"Ahh, aku tidak boleh memperdulikan penjaga sekarang. Aku harus fokus untuk mengejar penculik itu!" hanya itu yang ada di pikiranku sekarang.
Aku menyambat sebuah batu di jalan, dan segera melihat orang berjubah hitam itu.
Dengan kecepatan seperti ini, dan sudut kemiringan serta jarak kami, aku yakin rencanaku ini pasti berhasil!
"Heryahh!" aku melemparkan batu dengan tepat ke arah rak yang ditempel di dinding gang, membuatnya jatuh tepat di hadapan si pria berjubah tak terlihat itu.
Dia berhenti sesaat, menengok ke arahku dengan tatapan tajam.
"Hei! Berhenti kau! Dasar penculik kecil!" seseorang berteriak di belakangku, mengejarku dengan hewan yang bisa dibilang mirip burung unta, tapi perawakannya mirip dinosaurus yang menjadi nenek moyang ayam.
Aku lupa namanya.
"Ahh! Bagaimana ini?!" aku tak urung mulai panik ketika aku dipanggil.
"Ada anak yang dicullk! Ayo bantu aku!" aku berteriak tak karuan pada penjaga itu.
Semoga saja dia mengerti apa yang ingin aku sampaikan padanya. Setidaknya, percayalah dan biarkan aku pergi kali ini!!!
"Apa yang kau katakan?! Kau tidak mengejar apapun! Kau lebih miirip berlari dari kami! Berdasarkan keterangan warga tadi, kau penculiknya!" dia membantah seakan itu benar.
Pikirannya sepertinya memang bebal.
"Apa maksudmu?! Apa kau tidak lihat aku mengejar sesuatu di sana?! Kalau tidak, tidak mungkin banyak benda selalu jatuh di depanku!" aku berteriak balik, tetap fokus mengejar bajingan yang membawa Suzu dalam karung di belakangnya.
"Penipu! Berhenti atau aku akan menyerangmu!" teriaknya sambil mengarahkan pedang ke arahku.
"Lakukan sesukamu!" aku hanya menjawabnya dengan acuh tak acuh. Sepertinya aku gagal meyakinkannya apapun itu sekarang.
Lagian, apa yang bisa dilakukan seorang kesatria penjaga biasa?
Aku terus berlari, mencoba menghentikan penculik sialan itu.
Aku tidak akan membiarkannya lolos! Tidak akan!
Dia menabrak beberapa benda di lorong panjang yang sepi itu. Mungkin maksudnya memperlambatku, tapi itu tidak akan terjadi jika itu aku.
Aku yang sempurna dalam kemampuan berhitung ini, ditambah skill skill cheat, aku tidak akan bisa salah dalam hal seperti itu!
Aku berhasil melewati celah kayu yang jatuh dengan sempurna, dan menghindari balok balok yang melayang mengarah ke kepalaku.
"Dari mana benda benda ini melayang?!" si kestria penjaga itu masih saja bingung dengan apa yang terjadi.
Apa dia bodoh?! Aku sepertinya sudah menjelaskan padanya!
Baiklah, mulai sekarang aku akan memanggilnya prajurit bebal!
"Sepertinya aku harus menghentikan ini!" si prajurit bebal berkata seperti seorang tokoh utama novel novel.
Aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan, tapi firasat ku mengatakan bahwa ini akan berbahaya.
Sriiing!!!!!
Sesuatu dalam diriku bereaksi. Tiba tiba, semua pandanganku melambat, serasa seperti slow motion. Aku tak tahu apa itu, tapi aku mengikuti instingku untuk melompat ke samping.
BROOM! Sebuah dinding pembatas yang berasal dari kayu di sebelahku hancur dihantam sesuatu.
Aku melompat mundur, merinding.
Tapi dengan cepat aku menyadari lagi, bahwa aku bisa saja melepaskan Suzu. Aku meninggalkan keributan itu untuk kembali fokus ke penculik sialan itu
"Bagaimana bisa kau menghindari [Flickering Slash] ku?" dia terdengar heran. Apakah itu sesuatu yang mustahil?
"Apa kau tolol? Kau ingin membunuhku kah?!" aku berteriak histeris.
Tapi memang benar. Jika sesuatu tadi tidak mengingatkanku, aku pasti sudah menjadi bagian dalam tembok pembatas tadi.
Kemungkinan, aku bisa selamat berkat salah satu skill yang kudapat saat berlatih dengan kak Rulily, [Critical Perception].
"Apapun yang terjadi, aku harus menangkapmu!" dia berkata dengan yakin.
Melihat karakternya, tidak mungkin bagiku untuk mempengaruhinya supaya tidak mengejarku. Berarti hanya ada satu jalan terakhir.
"Kumohon! Biarkan aku mengejarnya! Kau bisa mengikutiku dari belakang jika kau mau, tapi jangan menggangguku!" sedikitnya, aku memang kasar. Tapi ini merupakan apa yang ingin aku ucapkan sekarang. Aku berharap dia memahaminya.
"Disini Seuird! Aku sedang di jalan Reluash dan dalam pengejaran. Tersangka diduga penculik yang memiliki badan kecil. Dia sangat lincah dan bahkan mencoba menghasut ku. Tolong kirimkan bantuan perwira berpengalaman!" dia membuat sesuatu lingkaran instrinsik di sekitar telinganya. Kemungkinan untuk berkomunikasi.
Tapi intinya, dia memanggil bala bantuan!
Jalan tiba tiba berbelok ketika aku berpikir, membuat pelariannya menjadi semakin sulit.
Kawasan ini penuh dengan belokan, membuatku harus ekstra berhati hati ketika dia tiba tiba merubah haluannya untuk berbelok.
Sriiing!!
