Aulian dan Zahra yang sudah mendapatkan tempat duduk tidak jauh juga dari meja Keluarganya pun mereka duduk saling diam dengan fikiran mereka masing-masing dan dengan jantung mereka masing-masing yang berdegub dengan kencang.
"Jantungku sungguh dia wanita pertama yang bisa membuatku salah tingkah begini, bahkan dulu dengan Clara pun aku tidak bisa merasakan seperti ini, apa ini yang namanya orang yang sedang jatuh cinta?? ", batin Aulian bertanda tanya.
"Ya Allah hamba malu, keluarkanlah hamba dari situasi yang seperti ini ya Allah", doa Zahra didalam hatinya. Dan dia selalu saja menunduk tidak mau melihat kearahnya Aulian, jikalaupun Zahra mengangkat kepalanya Zahra akan melihat kesegala arah yang penting tidak melihat kearahnya Aulian.
Sedangkan Aulian dia dengan sekuat tenaga Aulian menahan keinginannya untuk selalu melihat kearahnya Zahra.
"Ehem", Aulian sengaja berdeham untuk memulai mengajak bicara kepada Zahra.
Dan mereka sedang duduk berdua saja karena tadi dimeja itu ada banyak staf petinggi Perusaahaan, dan mereka pada mengalah serta tidak enak dengan Aulian dan Zahra, jadi mereka sengaja pada menyingkir dengan sendiri-sendiri.
Zahra yang mendengar deheman dari Aulian dia reflek mendongakkan kepalanya melihat kearah Aulian hanya sekejap saja, setelah itu dia lalu menunduk lagi.
"Em, perkenalkan nama saya Aulian Awwab Irawan, saya adik kandung dari Kak Qiyas suaminya Kak Kia", kata Aulian mengajak berkenalan dengan Zahra tanpa saling berjabat tangan.
"Sudah aku duga, jika dia salah satu keluarganya Tuan Qiyas, karena wajahnya yang begitu mirip dengan mereka", batin Zahra untuk Aulian.
"Sa..... Saya nama saya Fatimah Az-Zahra Tuan Lian eh maksud saya Tuan Aulian", kata Zahra dengan gagap.
"Aduh kenapa aku menjadi grogi begini", batin Zahra sambil menggigit bibirnya tanpa sadar.
"Em Lian, boleh juga, khusus buatmu tidak apa-apa memanggilku begitu", kata Aulian mencoba mencairkan suasana dengan tersenyum ramah.
"Maaf tadi saya salah menyebut Tuan", jawab Zahra kepada Aulian.
"Oh Ok, terserah kamu saja Fatimah Az-Zahra, seperti nama anak Rosulullah", kata Aulian mencoba mengakrabkan diri dengan Zahra.
"I...... Iya Tuan", jawab Zahra malu-malu.
Diseberang meja tidak jauh dari mejanya Aulian dan Zahra, para Keluarga besarnya Aulian dan Kia mereka semua pada melihat kearahnya Aulian dan Zahra.
"Lihat Bund, anakmu ternyata bergerak dengan cepat sekali, Papah setuju jika Aul mau sama Zahra", kata Papah Ziyas kepada Bunda Lili dan masih didengar yang lainnya yaitu Qiyas, Kia, Ayah Ibrahim dan Bunda Lili.
"Zahra anak yang baik ko Pah, dia sholehah stahu Kia", kata Kia kepada Papah mertuanya yaitu Papah Ziyas.
"Iya, Zahra juga cantik alami lagi", kata Mamah Dian ikut-ikutan.
"Kalau begitu kita do'ain saja mereka berjodoh yah semuanya", kata Bunda Lili kepada semuanya.
Dan perkataan dari Bunda Lili langsung diaamiinin oleh semua orang yang satu meja dengan Bunda Lili.
Dimeja yang lain masih banyak yang melihat kearah Aulian dan Zahra, termasuk meja para sekretaris. Satu pasang mata yang melihat kearah Aulian serta Zahra dengan pandangan yang sangat sulit diartikan adalah Fadhil.
Iyaps, Fadhil yang tadi mau kekamar mandi dia tidak sengaja melihat interaksi antara Aulian dan Zahra semuanya tadi ketika masih berada didepan kamar mandi.
Fadhil yang waktu itu dia langsung saja bersembunyi dibalik tembok ketika melihat Zahra dan Aulian, jadi Aulian dan Zahra dia tidak mengetahui jika Fadhil daritadi memperhatikan mereka berdua.
Sampai Zahra dan Aulian mencari tempat duduk pun, Fadhil masih saja mengikuti Aulian dan Zahra secara diam-diam. Ketika Fadhil melihat jika Aulian dan Zahra duduk dimeja dan kursi yang tidak jauh dari tempat duduknya yang tadi, akhirnya Fadhil pun ikut kembali duduk ketempat duduknya tadi.
Walau Fadhil tidak bisa mendengar percakapan antara Aulian dan Zahra, tapi Fadhil yakin jika Aulian dia tertarik dengan Zahra, karena Fadhil dan Aulian sama-sama laki-laki dan dari tatapan matanya Aulian Fadhil bisa melihat jika Aulian dia juga menyukai Zahra, seperti dirinya. Sedangkan Aulian sendiri dia tidak mengetahui, jika saingannya akan banyak untuk mendapatkan hatinya Zahra kelak kedepannya.
