Setelah kejadian Cika waktu itu, Aulian dia langsung membuka lowongan dan mencari penggantinya Cika, biar Indra sekretarisnya yang pertama tidak kerepotan, karena Indra juga orang suruhan serta tangan kanannya Aulian.
Akan tetapi sampai saat ini Aulian belum menemukan sekretaris yang cocok dengannya, dan sesuai harapannya.
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
Disuatu desa ada seorang pemuda yang lagi berantem hebat dengan kedua orang tuanya, terutama dengan Ibunya.
"Bu, ibu kenapa sih, Zahra itu wanita baik-baik, saya mencintainya sejak dia kecil hingga sekarang, kenapa Ibu melarangku untuk menikahinya", kata pemuda itu kepada Ibunya yang bernama Ibu Kani.
"Dia itu miskin, tidak cocok bersanding dengan kita, Ibu malu jika harus punya menantu yang seperti dia!!!! ", jelas Ibu Kani kepada anaknya yang bernama Zain, dengan sedikit berteriak.
Ketika gadis yang dibicarakan oleh Zain dan Ibunya sedang pulang kampung untuk menjenguk Ibu beserta adiknya. Ibunya Zain yang bernama Kani memergoki dan melihat Zain sedang menyapa dan mengajak mengobrol gadis itu yang sedang pulang dari pasar untuk berbelanja.
Karena Ibu Kani Ibunya Zain mengetahui jika anaknya Zain dari dulu mencintai gadis itu. Ibu Kani hanya malu mempunyai menantu seperti gadis itu, karena memang Keluarga Zain termasuk Keluarga terpandang didesa itu.
Dan gadis yang dibicarakan oleh Zain dan Ibunya bernama lengkap Fatimah Az-Zahra. Seperti nama putri kesayangan Rasulullah SAW yang mempunyai arti (perempuan lembut hatinya dan selalu berseri-seri).
Sosok Zahra sesuai dengan nama artinya, dari kecil dia memang sudah lemah lembut hatinya, sopan selalu menurut perkataan kedua orang tuanya, dan jangan lupakan wajah bersih alami dan naturalnya, dan kulit yang kuning langsat sangat khas gadis pedesaan menambah kesan yang sangat cantik alami, dan keibuan. Apalagi hijab yang dari dia umur satu tahun sudah diajari kedua orang tuanya untuk selalu memakainya. Semakin menambah kesan muslimah yang sangat cantik, anggun, manis dan kalem.
Walaupun Zahra berasal dari Keluarga sederhana, akan tetapi Keluarganya selalu mengajarinya untuk selalu bersyukur atas apa yang mereka miliki. Karena apa yang kita miliki belum tentu orang lain juga memiliki, begitulah ajaran yang selalu diterapkan kedua orang tuanya Zahra kepada Zahra dan adiknya.
Ayah Zahra dia seorang Guru SD didaerah tempat tinggalnya, dan Ayahnya juga sudah meninggal sejak Zahra kelas dua SMA. Sejak saat kematian Ayahnyalah kehidupan yang sebenarnya baru benar-benar Zahra rasakan.
Dia harus banting tulang membantu Ibunya untuk menyambung hidup. Karena sebelum Ayahnya meninggal Ibunya hanya seorang Ibu rumah tangga saja, dan semenjak Ayahnya meninggal Ibunya harus bekerja serabutan, untuk mencukupi kehidupan dan Zahra yang tidak tega dengan Ibunya, akhirnya dia juga ikut-ikutan mencari nafkah membantu Ibunya.
Zahra dia anak yang cerdas, hingga Zahra mencoba mendaftar kuliah diKota X dia diterima dengan jalur beasiswa. Sejak saat itu dia Kuliah sampai lulus dan saat ini juga sudah diterima bekerja menjadi sekretaris dari CEO Perusahaan Besar Zahra harus pulang pergi dari Kota X kekampungnya jika dia sedang libur. Karena semenjak Kuliah Zahra sudah ditekatkan merantau demi merubah nasib. Dan atas ridho serta ijin Ibunya kehidupannya dan Ibu serta adiknya sedikit berubah ketika Zahra sudah diterima bekerja diPerusahaan Besar diKota X.
Skip****
"Jika ibu tidak merestuiku dengan Zahra, baiklah jika itu kemauan Ibu, saya akan pergi meninggalkan ini semua, percuma saja punya harta tapi bikin orang menjadi sombong, lebih baik saya menjadi miskin harta, daripada harus miskin akhlak karena harta", kata Zain kepada Ibunya.
"Ibu, biarkan Zain memperjuangkan cintanya kepada Zahra, Bapak juga tahu Zahra itu anaknya bagaimana", kata Suami Ibu Kani, yang bernama Didi.
"Bapak itu kenapa menjadi membela gadis miskin itu ketimbang ibu sih", kata Ibu Kani kepada suaminya.
"Ibu jika harta bisa dibawa mati, silahkan bawa dan banggakanlah, Bapak dengan sukarela ikhlas memberikannya kepada Ibu dan dikubur bersama-sama Ibu", kata tegas Pak Didi kepada Ibu Kani.
"Pokoknya Ibu tidak rela jika Zain bersama gadis itu, dan Ibu akan mencabut namamu dari daftar harta warisan, jika kamu berani mengangkatkan kakimu dari rumah ini!!!! ", ancam Ibu Kani kepada Zain anaknya.
"Baiklah jika itu maunya Ibu", jawab Zain kepada Ibunya.
