langkahi dulu mayat ku

( Asih pov)

" Mau apa lagi ibu datang kesini? " Tanya ku menatap tajam matanya.

Bukan bu sumi jika tidak geram kala aku menatap nyalang ke padanya " Hebat ya kamu sudah bisa menatang saya, mentang mentang sudah jadi simpanan om om, atau uang untuk perawatan mu itu dari gaji Adit yang kamu simpan selama ini, " Tuduh nya.

Aku tersenyum miring menanggapi tuduhan bu sumi yang tidak beralasan " Gaji mas Adit. Aku ingin tau, apa ibu sekarang masih bisa makan enak, belum di usir dari kontrakan? " Tanyaku dengan santai.

" Apa hubungannya kehidupan ku dengan gaji Adit, benar kan tuduhan ku. Ayo sini kembalikan uang anak ku! " Sentak bu sumi.

" Kalian bisa hidup tenang selama ini, itu karna aku yang membayar kontrakan rumah, sekolah tiara bahkan cicilan motor mas Adit. Ibu pikir gaji mas Adit sebesar apa, hampir seluruh nya ibu yang ambil, masih menuduh ku menyimpan uang gaji. Lucu sekali, " Lihat wajahnya, muka tanpa dosa.

" Kamu pikir aku akan percaya, dasar perempuan murah, " Sekali busuk tetap lah busuk. Benar kata mbak Ratna.

" Berhentilah membuat malu diri sendiri bu, jangan terus berkelit. Apa tujuan ibu kesini?, jika ingin mengambil uang ku. Jangan harap aku akan memberikan sepeser pun, uang ini ku hasilkan sendiri dan ini bukan uang anak mu, " Ucap ku penuh penekanan, tak ada lagi rasa hormat di tiap perkataan ku, hati ini sudah cukup merasakan tekanan kala menjadi menantunya, sekarang aku bukan lagi bagian dari keluarganya tak ada lagi yang perlu aku khwatirkan dan takuti.

Wajahnya yang memang tidak bersahabat mendelik ke arah ku. " Aku ingin mengambil tiara, tiara itu cucu ku. Adit lebih berhak dari pada dirimu. Jika kau manjadi simpanan om om, jangan ikut sertakan tiara, " Matanya menatapku nyalang.

Aku tersenyum mendengar penuturannya " Haha sejak kapan ibu peduli pada tiara, jangan melucu bu. Sok jadi pahlawan kesiangan, Sudah ku katakan aku mencari uang halal. Pergi lah bu sebelum aku khilaf, " Habis sudah kesabaran ini, Ku keluarkan golok yang ku sembunyikan di belakang badan.

Bu sumi mundur perlahan.

" Jangan main kekerasan asih, aku kesini minta baik baik, kembalikan tiara pada kami, tiara itu cucu ku. Adit lebih berhak karna dia ayahnya, " Ucapnya sedikit melemah. Mata bu sumi melirik takut kearah golok yang ada di tangan ku.

" Sejak kapan tiara jadi cucu ibu, sejak kapan! " Bentak ku, perlahan aku mendekat ke arahnya.

" tiara memang cucu ibu tapi apa pantas dirimu disebut sebagai nenek. Kalian sekeluarga tidak ada yang peduli padanya, bahkan uang sekolah tiara pernah ibu curi dari dompet ku. Tiara mengambil makanan di rumah ibu, ibu marahi habis habisan sampai ibu cubit dan membiru. Apa itu yang di sebut nenek, sekarang kalian ingin mengambil nya dari ku. Hahh langkahi dulu mayat ku! " Sentak ku membuatnya mundur perlahan.

" I... Itu kejadian sudah lama, lagi pula ia mencuri, jika tidak di ajarkan dia akan menjadi pencuri. " Tatapan ketakutan bu sumi terpancar jelas dari mata nya. sebentar sebentar bu sumi melirik ke arah golok di tangan ku.

