"Mungkin Aku tidak berjodoh dengan seseorang sebelumnya. Namun, Aku yakin, ini Karena Allah yang menghendaki. Berprasangka baik adalah cara untuk mengikhlaskan. Jodoh lainnya akan datang di saat yang tepat, aku percaya itu. Bukankah setiap makhluk akan berpasangan pada akhirnya."
..._Naurally Senja_...
...🍃🍃🥀🥀...
Selepas Dzuhur. Kei sudah membulatkan tekad, pulang ke rumah orangtuanya demi untuk memohon izin berta'aruf dengan Senja.
"Siap, Kei?" tanya Arka. Mereka sudah duduk di atas motornya masing-masing.
Motor besar kesayangan kei, bawaannya dari Jakarta, ketika melarikan diri, memang ia sembunyikan di rumah Arka. Ia tidak menggunakannya dalam beberapa waktu ini, guna menghindari pelacakan sang Ayah. Walaupun pada akhirnya mereka menemukan Kei, beberapa waktu yang lalu.
"Siap. Bismillah ...!"
Setelah berpamitan pada kedua orang tua Arka. Maka mereka pun berangkat ke Jakarta. Kini motor itu menemani Kei kembali pulang ke rumah orang tuanya.
Jalan berkelok arah ke Bandung amat lengang. Sesekali Kei dan Arka saling mendahului. Di perjalanan terdengar suara Adzan Ashar. Kei dan Arka kini lebih rajin beribadah. Walaupun balapan liar dan nongkrong di bar masih menjadi kebiasaan. Setidaknya intensitasnya sudah berkurang. Mereka putuskan berhenti, untuk Shalat dan juga sekedar rehat sejenak.
"Gue kebelet Kei, lo duluan aja. Tunggu gue di depan stand oleh-oleh setelah keluar dari lingkar Nagreg ini." Pinta Arka dengan meringis, menahan panggilan alam yang tiba-tiba saja. Sesaat mereka hendak kembali melakukan perjalanan.
"Ok kalau gitu. Jangan lama," Kei hendak menunggu Arka, namun ia sudah bersiap-siap di atas motor dan mesin motor pun sudah menyala. Maka dari itu ia putuskan untuk menunggu Arka setelah, akhir lingkar Nagreg tersebut.
Arka menuju toilet, Kei masuk ke jalan Utama. Jalanan masih lengang, karena hari ini bukan libur Weekend ataupun hari besar lainnya.
Kei merasa ada yang menghalangi pandangannya di jalan naik agak menikung, ia berusaha menepisnya.
Semangat Kei kembali menguasai diri, tatkala bayangan senyum manis berlengsung pipi nan imut milik Senja terbayang.
"Senja... tunggu Aku. Kita akan menikah di pantai tempat kita bertemu pertama kali. Aku ingin menghabiskan waktu berdua dengan mu setelahnya. Melihat dari dekat dan ikut merasakan saat kaki indah mu di hinggapi sang ombak. Ujung Ombak yang menerpa kaki mu, itu buihnya nampak indah. Oh Tuhan.... mengapa gadis ini begitu ku kagumi."
Gumam Kei dalam hatinya, ia tersenyum tidak jelas. Bayangan berlebihan tentang Senja betul-betul sudah merusak sel dalam pemikirannya. Senyum Kei kembali mengembang ketika bayangannya mengucapkan Ijab Qobul atas Senja.
Namun,...
Jdugh!!!
Kreeek!!!
Brak!!
Sebuah hantaman cukup keras tidak terelakkan, terdengar begitu nyaring. Kei yang baru keluar dari lingkar Nagreg menuju bandung tersenggol mobil, dan motor besar Kei yang lepas kendali menghantam motor lainnya.
Kraaaakk!!!
Brughhhh!!!
"AllahuAkbar!" Teriak Kei sebelum akhirnya tubuh Kei terpelanting dan menghantam trotoar jalan di depannya. Helm fullface yang Kei kenakan hingga terlepas, kepala Kei membentur trotoar. Darah mulai keluar dan mengalir membasahi aspal jalanan.
Tidak berapa lama terdengar beberapa orang yang melihat kejadian itu, saling menjerit dan beristighfar. Terdengar nada kepiluan dari jerit para saksi. Melihat dari kejadian tersebut, itu keajaiban jika si korban masih hidup.
**
Di tempat lainnya.
Seorang perempuan berhijab Instan dusty pink, nampak duduk termenung, di sebuah saung dekat tempat ia mengajar Al-Qur'an. Pikirannya sedang berkelana pada kejadian beberapa waktu yang lalu. Itu Senja.
"Heem, nasib seseorang sungguh teka-teki sang Illahi." Bisiknya.
