan tujuanku hanya satu. Memiliki semua ilmu yang ada di dunia. Sifatku? Bisa dibilang aku adalah orang yang serakah, apatis, dan aneh. Jadi lebih baik tidak berurusan denganku apapun yang terjadi.

“He! He!! Yami!! Bukan begitu salam perkenalan yang kuajarkan! Itu memberi kesan seperti bukannya kamu ingin berteman tapi justru memberinya peringatan agar tidak mendekatimu! Ahh! Kau ini! Apa yang harus kulakukan agar kau bisa hidup seperti anak SMA yang wajar?!” teriak seorang laki laki, yang dengan cepat tergetok buku seorang guru.

“Diamlah, Shino! Ini perpustakaan, bukan kantin! Kalau kalian berisik lagi, keluar saja sana!”

“Ahh, Bu Kaila kah? Ayolah bu, apakah ibu tidak prihatin dengan nasib anak didik ibu yang kehidupannya parah tak bisa dibenarkan bagaikan besi yang sudah bengkok? Tidak kasihankah ibu padanya? Lihatlah pancaran matanya yang berisi kekosongan belaka, dan tidak teralihkan dari buku yang seharusnya tidak dia baca?” Shino mulai merangkulku, melihatkan wajah memelasnya pada Bu Kaila, entah untuk tujuan apa.

Suasana menjadi hening sesaat. Aku melirik ke arah Bu Kaila. Sepertinya dia mulai terpengaruh.

Sedangkan Shino, membuat mimik wajahnya menjadi lebih “imut” lagi, yang sebenarnya membuatnya menjadi menjijikkan.

Melihat kami berdua, entah kenapa ibu guru itu menurut. Ahh! Ak jadi harus mengikuti permintaan aneh si Shino.

Shino Kazegane, salah satu orang yang terlihat peduli denganku, entah apa alasan yang mendasari perbuatannya, tapi aku sebenarnya tidak terlalu masalah untuk selalu sendirian. Asalkan ada sesuatu yang bisa kupelajari, aku tidak masalah.

Tapi, hal yang sulit adalah apa yang dapat kupelajari darinya. Bwah! Aku mulai membayangkan hal aneh. Tolong ganti topiknya.

Shino sendiri adalah orang yang cukup terkenal di kelas kami. Yaah, dengan perawakannya dan pembawaannya yang seperti itu, serta kepercayaan diri tingkat tingginya, pastinya dengan mudah dia mendapatkan teman.

Dan dia -sebenarnya semua orang- selalu menyebutku solo player. Apalagi kalau bukan karena aku adalah penyendiri?

Bukannya aku tidak punya teman. Aku hanya melakukan semuanya dengan efisien. Teman? Apakah keuntungannya?

Selama aku bisa mendapatkan ilmu baru, mungkin itu bermanfaat. Tapi menurut pengamatanku, berteman hanya menghabiskan waktu.

Contohnya saja, ketika kalian diajak berpergian, semisal untuk menonton sebuah film di bioskop, apakah pelajaran yang kalian dapat? Mungkin hiburan? Atau mungkin nilai nilai kehidupan?

Setidaknya aku tidak terlalu peduli dengan hal itu. Karena, aku hanya tertarik dengan ilmu pengetahuan, setidaknya untuk saat ini.

Itulah kenapa aku cukup dekat dengan guru ilmu pengetahuan kami, Bu Kaila Erliana.

Kaila Erliana, seorang wali kelas sekaligus guru ilmu pengetahuan di kelasku. Dia masih muda, mungkin berumur sekitar 20 an, hanya saja tubuhnya yang kecil dan pendek membuatnya seperti masih seperti adik kelas kami.

Dia orang yang baik, pengertian terhadap semua muridnya, namun agak ceroboh dan sensitif ketika disinggung tentang umurnya.

Yaah, ketika aku mengatakan 20 an, maksudnya dia umur 26, dan dia menganggap bahwa 26 sudah sangat mendekati umur 30, dan sepertinya pernah kudengar ada beberapa wanita yang takut tidak bisa menikah karena sudah berumur 30 ke atas. Mungkin saja guruku salah satunya.

“Walau bego, temanmu satu ini kali ini benar. Paling tidak, kamu harus membersihkan kepalamu dari buku buku itu,” Bu Kaila tiba tiba menjawab. Suasana hening sesaat.

“Emm, ehh, itu, kalau kamu ga keberatan juga bisa aku temenin nanti hari Minggu, supaya kamu ga kesulitan. Walaupun kerjaanku banyak, tapi yahh, untuk Yami apa sih yang enggak. Kyaa!!!” lanjutnya sambil menggerakkan tangannya dan melirik-lirik ke arahku.

Rasanya aneh, dan aura aneh rasanya tiba tiba mengelingiku.

“Hii! Mampus dah!” aku segera berpaling ke arah Shino sambil mencoba menahan Ibu Kaila yan sudah tampak seperti vampir yang akan menghisap darahku. Shino hanya tersenyum pelan dan tidak melakukan apapun.

Tapi, sepertinya melihat apa yang dilakukan bu Kaila lama kelamaan membuatnya sedikit kaget atau takut. Entah apa yang dipancarkan di wajahnya.

“Tidak tidak! Saya paham yang ibu maksudkan. Saya paham saya paham! Karena merepotkan anda, jadi tidak usah saja. Saya juga tidak mau terus merepotkan anda.” Kataku tiba tiba dengan menggunakan logat formal.

“Oh! Baiklah!” katanya seraya segera menjauh. Aku dan Shino mengambil nafas lega. Aku kembali menoleh ke arah Shino, dan segera tersenyum mengingat apa yang terjadi tadi.

Yaah, mungkin ada untungnya dia selalu mengikutiku. Aku tidak merasa kesepian. Walaupun jika aku merasa sepi, aku bisa membaca beberapa manga, buku sains atau mungkin novel sains fiction untuk menghabiskan waktu.

Lagipula, di perpustakaan ini merupakan tempat terbaik yang pernah ada. Setidaknya bagiku.

Menghela nafas, aku menidurkan badanku ke karpet. Udara dingin melewatiku. AC bekerja dengan cukup baik hingga mampu mendinginkan seluruh ruangan ini. Aku tiba tiba memikirkan sesuatu hal.

“Nah Shino, apakah ada yang salah dengan kehidupanku?” tanyaku tiba-tiba.

“HAHH! KAU BARU TANYA ITU SEKARANG?” Shino tiba tiba berdiri dan mengepalkan tangannya kedepan sambil berteriak sangat keras. Kaget, aku segera menoleh ke arah bangku para guru. Kulihat bu Kaila tidak ada. Hufft. Hah?! Tidak ada?! Jangan bercanda!

Dan tiba tiba, hembusan angin dingin membuatku merinding. Perlahan, aku menoleh ke belakang Shino.

“Ahh! Sepertinya sudah waktunya kami keluar.” Kataku sambil segera bediri.

“Benar juga kamu Yami, aku juga-“

“He he he, kalian tidak perlu repot repot berjalan keluar,” bu Kaila sepertinya dalam attack mode.

“Ugh, sakit.”

