Kak Ruly masih tertawa ketika aku menjelaskan bahwa aku hampir saha mati.
Karena teknik barusan, aku bahkan membutuhkan beberapa waktu untuk mengambil nafas.
Ya! Itu tadi adalah hal yang mungkin akan membawaku pada kematian.
Walau ini hipotesisku saja. Orang sering bilang, bahwa jenius dan gila itu beda tipis. Dan aku yakin, ini juga berlaku dalam hal ini.
Memang, aku merasa sangat luar biasa saat dalam air tadi. Tapi sensasinya, adalah sensasi yang pernah kurasakan sebelumnya, sensasi kematian.
Belum ada yang pernah yang mengalami kematian seperti aku sebelumnya, jadi aku sangat memahami, apa itu kematian.
“Ahh! Latihan mu benar benar bahaya kak! Aku ini anak umur 6 tahun lo kak! Kasihanilah aku!” kataku menyatukan kedua tanganku memohon.
“Baiklah! Santai saja. Kita hanya melakukan ini 5 kali sehari. Dan sisanya, bisa kamu buat untuk menjalani hukumanmu.” Katanya santai.
Wahhh! Aku belum pernah merasa sesenang ini sebelumnya. Ada angin apa ini dia menjadi baik seperti ini?
Ah Ren! Kau jangan tertipu. Tidak mungkin dia bisa baik seperti ini!
Ah, tidak-tidak. Mungkin setelah kejadian tadi sudah sedikit menyadarkannya?
“Baik! Aku akan berjuang, lagi.” teriakku kembali semangat. Aku kembali berdiri, mengambil fokus, untuk melakukan hal yang sama.
Kali ini aku sedikit mengendalikan diri dengan tidak berfokus pada hal lain.
Dan yang jelas, sebisa mungkin aku menutup mata agar konsentrasiku tidak buyar.
Aku mengulanginya 4 kali, hingga aku merasa lebih baik dalam hal ini.
Dia juga sangat tepat dalam menghitung detikan waktu. Tidak terlalu cepat, juga tak terlalu lambat.
Aku tidak terlalu lelah sekarang, bahkan setelah mengulanginya sampai 5 kali.
Tidak. Aku lelah. Mentalku lelah, bahkan lebih lelah dari tubuhku sekarang! Apalagi kalau bukan karena instrukturku yang kejam?!
Yahh, paling tidak, aku masih bisa menjalani hukumanku sekarang.
“Gehem! Setelah dihitung hitung, pada hari ini, kamu gagal mencapai target selama 526 detik, yang mana hukumanu adalah squat jump sebanyak 88 kali!" aku sedikit menggerakkan gigi.
"Tapi karena ini pertama kalinya, kuberi keringanan separuhnya!” katanya tegas.
Aku tidak bisa menyangkalnya. Yaah, squat jump? Itu lebih mudah dari latihanku sekarang!
“Yosh, akan kulakukan sekarang!” aku mulai mengambi posisi.
“Ehhh! Apa yang kau lakukan?” ada apa lagi ini?
“Menjalani hukuman, bukan?” tanyaku memiringakan kepala.
“Bukan disini! Ayo ikuti aku! Ada tempat khusus untuk melakukannya.” Katanya samba berjalan menjauh.
Apa yang dia maksud ya?
Tapi tunggu! Ini juga termasuk aneh, begitu juga dengan dirinya yang memberikan keringanan setengah dari yang seharusnya.
Aku jadi penasaran. Sebenarnya, hukuman macam apa ini?!
“Suara air?!” tanyaku pelan.
“Whoa! Telingamu tajam juga!” katanya dengan sedikit terkejut.
Air terjun? Wahh! Apa dia akan melatihku disana? Bukankah itu sangat identik dengan pelatihan yang sering kuihat di manga dan film?
Berlatih di air terjun, sambil mendengar suara alam. Baru pertama kali aku datang ke dunia ini, dan merasakan Fantasy yang tinggi!
Apa yang akan kak Ruly ajarkan ya? Aku jadi tidak sabar.
Beberapa saat kemudian, aku segera meihat air terjun disana. Air terjun itu sangat indah.
Airnya mengalir deras, dengan batu rata di bagian bawahnya.
("Bagaimana mungkin batu itu bisa bertahan dari gempuran air yang sangat deras itu?")
“Wahhh! Benar benar tempat yang sempurna! Rasanya, aku ingin tidur siang disini!” kata kak Ruly sambil merentangkan tangannya.
Aku mengamati sekeliing. Pepohonan menutupi tempat itu sehingga tempatnya menjadi rindang. Selain itu beberapa cahaya matahari bisa masuk menghangatkan kami.