"Apakah sainganku adalah adik kandung bossku sendiri, jika dari segi harta tentu aku jelas kalah, dari segi muka, aku bisa bersaing untuk mendapatkan Zahra, tapi dalam meraih hatinya Zahra entahlah hanya Zahra yang tahu kepada siapa hatinya bisa nyaman dan mau berlabuh", kata batin Fadhil sambil terus melihat kearahnya Zahra dan Aulian.
Zidan yang tanpa sengaja melihat kearah Fadhil dan melihat arah pandangnya Fadhil pun dia hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Zidan tidak mau ikut campur dalam urusan asmara temannya, apalagi jika saingannya adalah adik dari bossnya Qiyas. Zidan lebih baik diam dan pura-pura tidak tahu.
"Wajar saja jika sekretaris dari Nona Kia banyak yang menyukai, karena dia termasuk cantik", batin Zidan sambil melihat kearahnya Fadhil dan memakan hidangan yang tadi dia ambil.
Kembali keZahra dan Aulian yang masih pada diam-diaman dan malu-malu.
Aulian yang paling tidak suka dengan suasana seperti itu dia dari tadi mencoba mengajak bicara sama Zahra dan dijawab seperlunya saja oleh Zahra. Membuat Aulian makin gemas dan tertarik dengan Zahra yang tidak seperti wanita yang biasanya mengobrol dan mendekatinya.
"Emb Zahra, bolehkah saya bertanya serius denganmu?? ", tanya Aulian kepada Zahra dengan mencoba memasang muka serius.
"Bo..... Boleh Tuan", jawab Zahra masih dengan gugup.
"Iiiih kenapa aku masih gagap gini terus sih", batin Zahra sebal.
"Apakah kamu sudah mempunyai pasangan, tunangan, pacar mungkin atau suami?? ", tanya Aulian benar-benar dengan serius.
"Pacar, saya tidak pernah dan tidak suka pacaran Tuan, karena diIslam tidak memperbolehkannya........
"Sungguh ini wanita yang aku cari", batin Aulian ketika mendengar jawaban dari Zahra.
"Pasangan saya belum punya Tuan, apalagi Suami", jawab Zahra lagi.
"Kalau yang dekat denganmu Zahra?? ", tanya Aulian lagi kepada Zahra.
"Tidak punya Tuan, jika teman laki-laki saya punya Tuan, tapi semuanya saya anggap teman", jawab Zahra kepada Aulian.
"Eh kenapa Tuan Aulian bertanya seperti itu kepadaku ya, dan kenapa juga malah aku jawab jujur, ish biasanya kan aku selalu menghindar jika ada yang bertanya seperti itu kepadaku", gerutu Zahra didalam hati.
Sedangkan Aulian yang mendengar jawabannya Zahra, didalam hatinya dia serasa ingin terbang dan sangat bahagia sekali.
"Zahra", panggil Aulian kepada Zahra. Dan Zahra reflek melihat kearahnya Aulian.
"Iya Tuan", jawab Zahra dengan cepat dan langsung menunduk lagi.
"Kalau seumpama saya yang mencoba mengisi kekosongan hatimu dan menjadikanmu istriku, apakah kamu mau Zahra......
"Saya tidak suka bertele-tele, dan saya juga tidak suka pacaran, ketika tadi pertama kali melihatmu dihatiku ada getaran yang berbeda, maukah kamu menjadi istriku Zahra", kata Aulian langsung jujur kepada Zahra.
Aulian dia tidak mempunyai pengalaman dalam mendekati perempuan, jadi sekalinya dia merasaka sesuatu kepada Zahra, langsung saja dia ungkapkan. Aulian dia tidak berfikir jika dia ungkapkan akan terlalu cepat atau nanti Zahra akan takut atau tidak kepadanya, yang difikir Aulian adalah kalau dia harus jujur dengan Zahra saat itu juga.
Sedangkan Zahra yang mendengar perkataan dari Aulian dia reflek melihat kearah Aulian sambil melototkan matanya karena terkejut setengah mati.
🍈🍈🍈🍈🍈🍈🍈🍈🍈🍈🍈🍈
Pantang menyerah Aul, gerak cepat, ingat slogan siapa cepat dia yang dapat, semangaaaat 💪💪💪😂😂😂😂
💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕
***TBC***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Femy Pantow
maju trus pantang munndur👍👍👍❤❤❤...jgn lambat ada saingan😀😀😀
2023-08-06
1
wil wil
semangat Aul..💪💪💪
2022-08-28
1
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝔂𝓪 𝓲𝔂𝓪𝓵𝓪𝓱 𝓩𝓪𝓱𝓻𝓪 𝓹𝓪𝓼𝓽𝓲 𝓼𝔂𝓸𝓴 𝓴𝓪𝓻𝓷𝓪 𝓫𝓪𝓻𝓾 𝓳𝓾𝓰𝓪 𝓴𝓮𝓽𝓮𝓶𝓾 𝓐𝓾𝓵𝓲𝓪𝓷 𝓭𝓪𝓱 𝓶𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓻 𝓩𝓪𝓱𝓻𝓪 𝓫𝓾𝓪𝓽 𝓳𝓭 𝓲𝓼𝓽𝓻𝓲𝓷𝔂𝓪🤭🤭🤭🤭🤭
2022-08-15
1