Berguna juga golok ini, padahal aku hanya memakainya untuk menakuti bu sumi.

" Mengambil makanan di rumah nenek nya, kalian sembut pencuri. Dengan sifat kalian yang seperti itu, kalian pikir aku akan menyerahkan tiara dengan suka rela, ayo sini maju. Walaupun harus masuk penjara, asalkan bisa menuntaskan kekesalan hati, aku tak masalah " Ku acungkan golok itu ke arah bu sumi.

( author note : adegan ini tidak boleh di tiru bu ibu 😅 )

Mbah mina tergopoh gopoh keluar berlari ke arah ku, wajah nya pucat pasih. Warga sekitar yang mendengar, mulai berdatangan.

Mbah mina menggenggam tangan ku " Istighfar Asih, ayo turunkan golok mu " Bisik mbah mina.

Sekuat tenaga aku menahan tawa, astaga sebagus itulah akting ku sehingga mereka semua takut. Ku kedipkan sebelah mata kepada mbah mina sebagai kode. Ia menerima kode ku.

" Ayo layangkan aja sih, nanti daging nya bisa mbah gulai. Kebetulan mbah baru giling bumbu buat gulai daging " Teriak mbah mina, ingin rasanya aku tertawa saat itu juga.

Sontak warga sekitar terkejut mendengar mbah yang rajin mengaji ke masjid mengeluarkan kata kata yang menyeramkan.

Wajah bu sumi pucat pasih, ia mundur perlahan.

" Ka..... Kalian gila, " Teriaknya ketakutan

Tak tahan rasanya melihat raut ketakutan bu sumi, ku gigit bibir bawah menahan tertawa yang hampir lepas.

" Tunggu apa lagi sih, ayo mbah sudah gak sabar makan gulai daging, " Ujar mbah mina setengah memekik, membuat bu sumi membulatkan matanya dan gemetaran. Ia berjalan lebih jauh dari kami, sedikit berlari.

" awas ya kalian. Aku akan datang lagi bersama Adit. Awas kamu Asih, ku biarkan kamu sekali ini. " Perlahan tapi pasti bu sumi meninggalkan halaman rumah ku.

Setelah bu sumi pergi menjauh, aku dan mbah mina tertawa besamaan.

Mbah mina menepuk tangan ku " Asih, mbah tadi hampir jantungan. Mbah pikir kamu beneran gak waras. Astaga sih, liat mbah sampe salah pake sendal, " Mbah mina memakai sendal sebelah besar dan sebelah kecil. Aku tertawa melihatnya.

" Maaf Bu ibu, tadi Asih cuma mengancam. Maaf ya mengganggu ketenangannya, " Ucap ku kepada warga sekitar. Kebanyakan dari mereka tertawa setelah melihat reaksi bu sumi.

" Gak mungkin Asih berani mbah, liat tangan Asih aja gemeteran mbah megang nya. Tapi ya harus di gituin mbah, kalo gak bakal nyusahin. Ayo masuk mbah, " Ajak ku.

" Mbah lagi nyayur sih, nanti aja. Mbah pulang dulu ya. Memang sebaiknya kalian cepet pindah sih, biar sumi gak ganggu kamu lagi "

" Iya mbah, kemarin asih sudah keliling. Cuma belum ada yang pas. Nanti sore asih mau cari lagi. Beneran mbah gak mau mampir dulu? "

" Enggak, mbah pulang dulu ya " Aku mengangguk mengantar kepergian mbah mina.

" Mbah tunggu, ini golok kemarin asih pinjem sama mas Reno. Ini asih kembaliin, makasih ya mbah " Ucap ku menyerahkan golok panjang.

" Iya, nanti kalo si sumi datang lagi. Jangan lupa Panggil mbah, lumayan bisa jadi hiburan, " Lantas aku tertawa menanggapi perkataan mbah mina,.