Ditambah dengan air terjun yang mengair dengan deras, memunculkan beberapa pelangi yang indah di bagian bawah. Memang benar ini sangatlah indah.
“Baiklah, sekarang kita sudah pindah tempat bukan?”
“Bukan disini, bodoh!”
“He?!” aku mulai membayangkan hal mengerikan.
“Disana! Dibawah air terjun itu! Kamu harus menahan air yang jatuh dari atas sambil melakukan squat jump!"
Wait, what?!
"Mungkinkah, kau tak berpikir aku akan memberikanmu hukuman yang mudah, bukan?” katanya sambil tersenyum kejam.
“A-Apa? Di atas batu itu?" aku seidkit bergidik ketika memandangnya.
"Kak, aku tahu kakak kejam, tapi bukankah itu terlalu kejam untuk bocah umur 6 tahun sepertiku?"
"Bahkan, hanya untuk berdiri di sana saja aku sudah pastinya akan kesulitan tahu! Apalagi untuk melakukan squat jump disana! Itu mustahil untuk kulakukan!” aku berteriak, berusaha menolak pelatihan yang diberikan kakakku.
Sebenarnya, ini benar benar mustahil! Aku mungkin bisa bertahan hingga 30, hanya saja untuk 44 kali, sepertinya agak sulit.
“Huh! Jangan banyak mengeluh! Jangan jadikan umur sebagai alasan! Kalau kau mau menjadi lebih kuat, ini adalah syaratnya!"
"Kau itu laki laki, kan?! Ayo! Tunjukkan bahwa kau adalah laki laki tulen! Semangatlah, dan akan kujadikan kau swordman terkuat! Ayooo!” katanya bersemangat sambil mengepakan tangannya ke atas.
“T-Tapi,”
“Kalau kau terus mengeluh, keringanan hari pertama akan kubatalkan!” heh? Kalau itu bahaya!
“Baiklah baiklah. Aku akan berusaha.” Jawabku dengan lesu. Mau bagaimana lagi, aku harus melakukannya.
Aku membuka bajuku, membiarkan air mengenai punggungku. Perlahan, aku berjalan di atas batu itu.
Luar biasa! Batu ini, padahal diguyur air terus menerus, permukaannya tidak tergerus bahkan sama sekali tidak licin! Tidak bisa kutemukan satupun lumut yang menempel diatasnya. Batu apa ini?
“Ayo! Ke tengah tengah! Jangan di pinggir!” teriak kakakku.
“Ahh! Berisik sekali! Baiklah akan kulakukan!” aku berjalan pelan menuju aliran deras air.
Seketika itu juga, puluhan liter air serasa menghancurkan diriku.
Sangat berat!
Aku tidak berohong atau melebih lebihkan. Ini sangat berat daripada mengangkat benda dengan berat 30 kilo biasa.
Ini lebih mirip kau mengangkat beban 30 kilo, tapi dengan beban yang terus menerus berjatuhan.
Aku bertekuk lutut, menahan gempuran air yang menghujaniku.
("Sial! Ini harus kulakukan! Ughh, karena ini pasti akan membantuku di kemudian hari!") batinku terus memberikan kalimat mendukung!
Aku mulai mengangkat tanganku, menaruhnya di belakang kepala. Berlanjut dengan memperbaiki posisi berdiriku.
Ahh! Menyulitkan!
“Satu!” aku mulai menghitung dengan susah payah.
Perlahan, hitungan pun naik hingga hitungan ke 25.
Sesekali, aku meliriknya. Dia tampak tersenyum mistis sambil membuat sesuatu dengan batu. Sial! Apa lagi yang akan dia rencanakan?!
“Berpikirlah bahwa ini masih jauh, jangan pikirkan dengan akhirnya, jangan terlalu menantikan akhirnya!"
"Berpikirlah seperti aku akan melakukan 100 squat jump! Hanya dengan memikirkan yang lebih tinggi, maka yang lebih rendah jadi terlihat mudah!” aku berusaha mensugesti diriku sendiri.
Tapi, itulah cara pikir makhluk hidup. Ketika mereka disuruh melakukan hal berat, mereka pasti akan mengeluh.
Tapi, ketika disuruh mematok pada hal yang jauh lebih besar, maka hal awal tadi akan terlihat kecil, dan tidak akan terasa.
Ya aku ingin berpikir seperti itu tapi kenyataan jauh lebih kejam dari yang kukira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments
Frando Kanan
laki2? gw kira perempuan 😌
2022-08-18
0
Darkside
Saitama IKZ!!!
2022-06-30
0
#Sofian
hahshGahah
2021-11-26
1