"Pak, Zain ingin pergi saja Pak, maafkan Zain jika Zain sering merepotkan Bapak, Zain akan membuktikan kepada Ibu, jika harta bukanlah segala-galanya, dukung dan do'akan Zain ya Pak, Zain akan selalu mengabari Bapak tentang keadaannya Zain, jika Zain tidak berjodoh dengan Zahra, setidaknya Zain masih punya iman, dan akhlak untuk tidak merendahkan orang lain", kata Zain kepada Bapaknya sambil juga menyindir Ibunya.
"Kamu laki-laki nak, perjuangkan yang menurutmu benar, yang penting tidak menyalahi aturan agama, walau kamu anak Bapak satu-satunya, Bapak akan mendukungmu, pergilah Nak", kata Pak Didi kepada Zain sambil memeluk putranya.
"Bapak!! ", geram Ibu Kani kepada suaminya.
Pak Didi hanya melirik sekilas kearah istrinya.
"Jika kamu pergi, jangan pernah kembali lagi kesini Zain, Ibu tidak mau mempunyai anak yang pembangkang sepertimu", ancam Ibu Kani lagi kepada Zain.
"Jika Zain bisa memilih, Zain juga tidak mau terlahir dari Ibu yang sombong seperti Ibu", kata Zain kepada Ibunya. Dan langsung membuat Ibu Kani langsung murka.
"Maafkan Zain Ibu harus berkata seperti itu, karena Zain sudah lelah menghadapi Ibu yang sombong dan selalu merendahkan orang lain", kata batin Zain ketika baru saja mengucapkan kata-kata tadi.
"Pergi kamu dan tidak usah kembali lagi kesini!!!! ", kata Ibu Kani kepada Zain sambil melemparkan barang-barangnya Zain keluar.
"Zain pamit Pak, Assalamu'alaikum", kata Zain kepada Pak Didi Bapaknya sambil menyalami dan mencium tangannya ketika Zain sudah memunguti barang-barang yang dilempar ibunya tadi dan dimasukkan kedalam tas.
"Iya Nak, hati-hati diluar sana ya, biar Ibumu Bapak yang menangani, buktikan jika kamu mampu berdiri dengan kakimu sendiri", kata Bapaknya Zain sambil memeluk dan menitikkan air matanya untuk Zain.
Sejujurnya Pak Didi juga sudah lelah menasihati Istrinya, hingga berantem hebat pun sudah pernah Pak Didi alami, hanya untuk merubah sifat Istrinya.
Setelah itu Zain benar-benar pergi dari rumah itu, dan menuju kekota untuk mencari pekerjaan. Dan ketika Zain benar-benar sudah tidak terlihat dari pandangan mata Pak Didi, Pak Didi langsung saja masuk dan memarahi serta bertengkar dengan Istrinya. Karena setelah melemparkan barang-barangnya Zain tadi, Ibu Kani langsung saja masuk kerumah.
Walau Zain orang desa, akan tetapi Zain juga lulusan S1 jurusan Akuntasi dikampus besar yang ada dikota D. Kedua orang tuanya, terutama Ibunya sengaja menyekolahkan Zain dikampus ternama karena ingin Zain nanti bisa menjadi orang sukses dikemudian hari, melebihi kekayaan yang Ibu Kani serta Pak Didi punya.
Ketika sudah lulus kuliah Zain sengaja kembali kerumah karena ingin meneruskan usaha kedua orang tuanya yang sudah turun temurun dari Kakek Neneknya dulu.
Akan tetapi setelah kejadian ini dengan Ibunya, tekadnya Zain sudah bulat, dia ingin membuktikan kepada Ibunya jika harta bukanlah segala-galanya dan dia juga bisa mempunyai uang sendiri dengan hasil jerih payahnya sendiri.
Zain sendiri berteman sejak kecil sama Zahra. Karena rumah mereka masih satu kampung hanya beda Rt dan Rwnya saja. Zain dan Zahra juga dari SD sampai SMA mereka selalu satu sekolahan. Bukan karena tidak sengaja, akan tetapi Zainlah yang sengaja ingin bersekolah bersama Zahra, walau sudah dilarang sama Ibunya.
Dikampunya Ibu Kani Ibunya Zain memang terkenal sombong dan pemilih dalam bergaul, jadi tidak heran jika Ibu Kani tidak menyutujui Zain dekat bahkan ingin melamar Zahra untuk dijadikan istrinya.
Ibunya Zahra yang bernama Ibu Dina dia juga mengetahui jika Zahra anaknya sering dihina oleh Ibunya Zain, akan tetapi Ibu Dina dia tidak membalas perbuatannya Ibu Kani.
Ibu Dina dia malah memberikan pengertian kepada Zahra, agar jangan membalas perbuatan mereka, biarkan saja. Satu perkataan yang selalu diingat Zahra dari semua nasihat Ibunya adalah begini.
"Nak, Allah tidak tidur, sabarkanlah hatimu, karena buah dari kesabaran akan nikmat rasanya", bagitulah sekiranya pesan yang selalu diingat Zahra.
🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇
Semoga tidak bingung dengan Part ini ya readers😁😁😁😁
Bersambung.........
💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕
***TBC***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
wil wil
sombong sekali..😠😠
2022-08-27
1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓪𝓹𝓪 𝓷𝓪𝓷𝓽𝓲 𝓩𝓪𝓲𝓷 𝔂𝓰 𝓳𝓭 𝓼𝓮𝓴𝓻𝓮𝓽𝓪𝓻𝓲𝓼 𝓐𝓾𝓵𝓲𝓪𝓷 𝔂𝓪🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔
2022-08-15
1
Conny Radiansyah
makan tuh harta Bu Kani 😡
2022-08-13
1