Serius, aku capek berdiri, maka aku membiarkan mana-nya pulih sendiri, dan aku menunggu di sebuah padang rumput.
Aku juga sudah selesai berlatih tadi, latihan itu jadi mudah sekarang.
Jujur aku merasa malu mengingat hari pertamaku latihan.
Pakaianku sudah kering, dan sekarang waktunya beristirahat!
Tidak ada salahnya memanfaatkan keadaan sekarang, bukan? Aku juga sesekali butuh istirahat.
Aku memejamkan mataku, merasakan angin yang mengelus lembut pipiku, dan beberapa rumput yang memblai kepalaku dalam kehangatannya.
Memang hebat, dunia lain!
Disini terasa sangat nyaman, tidak seperti dunia lamaku, yang berisi debu dan asap kendaraan yang bukannya memblai wajahku, tapi hanya menusuk nusuk kulitku.
Walau aku melakukannya satu jam, tapi rasanya seperti beberapa menit saja!
Aku mendengarkan suaranya, suara burung, hewan hutan dan gemericik air yang terdengar sangat alami, bukannya suara knalpot kndaraan, brisik orang atau kericuhan jalanan.
...Title acquired “One who become one with nature” new skill acquired:[Sharp Hearing], [Sharp Eyesight]...
Lagi lagi aku mendapatkan title dan skill. Benar benar merepotkan, kau tahu!
Aku akan mengurus skill nanti jika aku membutuhkannya. Sekarang, aku akan menikmati keindahan alam dunia lain!
Selain itu pemberitahuannya juga tiba tiba muncul di layar-atau mungkin bisa disebut mata- ku lagi!
Seharusnya ada fitur pesan disini. Walaupun semua yang kita dapat akan dicatat di log activity, tapi mengejutkan jika kau menerima tiba tiba-tiba title ketika kau sedang bersantai.
Aku hampir tertidur ketika kak Ruly akhirnya bangun kembali. Waktu masih tengah hari, dia masih bisa melanjutkan satu kali lagi.
“Selamat datang kak! Kau bisa melakukannya sekali lagi, tapi kali ini, padatkan Fehlmu dalam satu serangan saja ya,” kataku memintanya fokus. Dia hanya mengangguk.
Segera dia merapal mantra chuunibyou nya, dan membentuk sebuah bola air besar.
Tampaknya, Fehl nya langsung terkuras habis, jadi dia langsung jatuh pingsan, dengan bola air yang masih terbentuk, dan tak dikontrol.
“Gawat!” aku segera mencoba menyerang sihir air itu dengan sihir api untuk menguapkannya.
Sayang, aku terlambat melakukannya. Sihir itu keburu meledak, menghempaskanku ke belakang, hingga aku terguling di padang rumput itu.
“Uhh, sakit!” aku mengelus perutku yang tekena serangan langsung magicnya.
Itulah yang terjadi jika magic tidak terkontrol, akan mnyebabkan ledakan materi dari magic itu sendiri. Beruntung tadi hanya magic air tingkat rendah.
...Skill [Magic Damage Absorber] acquired...
Ahh, aku kembali lagi mendaptkan skill ya? Bukankah ini terlalu mudah? Atau mungkin Zadkiel yang sudah men-settingnya seperti ini?
Atau mungkin skill 3 kali lipat itu adalah skill cheat? Entahlah!
Sudahlah. Seperti yang kubilang barusan, aku tidak ambil pusing soal skill, semua akan ada saatnya untuk keluar!
***
“Pagi, kak!” suara yang familiar kudengar memanggilku.
Tak kusangka, akhirnya Suzu bisa memanggillku seperti biasa.
“Apa kau marah kepadaku selama ini? Ada apa? Ceritalah padaku,”
“Ah, oh, itu, aku tidak marah sama kakak kok,”
“Heh? Tapi, belakangan ini, sikapmu berubah, tahu! Kau lebih sering menghindariku, bahkan seperti tidak ingin melihatku. Apa aku berbuat sebuah kesalahan?” tanyaku kini semakin menyudutkan Suzu.