"Ayah, ma'afkan Senja. Pernikahan ini terpaksa Senja batalkan. Tolong restui Senja, membatalkan pernikahan ini. Bukan tanpa alasan Ayah. Senja mohon, Ayah tolong tabah. Siapakan diri Ayah untuk mengetahui berita besar yang akan Senja sampaikan." Bisik Senja tepat di telinga Sang Ayah, yang kala itu ia peluk. Untuk meminta doa restu sebelum ijab qobul.
Namun, kenyataannya. Ucapan Senja bukanlah permintaan doa. Melainkan permintaan restu, pembatalan Pernikahan. Sang Ayah yang memang selalu bersikap tenang. Ia hanya mampu mengusap lembut punggung Senja dengan linangan air mata. Namun Senja tahu, itu tanda Ayahnya menyetujui.
Hal besar yang Senja janjikan, akhirnya terjawab. Setelah sebelumnya Senja menolak pernikahan di hadapan penghulu dan para tamu. Tentu saja membuat semua orang tercengang. Termasuk kemurkaan sang Orang tua pria.
"Maaf Ibu, Bapak! Kak Anshar akan tetap menikah namun, bukan dengan Senja. Melainkan dengan...."
Nampak Pengantin perempuan lainnya. Keluar dari dalam dengan gaun pengantin lengkap. Membuat para tamu menoleh serempak dan juga di dera rasa bingung.
"Siapa pengantin wanita itu?"
"Mengapa ia ada di sini?"
"Lalu, pengantin Wanita yang asli?"
"Bagaimana ini?"
Berbagai spekulasi muncul begitu saja. Berbagai pertanyaan memberondong isi kepala para tamu undangan.
"Assalamu'alaikum, semuanya! Maaf saya Senja. Saya beserta keluarga memohon maaf yang sebesar-besarnya. Atas ketidaknyamanan ini. Saya membatalkan pernikahan ini, namun acara pernikahan akan tetap berlangsung, dengan pengantin wanita yang lain. yaitu adik sepupu Saya." Ucap Senja dengan tegar.
Ayahnya hanya diam. Ia berusaha kuat. Ibu Senja yang sudah tahu rencana sang putri, menangis tersedu-sedu di bahu suaminya.
"Adapun pembatalan pernikahan ini. Di karenakan ada satu lain hal yang harus di benahi dan hanya pihak keluarga inti yang akan mengetahui nya. Terima kasih atas perhatiannya." Senja kembali bicara dengan tetap tegar. Setelahnya ia menoleh pada calon suaminya, Anshar.
"Maaf, Kak!" ucap Senja sembari menunduk.
"Ada apa ini?" Tanya Anshar penuh selidik.
"Kakak yang tahu jawabannya." Jawaban menjengkelkan.
"Koq, Aku? Ingatlah Senja. Hampir lima tahun kita menantikan hari ini. Kita saling memiliki hati, lalu mengapa kini kamu menghancurkan nya?" Tanya Anshar berapi-api.
"Tapi nyatanya, Kak Anshar sendiri yang telah menghancurkan rencana pernikahan ini. Hanya karena ***** sesaat. Maka dari itu iklhaskan Senja mundur dari pernikahan ini, Kakak Nikahi Aini." Ucap Senja.
"Tidak!" tolak Anshar tegas. "Untuk apa aku malah harus menikah dengan perempuan lain. Jelas-jelas calon istriku adalah kamu. Atau kamu mundur dan membatalkan pernikahan ini karena pria yang tadi?" tanya Anshar penuh tuding.
"Pria mana? Aku tidak pernah memiliki hubungan dengan pria mana pun selain kamu Kak." Lirih Senja.
"Tapi tadi ada, seorang pria berambut gondrong yang mengaku, dia adalah calon suamimu juga." Ujar Anshar sarkas.
"Mas Kei?" gumam Senja. "Mungkin saja itu calon suami yang Allah telah persiapkan untukku nanti." Ucap Senja tenang. Membuat Anshar tambah meradang.
"Kamu akan mepermalukan diri Kamu sendiri Senja. Apalagi kamu batalkan pernikahan ini karena seorang laki-laki." Tuduh Anshar.
"Hai Kak, kamu salah. Justru, kamu yang akan dipermalukan jika kita tetap menikah dan aku akan sangat malu karena aku bahagia diatas penderitaan orang lain." Ujar Senja lantang dengan sebuah keyakinan.
"Aku makin tidak faham, dengan apa yang kamu maksud dan penderitaan siapa?" tanya Anshar.
"Aini. Coba Kak Anshar ingat-ingat. Ia pernah tidur denganmu dan saat ini Aini sedang hamil darah daging mu."