“Sudah kubilang jangan berisik!” bu Kaila melemparkan kami berdua keluar, dan BRAKK! Pintu perpustakaan pun tertutup rapat dengan kerasnya, meninggalkan kami berdua di luar.

Itulah Ibu Kaila. Asyik namun tegas pada muridnya. Sayangnya ketika dia marah, dia sama mengerikannya dengan dewa kematian kau tahu?

“Ha ha!” Shino tertawa. Dia mengalihkan pandangan dariku, seperti sedang memikirkan sesuatu.

“Hei, Yami. Kau mengangap pertemanan kita dan hal lainnya hanya pelajaran hidup belaka kan?"

"Aku mengerti jika kamu tidak “tertarik” untuk mengetahuinya atau mungkin belajar darinya. Hanya saja, di dunia ini ada banyak sekali pelajaran yang sebenarnya tidak boleh kau lewatkan,” dia menepuk pundakku dua kali dan segera berdiri dan berkacak pinggang.

Aku menatap langit, sambil menghela nafas, tidak menjawabnya.

“Pelajaran hidup, kah?” tanyaku pelan.

“Ya! Kamu memang pintar. Kuakui mungkin kamu adalah siswa SMA yang pling pintar yang pernah aku temui. Tapi, di dunia ini bukan hanya ada satu jenis “kecerdasan”."

"Dan kau tahu? Kecerdasan bukan hanya dihitung dari kemampuan akademisnya saja, tapi bagaimana cara dia menyelesaikan masalah. Oleh karena itu ada banyak orang yang menipu dan ditipu. Dan yang pasti, kau adalah orang yang ditipu,” lanjutnya panjang lebar. Aku menunduk.

“Hmm!” aku menggumam pelan. Apapun itu, itulah pandangan Shino. Walaupun benci megakuinya, dia mampu mengamati keadaan seseorang dengan mudah. Atau biasa sering disebut dengan psikolog.

Aku memang tidak punya pengalaman seperti itu, dan semua yang dia katakan benar. Tapi, dengan diriku yang sekarang, apakah aku masih berhak mengharapkannya?

Setelah aku menolaknya, setelah aku berpaling darinya, apakah aku masih berhak mengharapkannya kembali?

Tidak. Walaupun aku senang dengan kehidupanku, tapi tetap saja, ini juga merupakan hukuman bagiku.

"Kau tahu? Kehidupan adalah game tersulit yang pernah ada. Ini bukanlah manga, film, atau kartun!" dia menarik nafas.

"Hidup ini keras, tapi kau tak pernah tahu karena selalu menolak mengetahuinya. Mungkin kau tahu beberapa, tapi itu hanya secuil dari kebenaran yang ada, kau tahu?" kini dia sedikit menekankan bahasanya.

“Jadi, kapan kamu mau belajar mengenai kerasnya kehidupan?” Shino sepertinya mengulang pertanyaannya.

Angin berhembus cukup kuat, meniup rambutku seakan mendesakku untuk segera mengatakan jawabannya.

Aku berdiri, kembali menatap langit.

“Mungkin, di kehidupan seanjutnya.” Jawabku.

“Ha ha ha! Sudah kuduga kau akan menjawab seperti itu! Karena kamu adalah orang yang serakah, apatis, dan aneh kan?!” Shino merangkul leherku.

Aku tersenyum pelan. Yah, karena aku hidup juga sih, pastinya hal itu akan kudapatkan perlahan.

“Ilmu kehidupan” ya! Aku pasti mendapatkannya. Walau tidak sekarang, aku tahu kalau itu aku, aku pasti bisa. Apa salahnya memiliki kepercayaan diri tinggi, bukan?

Angin kembali berhembus pelan, menerbangkan daun daun kering. Sepertinya angin ini seperti mengikutiku.

Padahal secara ilmiah, angin adalah udara yang bergerak dikarenakan perbedaan tekanan udara. Tapi rasanya seperti selalu mengikutiku dan mengantarkanku pada benang merah takdir.

“Apa yang kalian lakukan disini?” tanya seseorang. Perempuan, dari suaranya aku kenal.

Yah aku bisa menebak karena tidak banyak perempuan, atau bahkan hampir mustahil ada yang mengenalku-maksudku bukannya aku tidak mengenal mereka tapi memang hanya satu dari mereka yang mengenalku.

“Heii! Apa yang sedang kalian lakukan hah?!” kali ini nadanya meninggi. Langkah kakinya terdengar berjalan, namun dia mempercepat jalannya.

“Ahh, dalam 2 detik lagi, dia akan sampai tepat di depan kami.” Batinku. Shina Kazegane, adik kembar Shino.

Yaahh, itulah yang meyebabkan nama mereka mirip, serta hari kelahiran mereka sama. hanya saja, Shina lahir lebih lambat dari Shino.

Dia adalah orang kedua, mungkin tidak bisa disebut demikian karena sejatinya Shino dan Shina bisa dibilang 1-karena mereka kembar dan tidak bisa dibilang orang yang berbeda.

Dia orang yang cantik, dengan aura elegan yang selalu melekat padanya apapun yang dia pakai. Rambutnya panjang, dengan warna pirang sama seperti Shino yang menambah kesan manis padanya.

“Oi Yami! Kau baik baik saja?” tanyanya sambil berkacak pinggang, mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku hanya diam, menanggapi dengan datar.

Tiba tiba, raut wajahnya berubah, dan dia segera menarik mundur wajahnya. Beberapa detik kemudian, aku merasa canggung.

“Yo Shina! Kami baru saja diusir dari perpustakaan! Bagaimana?” jawab Shino santai.

“Uhh! Pasti ini salahnya kakak kan?” Shina menanggapi dengan ekspresi muka yang dibuat cemberut.

“Tidak tidak! Aku hanya mencoba menolong Yami dari hidupnya sendiri,”

“Memang benar sih, kau terlalu mengabdi kepada ilmu. Kerja bagus kak! Lakukan saja terus sampai dia bisa sadar!”

“Oi oi! Kok?” kini Shina mendukung kakaknya yang aneh itu sambil mengacungkan jempolnya.

Aku menunduk dengan bayang bayang hitam dia atas kepalaku bagaikan kumpulan kekesalanku selama ini. Aku menghela nafas, kini pasrah terhadap apa yang akan mereka lakukan sekarang.

Mereka tampak sedang membicarakan sesuatu. Aku tersenyum, entah kenapa, aku merasa senang ketika mereka memperhatikan ku.

“Yosh! Sudah diputuskan! Sepulang sekolah ini, kita akan pergi jalan ke pusat kota! Kami akan sedkit memeberikan pelajaran tentang “ilmu kehiidupan” kepadamu!” teriaknya senang.

“Baiklah baiklah. Aku hanya tinggal ikut saja kan? Lagipula, aku juga tidak diberi hak untk menolak,” jawabku sedikit terpaksa.

“Baguslah kamu sudah tahu!” kini Shina menimpali.

***

Bel pulang sekolah berbunyi, guru pelajaran kami pun keluar ruangan. Matahari berubah menyorot dari jendala di sebelahku, tepat mengarahku karena sekarang sudah sekitar pukul 3 sore.

