Awalnya pemilik bengkel dia menolak permintaan Zain yang ingin mengundurkan diri, karena pemilik bengkel suka dengan cara kerjanya Zain dan sifatnya Zain yang baik, akan tetapi mau bagaimana lagi, pemilik bengkel bahkan sudah tidak bisa menahan Zain lagi, ketika Zain tetap kekeh dengan keputusannya untuk tetap keluar, walaupun Zain juga sudah ditawarin pemilik bengkel kenaikan gaji sebesar empat puluh persen.
Akhirnya pemilik bengkel mengabulkan permintaannya Zain untuk mengundurkan diri dan pemilik bengkel lalu memberikan gaji terakhir Zain serta bonus untuk Zain, karena selama Zain bekerja, Zain bekerja dengan sangat baik, walaupun cuman baru dua bulan saja.
Setelah dari bengkel Zain lalu menuju keCafe tempat kerja dia selanjutnya, dan mengatakan yang sama seperti dia mengatakan kepada pemilik bengkel jika dirinya ingin mengundurkan diri dari bengkel. Dan Manager Cafe menyutujuinya saja setelah bertanya berbagai pertanyaan untuk Zain. Akhirnya Manager Cafe mengerti kenapa Zain ingin mengundurkan diri, setelah itu Manager Cafe langsung memberikan gajinya yang terakhir dan uang bonus kepada Zain.
Tidak sampai tiga hari Zain sudah bisa menyelesaikan semua urusannya. Dan uang gaji serta bonus yang dari bengkel serta Cafe Zain gunakan untuk membeli pakaian yang cukup bagus yang sesuai uangnya dan setidaknya tidak mempermalukannya ketika nanti datang kekantornya Aulian. Begitulah sekiranya apa yang Zain fikirkan.
Dan hari kedua Zain sudah datang kekantornya Aulian dan langsung menemui Aulian dijam kantor, setelah Zain melewati berbagai macam pertanyaan dari security dan resepsionis, akhirnya Zain diperbolehkan naik untuk menuju keruangannya Aulian ketika resepsionis menelfon Indra sekretarisnya Aulian dan Indra langsung untuk menyuruhnya masuk, sebab Aulian sudah mengatakan kepada Indra jika ada yang mencarinya yang bernama Zain, langsung disuruh masuk keruangannya. Begitulah sekiranya yang dikatakan Aulian kepada Indra.
Selama menuju keruangannya Aulian Zain tak henti-hentinya terkagum dengan kantornya Aulian yang begitu besar dan tinggi. Tapi Zain dia mengaguminya didalam hati saja, diluar Zain terlihat biasa saja, sebab dia tidak mau dibilang kampungan walaupun dia berasal dari kampung.
Ting
Akhirnya Lift yang dia naiki sudah sampai juga dilantai ruangannya Aulian. Dan Zain langsung saja berjalan menuju kemejanya Indra, karena memang mejanya Indra ada didepan ruangannya Aulian.
Kemarin sebelum berangkat menyelesaikan urusannya dengan tempat kerja yang dahulu Zain pagi-pagi sekali mengecek Hpnya untuk melihat balasan dari Zahra, dan ketika Zain membaca balasan dari Zahra Zain semakin semangat sekali.
Dan tadi pagi juga Zain juga mendapat chat dari Zahra yang mengatakan untuk semangat berangkat ketempat kerja yang baru, membuat Zain semakin bertambah-tambah semangat sekali. Sebab malamnya Zain sudah bercerita kepada Zahra.
Hanya satu yang Zain belum ceritakan kepada Zahra, yaitu dia bekerja diPerusahaan mana dan siapa bossnya, karena Zain hanya bercerita kepada Zahra jika dia ditawarin bekerja menjadi seorang sekretaris diPerusahaan besar, sudah begitu saja.
Kembali lagi keZain yang sudah sampai didepan ruangannya Aulian.
"Permisi Tuan", kata Zain kepada Indra yang lagi melihat kearah komputer.
"Zain kah?? ",kata Indra kepada Zain. Dan langsung mendapat anggukan dari Zain.
"Iya Tuan", jawab Zain kepada Indra.
"Mari Zain, ikut saya, kamu sudah ditunggu oleh Tuan Aulian didalam", kata Indra kepada Zain dan Indra langsung berdiri dari duduknya dan berjalan menuju keruangannya Aulian.
Aulian yang waktu itu lagi menerima telefon dari Papah dan Bundanya yang menyuruhnya untuk cepat datang keacara syukuran pernikahan Kakaknya Qiyas, mendengar pintu ruangannya diketuk.
"Masuk", jawab Aulian disela-sela telefonnya.
Ketika Indra mendengar suara dipersilahkan masuk oleh Aulian, dia langsung saja masuk diikutin Zain yang ada dibelakangnya.
Tanpa sadar Zain mengagumi ruangannya Aulian yang besar dan nyaman.
Aulian yang melihat Indra dan Zain masuk, dia lalu menyuruh duduk Zain dan Indra dikursi yang ada didepan mejanya dengan menggunakan isyarat tangan, sebab dia masih menerima telefon dari Papah dan Bundanya.
