Ah! Aku membuka mata, namun mataku gelap sebelah. Aku berusaha melihat ke sekeliling. Aku meraba mata kananku.
Apa ini?! Hangat?! Apa ini, darah?! Apa apaan ini?!
Apakah aku baru masuk ke dunia ini dan langsung mati begitu saja? Ini tidak lucu!
Aku bahkan tidak bisa melakukan apa apa ketika melihat tanganku yang berlumuran darah.
Anehnya, badanku tidak merasakan sakit sedikit pun. Ada kemungkinan ini bukanlah darahku, mungkin
Seseorang dengan jubah hijau tampak datang mendekatiku, dari sorot matanya, dia merasa kasihan padaku.
“Baguslah! Kau pasti baik, bukan? Cepat tolong aku!” aku berusaha berbicara, tapi kenyataannya aku tidak bisa mengeluarkan suaraku.
Dia mengangkatku. Heh apa?! Dia mengangkatku? Aku ini seorang siswa sma umur 16 tahun lo! Tapi tetap saja, dia mengangkatku seperi tidak ada kesulitan.
Aku mencoba melihat ke bawah.
Tinggi! Aku pasti dibawa oleh raksasa! Dia membawaku masuk ke dalam sebuah kereta, dan membersihkan wajahku dari darah.
Dia lalu menaruhku di sebuah tempat tidur, dimana ada seorang bayi di dalamnya.
Tunggu, apa?! Ini berarti, aku menjadi bayi?!
“Ahh!” aku berusaha berbicara, namun mulutku ini sangat sulit untuk digerakkan membentuk sebuah kosakata.
Aku mencoba mengangkat tanganku, melihatnya dan melihat sepasang tangan mungil yang lembut.
(“Uwaahhh! Aku benar benar dilahirkan kembali ke dunia yang berbeda ya!") kini aku berbicara dalam batin, karena jujur aku tidak bisa bicara.
Aku menoleh ke kiri, menatap wajah seorang bayi yang sepertinya seumuran denganku. Dia juga menatap kemari dengan wajah setengah bingung.
("Waaaah! Imut sekalii! Matanya serta rambutnya berwarna biru muda, sangat langka untuk warna rambut serta mata seperti itu! Mungkin aku harus meneliti gen nya untuk mengatahui apa yang berbeda darinya.") Dia terus menatapku, entah bingung atau yang lain.
Seseorang dengan rambut hijau yang panjang. Dia tampak melihatku dengan mata kasihan.
Apakah aku se-menyedihkan itu? Aku sedikitnya bertanya tanya.
Dia memakai jubah hijau panjang, sambil membawa pedang di belakang punggungnya. Dia pasti orang yang tadi menggendongku. Baiklah aku akan memanggilnya “Ayah”.
Uwaaah! Kali ini dia tidak membawa pedang, dan menurutku pengaruhnya dalam keluarga ini tidak terlau besar.
Dia menatapku dengan mata penuh kebencian. Jauh di dalam matanya, aku bisa mlihat kekejaman.
Padahal aku membayangkan elf adalah ras penjaga hutan yang senjatanya panah dan menggunakan sihir yang berhubungan dengan hutan, tapi “ayahku” lebih mirip seperti seorang kesatria.
Seorang wanita muda dengan perawakan anggun kini mulai ikut bicara. Dia mengambilku dan menggendongku. Wahh, benar benar menyenangkan! Eh tunggu! Jangan sampai aku terbawa perasaan bayiku!
Tunggu! ada yang aneh dengan wanita ini. Seperti... sesuatu yang berbeda!!
Yahh, apapun itu, aku benar benar tidak bisa melakukan apapun. Yang bisa kulakukan sekarang hanyalah diam, menunggu hal yang akan terjadi selanjutnya.
Mereka membawaku ke sebuah rumah yang cukup besar. Mungkin mereka adalah keluarga bangsawan.