Shina segera menghampiri mejaku, menyeretku hingga tidak menyisakan waktu atau tempat bagiku untuk pergi. Atau mungkin memang itu maksudnya.

Aku hanya berjalan dengan malas, mengikuti Shino dan berjalan bersebelahan dengan Shina.

“Kita mau kemana?” tanyaku.

“Hmm, bagaimana kalau kita nonton bioskop? Sudah lama kita tida nonton bersama, bertiga.” Shino langsung menjawab dengan antusias. Eh? Sudah lama? Oh ya aku memang pernah melakukan hal ini sebelumnya. Aku hanya menurut.

***

“Film nya ga bisa ditebak banget! Ga ku sangka si heroine nya menghianati tokoh utamanya! Tapi akhirnya dia ternyata melakukan itu demi protagonisnya juga ya! Tapi aku puas juga sih, masalahnya happy ending!” teriak Shina yang memang sangat suka menonton film.

Aku mengkuti di belakangnya sambil mengingat film tadi. Apa yang bisa kupelajari dari film tadi, ya? Mungkin jangan mudah terhasut orang lain? Ya, mungkin. Aku hanya mengangguk pelan.

Setelah itu, kami melanjutkan perjalan kami ke game center. Dan entah apa yang terjadi, mereka menyeretku ke dalam mesin foto, dan mengajakku foto bersama.

“Ya! Sekarang, ayo kta cari tempat makan!” ajak Shino. Acara penyiksaan di game center sudah selesai. Aku menoleh ke sekitar. Kawasan yang cukup, bahkan bisa dibilang ramai.

Tapi bangunannya tidak ada yang kecil. Semuanya minimal berbentuk gedung setinggi 3 lantai. Ada beberapa mall, game center yang tadi, bahkan ada toko perhiasan.

“Ayo kesana!” Shina menunjuk sebuah tempat di atas toko perhiasan yang barusan kulihat. Gedung tiga lantai, namun sepertinya hanya 2 yang terpakai karena antai atasnya gelap.

Angin berhebus, meniup rambutku, bagai membisikkan sesuatu. Aku tidak sempat, atau tidak akan pernah menyadarinya.

Aku sedikit tertegun hingga aku tak bergerak sedikitpun walaupun ditarik Shina. Shina berlari, menarik tangan kami berdua.

“Shina! Hati hati!” tepat setelah Shino diam, dia terjatuh. Aku pun segera tersadar dari lamunanku.

“Apa kamu baik baik saja, Shina? Bagaimana dengan kakimu?” tanyaku. Walau begitu, aku tahu kakinya pasti 90% terkilir. Jika tidak, dia tidak mugkin begitu menahan sakit. Aku sedikit khawatir.

“Tidak tidak. Aku tidak apa apa. Ayo kita naik!” lanjutya.

Kami naik, ke lantai 2, dan dengan segera mengambil tempat duduk dekat dengan jendela.

Cukup nyaman, ketika akhirnya seorang pelayan mendatangi kami. Dan kami bertiga serempak membeli 3 mangkok mie, entah kenapa kami membelinya.

Nuansa sore hari yang indah, bagai aku tak mau melepaskannya. Aku menarik nafas panjang, menikmati ini.

“Hei, bagaimana? Apa kamu belajar sesuatu?” tanya Shino yang duduk di seberangku.

“Ya ya! Bagaimana degan film yang kita tonton?” kini Shina antusias.

“Yahh, aku menikmatinya karena aku sudah membayar cukup banyak untuk itu. Selain itu, aku juga memiliki janji lain…” aku menunduk kebawah, tak sanggup mengatakanya.

Pasti karakterku yang sekarang tidak akan cocok mengatakan hal seperti itu. Gumamku dalam hati hampir tertawa.

“Yahh, selama kamu menikmatinya aku tidak masalah.” Jawab Shino.

“Sudah lama sekali, ya? Sejak terakhir kali kita pergi bersama, bertiga? Terakhir itu kapan ya? 3 tahun lalu kalau tidak salah, ketika kita SMP. Yahh, mau bagaimana lagi. Yami memang terlalu sulit untuk dibujuk keluar. Ha ha ha!” Shino tertawa keras. Aku tersenyum melihat tingkahnya itu.

“Eh, Yami tersenyum!” kata Shina tiba tiba.

“Tidak sopan! Aku juga manusia yang bisa tersenyum, tahu!” teriakku.

“Baiklah baiklah! Kalau begitu, aku pamit untuk ke toilet sebentar ya!” Shina pergi, namun dengan jalan yang agak tertatih tatih. Aku kembali menjadi khawatir padanya.

Setelah dia benar benar meghilang dari pandanganku, aku mengalihkan pandanganku ke jendela, ketika tiba tiba Shino menggebrak meja.

“Nah! Kamu sudah sedikit belajar mengenai kehidupan yang sebenarnya bukan?" dia berteriak cukup keras.

"Ya, tidak seperti yang kamu katakan kemarin, "kehidupan" tidak semengerikan itu. Kataku tetap menghadap jendela.

"Ahh, kalau itu, kau baru melihat sisi baik kehidupan," dia menggaruk garuk pelipisnya menggunakan telunjuk sambil mencoba melihat ke arah lain.

"Bukan itu yang ingin ku bahas! Kini, kita akan membahas yang lebih serius. Kali ini tentang perasaan.” Katanya menggebrak meja, lalu berdiri. Aku hanya diam.

“Maksudmu?”

“Yahh, bagaimana menurutmu adikku? Dia sangat cantik bukan?”

“Y-Ya, dia memang sangat cantik dan anggun.” Jawabku terbata bata. Eh! Kenapa mulutku susah bicara? Aku yakin pasti aku sedang sakit!

“Yah! Itu karena dia memang kembaranku! Ha ha ha!”

“Toong hentikan! Membayangkannya membuatku mual tahu!” aku bergidik.

“Nah, itu semua, kasih sayang itu semua, seperti kamu pada orang tuamu, aku kepada adikku, serta Bu Kaila pada semua muridnya, itu semua dinamakan “cinta” yang semua terhubung pada perasaan seseorang."

"Dan perasaan ini lebih kuat daripada apapun. Semakin kuat perasaan, semakin kuat hati seseorang, maka akan semakin kuat pula orang itu,” dia duduk, kemudian menghadap ke atas, melihat langit langit

“Semakin kuat hatimu, semakin kuat dirimu?” tanyaku pelan sambil memalingkan wajahku melihat ke luar jendela.

Keadaan kota yang tenang, serta hari yang mulai berganti malam membuat suasana semakin serius. Aku menghela nafas.

“Jadi, karena itu. Kapan kamu akan mempelajari tentang perasaan? Kapan kamu akan belajar tentang manusia? Kapan kamu akan belajar menjadi… teman?”

Aku yang masih menghadap jedela sediit tersentak, rasanya kaget, sedih, marah bercampur dalam diriku.

Aku tidak berani menghadap Shino. Serasa air mataku akan menetes. Suasana sedikit canggung menggangguku.

Setelah itu, aku melihat 3 buah mobil van dari kejauhan melaju kencang, yang jalannya tidak beraturan dan berhenti dengan cara yang tidak sopan di depan tempat parkir toko ini.

