Malam harinya ketika sudah selesai makan malam bersama keluarganya minus Kakaknya Qiyas sekarang karena Kakaknya Qiyas sudah punya istri dan sementara dia masih tinggal dirumah Istrinya Kia.
Aulian, Papah Ziyas dan Bunda Lili mereka bertiga saat ini sedang membahas untuk acara syukurannya Qiyas dan Kia besok.
"Aul besok jangan lupa lho harus datang diacaranya Kakakmu Iyas", kata Bunda Lili mewanti-wanti Aulian.
"Iya Bunda, tapi Aul nanti akan datang sedikit terlambat karena nanti ada meeting penting yang tidak bisa Aul tinggalin Bunda", jawab Aulian sambil makan snack dan tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi yang dia tonton.
"Ya sudah tidak apa-apa yang penting nanti datang, siapa tahu nanti kamu disana ada calon jodohmu Aul", kata Papah Ziyas kepada Aulian.
"Aamiin semoga saja Pah, siapa tahu juga itu sekretarisnya Kak Kia masih jomblo Pah dan sesuai kriteriaku", kata Aulian dengan asal kepada Papahnya.
Karena Aulian sudah mendengar jika sekretaris Kakak Iparnya sangatlah cantik, hingga para kolega yang pernah bekerja sama dengan IBRAHIM COMPANY mereka terkadang membicarakan sekretaris Kakak iparnya Kia. Akan tetapi Aulian sendiri belum pernah melihat dan bertemu dengan sekretaris Kakak Iparnya itu.
"Aamiin, Papah dan Bunda mengaamiinin ucapanmu lho Aul, karena memang sekretaris Kakakmu Kia itu benar-benar cantik dan Papah lihat dia juga wanita baik-baik, benar kan Bund", kata Papah Ziyas kepada Aulian dan langsung dianggukin Bunda Lili.
"*Emang Papah pernah melihat dia itu sekretarisnya Kak Kia*?? ", tanya Aulian masih sambil menonton televisi dan sambil meminum bobanya yang tadi pesan digofood.
"Pernah dong, malahan Papah sama Bunda sudah pernah berhadapan langsung dengannya Aul", kata Papah Ziyas kepada Aulian dan dianggukin lagi oleh Bunda Lili.
Aulian dia tidak menjawab perkataan Papahnya, walau matanya dia mengarah ketelevisi akan tetapi fikiran dia melayang entah kemana. Karena memikirkan perkataan dari Papahnya.
Tiba-tiba dia mendengar suara dering hpnya yang ada dimeja depannya. Dan ketika dilihat ternyata sahabatnya Adzriel yang menelfonnya.
Aulian langsung saja berdiri dari duduknya dan berlalu keluar untuk mengangkat panggilan telefonnya. Papah Ziyas dan Bunda Lili mereka cuek dan membiarkan saja Aulian pergi untuk mengangkat telefonnya.
"Hallo Assalamu'alaikum Dzriel, ada apa?? ", salam Aulian ketika mengangkat telefon dari Adzriel.
"Lagi dirumah tidak kamu?? ", tanya Adzriel diseberang sana.
"Iya ada dirumah aku, bagaimana?? ", tanya Aulian lagi.
"Aku kesitu ya, kita keCaffe sebentar bagaimana", ajak Adzriel kepada Aulian.
"Boleh, aku tunggu kalau begitu, kamu ajak Hafiz tidak?? ", jawab dan tanya Aulian.
"Aku ajak dia, Ya sudah, aku siap-siap dulu, Assalamu'alaikum", kata Adzriel lagi kepada Aulian.
"Iya wa'alaikumussalam", jawab Aulian dan langsung mematikan sambungan telefonnya.
Aulian langsung masuk lagi kedalam ruang keluarganya untuk memberitahukan sekalian ijin kepada Bunda dan Papahnya untuk keluar bersama temannya Adzriel dan Hafiz. Karena Aulian tadi menerima telefonnya Adzriel diruang tamu.
Disebuah kontrakan yang sederhana tapi masih layak huni. Zahra yang sedang galau memikirkan akan lamaran dari Rizky temannya yang dari SMA sampai Kuliah.