Padahal aku sudah meminta pada Zadkiel untuk dibawa ke keluarga rata rata saja tapi tetap saja dia memberikanku sesuatu yang baik.
Tapi tunggu sebentar. Mengapa aku tidak bisa memahami apa yang mereka bicarakan?
Ya! Bahasanya berbeda! Bisa gawat jika aku tidak bisa mengerti apa yang mereka katakan. Berarti, prioritas pertamaku adalah bisa memahami bahasa serta tulisan dunia ini.
Dengan kata lain, aku benar benar kembali seperti bayi lagi. Tapi yang aneh adalah, bocah ber gen biru ini terus menatapku!
***
Akhirnya, aku memutuskan untuk mencoba menulis buku harian setiap harinya. Tapi intinya, aku sudah mematok bahwa aku akan bisa mengerti bahasa dan huruf dunia ini ketika aku berumur 7 bulan. Tapi siapa sangka aku bisa paham pada umur 6 bulan.
Tapi sayang, mulutku masih belum bisa mengatakan hal yang kuinginkan kecuali beberapa patah kata.
Disini aku yakin, skill khusus yang diberikan Zadkiel bekerja.
Aku memiliki keadaan khusus yang membuatku belajar 3 kali lebih cepat. Walau otakku belajar dengan cepat, tapi sayang tubuhku tidak dapat mengimbanginya.
Aku mulai bisa berbicara pada umur 10 bulan, yang mana membuat mereka semua terkejut akan panggilan pertamaku.
“Ayah, minta buku.” Itulah kalimat pertama yang kuucapkan. Yaaah, kalau kata pertama yang kusebut sudah jelas ayah dan ibu.
“Siapa yang bicara?” tolonglah jangan bercanda!
“Ren! Ren sudah bisa bicara dengan lancar yah!” ibuku, dengan heboh mengangkatku dan menerbang terbangkan aku di udara.
Oh ya di dunia ini, aku diberi nama Ren Larvest. Namaku Ren, sedang Larvest seperti nama belakang margaku.
Atau lebih tepatnya nama yang mengidentifikasi bahwa aku adalah keluarga bangsawan. Aku ingat sebuah negara yang memiliki pengaturan nama yang mirip dengan disini.
Dia menaruhku di kasur, membiarkan seorang bayi yang sedikit lebih muda dariku mendekatiku dan menidurkanku ke kasur.
Dia adalah bayi dengan kelainan gen warna biru dulu. Dia bisa dibilang cukup dekat denganku. Dia memelukku dan tidur diatas badanku!
Mulutnya terbuka lebar sambil mengelus elus badanku yang saat itu dia jadikan bantal gulingnya.
“Fua fua. Kak.” Dia berkata pelan dengan suara setengah cadel, lalu tertidur di atasku.
Tidaaak air liurnya mengalir ke bajuku. Ahh biarlah. Lagi pula, baju kami sudah dilindungi dengan anti air, kotor ataupun api. Itu membuatnya seperti standar pakaian bayi di zaman ini.
Selain itu anak ini benar benar imut. Pipinya yang cabi membuatku ingin mencubitnya.
Bukannya aku adalah seorang lolicon, tapi siapa yang tidak menyukai seorang bayi yang sangat imut?
Selain itu, wajahnya juga seperti seseorang yang sangat kukenal. Tapi aku lupa siapa itu!
“Ini dia, Ren! Ayah membawa buku! Buku cerita tentang seseorang yang ingin menjadi pahlawan yang menyelamatkan dunia!” itu ayahku yang selalu berlebihan dan heboh dengan apapun.
Rambut panjangnya yang berwarna hijau muda, serta telinga yang lebih panjang dari telinga biasa membuatku yakin bahwa dia adalah seorang elf.
("Tapi sebelum itu, aku mnginginkan buku sihir atau sejarah! Bukan cerita kanak kanak!") Aku membentuk tampang muram di wajah imutku.