Salah seorang turun dengan tergesa gesa segera berhenti di depan pertokoan ini, dan mengisyaratkan orang lain untuk mengikutinya. Seketika, beberapa orang segera keluar dari mobil itu, membawa senjata api.

“Eh?!” aku tak percaya apa yang aku lihat ketika seseorang melemparkan benda ke arah kami.

Bisakah kau mempercayainya ketika aku mengatakan bahwa sebuah bola berwana emas meluncur cepat, diarahkan ke kaca sebelahku?

Dan percayakah kalian jika aku mengatakan itu adalah granat tangan?! Jangan bercanda! Seketika waktu seperti melambat dan tapa pikir panjang aku segera berteriak.

“Semuanya! Tiarap!” teriakku seketika dan, DUAARR!!

Ledakkannya cukup, bahkan bisa disebut sangat besar. Aku hampir tidak bisa mendengar apapun, aku juga tidak bisa melihat apapun.

Seluruh ruangan kini penuh dengan asap dan abu bekas ledakan tadi. Pandanganku sedikit kabur, sedangkan telingaku seperti mati rasa.

“Apa yang sebenarnya terjadi?!”

Terpopuler

Comments

resni

resni

laki ,cewek ,ben'cong nih Thor yg jelas lh jgn namanya Yami mcnya cowok ya ben'cong tau