Sejujurnya Zahra tidak mempunyai perasaan apa-apa sama Rizky, Zahra hanya menganggap Rizky sebagai teman dan sahabatnya saja tidak lebih, apalagi dengan statusnya Zahra yang anak orang miskin, sedangkan Rizky anaknya seorang anggota DPR selalu disindir oleh ibunya Rizky ketika bertemu atau berpas-pasan dengan Zahra. Apalagi Zahra sebelum Rizky melamarnya dia sudah diwanti-wanti dan dimarahi oleh Ibunya Rizky untuk menjauhi Rizky anaknya.
Rizky sendiri juga berteman dengan Zain, bagaimana ceritanya anak seorang anggota DPR bisa sekolah disekolahan kampung bersama Zain dan Zahra, itu dikarenakan diwaktu kecil Rizky lebih suka ketika berada dikampung halaman Kakek Neneknya, yang rumahnya pun masih satu kampung dengan Zahra. Karena dikampung halaman Kakek Neneknya menurut Rizky masih sejuk dan asri serta nyaman.
Jadi ketika lulus SMP Rizky meminta ijin untuk melanjutkan SMAnya dikampung halaman Kakek Neneknya. Dengan berat hati kedua orang tua Rizky mengijinkannya, terutama Ibunya Rizky yang awalnya menolak dengan keras permintaannya Rizky. Akhirnya Ibunya Rizky mengijinkan Rizky juga melanjutkan SMA dikampung halaman Kakek Neneknya, akan tetapi dengan satu syarat yaitu nanti kuliah Rizky harus kuliah dikampus yang sudah dipilihkan Ibunya.
Waktu itu Rizky iya-iya saja karena fikirannya ingin cepat bisa tinggal dikampung halamannya Kakek beserta Neneknya. Dari situlah Rizky mengenal Zahra serta Zain. Karena Rizky waktu itu satu kelas dengan Zain dan juga Zahra. Rizky pun jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Zahra sejak saat itu juga.
Dan ketika lulus SMA, Rizky kembali lagi kekota sesuai perjanjian dengan Ibunya untuk melanjutkan kuliah dikampus yang sudah dipilihkan ibunya. Rizky sudah hampir dan perlahan melupakan rasa cintanya kepada Zahra, karena fikir Rizky nanti dia tidak akan bertemu lagi dengan Zahra.
Ternyata takdir juga berpihak kepadanya, Zahra juga kuliah dikampus yang sama dengannya dengan jalur beasiswa, sungguh Rizky waktu itu sangat bahagia sekali ketika pertama kali mengetahui satu kampus dengan Zahra.
Hingga tiba suatu ketika, Rizky yang sudah tidak bisa menahan perasaan gejolak cintanya kepada Zahra, apalagi Rizky juga sudah mempunyai pekerjaan yang mapan, membuat Rizky yakin untuk mengutarakan perasaannya. Rizky lalu mendatangi kontrakan Zahra dan langsung melamar Zahra. Membuat Zahra yang mendengarnya sontak terlonjak kaget sekali.
*Flashback On Zahra*
"Wa'alaikumussalam, Eh Rizky tumben malam-malam kesini?? ", jawab Zahra sambil membukakan pintu kepada Rizky ketika Rizky baru mengucapkan salam.
"Silahkan duduk", kata Zahra mempersilahkan duduk kepada Rizky.
Zahra dan Rizky duduk dikursi yang ada diteras depan rumah kontrakannya Zahra.
"Begini Zahra, emmm jika aku berbicara begini, aku mohon pertemanan kita jangan putus sampai disini ya", kata Rizky kepada Zahra sambil sekilas melihat kearah Zahra.
"Emangnya kamu mau berbicara apa kepadaku Ky?? ", tanya Zahra dengan sangat penasaran.
"Sebenarnya aku sudah menyukai bahkan mencintaimu dari kita SMA dulu Ra, dan tujuanku datang kesini aku ingin melamarmu menjadi istriku, apakah kamu bersedia Zahra?? ", Kata Rizky dengan sangat lancar mengutarakan isi hati dan tujuannya.
Zahra yang mendengar perkataannya Rizky, dia sungguh sangat terkejut dan tidak menyangka. Padahal Zahra hanya menganggap Rizky sebagai temannya saja.
Dengan mengambil nafas yang dalam, Zahra langsung menjawab pernyataannya Rizky.