Suasana kembali melambat. [Critical Perception] ku kembali aktif. Ini berarti ada sesuatu yang berbahaya di sekitarku.
(Aku tidak bisa melihatnya!)
Aku hanya bisa merasakannya dan menghindar dengan melompat ke depan, berguling.
Tiba tiba, aku melihat rintahan sesaat kuda di sebelahku. Dan ketika aku menoleh, kuda itu terlihat terlilit benda seperti akar di seluruh tubuhnya!
"Huh! Kau benar, Seuird! Dia luar biasa! Tembakan ku bisa dihindarinya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana dia di masa depan!" salah seorang prajurit mengiringiku dari atas.
Dari siluetnya saja aku sudah tahu, dia merupakan prajurit berpengalaman.
"Aku sudah bilang, bukan?" sahut si bebal yang belakangan diketahui namanya Seuird.
"Tapi, tidak kusangka bahwa Guildmaster sendiri yang akan datang kemari, kau pasti akan menjadi sangat terhormat, penculik kecil!" si Seuird tertawa.
"Ahahaha! Aku hanya kebetulan lewat dekat sini. Selain itu, sepertinya kita tidak boleh meremehkannya!" apa? dia Guildmaster? bukankah itu berarti ini berbahaya?!
Menyebalkan, memang. Tapi mereka bisa tertipu seperti ini karena musuh memiliki alat yang menyamarkan keberadaannya dari mereka para elf.
"Kumohon! Biarkan aku mengejarnya!" aku tetap meneruskan pengejaranku, walau di belakangku aku dibuntuti dua orang kesatria penjaga.
Mereka saling berpandangan, ketika akhirnya si penculik melompat, berbelok ke samping, ke kanan lalu kembali berbelok ke kiri.
Aku terpaksa untuk ikut melompat dari antara kedua bangunan, membuatku bisa berbelok dengan sempurna.
"Hei!" si prajurit bebal berteriak ketika aku melompat.
Mungkin dia pikir aku akan kabur? Aku mungkin bisa kabur darinya, tapi tidak dengan prajurit satunya lagi. Dia terlihat sudah cukup berpengalaman dengan ini.
"Hei Seuird! Apa orang ini dapat dipercaya?" si prajurit di atap sambil melirik ke arahku. Dia mungkib sedikit bimbang dalam mengambil keputusan.
"Entahlah. Tapi, tugas harus dilaksanakan dengan cepat. Seperti biasa, kawan!" sekarang mereka mendiskusikan hal yang tidak kuketahui.
Aku tidak peduli apapun itu, yang kupeduli hanya Suzu yang semakin jauh.
Sriiing!!
Skill ku kembali berbunyi. Aku tak tahu apa itu, tapi aku tetap harus menghindar.
"Komohon! Jangan hentikan aku!" aku memohon memelas pada mereka yang berusaha menangkap ku.
Tapi apa daya, mereka tetap menyerangku dengan beberapa jebakan. Aku masih beruntung memiliki skill [Critical Perception].
"Komohon! Adikku! Adikku diculik oleh mereka!" aku berteriak lagi, tapi mereka tidak menggubris ku.
Sedangkan si prajurit bebal, tampak menggumamkan sesuatu, tapi tidak jelas.
Aku kesal, tapi aku harus melakukannya!
Saat saat seperti ini, sepertinya aku tidak bisa lagi menahan diriku. Aku akan keluar dengan semua yang ku punya!
Ingin aku bergerak cepat, tapi si prajurit bebal sudah meneriakkan sihirnya.
"Agriass Lunidas!!" si Seuird meneriakkan sesuatu, tapi aku tahu, itu berbahaya bagaimanapun aku mengatakannya.
Tiba tiba, tanah tempat aku berdiri bergerak, bergetar. Dan entah bagaimana, tiba tiba membentuk tembok yang sangat tinggi.
Aku terlempar ke atas. Tudung yang aku pakai terkesiap, menghadirkan rambut putih dan ciri manusiaku.
Aku terlempar cukup tinggi ketika tiba tiba skill ku berbunyi. Dan SCRAAAB!
Aku tertangkap.
"Tidak! Tidak lepaskan aku kumohon! Apapun! Aku akan melakukan apapun! Lepaskan aku! Adikku diculik! Adikku diculik!" aku hanya bisa berteriak tidak karuan, ketika melihat si Seuird melompat, menyiapkan pedangnya ke arahku.
"Apakah ini akhirnya? Atau aku harus mengeluarkan semua energi sihirku?" aku menatap perlahan, ketika skill [Critical Perception] ku aktif.
(Tidak! Tidak akan kubiarkan berakhir! Tidak sampai aku menghancurkan orang orang itu!) aku benar benar tidak bisa berpikir apa apa lagi, hanya situasi ini yang membuatku panas sekarang.
"Mungkin saatnya sihir bekerja, kah?" aku tersenyum pelan sambil menyiapkan tangan.
Trangg! Pedangnya tertahan oleh pedang besar lain yang tampaknya melindungi ku. Apapun itu, aku sudah putus asa, tidak lagi mampu berpikir apapun. Dan aku juga hampir menggunakan sihirku padanya.
"Suzu," aku menggumam perlahan. Aku mulai depresi dengan keadaan. Kenapa ini harus terjadi padanya? Aku seharusnya menjaganya, tapi apa gunanya aku ini?
"Jangan lukai dia, bodoh! Kita bisa menangkap informasi darinya. Dan juga, agaknya aku percaya padanya," si kesatria yang melindungi ku sekarang berbalik, menatapku.
Aku hanya diam, dengan seluruh tubuh terlilit akar yang dilemparkannya.
"Apa kau baik ba.." suaranya terhenti.
"Ren?!" aku terkejut.
"Suara ini?! Ayah?!!"
"Heeeeh?!!" Seuird berteriak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments