6. Kerinduan Kei.

"Aku tidak faham apa itu Cinta. Namun aku  tahu rasanya jatuh cinta."

..._Keindra Alif_...

...🍃🍃🍃...

"Maaf_maaf." Ucap Kei kembali dengan gugup. Ia baru saja menyadari kebodohannya. Senja menarik kakinya dengan sedikit meringis.

Kei masih setia berjongkok di hadapan Senja. ketika beberapa gadis berjilbab menghampiri Senja.

"Senja, kenapa?" tanya salah seorang gadis dan memegangi bahu Senja. Mereka adalah para santri putri teman-teman nya Senja.

"kaki ku, tergores sesuatu. Lihat berdarah," ujar Senja dengan menunjuk ke arah telapak kaki nya.

Santri putri lainnya ikut berjongkok di sebelah Senja yang masih bersimpuh di atas pasir. Kei hanyalah mampu menatap Senja dengan sayu. Ia pun masih belum beranjak dari hadapan Senja dan yang lainnya.

"Ekhem. Kalau begitu, tunggu di sini! biar saya Carikan obat dan juga perban." Inisiatif Kei tiba-tiba. Mulut Senja terbuka, ia baru saja hendak mengucapkan tidak perlu. Akan tetapi Kei sudah berlalu menuju motor nya.

"Cieee Senja. Siapa tuh?" ledek salah satu santri putri, sembari mencolek pinggang Senja.

"Siapa? Aku tidak mengenal nya, tiba-tiba saja orang itu sudah berada di hadapan ku." Ujar Senja sejujur-jujurnya.

"Masya Allah. ganteng sekali. Mirip opa-opa korea!" Pekik salah satu santri putri. 

"Kamu tuh! hayo... jaga pandangan. Takut menimbulkan syahwat!" tegur Senja, dengan nada lembut.

"Hooh nih Ami. Opa tetangga ponpes mungkin! Si Ucup santri Kobong tiga, juga kamu samakan dengan oppa Korea!"

"Mira!! Aku waktu itu baru bangun," protes nya.

"Eh, Koq! aku merasa pernah melihat nya, tapi di mana yah!" ujar santri putri lainnya. Ia berusaha berfikir dan mengingat-ngingat.

"Ah kamu Gea, setiap lihat yang tampan dan bening, pasti di akui pernah melihat nya." Samber Santri putri satunya.

"Iya nih, kebo pakai jeans juga di bilang tampan dan di akui pernah bertemu sebelumnya." Timpal santri putri lainnya. Mereka pun tertawa.

"Iiihh Lala. Masa kebo pakai jeans. Ngaco." Protes santri Gea.

"Sudah_sudah! Mas nya, kembali tuh." ucap Senja.

"Para santri Putri pun terdiam secara bersamaan. Kei tengah berjalan ke arah mereka dengan tentengan kantong kresek di tangannya.

"Hai, nih obat luka, antiseptik, juga plester dan perban!" Kei berkata dengan tersenyum, sembari mengulurkan kantong kresek ke arah senja.

"Terima kasih!" ucap Senja. Dan yang menerima kantong kresek tersebut adalah Gea. Mereka pun tidak lupa mengucapkan terima kasih secara bersamaan.

Kei mengangguk canggung. Tatapan nya tidak lepas dari Senja. Senja sendiri, yang merasa sedang diperhatikan oleh laki-laki di depannya. Sebisa mungkin menghindari tatapan tersebut. Ia menunduk, karena takut akan pandangannya.

"Mau, aku bantu untuk mengobati nya?" tanya Kei kemudian. Sungguh ingin sekali rasanya berdekatan dengan Senja dan mengobati lukanya. Jagan lupakan hati nya, yang berdendang ria.

"Jangan!" larang santri putri secara bersamaan, dengan suara kesatuan yang melengking. Membuat telinga Kei pengang tiba-tiba.

"Oh! O_ok." Jawab Kei, sembari mengangkat Kedua telapak tangannya. Pertanda mengiyakan.

"Terima kasih Mas, atas tawarannya." Ucap Senja. "Maaf Mas, silakan jika Masnya hendak melakukan hal lain. Dan terima kasih atas pertolongan serta obat-obatannya, o yah! untuk obat-obatan ini, saya akan mengganti nya." Tukas Senja kembali dengan sopan.

"Tidak perlu di kembalikan. Tidak mengapa, sungguh. kalau begitu, cepat sembuh ya, bye!" ucap Kei sebelum beranjak dari tempat itu.

"Waalaikummussalam." Jawab Senja dan yang lainnya.

Kei pun hanya tersenyum canggung. "Assalamu'alaikum." pada Akhirnya Kei terpancing untuk berucap salam.

Senja dan santri putri lainnya menjawab salam tersebut. Hingga akhirnya Kei benar-benar pergi dari tempat itu, menaiki motornya dan berlalu entah kemana.

Senja sendiri, bersama santri putri lainnya bergegas meninggalkan pantai. Mereka kembali ke pondok pesantren.

**

Keesokan harinya. Tepat di sore hari menjelang senja.

"Ka! gue keluar dulu yah! lo cepat sehat Men." Pamit kei pada Arka. Senyum sumringah tergambar jelas di wajah kei. 

"Thanks. Mau ke mana Men? Setahu gue, hari ini enggak ada balapan! lagipula di luar mendung." Ujar Arka.

"Ada deh! Sebentar Koq." Kei tidak Banyak cakap lagi, setelah pamit kepada orang tua Arka, ia segera keluar. Begitu pula dengan Arka dan orang tuanya, yang tidak mau bertanya lebih lanjut, mereka membiarkan kei pergi.

Kei kembali ke pantai tempat kemarin bertemu dengan Senja. Namun sayangnya, setelah hampir satu jam menunggu, Senja maupun santri putri lainnya, tidak ada yang menampakan diri.

"Hemmm.... kemana mereka? biasanya ramai. Mengapa sore ini sepi?" gumam Kei. Nampak raut kecewaan di wajah tampan nya. 

"Senja! lihatlah Sanga awan, tidak ada nya kamu. Maka sang awan pun bersedih. Apa kamu tidak tahu, kalau perasaan ku semendung awan. Tuhan... titipkan salam melalui hujan, untuk makhluk imut ciptaan Mu itu. Tolong sampaikan tentang keresahanku, akibat merindukan nya." Ucap Kei lirih, setengah berbisik.

Kei mencoba menunggu kembali untuk beberapa saat. Namun tetap nihil. Senja dan yang lainnya tidak terlihat. Sampai pada hujan pun turun. Kei segera meninggalkan tempat tersebut, ia pulang dengan membawa kecewa, tubuhnya basah kuyup, karena hujan mengguyur nya.

**

Hampir dua Minggu. Kei masih saja bolak balik ke pantai tempat bertemu Senja. Namun hasilnya nihil. Senja tidak pernah Kei lihat lagi. Begitupun dengan para santri putri yang biasa bersama Senja.

Harapan Kei untuk mengenal senja lebih jauh, hampir pupus. Ia hanya bisa berdiam diri. Meratapi kenyataan.

"Men, akhir-akhir ini, gue lihat lo banyak melamun? Ada apa?" tanya Arka yang sudah sembuh dari sakit nya.

"Gak ada apa-apa Men. Mungkin perasaan lu aja." Jawab Kei sembari meneguk minuman nya, lalu ia kembali menyesap rokok nya dengan santai.

Kini mereka sedang berada di sebuah cafe mirip mini bar, hanya sekedar nongkrong, minum dan juga merokok. Kebiasaan buruk yang belum dapat Kei tinggalkan.

Plak! 

Plak!

Tiba-tiba suara tamparan, dari telapak tangan seseorang begitu nyaring terdengar di telinga Kei dan yang lainnya. Mereka pun serempak menoleh.

Nampak, Pria paruh baya, sedang menganiaya seorang wanita panggilan.

"Dasar *****! Heh, gue bayar elu mahal. Nah elu malahan ngelayanin tamu lain." Hardik si pria dengan emosi.

"Maaf Kang! Maaf, saya tidak tahu jika Akang sudah membooking saya." Ucap si perempuan dengan penuh permohonan.

Bukh! 

Jgret! 

Dugh! 

Brak...

Kei yang melihat laki-laki tersebut hendak memukul kembali si perempuan. Maka secara tiba-tiba Kei menghampiri pria tadi. Tanpa ba-bi-bu, Kei menghajarnya. Ia menonjok, menendang, dan mendorong pria tersebut hingga terhuyung dan jatuh menimpa bangku berbahan kayu. 

"Bocah kurang ajar! berani ikut campur urusan gua, dah bosan hidup lu?" Pria tersebut masih bisa bangkit dan tidak  terima dengan perlakuan Kei. 

"Siapa elu, hingga gue harus takut. Mati itu atas ketentuan Tuhan. Bukan di tangan elu, bangsat! Yang gua tahu, elu sudah menyakiti perempuan. Dan gue gak bisa diam saja!" Teriak Kei dengan berani dan lantang.

Kei memang paling tidak suka melihat perempuan di aniaya. Walaupun kelakuan nya kadang bikin geleng-geleng kepala. Namun satu hal yang Kei tidak bisa terima. Yaitu ketika perempuan di sakiti. Terlebih di depan matanya. 