2022-12-07

0

Surya Putra

Surya Putra

Di bioskop abis nonton alur cerita AOT dari awal sampe tamat, wkwkwk

2022-01-29

2

DNK • SLOTH SINN

DNK • SLOTH SINN

bagus thor mungkin jadi novel favoritku

2022-01-09

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog: Bab 1 - Keseharianku yang Tenang Berakhir Hari Ini.
2 Prolog: Bab 2 - Kekuatan Hati
3 Prolog: Bab 3 - Last Battle
4 Interlude 1 - Keinginan Semua Orang
5 ACT 1: A LITTLE CREATURE WHO LEARNS ABOUT ANOTHER WORLD
6 ACT 1: Bab 1 - Panduan Sebelum Masuk Dunia Lain!
7 ACT 1: Bab 2 - First "Status"
8 ACT 1: Bab 3 - Insiden Kecil yang Menyenangkan!
9 ACT 1: Bab 4 - Ras di Dunia Lain
10 ACT :1 Bab 5 - Sedikit Tentang Sihir
11 ACT 1: Bab 6 - Sensasi yang Pernah Aku Rasakan
12 ACT 1: Bab 7 - Pelatihan "Iblis" (1)
13 ACT 1: Bab 8 - Pelatihan "Iblis" (2)
14 ACT 1: Bab 9 - Menjadi Guru!
15 ACT 1: Bab 10 - Efek Cheat
16 ACT 1: Bab 11 - Kota Eldergale
17 ACT 1: Bab 12 - "Rumia Eldorbach"
18 ACT 1: Bab 13 - Pertanda Bencana
19 ACT 1: Bab 14 - Pengejaran
20 ACT 1: Bab 15 - Kebetulan?!
21 ACT 1: Bab 16 - Reinkarnator
22 ACT 1: Bab 17 - Sebuah Petunjuk
23 ACT 1: Bab 18 - Rapat yang Tidak Menyenangkan (1)
24 ACT 1: Bab 19 - Rapat yang Tidak Menyenangkan (2)
25 ACT 1: Bab 20 - Escape Plan
26 ACT 1: Bab 21 - Manager Tea Paradise
27 ACT 1: Bab 22 - Shinigami
28 ACT 1: Bab 23 - Di Tempat Itu
29 ACT 1: Bab 24 - Diskusi kecil
30 ACT 1: Bab 25 - Kecerobohan Suzu
31 ACT 1: Bab 26 - Kegelapan yang Mengincar Kegelapan
32 ACT 1: Bab 27 - Kegelapan yang Mengincar Kegelapan (2)
33 ACT 1: Bab 28 - Pembantaian
34 ACT 1: Interlude 1 - Syila's story
35 ACT 1: EPILOG
36 Pengumuman
37 ACT 2: A HUMAN WHO TRY TO FIGHT THE DESTINY Prolog
38 ACT 2: Bab 1 - Childe Royze
39 ACT 2: Bab 2 - Pembicaraan Dalam Acara Minum Teh
40 ACT 2: Interlude 1 - Masalah Edna
41 ACT 2: Bab 3 - Manusia di Dunia Lain
42 ACT 2: Bab 4 - Perpisahan dengan Soeye
43 ACT 2: Bab 5 - Tujuan Baru
44 ACT 2: Bab 6 - Masalah Masing Masing Orang
45 ACT 2: Bab 7 - Bors Larvest dan Sedikit tentang Sihir
46 ACT 2: Bab 8 - Mari belajar sihir!
47 ACT 2: Bab 9 - Tempat aneh
48 ACT 2: Bab 10 - Gua Penuh Harta
49 ACT 2: Bab 11 - Yang Benar Saja!
50 ACT 2:Bab 12 - Itu adalah Sebuah Kesalahan
51 ACT 2: Bab 13 - Let's Begin the Battle
52 ACT 2: Bab 14 - End Game?
53 ACT 2: Bab 15 - Persiapan Untuk Ultimate Skill
54 ACT 2: Bab 16 - Ultimate Skill
55 ACT 2: Bab 17 - Hasil Melawan Naga
56 ACT 2: Bab 18 - Racun yang Manis
57 ACT 2: Bab 19 - Janji di Masa Lalu
58 ACT 2: Interlude 2 - Masalah Suzu
59 ACT 2: Bab 20 - Sebuah Awal
60 ACT 2: Bab 21 - Latihan
61 ACT 2: Bab 22 - Apostle
62 ACT 2: Bab 23 - Sebuah Hari yang Damai
63 ACT 2: Bab 24 - Sampai di Kota Cerida
64 ACT 2: Bab 25 - Seal
65 ACT 2: Bab 26 - Naif
66 ACT 2: Bab 27 - Keinginan Kecil dan Aneh ku
67 ACT 2: Bab 28 - Masa Lalu
68 ACT 2: Bab 29 - I am the Sadistic!!!
69 ACT 2: Bab 30 - Investigasi
70 ACT 2: Bab 31 - Pengetahuan Adalah Kekuatan!!
71 ACT 2: Bab 32 - Guildmaster Kota Cerida!
72 ACT 2: Bab 33 - Sanctuary
73 ACT 2: Bab 34 - Guild yang Aneh?
74 ACT 2: Bab 35 - Adventurer Guild Kota Furyuun
75 ACT 2: Bab 36 - Sebelum Kekacauan Terjadi
76 ACT 2: Bab 37 - Sedikit Kebenaran Dalam Dungeon
77 ACT 2: Bab 38 - Kekacauan!
78 ACT 2: Bab 39 - King of Hell Bee
79 ACT 2: Bab 40 - Malam Hari di Furyuun
80 ACT 2: Bab 41 - Hasil Mengelilingi Dungeon!!
81 ACT 2: Bab 42 - Penginapan
82 ACT 2: Bab 43 - Akademi
83 ACT 2: Bab 44 - Sedikit Persiapan
84 ACT 2: Bab 45 - Pertunjukan Kecil di Akademi
85 ACT 2: Bab 46 - Pertandingan?
86 ACT 2: Bab 46 - Pertandingan?
87 ACT 2: Bab 47 - Ren vs Suzu
88 ACT 2: Bab 48 - Reuni Kakak Beradik
89 ACT 2: Bab 49 - Dewa Dewi Dunia Lain
90 ACT 2: Bab 50 - Status Suzu
91 ACT 2: Bab 51 - Dungeon Rank-B
92 ACT 2: Bab 52 - Lilin Yang Mulai Redup
93 ACT 2: Bab 53 - Keputusasaan
94 ACT 2: Interlude 3 - Di Kota Furyuun
95 ACT 2: Bab 54 - Sebelum Semua Berakhir
96 ACT 2: Bab 55 - Kenyataan
97 ACT 2: Bab 56 - Pertemuan Terakhir
98 ACT 2: EPILOG
99 PENGUMUMAN ENDING ACT 2
100 ACT 3: A HUMAN WHO START THE ADVENTURE (PROLOG)
101 ACT 3: Bab 1 - Perjalanan Kecil
102 ACT 3: Bab 2 - Keadaan di Furyuun
103 ACT 3: Bab 3 - Lari!
104 ACT 3: Bab 4 - Penculikan yang Gagal
105 ACT 3: Bab 5 - Koneksi
106 ACT 3: Bab 6 - Sebelum Bertemu
107 ACT 3: Bab 7 - Momen yang Harus Dijaga
108 ACT 3: Bab 8 - Reuni dan Rencana
109 ACT 3: Bab 9 - Rencana
110 ACT 3: Bab 10 - Bermain di Pasar Gelap!
111 ACT 3: Bab 11 - Jackpot!
112 ACT 3: Bab 12 - Percakapan
113 ACT 3: Bab 13 - Anak yang Merepotkan
114 ACT 3: Bab 14 - Pembicaraan di Guild
115 ACT 3: Bab 15 - Misi Mustahil
116 ACT 3: Bab 16 - Pancingan
117 ACT 3: Bab 17 - Semua Rencana!
118 ACT 3: Bab 18 - Kebenaran yang Diselip Kebohongan
119 ACT 3: Bab 19 - Selamat Malam!
120 ACT 3: Bab 20 - Seed
121 ACT 3: Bab 21 - Kematian?
122 ACT 3: Bab 22 - Kebangkitan dan Mimpi Buruk
123 ACT 3: Bab 23 - Keributan di Pagi Hari
124 ACT 3: Bab 24 - Sebelum Melanjutkan Perjalanan
125 ACT 3: Interlude 1 - Diary dan Keberangkatan
126 ACT 3: Bab 27 - Di Tengah Perjalanan