“Tidak, hanya saja, aku baru diberi tahu tentang sesuatu yang cukup besar. Dan mungkin aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan,” katanya semakin pelan.
Ohh, sepertinya aku tahu apa itu.
Pasti tentang aku yang manusia, pasti! Kenapa? Apakah ada yang salah? Dia sepertinya belum terlalu menerima hal itu sepenuhnya.
“Tentang apa itu?” tanyaku, tapi ia hanya menunduk.
“Ahh, sulit untuk dikatakan, ya?” aku mnjawab pertanyaanku seniri karena sudah tahu apa itu.
“Ngomong, ngomong, kakak akhir akhir ini sering pergi bersama dengan kak Ruly ke luar. Kenapa?” tanyanya.
Oh, akhirnya ada yang penasaran dengan itu!
“Aku hanya berlatih dengan kak Ruly. Dan itu sangat menyiksa. Jika kau merasakannya, kau merasa seperti seang dihadapkan pembunuh berdarah dingin!"
"Dan juga, caranya melatihku itu, bahkan tidak ada ras Iblis yang bisa melampauinya!” kataku mengepalkan tanganku sambil mengingat ingat apa yang sudah aku alami selama ini.
“O-Oh, begitu kah? Terlihat menyenangkan juga, ya?” tanyanya dngan senyum.
Uhh, umurnya masih 6 tahun 7 bulan. Tapi ia benar benar terlihat imut! Ahh, beruntung, aku bukanlah lolicon!
Ups! Aku malah berpikir yang aneh aneh!
Tidak tunggu. Umur 6-8 adalah peralihan di dunia ini. Dengan kata lain, umur sekitar ini adalah umur yang mendekati remaja!
Tentu saja, tubuh mengikutinya. Jadi sekarang aku bahkan sudah setinggi 120 cm kira kira.
“Kalau begitu, aku pergi dulu!” aku segera menggelengkan kepala, menghilangkan pikiranku yang tadi, dan pergi melambaikan tangan kepadanya.
Setidaknya, satu masalah sudah beres! Tinggal masalah kak Ruly yang belum!
Tapi, dengan begini, akirnya aku bisa memberi tahu bahwa apa yang aku katakan selama ini itu benar! Selain itu, aku bisa membantu kak Ruly, itu saja sudah sangat cukup.
Aku berlari menuju air terjun bagai surga itu. Terlihat kak Ruly yang sudah menungguku sepertinya.
Mungkin dia belum menggunakan [Evaluator] karena menungguku.
“Akhirnya, ya kak! Kita bisa tahu, bahwa tidak ada kalimat “yang berbakat” di dunia ini!” teriakku yakin.
“Jangan terlalu senang seprti itu, jika kalah akan menyakitkan lo!” masih saja sempat sempatnya dia membully ku disini.
“Baiklah kalau begitu, silahkan kakak cek status kakak sendiri." tantangku.
Ia tersenyum, lalu mencoba membuka layar sattusnya, dan menuliskannya. Tangannya berhenti ketika menulis ke bagian MP.
Kertas yang dia pegang bergulir terbang ke bawah. Dia mematung, sambil masih terbelalak, terkejut. Matanya serasa tidak ingin menutup, tapi perlahan mengeluarkan air mata.
Mungkin agak lebay, tapi memang benar itulah yang terjadi.
“Bagaimana, bagaimana, bagaimana mungkin ini tejadi? Habisnya, habisnya di buku, tidak ini tidak mungkin!” kak Ruly berteriak, dan menangis, menutup matanya yang basah dengan kedua tangannya.
Serius, aku tidak bisa mengungkapkannya dengan kata kata yang tepat!
Dia terduduk. Kini, aku malah tidak paham apa yang dia tangiskan, tapi aku tidak berniat menganggu.
