..."Aku memang telah jatuh cinta padamu dan itu terjadi berkali-kali, pada tanggal, hari dan tempat yang aku pun tidak tahu pasti. Yang aku tahu! perasaan cinta ini tidak akan pernah memiliki masa kadaluwarsa."...
..._Keindra Alif_...
...🍃🍃🥀🥀...
Beberapa hari kemudian,
Di Jakarta. Tepatnya di kediaman Keluarga Hibridzi atau Papi dan Mami Kei. Itu tempat tinggal Kei juga.
Sebuah rumah mewah gaya minimalis kekinian, berlantai lima dengan fasilitas bak hotel bintang lima.
"Silakan masuk Den, Bapak dan Ibu, sudah menunggu di dalam." seorang pelayan rumah tersebut menyambut kehadiran laki-laki muda bertubuh jangkung dan berwajah cukup tampan yang baru saja tiba.
"Terima kasih," balas pemuda tersebut, ia adalah Arka yang baru saja tiba di rumah tersebut. Sebelumnya Arka di jemput sebuah mobil mewah dari rumahnya.
"Assalamu'alaikum...Om, Tante!" sapa Arka begitu ia sampai di hadapan kedua orang terpenting di rumah tersebut.
"Wa'alaikum salam, silakan duduk Nak!" Mami Kei mempersilakan Arka duduk.
Arkapun duduk dengan canggung. Mami Kei dan Papi faham kencanggunan Arka.
"Tidak perlu sungkan! anggaplah rumah ini, rumah Nak Arka. Walaupun tidak ada Kei saat ini namun, Nak Arka harus menyamankan diri tinggal disini.
"Terima kasih Om, Tante! akan tetapi, maaf! Arka di jemput ke sini, apakah ada hal penting yang Om dan Tante akan sampaikan?" tanya Arka dengan sopan.
"Oh rupanya sudah tidak sabar Mih." Papi menyeringai.
"Ya di jelaskan dong, Pih! agar Nak Arka ini tidak kebingungan begitu." pinta Mami Kei.
"Baik! kalau Nak Arka penasaran. jadi begini, Nak Arka itu salah satu orang yang dekat dengan Kei, jadi Om ingin Nak Arka menjadi partner kerja bagi Kei." terang Papi Kei.
"Part-parter kerja macam bagaimana Om?" tanya Arka dengan terbata.
"Mendampingi Kei masuk perusahaan. Semacam Asisten, atau tangan kanan Kei." jelas Papi Kei lagi.
"Maksud Om, Kei kan sudah harus masuk perusahaan dalam waktu dekat ini. Jadi kami merekrut Nak Arka untuk berada di sisinya, tolong Nak Arka yang mendampingi Kei dalam pekerjaannya. Tentunya dalam pengawasan Om, bagaimana? Tante harap Nak Arka setuju." Ujar Mami Kei.
Nampak permohonan dari seorang Ibu yang tidak akan mampu Arka tolak.
"Akan tetapi Arka tidak memiliki pengalaman dan keahlian di bidang bisnis Om, Tante! Arka kan lulusan arsitek." Balas Arka.
"Bagi Om, apapun lulusannya, yang penting Nak Arka mau mendampingi Kei di perusahaan. Kami akan melatih Nak Arka, sebelum terjun ke perusahaan. Maka dari itu Nak Arka kami panggil terlebih dahulu sebelum Kei masuk perusahaan, agar Nak Arka memahami seluk beluk pekerjaan Kei yang akan Om angkat menjadi CEO di perusahaan Om." Ujar Ayah Kei.
Arka hanya tersenyum getir. Ia sangsi akan dirinya. Arka hanya memiliki keahlian, menggambar, balapan, nongkrong dan nimbang ikan. Apa yang harus ia lakukan, tiba-tiba di rekrut menjadi asisten bakal CEO muda dari perusahaan HZ corporation.
"Bagaimana Nak Arka? Nak Arka akan tinggal bersama kami di sini. Jika Nak Arka keberatan. Ada beberapa apartemen yang Nak Arka bebas pilih untuk Nak Arka tinggal."
Tanya Mami Kei, Arka nampak tercenung, berfikir sepertinya.
"Baik Om, Tante, demi sahabat Arka. Maka Arka bersedia untuk menjadi orang kepercayaan Om, Tante dan Kei Nantinya." Jawaban mantap dari Arka.
"Good...Will, Ethan, come here," Ayah Kei amat sumringah. Lalu ia memanggil para tangan kanannya.
"Yes, Sir!" Ethan tiba.
"Ya,Pak!" Willy tiba.
"Ini orang-orang kepercayaan saya! Nak Arka akan di bimbing oleh mereka. Selama Kei bersenang-senang dengan Istrinya, maka kami akan mempersiapkan Nak Arka di sini. Saya rasa satu bulan cukup." Ujar Papi Kei.
"InsyaAllah, Om!"
