“Sepertinya, kalian sangat akrab ya!” sebuah suara menyapa aku dan kak Ruly.
“Suzu!” kak Ruly mnyebut nama pemilik suara. Dia mendekat.
(Eh kenapa ada Suzu disini? Apa dia curiga denganku?)
Aku berusaha untuk tetap tenang sambil berusaha untuk tidak berbalik dulu. Ah, oh ya biarkan saja! Aku punya skill [Poker Face], kan?
“Ya halo, Suzu! Apa yang kamu lakukan hari ini? Bukankah kamu sekolah?” tanyaku dengan senyum.
(Seperti yang diharapkan dari skill [Poker Face]!)
“Yahh, aku sedang libur, jadi aku penasaran dengan pelajaran apa yang kaian lakukan disini. Tidak apa kan kalau aku melihat?” jawabnya dengan jujur.
Oh ya! Sekarang hari minggu, ya? Murid sekolah seperti Suzu sedang libur sekadang.
Kak Ruly tampak melirikku, tapi aku menggeleng perlahan. Yahh, aku tahu apa yang ingin dia katakan.
(Uhh, aku harus bisa mengajaknya pergi dari sini.)
“Yaah, seperti sekolah lain, disini kami juga libur kok! Kami hanya memeriksa tempat ini, dan membersihkannya sedikit,” kataku mengalihkan perhatian.
“Ohh, begitu…” dia nampaknya kecewa dengan jawabanku tadi.
(Jangan bilang dia penasaran dengan latihan kami?!)
“Kalau begitu, bagaimana jika kita pergi ke kota! Aku belum pernah pergi ke kota! Aku juga ingin melihat sekolahmu, Suzu!” aku berusaha mengalihkan perhatian.
Walaupun tujuan awalku adalah mengalihkan perhatian, tapi itu memang benar bahwa aku belum pernah turun ke kota elf!
“Wahh! Kalau begitu, ayo!” Suzu dengan mudah kembali menjadi ceria.
Dia menarikku , menuruni gunung, dan membawaku pulang sebentar.
“Ibu, aku sama kakak pergi ke sekolah dulu ya! Kakak ingin melihat sekolahku!” teriak Suzu, meminta izin pada ibuku.
"Tunggu!" ibuku datang dengan cepat, membawa sebuah tudung dengan warna gelap. Dia pakaikan tudung itu padaku.
"Jangan buka tudungmu di kota lho! Apapun yang terjadi, jangan!" ibuku mengacungkan tangannya tegas.
Sedikitnya, aku paham kenapa ibuku melakulan itu. Mungkin untuk menyembunyikan telingaku di kota.
"Booo!" aku mengambil pose ngambek sambil menarik mata ke bawah, lalu segera lari!!
Setelah itu, dengan segera Suzu menarikku menuju sebuah kota.
Kota yang terlihat ramai dengan orang, dan bisa dibilang cukup besar. Aku bahkan sudah bisa melihatnya dari atas sini.
Sangat kecil jika dibandingkan dengan kehidupan modernku dulu, tapi disini, karena setidaknya kawasan kami, rumah keluarga Larvest cukup jau dari pusat kota, itu adalah kota yang besar.
“Petama, kita akan ke sekolahku dulu!” Suzu masih menarikku dalam genggamannya.
Dug! Jantungku serasa bedenyut keras, membuatku hampir terjatuh seketika. Aku menarik tangan Suzu, menahannya berhenti sebentar.
“Kenapa?” tanyanya. Aku tidak bisa untuk mengatakan padanya bahwa tubuhku tiba tiba merasakan sakit, bukan?
Ini adalah perasaan yang sering aku rasakan akhir akhir ini.
Rasanya, seperti sesuatu mencengkram ku dari dalam. Ada banyak yang mencengkram erat jantungku, bahkan lebih terkesan meremasnya.
Aku segera menganalisa tubuhku. Aku sudah merasa tidak enak sejak aku keluar wilayah keluarga {Larvest} dan masuk ke dalam kota.
Mungkin, sesuatu di kota membuatku menjadi tidak enak? Atau aku meninggalkan sesuatu di rumah?
"Hei, Suzu. Apa kita baru saja melewati sesuatu yang penting? seperti ada yang berbeda saat aku melangkah kesini dan sebelumnya?" aku menanyakannya pada Suzu.
"Hmm, sangat luar biasa kamu bisa mengetahuinya!" dia mengeluarkan sihir api kecil, lalu diarahkannya ke hutan.
Sihir itu terbang tenang, sampai akhirnya menabrak sesuatu dan hancur!
"Di sini ada penghalang untuk keluarga kita, bukan? Jadi serangan sihir bukanlah apa apa dalam beberapa lingkup di sekitar rumah kita!" dia menjelaskannya dengan berseri seri.
Oh ya! Penghalang! Dan rasa sakit ini, kemungkinan tekanan dari Fehl ku yang terlalu besar, secara perlahan menekan tubuh bagian dalamku, dan perlahan juga menghancurkannya!
Mau bagaimana lagi, sekarang Fehl ku bahkan lebih besar dari penduduk Elf, sedangkan kekuatan sebesar itu terdapat di dalam tubuh mungil nan rapuh ini.
Berarti, satu satunya cara adalah membiasakan diri sampai tubuhku dapat beradaptasi.
Tapi sebelum itu, aku harus berusah menekan semakin banyaknya Fehl yang bocor dari dalam diriku.
