Pada saat Suzu berumur 1 tahun, seluruh anggota keluarga berkumpul. Mereka melakukan ritual, dimana mereka meletakkan bayi di sebuah lingkaran sihir, setelah itu di sekeliling lingkaran itu, diberi sesuatu mainan khusus yang dapat bersinar tiba tiba.
Hehe, aku mempersilahkan adikku. Salah. “Suzu” untuk lebih dahulu mencobanya.
Dia belum tahu apa apa, juga belum bisa mengatakan pendapatnya bukan? Jadi tidak apalah sekali sekali dia kujadikan tumbal.
Tak lama, sebuah tongkat dan buku bersinar terang. Entah kenapa mereka semua terlihat senang.
“Ayah. Kenapa mereka semua senang?” tanyaku yang masih bercokol di atas gendogan lengan ayahku.
“Karena sepertinya masa depan adikmu akan cerah, nak!” heh, apa? Masa depan diukur dengan beginian? Jangan bercanda!
“Nah sekarang giliranmu!” ayahku mendorongku untuk segera duduk di tengah lingkaran itu. Semua yang ada disana sedikit demi sedikit mulai pergi.
Sepertinya mereka tidak mengharapkan apapun dariku. Huh! Awas saja! Aku berusaha menutup mata, lalu memikirkan apa yang aku inginkan di masa depan.
“Hmmm, apa yang aku inginkan di masa depan, ya? Aku selalu menginginkan ilmu, ilmu dan ilmu yang banyak. Apakah aku dapat menyalakan buku itu?” tanpa kusadari, buku itu mulai bersinar terang.
Aku juga ingin bisa melindungi. Melindungi ayah, ibu, dan juga Suzu. Jadi aku ingin menjadi lebih kuat,” kembali, pedang cerah yang berada di samping kiriku berpendar cahaya merah kuat.
“Tidak mungkin! Ini tidak mungkin! Dia berhasil membuka kebijakan dan kesatria?” samar samar aku mendengar orang berbisik bisik.
Aku benar-benar tak mengerti apa yang mereka bicarakan. Aku kembali fokus dengan apa yang aku lakukan sekarang.
“Aku menginkan keduanya, tapi aku pasti bisa mnerapkan ilmu yang aku punya di dunia lamaku. Seperti membangun rumah yang kuat atau komunikasi yang cepat.” Gumamku.
Disini, umumnya rumah masih terbuat dari kayu. Tapi, tempat tinggalku sudah terbuat dari beberapa batu, mungkin tempat tinggal bangsawan semua seperti ini.
Dan beberapa saat kemudian, cahaya hijau hangat menyinariku dari sebelah kanan.
Aku mulai membuka mataku.
Ini bohong, kan? Tiga dari 4 kumpulan benda bersinar!
Aku sempat terkejut sesaat. Semua orang yang ada disana melongo. Beberapa dari mereka hingga tak bisa berkata-kata.
Selain itu, beberapa lainnya dari mereka berbisik bisik, mungkin menggosipkanku.
Ha ha! Inilah aku. Aku memang benar benar serakah, ingin mampu bisa melakukan segalanya. Tapi, jangan salahkan keserakahanku, karena itulah aku!
“Tunggu dulu. Ini pasti ada penjelasannya.” Aku berusaha berpikir rasional. Aku tiba tiba mendapatkan ide.
“Tenangan dirimu, coba pikiran “aku hanya ingin menjadi kesatria”. Pikirkan terus dan apa yang akan terjadi.” Aku berbisik perlahan.
Aku mencoba memfokuskan diri untuk memimirkan seorang kesatria. Kebetulan ayahku seorang kesatria. Jadi mudah untukku membayangkannya.
Orang orang terperangah. Kini, hanya ada satu benda yang bercahaya, hanya pedang! Wah berarti hipotesisku benar!
“Title “Analyzer” acquired. Skill : [Evaluator]”
Sebuah tulisan tiba tiba muncul di depan mataku. Namun sepertinya hal itu tidak dilihat oleh orang lain. Aku mulai paham sesuatu.
Jika kita melakukan suatu hal yang cukup penting, maka kita akan mendapatkan gelar, yang mana akan memberikan kita suatu skill.
Mantap! Kalau begini, aku tinggal mencari bagaimana aku bisa mendapat gelar selanjutnya! Lingkaran berhenti bercahaya. Tapi aku masih belum puas.
Aku berusaha memainkan semuanya dan membuatnya berkerlip. Semua orang yang ada disana terlihat tercengang sekaligus terhibur.
Dan di saat itulah, aku menyadari sesuatu.
“Aku bisa menyalakan kesemuanya, tapi kenapa tongkat sihir tidak bisa aku nyalakan? Apa imajinasiku kurang jelas?” tanyaku pada diriku sendiri. Aku berusaha memfokuskan, membayangkan diriku beserta mencoba merasakannya.