"Sebelumnya aku minta maaf Ky, jika jawabanku nanti akan melukai perasaanmu. Aku selama ini hanya menganggapmu sebagai temanku saja, apalagi status kita yang berbeda jauh membuatku dengan sangat yakin untuk tidak bisa menerimamu, Ibu kamu juga tidak suka denganku Ky, apalagi jika mengetahui kamu melamarku, pasti dia sangat marah nanti Ky",..... Zahra mengambil nafas sejenak.
"Maafkan aku Ky aku tidak bisa, kita berteman saja ya", lanjut Zahra lagi.
Rizky walau sudah menyiapkan hati jika akan ditolak Zahra tetap saja dia tidak bisa membohongi dirinya, jika hatinya begitu sakit ditolak wanita yang dari dulu dia cintai.
"Tapi kita masih bisa berteman kan Zahra?? ", kata Rizky kepada Zahra sambil menatap Zahra.
"Bisa", jawab Zahra sambil menganggukkan kepalanya.
"Baiklah terimakasih Zahra masih mau berteman denganku, sudah malam aku permisi pulang dulu kalau begitu, Assalamu'alaikum", pamit Rizky kepada Zahra.
"Wa'alaikumussalam", jawab Zahra dan dia langsung masuk kedalam rumah kontrakannya ketika melihat Rizky sudah masuk kedalam mobilnya.
*Flashback Off*
Hati tidak bisa dipaksakan begitulah yang Zahra rasakan, karena dia benar-benar menganggap Rizky hanya temannya saja.
Kembali keAulian dan Adzriel, serta Hafiz lagi, ketika mereka bertiga baru pulang dari Caffe sekitar jam sepuluh malam, ternyata diperjalanan mobilnya Aulian mogok ditengah jalan.
"Mobilmu ini payah, mobil bagus dan mahal ko mogok begini", kata Adzriel kepada Aulian.
"Tau begitu tadi pakai mobilku saja", kata Adzriel lagi.
"Cerewet kamu, sini bantuin kek", kata Aulian kepada Adzriel sambil membuka kap mobil.
"Mana aku tahu masalah mesin begini bambang", jawab Adzriel kepada Aulian.
Sedangkan Hafiz dia malah asik bersandar disamping mobil sambil mendengarkan musik melalui earphonenya.
Mereka pergi memang menggunakan mobilnya Aulian karena permintaan Aulian, entah kenapa Aulian pingin menggunakan mobilnya yang sudah lama tidak dia pakai dan Adzriel serta Hafiz hanya menurut saja, karena baginya mau mobilnya atau mobil Aulian atau mobilnya Hafiz juga sama saja.
"Bengkel pasti sudah tutup nih dijam segini", kata Aulian sambil melihat kemesin mobilnya yang berasap.
Adzril lalu menarik kabel earphonenya Hafiz membuat Hafiz langsung memasang wajah sebal kepada Adzriel.
"Apaan sih", kata Hafiz kepada Adzriel.
"Sini bantuin kek, malah asik sendiri begitu", kata Adzriel kepada Hafiz.
"Ya mana aku tahu Dzriel masalah beginian, kan kamu tahu sendiri kalau aku bisanya makan", jawab Hafiz kepada Adzriel sambil melihat kearah mesin mobil.
"Lagian, sih kamu Aul, punya mobil terlalu banyak, jadi gini kan, sampai yang ini lupa diservice kebengkel", kata Hafiz kepada Aulian.
Tiba-tiba dari arah belakang mereka bertiga, pundak Aulian dan Hafiz ada yang menepuk dari belakang, membuat Aulian dan Hafiz yang lagi melihat kemesin mobil terlonjak kaget.
"Setaaaaaaan", teriak Hafiz kaget karena reflek.
Mereka bertiga langsung memasang sikap waspada kepada seseorang yang tadi menepuk pundak mereka dari belakang, ketika Aulian, Adzriel dan Hafiz sudah berbalik badan.
🍑🍑🍑🍑🍑🍑🍑🍑🍑🍑🍑🍑
Mau tahu readers siapa orang itu, mangkanya tetap ikutin cerita ini😁😁😁😅
💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕
***TBC***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Rosyana
Terlalu banyak flashback on nya
2023-06-15
0
wil wil
lanjut 👍👍
2022-08-27
1
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝓼𝓲𝓪𝓹𝓪 𝔂𝓪🤔🤔🤔🤔🤔🤔
2022-08-15
1