" Iya mbah, Asih masuk dulu mbah. Tiara sendirian di belakang, " Mbah mina mengangguk dan melangkah kan kaki ke rumahnya.

.................

" Tiara... " Teriaku. Anak itu tak ada di belakang, dan dimana pun.

" TIARA... " Tak ada respon apapun.

" TIARAAA, " Teriaku lebih kencang, Rasa cemas di dada ini dk bisa di tutupi lagi, aku sudah keliling rumah dan tak menemukan keberadaannya di manapun.

' apakah tiara tadi keluar dan di ambil bu sumi ' prasangka ku, tapi rasanya tidak ada yang keluar dari rumah ini, dan lagi bu sumi pergi sendirian. Astaga Tuhan kemana anak ku, sekali lagi aku keliling rumah. Ku cari mulai dari halaman depan dan ruang tamu nihil, di kamar tak ada, toilet kosong, sedangkan halaman belakang juga kosong.

Aku panik, bagaimana aku tidak panik tiara adalah hidup ku, jika benar dirinya di ambil oleh bu sumi dimana lagi semangat ku untuk menjalani hidup ini, air mata ini mengalir tanpa permisi, perasaan cemas, gusar, panik bercampur menjadi satu. Bergegas aku ke belakang hendak mengambil senjata lain, jika benar tiara tadi di ambilnya saat diriku lengah. Aku memerlukan senjata untuk mengunjungi rumah bu sumi. Akan ku ambil tiara walaupun mereka adalah keluarga ayahnya sendiri. Enam tahun pernikahan cukup bagiku untuk mengetahui sifat jelek mereka semua. Tak akan ku biarkan tiara hidup di antara kebejatan mereka.

Tak lama dari pintu dapur samar samar aku mendengar suara tawa anak kecil, hingga aku tiba di halaman belakang suara itu lebih jelas lagi. Ku usap dada ini, ibu mana tidak hapal suara tawa anak nya sendiri. Ya, itu suara tawa tiara, ku edarkan pandangan mencari sumber suara.

Mataku membulat melihat malaikat kecil ku itu bergantung di dahan pohon ceri.

" Tiara, turun. Astaga bagaimana kamu bisa memanjat setinggi itu nak? " Teriak ku, sejak kapan dirinya bisa memanjat pohon. Tak ada raut ketakutan di wajahnya. Seakan sudah biasa di lakukan nya.

" Hahaha.. Mama, " Suara tawa nya tidak menyurutkan rasa ketakutan ku. Dengan tenang ia memakan buah ceri di atas sana.

" Tiara turun nak, jangan buat mama takut. Ayo turun, " Titah ku.

" Bentar lagi ma, tiara masih mau makan ceri, " Terikanya dari atas pohon.

Aku menggeleng " Tidak nak, nanti kamu terjatuh, ayo turun biar mama yang mengambil nya, " Bujuk ku, di balas gelengan oleh tiara.

Ia menatap wajahku, tersenyum " Mama jangan khawatir, tiara sudah biasa memanjat pohon ceri bersama mas dodi, " Ujarnya membuat hati ku sedikit lega.

Benarkah? Apa aku yang terlalu sibuk dengan dunia ku hingga melupakan tiara.

Rasa bersalah menyusup di hati ku, mulai sekarang aku berjanji akan selalu ada untuk tiara, menjadi ibu serta ayah baginya.

Tapi aku masih tidak tenang melihatnya berdiri di atas pohon ceri tinggi itu, ada rasa tak nyaman di hati ku.

" Nak ayo turun, mama mau buat ice cream. Tiara suka makan ice cream bukan? , ayo kita buat ice cream sore ini, " Bujuk ku memakai makanan favorit nya. Ice cream.

Matanya berbinar senang, ia mengangguk menandakan setuju usulan ku. Walaupun hari hujan badai dingin meraba di tubuh tapi tiara tak berhenti menyuapkan cairan susu beku itu ke dalam mulutnya. Karna itulah setiap aku sulit membujuknya, senjata favorit nya itu ku gunakan.