“Sini biar aku saja, kamu pindahkan Suzu saja. Biar aku yang membacakannya.” Ibuku meminta dengan tenang. Ayahku dengan pasti mau melakukannya.
Ibuku adalah wanita yang cantik, anggun, dan baik. Wajahnya selalu memancarkan ketenangan.
Rambutnya juga berwarna biru. Mungkin Suzu mewarisi gen dari ibunya.
Dan satu lagi, aku tidak akan memanggil Suzu dengan panggilan adik. Entah kenapa tapi aku merasa tidak perlu memanggilnya demikian.
Dengan adanya buku yang dibawa oeh ayah serta ibuku di dunia ini, aku perlahan mempelajari huruf, tulisan serta bahasa di dunia ini. Ini merupakan hal dasar yang harus dilakukan.
Membaca, menulis, dan berhitung adalah dasar dari pelajaran. Berhitung aku sudah mahir, bahkan lebih mahir dari semua orang yang ada disini.
Tapi untuk membaca dan menulis disini adalah hal yang baru bagiku.
Sekarang sudah hampir malam hari. Mereka berdua berangsur-angsur pergi dari kamar, dan meredupkan benda yang mirip lampu.
“Yahh, tapi dengan pikiran seorang umur 16 tahun di dalamotak seorang bayi yang masih kosong, bagaikan flashdisk tak berujung. Mudah sekali aku untuk mempelajari bahasa disini.” Aku bisa berbicara dengan santai sekarang.
Sekarang adalah waktu untukku tidur. Yahh, tidak hanya aku, Suzu juga ada di sini bersamaku.
Aku mengedarkan pandangan, mencoba bangun. Tapi apa daya, aku belum bisa untuk bangun. Ugh, ini menyebalkan.
"Baiklah. Sekarang kita kumpulkan beberapa informasi. Yang paling dasar, dulu." aku bergumam sambil menatap langit langit.
"Aku diambil oleh keluarga Elf, yang bernama keluarga Larvest. Dan sepertinya, ini adalah keluarga dengan pangkat yang cukup tinggi di masyarakat." cukup banyak informasi yang aku dapat sekarang.
"Aku agak berhati hati dengan pamanku. Dia mengerikan." aku mengingat sosoknya.
"Dan sepertinya aku memiliki beberapa saudara disini. Dan aku harus memerankan adik yang baik."
"Aku cukup heran dengan kemampuanku. Bagaimana cara mengetahuinya? Apa dengan mengucap "Status opened" dan itu akan terbuka? Whoaaa!!" aku hampir berteriak sekeras mungkin.
Bersamaan dengan aku yang mengatakan hal itu, ada suara mekanik seperti SFX dalam game!
Dan lebih aneh lagi, plat tipis sedikit transparan muncul di depan wajahku!
..."Status"...
...Nama: Ren Larvest...
...Level: 1...
...Ras: Human...
...Job: -...
...HP: 50 MP: 5/5...
...Attack: 10 Deffence: 15...
...Agility: 15...
...Skill: [Transmutasi]...
...Title: -...
...Status Abnormal: (3 kali lipat jumlah exp terbanyak), (3 kali lebih cepat belajar)...
Aku tidak bisa berkata kata.
"Ini?!" hanya itu yang bisa kuucapkan.
Tidak salah lagi, ini adalah panel layar status game! Seperti yang Zadkiel katakan. Dunia ini benar benar mirip dengan game.
Tapi yang menjadi masalah, statusku benar benar kecil! Aku tidak tahu bagaimana ini akan bertambah, tapi jelas ini mengerikan.
Hufft, mau bagaimana lagi. Aku akan mencoba memperkuat diriku sampai aku mengetahui batasnya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments
Frando Kanan
Ren? cwek atau cwok?
2022-08-18
0
Zoel Zack
Transmutasi ya... agak mirip sama kayak skill kesukaan aku yak
2022-04-30
0
༆⃝«ÄDĪTYÄ»༇༅™
padahal nih novel bagus loh kok sepi yah
2022-03-18
0