"Iya-iya Bund, nanti setelah ini Aul kesitu, sudah dulu ya Bund, ini Aul lagi sedang ada tamu, Assalamu'alaikum", kata Aulian mengakhiri sambungan telefonnya dan langsung mematikan sambungan telefonnya ketika sudah mendapat jawaban dari Bundanya yaitu Bunda Lili.
Aulian dia lalu mengantongin Hpnya kesaku jasnya lagi. Dan dia langsung memulai berbicara kepada Indra dan Zain sedang duduk menunggunya selesai menelfon.
"Indra terimakasih, sekarang kamu boleh keluar kembali keruanganmu dan segera selesaikan pekerjaanmu lagi", perintah Aulian kepada Indra.
"Baik Tuan Aulian", kata Indra sambil beridiri dan membungkukkan badannya sedikit lalu berlalu untuk keluar dari ruangannya Aulian.
Tersisalah Aulian dan Zain yang ada didalam ruangan itu. Dan Aulian langsung saja menanyai Zain seputar pekerjaan.
"Apakabar Zain?? ", tanya awal Aulian kepada Zain.
"Alhamdullillah baik Tuan Aulian", jawab Zain sambil tersenyum ramah.
"Bagaimana dengan urusan pekerjaanmu yang dibengkel dan diCafe Zain?? ", tanya Aulian lagi kepada Zain.
"Semuanya sudah beres Tuan Aulian, saya sudah mengundurkan diri darisana", jawab Zain kepada Aulian.
"Ok, kalau begitu saya terima kamu menjadi sekretaris kedua saya, dan Indra nanti akan memberikan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk kamu tanda tangani Zain, ada yang ingin kamu tanyakan?? ", kata Aulian kepada Zain.
"Ini surat lamaran dan berkas-berkas saya bagaimana Tuan?? ", tanya Zain kepada Aulian.
"Sebenarnya saya tidak membutuhkan, karena saya kan sudah melihat sendiri malam itu tapi demi formalitas dan dokumen untuk Perusahaan, nanti itu surat-surat kamu kasihkan saja keIndra ya Zain", jawab Aulian kepada Zain.
Aulian lalu memencet tombol yang ada ditombol telefon yang sudah tersambung ketelefon mejanya Indra.
"Indra datang keruanganku sekarang", kata Aulian kepada Indra dengan memencet salah satu tombol yang ada ditombol telefon.
Tidak lama masuklah Indra keruangannya Aulian. Dan Aulian langsung saja mempersilahkan duduk dulu Indranya.
"Indra, perkenalkan ini Zain sekretaris keduaku, ajari dia apa saja yang perlu dia kerjakan, dan apa saja yang sering saya butuhkan, serta bimbing dia agar bisa membantumu juga, saya yakin dia pasti cocok denganmu, faham Indra", kata Aulian kepada Indra sekretarisnya yang pertama.
"Faham Tuan Aulian", jawab Indra kepada Aulian.
"Dan Indra tolong kamu tunjukkan dimana mejanya untuk Zain ini", kata Aulian lagi kepada Indra.
"Baik Tuan", jawab Indra lagi.
"Oh ya, satu lagi Indra, urus berkas-berkas yang perlu Zain tanda tangani, dan itu tolong kamu simpan surat-suratnya Zain ditempat biasa, sama hari ini saya harus pergi dan mungkin nanti saya tidak kembali lagi kekantor, tolong kantor kamu handle saja dulu ya Indra, sekalian ajarin juga itu Zain", kata Aulian kepada Indra.
"Iya Tuan", jawab Indra lagi.
"Bagaimana denganmu Zain?? ", tanya Aulian kepada Zain.
"*Saya f*aham dan mengerti Tuan Aulian", jawab Zain dengan mantap.
"Kamu boleh tunggu diluar dulu Zain, ada yang ingin saya bicarakan kepada Indra", perintah Aulian kepada Zain.
"Baik Tuan Aulian, permisi", jawab Zain kepada Aulian sambil berdiri dan membungkukkan badannya setelah itu dia berlalu keluar dari ruangannya Aulian.
"Indra, tolong kamu berikan uang kepada Zain dua puluh juta, supaya dia bisa membeli pakaian yang sesuai dengan kriteria sekretaris yang saya inginkan, dan tolong juga kamu beritahu apa saja yang perlu dia pakai dan tidak boleh dia pakai ya Indra, dalam menjadi sekretarisku", kata Aulian kepada Indra.
"Tapi kenapa Tuan memberikannya uang sebegitu banyaknya kepadanya Tuan?? ", tanya Indra dengan penasaran.
"Dia itu dari kampung Indra, dia yang membantuku kemarin, dia itu orang baik dan saya yakin dia pasti bingung tidak tahu harus memakai pakaian apa saja yang harus dia pakai ketika bekerja nanti", jelas Aulian kepada Indra.
"Dia itu pintar Indra, saya yakin dia pasti akan cepat memahami pekerjaan yang diberikan olehmu nantinya", sambung Aulian lagi kepada Indra.