Biarlah orang bilang aku terlalu memanjakan anak ku, kata mereka jika nanti dewasa bisa besar kepala. Bukan kan itu tergantung dari didikan yang kita berikan, selama aku mengajari manner dan attitud yang baik, dan memberikan pendidikan agama yang benar . Ku rasa itu cukup untuk menjadi bekalnya kelak. Sedangkan masa kecilnya tak bisa terulang lagi, akan sangat menyesal bila kita melewatkan masa lucu nya saat ini. Lagi pula aku tidak memberikan sesuatu yang buruk untuk anak ku. Hanya makanan favoritnya dan kasih sayang yang berlimpah.

Terkadang sangat miris melihat ibu ibu yang mencubit anak nya hingga membekas kebiruan hanya karna anaknya minta di belikan ice cream. Memang jajanan favorit seluruh anak di dunia itu tidak aman Jika di beli di luaran dan di konsumsi berlebihan. Tapi Jika kita bisa meluangkan sedikit waktu, membuat makanan favorit nya itu tidak lah susah, mbah google siap membantu.

Ingat saat mengeluarkan dan menatapnya pertama kali, bukan kah kita sangat bersyukur akan kehadirannya. Wajah mungilnya, membuat hati ini berdesir, hingga rasa sakit melahirkannya hilang tak berbekas. Rasa ingin melindungi tubuh ringkih yang kecil itu berkobar, dan akan memakan siapa pun berani menyakiti nya. Tega kah kita melukainya?, jika bisa memilih, lebih baik aku meluangkan sedikit waktu tidur ku untuk menyenangkan hati kecilnya. Tak tega rasanya melukai tubuh kecilnya, belum lagi tagisan yang keluar dari mulut kecilnya itu sungguh membuat diriku juga ikut bersedih.

Membayangkan nya saja, membuat mata ini berembun, ku hapus air mata ku. Memandang putri kecil ku turun dari pohon ceri. Aku sudah bersiap di bawah menyambut nya.

Tiara turun perlahan seakan tanpa kesulitan sama sekali.

Hingga..

Brak.....

Hal yang kutakut kan terjadi, tiara terjatuh dari pohon ceri yang tinggi. Jantung ku berdegub tak beraturan, serasa akan meloncat keluar. mata ku membulat, darahku seakan berhenti saat itu juga.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

loh ini hari senin ya kk 😁

jangan lupa vote nya ya 🙏🏻

tab love and comment juga kk hehe...

satu lagi + favorit 🤭.

aduh maaf author banyak maunya ya wkwkwk 🤣🤣🤣

tapiiiiiiii

sekali lagi terimakasih kk, walaupun belum banyak yang baca author usahin update tiap hari, author sayang kalian 🥰😁 .

mbak Ratna " author gak tau malu ih, udah banyak maunya. bilang sayang sayang juga 🤪, "

author " author pake baju mbah eh salah mbak, kenapa harus malu ih mbah eh salah lagi mbak, "

mbak Ratna " author ngajak gelud ya, masa salah dua kali. 😠. "

author duduk menyudut di pinggir jendela " kenapa sih kok semua tokonya gak suka sama author, author salah apa 😭 "

mbak Ratna " kalo chapter ke depannya aku gak punya anak juga awas aja 😠😠 . "

author " 😖😖😩 oke mbah eh salah lagi mbak, " .

author kabuuurrr dulu, sebelum di amukin sama mbak Ratna.

bye byeee kk readers salam dari cinta dari author yang gabut padahal banyak kerjaan ini 😅.

Terpopuler

Comments

ciru

ciru

cakeep.

2023-07-30

0

Sarah

Sarah

kapan jodoh asih akan hadirr

2022-02-22

1

Sukarmi Iskandar

Sukarmi Iskandar

hahahaha memang bener kucing manis pun menggigit klo di injak

2021-11-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!