Perkelahian pun tidak dapat terelakkan. Beberapa orang yang berada di tempat itu hanya menjadi penonton, tak ada niat dari mereka untuk melerai. Bahkan kini beberapa dari mereka, menjadikan perkelahian itu sebagai bahan taruhan.

Akhirnya perkelahian di menangkan oleh Kei. Orang itu tumbang, Setelah pukulan serta tendangan Kei mengenai perut dan dadanya. Walaupun tidak di pungkiri beberapa lebam dan juga luka pada wajah tampan nya, Kei terima akibat dari serangan lawan nya. 

Akhirnya pria tadi di seret keluar oleh para pelayan cafe. "Wei, asli keren lu Men!" Puji Arka dan yang lainnya.

Kei menyeka darah yang keluar dari sudut bibir nya. Lalu ia menghabiskan minuman nya dengan santai, kemudian ia menyalakan sebatang rokok dan menghisap nya dengan gaya khas nya. Tetap santai dan kalem.

"Balik yuk." Ajak kei kemudian pada teman-teman nya. Rokok masih setia menempel pada bibir yang aneh nya nampak pink, seperti memakai lipstick. Walaupun ia seorang perokok aktif.

"A terima kasih. Kalau tidak ada si A'a, mungkin saya akan di habisinya." Ucap perempuan yang di tolong oleh Kei.

"Lain kali, hati-hati cari pelanggan. Belum tentu saya dapat menyelamatkan kamu lagi." Ucap Kei dengan nada datar.

"Kalau begitu, sebagai ucapan terima kasih. Bagaimana kalau malam ini, A'a nya saya servis. Gratis, boleh nambah berkali-kali." Tawar perempuan tersebut, membuat Kei menelan ludah nya kelu. Bukan terkejut atau tertarik, namun ia merasa, ini tawarkan yang menjijikan.

Menawarkan tubuh, seperti menawarkan makanan. Kei pun geleng kepala. Merasa aneh.

"Maaf, saya tidak tertarik." Ucap Kei dingin, dengan berlalu begitu saja, meninggalkan perempuan tersebut. Perempuan itu hanya berdiri mematung. 

Kei keluar dari cafe tersebut, berjalan tergesa menuju parkiran. Rokok yang semula terasa nikmat. Mendadak hambar. Ia membuang nya, walaupun masih panjang.

"Kei.... Gratisan tuh." Ledek Arka.

"Ogah! Keperjakaan gue mahal Men. Hanya gadis pilihan gue yang berhak, untuk mendapatkan nya. kalau mau, lu aja."

Walaupun Kei nampak urakan dan berkecimpung dalam pergaulan liar. Namun Kei masih mampu menjaga keperjakaan nya. Ia tidak mau menodai dirinya dengan celup sana celup sini.

"Oggah! Walaupun gak semahal keperjakaan elu, setidaknya masih berharga." Ujar Arka dengan tertawa. Kei pun ikut tertawa.

Setelah nya Kei pun meninggalkan pelataran parkir dan menunju jalan utama. Namun matanya tertuju pada sebuah mobil yang berhenti sejenak di jalan utama.

Mata Kei terbelalak, ketika melihat seseorang yang amat ia dambakan dalam beberapa hari ini. Sedang duduk manis di belakang kemudi, dengan kaca mobil yang terbuka separuh.

"Senja!"

Bersambung ....

...  ...

Terpopuler

Comments

Dharsha Alfysya

Dharsha Alfysya

senja...
deg...deg...