127 ACT 3: Bab 28 - Pertemuan
128 ACT 3: Bab 29 - Balas Dendam dan Keputusasaan
129 ACT 3: Bab 30 - Efek Skill
130 ACT 3: Bab 31 - Diary dan Gadis Aneh
131 ACT 3: Bab 32 - Seorang Putri
132 ACT 3: Bab 33 - Beberapa Cerita
133 ACT 3: Bab 34 - Ibukota
134 ACT 3: Bab 35 - Pergi ke Gereja!
135 ACT 3: Bab 36 - Awal Kekacauan
136 ACT 3: Bab 37 - Rencana kecil
137 ACT 3: Bab 38 - Kekacauan?
138 ACT 3: Bab 39 - Pertemuan
139 ACT 3: Bab 40 - Seven Knights
140 ACT 3: Bab 41 - Pertanda Sesuatu yang Buruk
141 ACT 3: Bab 42 - Liontin Biru
142 ACT 3: Bab 43 - Kei dan Ren
143 ACT 3: EPILOG
144 Pengumuman Akhir ACT 3 dan ilustrasi.
145 ACT 4: A HUMAN WHO RESTART THE ADVENTURE - PROLOG
146 ACT 4: Bab 1 - Bangun
147 ACT 4: Bab 2 - Kehidupan Tenang di Furyuun
148 ACT 4: Interlude 1 - Hari di Akademi
149 ACT 4: Bab 3 - Pertarungan Assasin
150 ACT 4: Bab 4 - Rematch
151 ACT 3: Bab 5 - Berangkat
152 ACT 3: Bab 6 - Kota Fuheng dan Orang Aneh
153 ACT 4: Bab 7 - Adventurer Guild dan Pembimbing
154 ACT 4: Bab 8 - Tidak Sengaja
155 ACT 4: Bab 9 - Salah Paham
156 ACT 4: Bab 10 - Pohon Dunia
157 ACT 4: Bab 11 - Sebelum Berburu
158 ACT 4: Bab 12 - Menyusup
159 ACT 4: Bab 13 - Pertemuan
160 ACT 4: Bab 14 - Pertempuran
161 ACT 4: Bab 15 - Mendekati Akhir
162 ACT 4: Bab 16 - Cerita Masa Lalu yang Terhubung ke Masa Depan
163 ACT 4: Bab 17 - Purify!
164 ACT 4: Bab 18 - Kembali ke Pohon Dunia!
165 ACT 4: Bab 19 - Sova
166 ACT 4: Bab 20 - Sedikit Cerita
167 ACT 4: Bab 21 - Ritual Aneh
168 ACT 4: Bab 22 - Sore Hari yang Indah.
169 ACT 4: Bab 23 - Bangun
170 ACT 4: Bab 24 - Alpha
171 ACT 4: Bab 25 - Arti dari Memberi Sebuah Nama
172 Ilustrasi...
173 ACT 3: Bab 27 - Semua, Bangun!!
174 ACT 4: Bab 28 - Bingung
175 ACT 4: Bab 29 - Percakapan
176 ACT 4:Bab 30 - Serangan di Malam Hari
177 ACT 4:Bab 31 - Berangkat
178 ACT 4: Interlude 1 - Catatan Harian Beta 1 (Masa Lalu)
179 ACT 4: Bab 32 - Perjalanan....
180 ACT 4: Bab 33 - Berburu
181 ACT 4: Bab 34 - Kemampuan
182 ACT 4: Bab 35 - Diculik?
183 ACT 4: Bab 36 - Ketemu!
184 ACT 4: Bab 37 - Pertemuan
185 ACT 4: Bab 38 - Info Tambahan.
186 ACT 4: Bab 39 - Kembali ke Kota Fuheng!
187 ACT 4: Bab 40 - Back to Adventurer Guild
188 ACT 4: Interlude 2 - Catatan Harian Beta 2 (Pertempuran Melawan Master)
189 ACT 4: EPILOG
190 ACT 5 - A HUMAN WHO FIND NEW POWER
191 ACT 5: Bab 1 - Sedikit Kehidupan Tenang
192 ACT 5: Bab 2 - Ke kota Li Tian!
193 ACT 5:Bab 3 - Adventurer Guild Li Tian!!
194 ACT 5: Bab 4 - Misi Pertama
195 ACT 5: Bab 5 - Jimat
196 ACT 5: Bab 6 - Semua Sesuai Rencana.
197 ACT 5: Bab 7 - Putri yang Aneh
198 ACT 5: Bab 8 - Rahasia
199 ACT 5: Bab 9 - Rumah Keluarga Li
200 ACT 5: Bab 10 - Rumah Keluarga Li 2
201 ACT 5: Bab 11 - Pembicaraan
202 ACT 5: Bab 12 - Aneh?
203 ACT 5: Bab 13 - Pertemuan
204 ACT 5: Bab 14 - Pertarungan Kecil
205 ACT 5: Bab 15 - Syarat
206 ACT 4: Bab 16 - Menjadi Murid!
207 ACT 5: Bab 17 - Latihan dan Dunia Roh
208 ACT 5: Bab 18 - Anak Aneh di Dunia Roh!
209 ACT 5: Bab 19 - Sedikit Rahasia Dunia
210 ACT 5: Bab 20 - Energi Kehidupan
211 ACT 5: Bab 21 - Pertarungan di Tempat Lain
212 ACT 5: Bab 22 - Pertarungan dengan Ras Demon!
213 ACT 5: Bab 23 - Penentuan dan Bayangan Hitam
214 ACT 5: Bab 24 - Sedikit Tanda Bahaya
215 ACT 5: Bab 25 - Menjadi Penonton
216 ACT 5: Bab 26 - Kembalinya Shinigami!
217 ACT 5: Bab 27 - Bersandiwara
218 ACT 5: Bab 28 - Sedikit Berisik Disini
219 ACT 5: Bab 29 - Rossie
220 ACT5: Bab 30 - Orang Orang yang Merepotkan
221 ACT 5: Bab 31 - Rapat
222 ACT 5: Bab 32 - Rapat 2 dan Deja Vu
223 ACT 5: Bab 33 - Rencana Kecil.
224 ACT 5: Bab 34 - Party Adventurer Guild (1)
225 ACT 5: Bab 36 - Party Adventurer Guild (2)
226 ACT 5: Bab 37 - Tidak Ada Istirahat.
227 ACT 5: Bab 38 - Dain
228 ACT 5: Bab 39 - Fungsi Jimat
229 ACT 5: Bab 40 - Rencana Rahasia
230 ACT 5: Bab 41 - Penculikan
231 ACT 5: Bab 42 - Keadaan Penjara
232 ACT 5: Bab 43 - Persiapan
233 ACT 5: Bab 44 - Skill Aneh
234 ACT 5: Bab 45 - Pencarian
235 ACT 5: Bab 46 - Rencana Berangkat
236 ACT 5: Bab 47 - Ruangan Aneh
237 ACT 5: Bab 48 - Kebenaran...
238 ACT 5: Bab 49 - Sedikit cerita
239 ACT 5: Bab 50 - Sebelum Berpisah
240 ACT 5: EPILOG
241 ACT6: PAST FOR THE FUTURE - PROLOG
242 ACT 6: Bab 1 - Mimpi Atau Kenyataan?
243 ACT 6: Bab 2 - Memulai Perubahan
244 ACT 6: Bab 3 - Masa Lalu
245 ACT 6: Bab 4 - Semua Rencana
246 ACT 6: Bab 5 - Persiapan
247 ACT 6: Interlude 1 - Hanya Sebuah Gosip
248 ACT 6: Bab 6 - Sedikit Demi Sedikit
249 ACT 6: Bab 7 - Permulaan
250 ACT 6: Bab 8 - Pertempuran yang Dimulai
251 ACT 6: Bab 9 - Pertarungan(2)
252 ACT 6: Bab 10 - Sebelum bencana
253 ACT 6: Bab 11 - Game Mulai!
254 ACT 6: Bab 12 - Pertempuran di Eldergale (1)
255 ACT 6: Bab 13 - Pertempuran di Eldergale (2)
256 ACT 6: Bab 14 - Pertempuran di Eldergale (3)
257 ACT 6: Bab 15 - Sedikit Tekad
258 ACT 6: Bab 16 - Kilas Balik dan Penghancuran
259 ACT 6: Bab 17 - Di Sisi Lain
260 ACT 6: Bab 18 - Bola Salju dan Gempa Bagaikan Neraka
261 ACT 6: Bab 19 - Pertemuan pertama
262 ACT 6: Bab 20 - Kejutan Kecil dan Apostle Pertama
263 Act 6: Bab 21 - Sebagian Kecil
Episodes