Sesuatu dalam diriku hilang. Rasanya seperti ada yang menyedotnya, tapi dadaku kini terasa kosog.
Rasanya seperti ketika sangat lapar, tapi kali ini tempatnya berada di ulu hati. Aku tidak bisa mnjega kesadaranku.
Tapi aku merasa tongkat itu sedikit, ya sangat sangat sedikit berkedip. Aku mungkin bisa mengatakan bahwa itu adalah imajinasiku, tapi percayalah.
Itu yang aku lihat. Itulah insiden pertama yang aku alami.
***
“Dimana ini? Apa aku pingsan?” tanyaku pelan. Sayangnya badanku terlalu erat dipeluk seseorang di sampingku. Aku segera menoleh. Ahh, sudah kuduga pasti adikku.
Hmm, siapa namanya? Ya! Suzu! Dia seenaknya membuatku menjadi gulingnya. Tapi setidaknya biarlah seperti itu dulu. Aku juga harus memikirkan apa yang terjadi padaku.
“Ketika aku memaksa untuk bisa mengaktifkan tongkat sihir, aku merasa seperti kehidupanku tersedot keluar." aku kembali mencoba memahami apa yang terjadi.
"Apa mungkin itulah yang dinamakan fehl? Ah! Aku masih satu tahun kah?" sedikit menyesal aku masih saja sekecil ini.
Aku belum bisa berjalan lagi! Padahal aku yakin pasti disini ada buku mengenai ini.
Paling tidak aku bisa mencari tahu, apa yang terjadi, dan apakah efeknya kepadaku.
Oi kaki! Cepatlah bisa berjalan!
“Nn, kakak? Wah, kakak sudah bangun! Tadi kakak tiba tiba tidur di ligkaran lo! Kakak kalau mau tidur ajak aku dong! Aku kan mau tidur bareng sama kakak!” katanya tidak jelas sambil mengembungkan pipinya.
Sumpah! Dia benar benar terlihat imut ketika membentuk wajahnya seperti itu. Selain itu, cara bicaranya yang masih belum terlalu lancar menambah keimutannya.
“Yosh yosh! Aku tidak apa kok! Nah Suzu, kalau bisa jangan panggil aku “kakak” ya!” aku berkata pelan.
“Kenapa?” dia nampak akan menangis. Aku berusaha untuk melepaskan ikatannya yang terlalu lengket denganku. Aku ingin dia segera tahu bahwa aku bukanlah kakaknya.
Tapi sepertinya itu tidak mungkin terjadi sekarang.
Matanya terlihat berlinang air mata, yang memandangku serius.
Oi oi! Kalau kau memandangku dengan mata seperti itu, aku tidak bisa berbuat apa apa tahu!
“Ti-Tidak. Tidak apa apa.” Uhhh! Ini akan merepotkan!
***
2 bulan sudah berlalu sejak insiden pertama itu.
Karena insiden itu, aku jadi mengetahui, apa penyebabku pingsan.
Itu disebabkan karena MP, atau Fehl ku mencapai nol, membuatku kehilangan kesadaran.
Butuh waktu cukup lama untuk memulihkannya, yang mana itu membuatku sadar bahwa MP ku menghilang, dan aku juga menemukan sesuatu.
Batas maksimal MP ku meningkat!
Maksudku, batas MP ku di awal hanyalah 5. Dan setelah itu terjadi, batas MP ku menjadi 8!
Walau terlihat sedikit, sepertinya ini meningkatkannya perlahan? Aku tidak tahu, berapa banyak Fehl yang biasanya terdapat dalam tubuh seseorang.
Tapi intinya, dengan ini aku tidak akan masalah dengan sihir!
Dan aku juga mendapat sesuatu yang lebih menggembirakan.
Akhirnya! Akhirnya! Aku bisa berjalan! Yahh, walaupun itu pun harus menitih sedikit demi sedikit sambil memegangi tembok.
Aku berusaha mencari perpustakaan, dimana aku bisa menemukan buku disana.
Ahhh! Sudah satu tahun lebih aku tidak belajar! Bagaimana ini? Apa yang harus kupelajari dahulu disini?
Aku yang maniak belajar, yahh sejujurnya itu merupakan pelarian. Tapi, jika ada sebuah ilmu baru, aku harus bisa mempelajarinya
“Oh ya! Sebaiknya aku mencari seluk beluk tentang dunia ini, hanya saja aku harus bisa mempelajari sihir secepatnya! Target, 5 tahun pasti cukup untuk aku bisa mempelajari dunia ini, bukan?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments
Frando Kanan
Fehl artiny MP eh...
2022-08-18
0
Frando Kanan
keserakahan ya....
2022-08-18
0
DNK • SLOTH SINN
next
2022-01-09
1