"Baik Tuan saya faham", jawab Indra kepada Aulian.
"Saya pergi dulu Indra keacara syukuran pernikahannya Kak Iyas, jika nanti ada tamu mencariku, suruh datang lagi besok, dan jadwal saya hari ini dicancel saja semua, sama itu Zain kasih tahu juga dia harus berangkat dan pulang jam berapa Indra", kata Aulian.
"Iya Tuan", jawab Indra lagi.
"Baiklah ayo kita keluar", ajak Aulian kepada Indra, dan Indra dia hanya mengangguk memberikan jawaban. Serta dia lalu langsung membukakan pintu untuk Aulian.
Ketika Aulian melewati Zain yang menunggu didepan ruangan, dia hanya mengangguk, sedangkan Zain dia menyapa dan sedikit membungkukkan badannya kepada Aulian.
Setelah kepergiannya Aulian, Zain dia lalu dikasih tahu Indra dimana ruangannya. Dan ruangan Zain berada paling depan sendiri hampir dekat dengan pintu lift, sedangkan Indra ada dibelakangnya Zain.
Indra lalu dengan sabar mengajari semuanya yang harus dikerjakan oleh Zain, dan sesuai dengan perintahnya Aulian, Indra memberikan uang untuk Zain membeli pakaian.
Awalnya Zain terkejut karena dia hari pertama bekerja tiba-tiba sudah mendapatkan uang, ketika sudah dijelaskan oleh Indra apa gunanya uang itu, barulah Zain mengerti dan faham. Dan dia berjanji akan berusaha semaksimal mungkin bekerja dengan baik dan giat serta tidak akan mengecewakan Aulian, begitulah tekadnya Zain didalam hati.
Zain sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Aulian, karena Zain bisa mendapatkan seorang atasan yang baik sepertinya. Dan Zain juga akan menggunakan uang pemberian Aulian sebagaimana mestinya Aulian menyuruh, sebab Zain ingin memperlihatkan kepada Aulian jika dia pantas menjadi sekretarisnya.
Disela-sela pekerjaannya, Zain lalu mengirmkan pesan kepada Zahra, gadis yang dicintainya.
"Zahra hari pertamaku bekerja, dan Alhamdulillah atasan saya ternyata orangnya sangat baik sekali", pesan Zain kepada Zahra dengan dikasih emoticon tersenyum manis.
"Semangat Zain, semangat-semangat, tunjukkan kepada Ibumu dikampung, jika kamu bisa sukses dengan usahamu sendiri", balas Zahra langsung karena saat itu Zahra sedang memegang Hpnya.
Dan Zain pun juga sudah memberitahukan alasan dan cerita yang sebenarnya kepada Zahra, kenapa dia bisa sampai merantau kekota. Kecuali debat bersama Ibunya tentang dirinya yang mencintai Zahra dia sengaja tidak diceritakan kepada Zahra, karena fikir dia itu belum waktunya.
Zain yang langsung mendapat balasan dari Zahra, ketika Zain membacanya dia jadi tersenyum sendiri dan tambah semangat. Lalu dia menaruh Hpnya lagi diatas meja dan tidak membalas pesannya Zahra tadi. Karena tidak enak jika main Hp lama-lama ketika bekerja.
🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
PR buat Author bagaimana ini lanjutannya😂😂😂😅😜
💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕
***TBC***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
wil wil
semangat kak author 💪💪
2022-08-28
1
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝓼𝓪𝓲𝓷𝓰𝓪𝓷 𝔂𝓰 𝓫𝓾𝓪𝓽 𝓭𝓪𝓹𝓮𝓽𝓲𝓷 𝓩𝓪𝓱𝓻𝓪 𝓹𝓭 𝓼𝓱𝓸𝓵𝓮𝓱" 𝔂𝓪 𝓳𝓭 𝓫𝓲𝓷𝓰𝓾𝓷𝓰 🤔🤔🤔𝓽𝓹 𝓽𝓮𝓽𝓮𝓹 𝓴𝓸𝓴 𝓼𝓪𝔂𝓪 𝓭𝓾𝓴𝓾𝓷𝓰 𝓐𝓾𝓵𝓲𝓪𝓷 𝓼𝓪𝓶𝓪 𝓩𝓪𝓱𝓻𝓪 𝓴𝓪𝓻𝓷𝓪 𝓼𝓪𝔂𝓪 𝓭𝓪𝓱 𝓼𝓻𝓮𝓰 𝓹𝓪𝓼 𝓫𝓪𝓬𝓪 𝓼𝓮𝓴𝓲𝓵𝓪𝓼 𝓭𝓲 𝓴𝓲𝓼𝓪𝓱 𝓴𝓪𝓴𝓪𝓴 𝓷𝔂𝓪 𝓠𝓲𝔂𝓪𝓼 𝓽𝓮𝓷𝓽𝓪𝓷𝓰 𝓶𝓮𝓻𝓮𝓴𝓪 𝓫𝓮𝓻𝓭𝓾𝓪🤭🤭🤭
2022-08-15
1
Herlinatriyono 786
semangat lanjut thor
2021-10-01
2