Updated 263 Episodes

1
Prolog: Bab 1 - Keseharianku yang Tenang Berakhir Hari Ini.
2
Prolog: Bab 2 - Kekuatan Hati
3
Prolog: Bab 3 - Last Battle
4
Interlude 1 - Keinginan Semua Orang
5
ACT 1: A LITTLE CREATURE WHO LEARNS ABOUT ANOTHER WORLD
6
ACT 1: Bab 1 - Panduan Sebelum Masuk Dunia Lain!
7
ACT 1: Bab 2 - First "Status"
8
ACT 1: Bab 3 - Insiden Kecil yang Menyenangkan!
9
ACT 1: Bab 4 - Ras di Dunia Lain
10
ACT :1 Bab 5 - Sedikit Tentang Sihir
11
ACT 1: Bab 6 - Sensasi yang Pernah Aku Rasakan
12
ACT 1: Bab 7 - Pelatihan "Iblis" (1)
13
ACT 1: Bab 8 - Pelatihan "Iblis" (2)
14
ACT 1: Bab 9 - Menjadi Guru!
15
ACT 1: Bab 10 - Efek Cheat
16
ACT 1: Bab 11 - Kota Eldergale
17
ACT 1: Bab 12 - "Rumia Eldorbach"
18
ACT 1: Bab 13 - Pertanda Bencana
19
ACT 1: Bab 14 - Pengejaran
20
ACT 1: Bab 15 - Kebetulan?!
21
ACT 1: Bab 16 - Reinkarnator
22
ACT 1: Bab 17 - Sebuah Petunjuk
23
ACT 1: Bab 18 - Rapat yang Tidak Menyenangkan (1)
24
ACT 1: Bab 19 - Rapat yang Tidak Menyenangkan (2)
25
ACT 1: Bab 20 - Escape Plan
26
ACT 1: Bab 21 - Manager Tea Paradise
27
ACT 1: Bab 22 - Shinigami
28
ACT 1: Bab 23 - Di Tempat Itu
29
ACT 1: Bab 24 - Diskusi kecil
30
ACT 1: Bab 25 - Kecerobohan Suzu
31
ACT 1: Bab 26 - Kegelapan yang Mengincar Kegelapan
32
ACT 1: Bab 27 - Kegelapan yang Mengincar Kegelapan (2)
33
ACT 1: Bab 28 - Pembantaian
34
ACT 1: Interlude 1 - Syila's story
35
ACT 1: EPILOG
36
Pengumuman
37
ACT 2: A HUMAN WHO TRY TO FIGHT THE DESTINY Prolog
38
ACT 2: Bab 1 - Childe Royze
39
ACT 2: Bab 2 - Pembicaraan Dalam Acara Minum Teh
40
ACT 2: Interlude 1 - Masalah Edna
41
ACT 2: Bab 3 - Manusia di Dunia Lain
42
ACT 2: Bab 4 - Perpisahan dengan Soeye
43
ACT 2: Bab 5 - Tujuan Baru
44
ACT 2: Bab 6 - Masalah Masing Masing Orang
45
ACT 2: Bab 7 - Bors Larvest dan Sedikit tentang Sihir
46
ACT 2: Bab 8 - Mari belajar sihir!
47
ACT 2: Bab 9 - Tempat aneh
48
ACT 2: Bab 10 - Gua Penuh Harta
49
ACT 2: Bab 11 - Yang Benar Saja!
50
ACT 2:Bab 12 - Itu adalah Sebuah Kesalahan
51
ACT 2: Bab 13 - Let's Begin the Battle
52
ACT 2: Bab 14 - End Game?
53
ACT 2: Bab 15 - Persiapan Untuk Ultimate Skill
54
ACT 2: Bab 16 - Ultimate Skill
55
ACT 2: Bab 17 - Hasil Melawan Naga
56
ACT 2: Bab 18 - Racun yang Manis
57
ACT 2: Bab 19 - Janji di Masa Lalu
58
ACT 2: Interlude 2 - Masalah Suzu
59
ACT 2: Bab 20 - Sebuah Awal
60
ACT 2: Bab 21 - Latihan
61
ACT 2: Bab 22 - Apostle
62
ACT 2: Bab 23 - Sebuah Hari yang Damai
63
ACT 2: Bab 24 - Sampai di Kota Cerida
64
ACT 2: Bab 25 - Seal
65
ACT 2: Bab 26 - Naif
66
ACT 2: Bab 27 - Keinginan Kecil dan Aneh ku
67
ACT 2: Bab 28 - Masa Lalu
68
ACT 2: Bab 29 - I am the Sadistic!!!
69
ACT 2: Bab 30 - Investigasi
70
ACT 2: Bab 31 - Pengetahuan Adalah Kekuatan!!
71
ACT 2: Bab 32 - Guildmaster Kota Cerida!
72
ACT 2: Bab 33 - Sanctuary
73
ACT 2: Bab 34 - Guild yang Aneh?
74
ACT 2: Bab 35 - Adventurer Guild Kota Furyuun
75
ACT 2: Bab 36 - Sebelum Kekacauan Terjadi
76
ACT 2: Bab 37 - Sedikit Kebenaran Dalam Dungeon
77
ACT 2: Bab 38 - Kekacauan!
78
ACT 2: Bab 39 - King of Hell Bee
79
ACT 2: Bab 40 - Malam Hari di Furyuun
80
ACT 2: Bab 41 - Hasil Mengelilingi Dungeon!!
81
ACT 2: Bab 42 - Penginapan
82
ACT 2: Bab 43 - Akademi
83
ACT 2: Bab 44 - Sedikit Persiapan
84
ACT 2: Bab 45 - Pertunjukan Kecil di Akademi
85
ACT 2: Bab 46 - Pertandingan?
86
ACT 2: Bab 46 - Pertandingan?
87
ACT 2: Bab 47 - Ren vs Suzu
88
ACT 2: Bab 48 - Reuni Kakak Beradik
89
ACT 2: Bab 49 - Dewa Dewi Dunia Lain
90
ACT 2: Bab 50 - Status Suzu
91
ACT 2: Bab 51 - Dungeon Rank-B
92
ACT 2: Bab 52 - Lilin Yang Mulai Redup
93
ACT 2: Bab 53 - Keputusasaan
94
ACT 2: Interlude 3 - Di Kota Furyuun
95
ACT 2: Bab 54 - Sebelum Semua Berakhir
96
ACT 2: Bab 55 - Kenyataan
97
ACT 2: Bab 56 - Pertemuan Terakhir
98
ACT 2: EPILOG
99
PENGUMUMAN ENDING ACT 2
100
ACT 3: A HUMAN WHO START THE ADVENTURE (PROLOG)
101
ACT 3: Bab 1 - Perjalanan Kecil
102
ACT 3: Bab 2 - Keadaan di Furyuun
103
ACT 3: Bab 3 - Lari!
104
ACT 3: Bab 4 - Penculikan yang Gagal
105
ACT 3: Bab 5 - Koneksi
106
ACT 3: Bab 6 - Sebelum Bertemu
107
ACT 3: Bab 7 - Momen yang Harus Dijaga
108
ACT 3: Bab 8 - Reuni dan Rencana
109
ACT 3: Bab 9 - Rencana
110
ACT 3: Bab 10 - Bermain di Pasar Gelap!
111
ACT 3: Bab 11 - Jackpot!
112
ACT 3: Bab 12 - Percakapan
113
ACT 3: Bab 13 - Anak yang Merepotkan
114
ACT 3: Bab 14 - Pembicaraan di Guild
115
ACT 3: Bab 15 - Misi Mustahil
116
ACT 3: Bab 16 - Pancingan
117
ACT 3: Bab 17 - Semua Rencana!
118
ACT 3: Bab 18 - Kebenaran yang Diselip Kebohongan
119
ACT 3: Bab 19 - Selamat Malam!
120
ACT 3: Bab 20 - Seed
121
ACT 3: Bab 21 - Kematian?
122
ACT 3: Bab 22 - Kebangkitan dan Mimpi Buruk
123
ACT 3: Bab 23 - Keributan di Pagi Hari
124
ACT 3: Bab 24 - Sebelum Melanjutkan Perjalanan
125
ACT 3: Interlude 1 - Diary dan Keberangkatan
126
ACT 3: Bab 27 - Di Tengah Perjalanan
127
ACT 3: Bab 28 - Pertemuan
128
ACT 3: Bab 29 - Balas Dendam dan Keputusasaan
129
ACT 3: Bab 30 - Efek Skill
130
ACT 3: Bab 31 - Diary dan Gadis Aneh
131