Tegas Senja dengan suara yang di kecilkan dan hanya orang-orang yang berada di dekat mereka yang dapat mendengar.
Jder!!!!
Orang tua senja dan juga orang tua Anshar tersentak, orang tua Anshar langsung tertunduk lesu. Anshar pun diam menunduk. Itu menggambarkan bahwa ia tidak menolak dengan apa yang Senja katakan.
"Senja. Aku minta maaf! Kami pernah Khilaf. Namun bisa saja, anak itu bukan anakku." Rayu Anshar dengan mengiba.
"Kak! jangan kamu tutupi kesalahan mu dengan menutup perasaan orang lain. Ini zaman canggih, Kak Anshar bisa melakukan test DNA, jika ragu." Tegas Senja.
"Aku akan menikahi Aiani. Namun setelah anak itu lahir. Aku akan langsung menceriakannya. Baik anak yang ada di dalam kandungannya darah daging ku atau bukan. Maka tunggulah aku. Beri aku kesempatan untuk kembali menikahi mu." Final Anshar.
"Tidak ada kesempatan kedua untuk orang yang tidak bertanggung jawab. Semua yang di awali dengan kesalahan akan tetap salah hingga kapanpun. Jodoh Kak Anshar bukan aku. Maka tolong ikhlaskan lah. Seperti aku mengikhlaskan Kak Anshar menikah dengan Aini." Tandas Senja
Akhirnya setelah Anshar dan keluarganya meminta maaf kembali. Dan setelah melalui beberapa perundingan. Mau tidak mau Anshar terpaksa menikahi sepupu senja yang bernama Aini.
Senja mengiklaskannya. Sepertinya Allah Sedang menguji Senja dengan rasa sakit. Namun Senja yakin, bukan Anshar jodoh pilihan Allah untuknya. Senja berhusnudzon bahwa Allah sedang merencanakan jodoh lain untuknya. Maka dari itu Senja tetap berdiri tegak dan menyaksikan pernikahan itu.
Lima belas menit sebelumnya di hari pernikahan yang gagal,
Setelah Kei pergi dan Ibunya kembali memanggil, tiba-tiba sepupunya Senja, yaitu Aini, masuk ke kamar Senja dengan menangis. Meminta maaf, bahkan ia hingga hendak bersujud di kaki Senja, namun Senja menolak.
Kenyataan yang menyakitkan hampir saja membuat Senja jatuh pingsan. Calon suaminya telah melakukan kesalahan bersama Aini. Mereka melakukan hal terlarang, kata Aini mereka khilaf hingga tidur bersama di sebuah hotel ketika sama-sama melakukan perjalanan dinas. Aini dan Anshar teman satu kantor di sebuah KUA.
Anshar dan Aini sepakat akan saling melupakan kejadian tersebut. Nahasnya Aini hamil. Maka dari itu Aini tidak bisa menyembunyikan hal ini dari Senja pada akhirnya. Bukan niat juga menghancurkan acara pernikahan sepupunya.
Namun nasi telah menjadi bubur. Senja mencoba menguatkan diri merangkai puing-puing patahan hati dengan sisa iman yang masih ia miliki.
"Kak Naura..."
"Astaghfirullah'aladzim."
Senja tersadar dari lamunannya. Salah satu anak didiknya menepuk bahu Senja.
"Iya, Arin?"
"Anak-anak sudah menunggu Kak!"
"Ya Allah. Maaf anak-anak, kakak kurang fokus. Mari kita langsung belajar saja." Senja di ikuti anak-anak masuk ke dalam surau.
Senja mengajar suka rela di surau tersebut. Surau yang tidak jauh dari pondok pesantren.
**
"Keiiii...."
"Keiii...bangun!! lo kenapa diem aja, Men? jangan tinggalkan gue secepat ini friend. Plesa, please! buka mata lo,"
Teriak Arka begitu histeris ketika melihat tubuh Kei terbujur nampak kaku di atas aspal dan sudah di tutupi koran.
"Gak Kei... gak! bilang sama gue ini mimpi, Keii..."
Masih terdengar jerit pilu dan penuh penyesalan dari Arka di atas aspal tempat Kei tergeletak.
Para warga berkerumun. Polisi sudah berada di TKP. Dengan cepat Kei di bawa ke rumah sakit daerah Bandung.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Vera😘uziezi❤️💋
Sedih, senang campur aduk bab ini... Kasihan sama senja juga kei
2022-04-07
0
Dharsha Alfysya
hhhuuuffttt..... legaaaaaa banget,
keiiii.... jodohmu gak ketuker keiii....
2022-02-06
0
al_9haniy
wah bunda ni bikin atiq dag dig duerrr.... 😉
2021-10-03
2