"Hufft!" aku menarik nafas panjang, mencoba membayangkan sebuah aura yang melebar dari dalam diriku.
Samar samar aku merasakannya sedikit, lalu memperkecilnya.
Aku pernah dengar bagaimana cara untuk mengurangi kebocoran Fehl. Jadi aku tahu bagaimana cara mempraktekkannya.
"Baiklah. Aku sudah tidak apa. Ayo kita lanjutkan!" kini aku yang menarik tangan Suzu ke kota.
Ini adalah kota yang indah! Kulihat kanan kiri, nuansa kota dengan bangunan kayu, serta pohon yang banyak terlihat, memberikan ciri khas elf menjadi sangat terasa dalam kota ini.
Selain itu, ada juga sistem saluran air di pinggir jalan serta rumah, yang mungkin diharapkan untuk mengalirkan air jika terjadi hujan lebat.
Padahal kukira ini seperti abad pertengahan di bumi, tapi ini bahkan jauh lebih baik dari itu.
Hiruk pikuk pedagang yang menawarkan barangnya, serta usaha para pembeli untuk menawar, tidak membuat kota ini menjadi berisik, justru menjadikan kota ini tampak seperti kota yang menyenangkan, dengan ekonomi yang terjamin.
Pasti bangsawan yang memimpin kota ini memiliki pemikiran yang maju.
“Kota yang besar ya!” kataku, menyatakan pendapat ku pada Suzu.
"Benar kan, benar kan! Kamu pasti akan terkejut ketika melihat sekolahku!" dia berteriak bersemangat.
“Mumpung sudah disni, kenapa kita tidak menikmati suasananya dulu?" aku mulai maju perlahan, masih menggandeng tangannya.
Dia hanya mengangguk, lalu berjalan pelan, menuju arah yang dituju.
“Apa ini?” tanyaku menunjuk sebuah benda, atau mungkin makanan?
Aku harus mencoba mengalihkan dia dari wajahku masih yang bermasalah ini!
“Itu makanan khas kota ini, lho! Kau tidak tahu?” dia tersenyum aneh.
(Heh? Bohong! Ini benar benar makanan khas daerah sini? Aku tidak tahu!)
“U-um! Aku tidak tahu ada makanan ini di kota.” Aku sedikit terkekeh sambil mengelus kepalaku.
Sepertinya aku terlalu lama mengurung diri di dalam rumah! Sampai tidak tahu makanan khas daerah sendiri, itu rasanya agak memalukan.
Walaupun memang, tdak ada catatan di satupun buku perpustakaan. Selain itu, ada larangan untuk tidak keluar rumah hingga umur 6 tahun.
Sejujurnya, itu juga agak mengekangku.
“Kakak kurang berpergian keluar tahu!” kini dia memarahiku.
Tapi, bukannya sudah saatnya untuk dia berhenti memanggilku “kakak”? aku benar benar terganggu dengan panggilan itu!
“A-ah, ya. Kau bisa memanggilku Ren saja ya! Dan aku akan memanggilmu Suzu.” Saranku.
Serius, aku benar benar terganggu dengan dia yang terus menerus memanggilku “kakak”. Kenapa?
Karena setiap dia mengucapkan kalimat itu, dia terlihat sangat sangat imut! Kau tahu? Aku sedang berusaha untuk tidak menjadi seorang lolicon disini.
Mungkin karena wajah Suzu sangat mirip dengan seseorang. Tapi aku lupa siapa dia!!
“Benarkah? Terimakasih banyak, Ren!” teriaknya dengan mata yang mengkilat, sambil menggenggam tangan kananku dengan kedua tangannya.
Tampaknya dia sangat senang! Heh, kenapa dia terlihat senang? Ini semua semakin membingungkan!
“Kalau begitu, bagaimana kalau kita lanjut berkeliling sebelum menuju sekolah?” tanyaku.
“Tentu saja! Aku akan memperkenalkan seluruh seluk beluk kota ini, karena kamu sangat payah dalam memahami kota!” bisa bisanya dia mengucapkan kalimat yang menusuk dengan tersenyum.
Kami kembali menelisik seluruh kota. Ada beberapa orang dengan pakaian mirip seragam, dan bersenjata berada di pojok pojok kota.
Kemungkinan, itu adalah bagian keamanan kota ini.
Selain itu, aku juga melihat beberapa orang yang mengenakan jubah aneh. Di sekelilingnya, terlihat sesuatu seperti kabut hitam yang berpendar, berasal dari jubah itu.
Cukup mengerikan, tapi dia sepertinya tidak menggangguku.
Walaupun mereka sesekali melirik ke arah ke kami, tapi sampai sekarang semua baik baik saja.
Tapi kalau dipikir pikir kembali, ketika 2 orang, laki laki dan perempuan berjalan bersama, berjalan jalan mengelilingi kota, menikmati beberapa atraksi yang aa an diakhiri dengan makan bersama?
Apa yang aku pikirkan, pasti semua orang pikirkan! Apalagi aku dulunya adalah anak SMA lho!
Hoi hoi! Wahai dewa! Kumohon jangan ubah aku menjadi lolicon!
Ahhh berapa kali aku menyebut kata “lolicon” pada hari ini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments
Darkside
Aowkwkwk Lolicon.....
2022-06-30
2
Haruki Yuuka
🗿📸
2022-04-11
0
gatauu
Thor. apakah umur Manusia bisa menyamai elf jika total Kekuatan Fehl nya sama?
2021-12-24
2