“Apa yang kuinginkan, apa yang kudoakan selama ini, tidak mungkin. Harapanku, entah bagaimana bisa menjadi kenyataan!"
"Apakah ini nyata? Atau hanya mimpi?” dia mulai bertanya yang aneh aneh. Aku sedikit mengintip perkembangan MP nya. Wah! Sekitar 9000! Itu sudah lebih dari yang kubayangkan.
“Ini nyata, kak!” kataku sambil menyilangkan kedua tanganku, sangat puas dengan apa yang terjadi.
“Tapi, bagaimana kau bisa tahu? Bagaimana kau bisa tahu semua ini?” sudah kuduga.
“Yahh, karena aku jenius, mungkin?”
“Heh?”
“Ayolah, kenapa kamarku aku minta untuk dipindah sampai ke sebelah perpustakaan? Kenapa aku setiap hari ke sana? Kenapa aku sering pingsan di dalam perpustakaan? Kalau dihubungkan, semua pasti akan berhubungan dengan ini,” jawabku mudah.
“Berarti, kamu sudah bisa menggunakan sihir?” dia bertanya pelan.
Aku mengangkat kedua tangan, memberikan jawaban samar.
“Ahh, kalau kamu bukan hanya menggunakan, tapi sudah menguasai!” dia tetawa terkekah. Baiklah akan kutunjukkan sedikit.
“Yahh, seperti yang terlihat, aku sudah memiliki cukup, atau jauh dari kata lebih untuk bisa melakukan ini,” aku menyalakan api di tangaku, dan melakukan beberapa gerakan.
“Selain itu, sekarang kita mengetahui, bahwa apa yang ada di dalam buku itu tidak sepenuhnya benar, karena selain penemuan bahwa jumlah Fehl yang dapat diubah, aku juga menmukan satu hal lagi.” Aku memebuka kedua tanganku seperti membuka tirai jendela.
Aku membuat semua elemen berputar di depanku. Tentu saja, kecuali sihir kegelapan, cahaya, dan ruang. Hanya 5 elemen dasar yang kutunjukan.
“Apa? 5 elemen?!”
“Ya, semua orang sejatinya, memiliki semua elemen, tapi yang membdakan hanyalah image kita.
"Jika kita bisa membayangkan masing masing elemen dengan sempurna, kita bisa membentuknya. Dengan kata lain, sihir hanyalah masalah pengimajinasian,” aku memberinya sedikit penjelasan.
Yahh, aku sudah pernah melihat semua benda ini di dunia sebelumnya. Jadi jelas, pengimajinasianku tentang elemen ini sempurna.
“Sihir 5 elemen. Selain itu, tanpa rapalan pula! Seperti yang kuharapkan dari adikku! Kau luar biasa!” katanya mengelus kepalaku.
Haaah! Rasanya sangat enak ketika kau jujur tentang rahasia besar yang kau pendam sendiri. Seperti ada beban yang hilang dari kepalaku.
Setidaknya, kak Ruly tidak akan kaget jika aku mengeluarkan sihir di depannya.
“Baiklah! Disini, kita akan bertukar pelajaran! Kau membantuku belajar sihir, sedangkan aku membantumu berlatih pedang!"
"Selain itu, kita hanya boleh menambah Fehl 2 kali sehari saja. Supaya tidak terlalu menmgganggu pelatihan kita! Bagaimana? Sepakat?” tanyanya sambil mengacungkan tangannya, berniat menjabat tanganku.
“Seharusnya, aku yang bilang seperti itu, kau tahu?” jawabku, mengambil tangannya. Kini, dia penuh dengan keyakinan, yakin akan adanya harapan, yakin akan adanya keajaiban.
Dan yahh, kalau tidak ada yang namanya keajaiban, maka aku yang akan mewujudkannya sendiri.
Karena sejujurnya, aku bukanlah orang yang mempercayai keajaiban!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments
Konan
Next
2021-12-25
0
Raza Alfz
Next
2021-09-26
1