2022-02-06

0

Sutar Sutar

Sutar Sutar

keren kei ,,,perjaka emang mahal,, kuatkan imanm 😀😀😀😀

2022-01-29

0

Anies

Anies

kei kereeeeeeen.... 👍👍👍

2021-10-01

2

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog.
2 2. Kita Sudah Menikah.
3 3. Kegalauan Kei.
4 4. Namanya Senja
5 5. Ujung Ombak Di Kaki Senja
6 6. Kerinduan Kei.
7 7. Pantai Yang Sama.
8 8. Tiga Rangkaian Menuju Halal.
9 9. Mimpimu Terlalu Tinggi.
10 10. Meraih Senja Kembali.
11 11. Kecelakaan.
12 12. Kepanikan Arka.
13 13. Menyisakan Sebuah Nama.
14 14. Sebuah Syarat.
15 15. Ijab Qobul.
16 16. Malam Pertama, Mas Kei nakal.
17 17. Shalawat Nabi Sebagai Mahar Pernikahan.
18 18. Trauma Masa Lalu.
19 19. Trauma membawa berkah.
20 20. Aku Cemburu.
21 21. Beban Rindu.
22 22. Kei Kembali.
23 23. Saya, Suaminya!
24 24. Tiba Di Jakarta.
25 25. Rhailla.
26 26. Symbol Huruf K.S
27 27. Aku baik-baik Saja.
28 28. Kantor Kei.
29 29. Ijinkan Aku kecewa.
30 30. Ma'afkan Aku.
31 31. Kesempatan untuk Arka.
32 32. Kepastian Hilal Untuk Halal,
33 33. Qyana.
34 34. Cinta Pertama Kei.
35 35. Robot Berotot.
36 36. Obat Terbaik.
37 37. Gombalan Willy.
38 38. Uuu...Cocwit.
39 39. Kei Terluka.
40 40. Bukan Kesalahan mu.
41 41. Sembuh dari Amnesia.
42 42. Amnesia Retrograde
43 43. Suapan jari tangan Senja.
44 44. Pelukan Kei.
45 45. Kei Kembali Ke Rumah.
46 46. Titian Rindu.
47 47. Tidak Asing Bagiku.
48 48. Malu-malu.
49 49. Serbuk Tertawa.
50 50. Senjata Makan Tuan.
51 51. Pertolongan Zio.
52 52. Dejavu pada Ombak.
53 53. Menyerah.
54 54. Pergi.
55 55. Aku merindukan mu!
56 56. Menikahlah denganku!
57 57. Aku Selalu Memaafkannya.
58 58. Hancur Sudah.
59 59. Pondok pesantren Al-Amin.
60 60. Rencana Hipnoterapi
61 61. Selamat berpisah.
62 62. Pantai Tempat Pertama Kali Bertemu
63 63. Akad Pernikahan.
64 64. Resepsi Pernikahan.
65 65. Senja Mual.
66 66. Hamil.
67 67. Ngidam.
68 68. Kontraksi.
69 69. Melahirkan.
70 70. Naushal Tsabit Zhafran Hibridzi.
Episodes

Updated 70 Episodes

1
1. Prolog.
2
2. Kita Sudah Menikah.
3
3. Kegalauan Kei.
4
4. Namanya Senja
5
5. Ujung Ombak Di Kaki Senja
6
6. Kerinduan Kei.
7
7. Pantai Yang Sama.
8
8. Tiga Rangkaian Menuju Halal.
9
9. Mimpimu Terlalu Tinggi.
10
10. Meraih Senja Kembali.
11
11. Kecelakaan.
12
12. Kepanikan Arka.
13
13. Menyisakan Sebuah Nama.
14
14. Sebuah Syarat.
15
15. Ijab Qobul.
16
16. Malam Pertama, Mas Kei nakal.
17
17. Shalawat Nabi Sebagai Mahar Pernikahan.
18
18. Trauma Masa Lalu.
19
19. Trauma membawa berkah.
20
20. Aku Cemburu.
21
21. Beban Rindu.
22
22. Kei Kembali.
23
23. Saya, Suaminya!
24
24. Tiba Di Jakarta.
25
25. Rhailla.
26
26. Symbol Huruf K.S
27
27. Aku baik-baik Saja.
28
28. Kantor Kei.
29
29. Ijinkan Aku kecewa.
30
30. Ma'afkan Aku.
31
31. Kesempatan untuk Arka.
32
32. Kepastian Hilal Untuk Halal,
33
33. Qyana.
34
34. Cinta Pertama Kei.
35
35. Robot Berotot.
36
36. Obat Terbaik.
37
37. Gombalan Willy.
38
38. Uuu...Cocwit.
39
39. Kei Terluka.
40
40. Bukan Kesalahan mu.
41
41. Sembuh dari Amnesia.
42
42. Amnesia Retrograde
43
43. Suapan jari tangan Senja.
44
44. Pelukan Kei.
45
45. Kei Kembali Ke Rumah.
46
46. Titian Rindu.
47
47. Tidak Asing Bagiku.
48
48. Malu-malu.
49
49. Serbuk Tertawa.
50
50. Senjata Makan Tuan.
51
51. Pertolongan Zio.
52
52. Dejavu pada Ombak.
53
53. Menyerah.
54
54. Pergi.
55
55. Aku merindukan mu!
56
56. Menikahlah denganku!
57
57. Aku Selalu Memaafkannya.
58
58. Hancur Sudah.
59
59. Pondok pesantren Al-Amin.
60
60. Rencana Hipnoterapi
61
61. Selamat berpisah.
62
62. Pantai Tempat Pertama Kali Bertemu
63
63. Akad Pernikahan.
64
64. Resepsi Pernikahan.
65
65. Senja Mual.
66
66. Hamil.
67
67. Ngidam.
68
68. Kontraksi.
69
69. Melahirkan.
70
70. Naushal Tsabit Zhafran Hibridzi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!