ACT 3: Bab 32 - Seorang Putri
132
ACT 3: Bab 33 - Beberapa Cerita
133
ACT 3: Bab 34 - Ibukota
134
ACT 3: Bab 35 - Pergi ke Gereja!
135
ACT 3: Bab 36 - Awal Kekacauan
136
ACT 3: Bab 37 - Rencana kecil
137
ACT 3: Bab 38 - Kekacauan?
138
ACT 3: Bab 39 - Pertemuan
139
ACT 3: Bab 40 - Seven Knights
140
ACT 3: Bab 41 - Pertanda Sesuatu yang Buruk
141
ACT 3: Bab 42 - Liontin Biru
142
ACT 3: Bab 43 - Kei dan Ren
143
ACT 3: EPILOG
144
Pengumuman Akhir ACT 3 dan ilustrasi.
145
ACT 4: A HUMAN WHO RESTART THE ADVENTURE - PROLOG
146
ACT 4: Bab 1 - Bangun
147
ACT 4: Bab 2 - Kehidupan Tenang di Furyuun
148
ACT 4: Interlude 1 - Hari di Akademi
149
ACT 4: Bab 3 - Pertarungan Assasin
150
ACT 4: Bab 4 - Rematch
151
ACT 3: Bab 5 - Berangkat
152
ACT 3: Bab 6 - Kota Fuheng dan Orang Aneh
153
ACT 4: Bab 7 - Adventurer Guild dan Pembimbing
154
ACT 4: Bab 8 - Tidak Sengaja
155
ACT 4: Bab 9 - Salah Paham
156
ACT 4: Bab 10 - Pohon Dunia
157
ACT 4: Bab 11 - Sebelum Berburu
158
ACT 4: Bab 12 - Menyusup
159
ACT 4: Bab 13 - Pertemuan
160
ACT 4: Bab 14 - Pertempuran
161
ACT 4: Bab 15 - Mendekati Akhir
162
ACT 4: Bab 16 - Cerita Masa Lalu yang Terhubung ke Masa Depan
163
ACT 4: Bab 17 - Purify!
164
ACT 4: Bab 18 - Kembali ke Pohon Dunia!
165
ACT 4: Bab 19 - Sova
166
ACT 4: Bab 20 - Sedikit Cerita
167
ACT 4: Bab 21 - Ritual Aneh
168
ACT 4: Bab 22 - Sore Hari yang Indah.
169
ACT 4: Bab 23 - Bangun
170
ACT 4: Bab 24 - Alpha
171
ACT 4: Bab 25 - Arti dari Memberi Sebuah Nama
172
Ilustrasi...
173
ACT 3: Bab 27 - Semua, Bangun!!
174
ACT 4: Bab 28 - Bingung
175
ACT 4: Bab 29 - Percakapan
176
ACT 4:Bab 30 - Serangan di Malam Hari
177
ACT 4:Bab 31 - Berangkat
178
ACT 4: Interlude 1 - Catatan Harian Beta 1 (Masa Lalu)
179
ACT 4: Bab 32 - Perjalanan....
180
ACT 4: Bab 33 - Berburu
181
ACT 4: Bab 34 - Kemampuan
182
ACT 4: Bab 35 - Diculik?
183
ACT 4: Bab 36 - Ketemu!
184
ACT 4: Bab 37 - Pertemuan
185
ACT 4: Bab 38 - Info Tambahan.
186
ACT 4: Bab 39 - Kembali ke Kota Fuheng!
187
ACT 4: Bab 40 - Back to Adventurer Guild
188
ACT 4: Interlude 2 - Catatan Harian Beta 2 (Pertempuran Melawan Master)
189
ACT 4: EPILOG
190
ACT 5 - A HUMAN WHO FIND NEW POWER
191
ACT 5: Bab 1 - Sedikit Kehidupan Tenang
192
ACT 5: Bab 2 - Ke kota Li Tian!
193
ACT 5:Bab 3 - Adventurer Guild Li Tian!!
194
ACT 5: Bab 4 - Misi Pertama
195
ACT 5: Bab 5 - Jimat
196
ACT 5: Bab 6 - Semua Sesuai Rencana.
197
ACT 5: Bab 7 - Putri yang Aneh
198
ACT 5: Bab 8 - Rahasia
199
ACT 5: Bab 9 - Rumah Keluarga Li
200
ACT 5: Bab 10 - Rumah Keluarga Li 2
201
ACT 5: Bab 11 - Pembicaraan
202
ACT 5: Bab 12 - Aneh?
203
ACT 5: Bab 13 - Pertemuan
204
ACT 5: Bab 14 - Pertarungan Kecil
205
ACT 5: Bab 15 - Syarat
206
ACT 4: Bab 16 - Menjadi Murid!
207
ACT 5: Bab 17 - Latihan dan Dunia Roh
208
ACT 5: Bab 18 - Anak Aneh di Dunia Roh!
209
ACT 5: Bab 19 - Sedikit Rahasia Dunia
210
ACT 5: Bab 20 - Energi Kehidupan
211
ACT 5: Bab 21 - Pertarungan di Tempat Lain
212
ACT 5: Bab 22 - Pertarungan dengan Ras Demon!
213
ACT 5: Bab 23 - Penentuan dan Bayangan Hitam
214
ACT 5: Bab 24 - Sedikit Tanda Bahaya
215
ACT 5: Bab 25 - Menjadi Penonton
216
ACT 5: Bab 26 - Kembalinya Shinigami!
217
ACT 5: Bab 27 - Bersandiwara
218
ACT 5: Bab 28 - Sedikit Berisik Disini
219
ACT 5: Bab 29 - Rossie
220
ACT5: Bab 30 - Orang Orang yang Merepotkan
221
ACT 5: Bab 31 - Rapat
222
ACT 5: Bab 32 - Rapat 2 dan Deja Vu
223
ACT 5: Bab 33 - Rencana Kecil.
224
ACT 5: Bab 34 - Party Adventurer Guild (1)
225
ACT 5: Bab 36 - Party Adventurer Guild (2)
226
ACT 5: Bab 37 - Tidak Ada Istirahat.
227
ACT 5: Bab 38 - Dain
228
ACT 5: Bab 39 - Fungsi Jimat
229
ACT 5: Bab 40 - Rencana Rahasia
230
ACT 5: Bab 41 - Penculikan
231
ACT 5: Bab 42 - Keadaan Penjara
232
ACT 5: Bab 43 - Persiapan
233
ACT 5: Bab 44 - Skill Aneh
234
ACT 5: Bab 45 - Pencarian
235
ACT 5: Bab 46 - Rencana Berangkat
236
ACT 5: Bab 47 - Ruangan Aneh
237
ACT 5: Bab 48 - Kebenaran...
238
ACT 5: Bab 49 - Sedikit cerita
239
ACT 5: Bab 50 - Sebelum Berpisah
240
ACT 5: EPILOG
241
ACT6: PAST FOR THE FUTURE - PROLOG
242
ACT 6: Bab 1 - Mimpi Atau Kenyataan?
243
ACT 6: Bab 2 - Memulai Perubahan
244
ACT 6: Bab 3 - Masa Lalu
245
ACT 6: Bab 4 - Semua Rencana
246
ACT 6: Bab 5 - Persiapan
247
ACT 6: Interlude 1 - Hanya Sebuah Gosip
248
ACT 6: Bab 6 - Sedikit Demi Sedikit
249
ACT 6: Bab 7 - Permulaan
250
ACT 6: Bab 8 - Pertempuran yang Dimulai
251
ACT 6: Bab 9 - Pertarungan(2)
252
ACT 6: Bab 10 - Sebelum bencana
253
ACT 6: Bab 11 - Game Mulai!
254
ACT 6: Bab 12 - Pertempuran di Eldergale (1)
255
ACT 6: Bab 13 - Pertempuran di Eldergale (2)
256
ACT 6: Bab 14 - Pertempuran di Eldergale (3)
257
ACT 6: Bab 15 - Sedikit Tekad
258
ACT 6: Bab 16 - Kilas Balik dan Penghancuran
259
ACT 6: Bab 17 - Di Sisi Lain
260
ACT 6: Bab 18 - Bola Salju dan Gempa Bagaikan Neraka
261
ACT 6: Bab 19 - Pertemuan pertama
262
ACT 6: Bab 20 - Kejutan Kecil dan Apostle Pertama
263
Act 6: Bab 21 - Sebagian Kecil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!