Akhirnya Arka tinggal di rumah Kei, tidur di kamar yang bersebelahan dengan kamar Kei. Kehidupan Arka berubah, ia bak anak raja! apapun di layani, penampilannya lebih perlente saat ini. Lalu bagaimana Kei yang notabene akan di rekrut menjadi CEO muda perusahaan HZ, jika Arka yang hanya asisten saja sudah di perlakukan bak Anak raja.
**
Tiga Minggu kemudian, Di rumah Senja,
Brak!
"Assalamu'alaikum," Senja masuk kamar dengan wajah datar.
Kei yang sedang duduk bersandar di atas tempat tidur, dengan satu buku di tangan dan beberapa di pangkuannya agak terkejut. Senja tidak seperti biasanya, masuk kamar dengan berwajah datar dan nampak menahan amarah.
Kei mencoba mengingat- ingat, sebelum masuk kamar tadi, ketika Kei sedang asik ber-manjaan merebahkan dirinya dalam pangkuan Senja. Seseorang datang menghampiri Senja, katanya itu sepupunya, maka dari itu Kei lebih memilih masuk kamar, karena Senja mengobrol dengan perempuan tersebut.
"Wa'alaikum salam! Sayang, baik-baik saja Kan? ada hal salah yang aku lakukan?" tanya Kei.
"Iya, Mas Kei sudah membohongi aku!" tiba-tiba Senja menangis sambil bicara.
"Loh, Bohong apa?" kei nampak terkejut.
"Mengapa Mas mengatakan jika Mas jatuh dari motor, saat wajah Mas Kei babak belur, baju kotor dan dua hari yang lalu, Mas pulang dengan pakaian yang kotor dan lebam di wajah, Mas bilang bantu Pak RT narik sapi dari sawah. Mas bohong kan? yang sebenarnya, Padahal Mas berkelahi dengan--"
"Mantan calon suami mu?" potong Kei.
"Mas?" Senja menghampiri Kei, air matanya masih berjatuhan.
"Iya, aku berkelahi dengannya, orang-orang yang menyerang ku dulu, ternyata mereka suruhan orang itu. Aku dua kali berkelahi dengannya langsung, ketika melihat pertunjukan motor trail. Memang aku menjajal motor cross itu, akan tetapi tiba-tiba aku di hadang oleh orang itu. Ya perkelahian tidak terelakkan akhirnya." jawab jujur Kei.
"SubhanAllah! tapi kenapa, Mas?" tanya Senja makin mendekat ke arah Kei.
"Aku cemburu, Senja!"
Kei menarik Senja dan berlabuh di pangkuannya.
"Cemburu? untuk apa cemburu? aku sudah tidak ada hubungan apapun dengannya," balas Senja.
"Dia selalu mengolok ku! katanya aku dapatin kamu tuh, bekasan dia." Aku Kei kembali.
"Astagfirullah, Mas! harusnya tidak perlu kamu tanggapi, biarkan saja dia mau bicara apa. Aku Senja, bukan barang bekas! kamu yang menyentuh ku untuk pertama kali, Suamiku!"
"Maaf, Sayang!"
"Mas, Kecemburuan adalah dosa yang paling tidak disengaja. Lihat, karena cemburu maka emosi Mas, memicu perkelahian. Jadi, jangan Mas menambah dosa dengan mengikuti kata cemburu." ucap Senja.
"Ya aku tahu, tapi... tetap saja aku emosi, saat kamu di anggap bekasan-nya dia. Entah seperti apa Aku ini di masa lalu, hingga gagal mengontrol emosi jika bertemu laki-laki itu." Ujar Kei.
Kei memeluk pinggang rampingnya Senja yang kini duduk di Pangkuannya. Kei menyusupkan kepalanya di dada Senja dengan manja.
"Mas... masa lalu mu, unik! kamu tampan, suara mu terdengar merdu, cara kamu mendekati ku lucu, aku yang tidak pernah mau memandang laki-laki sampai gagal beberapa kali mengendalikan pandangan ku ini. rambut gondrong mu ini, Kalau tersibak angin laut begitu indah, Mas!" tutur Senja dengan lembut.
Senja menyatukan rambut gondrong nan lembut milik Kei, seperti hendak di ikat, namun setelah berkumpul di genggaman, ia urai kembali dan di sisirnya menggunakan jari tangan. Senja tidak pernah bosan memainkan rambut lembut itu. Kei pun tidak keberatan.
"Tolong peluk Aku, agar rasa cemburu ku lenyap!"
Senja menuruti permintaan Kei.
"Lagian kamu lucu Mas, Kamu cemburu pada seseorang yang tidak patut kamu cemburui. Karena dia tidak memiliki apa yang kamu miliki." ujar Senja.
"Apa itu?"
"Cinta ku!"
Senja menarik tubuhnya sedikit, lalu memandang Kei dengan lembut. Kei nampak diam, dia tertegun dengan pengakuan Senja.
"Sungguh ya Allah? terima kasih ya Rabb, Istri ku baru saja mengatakan cinta padaku!" batin Kei.
Cup!
Senja mengecup kening Kei. Lalu Senja Kembali memeluk Kei. Kei nampak diam ia tertegun, terharu dan terkejut dengan pengakuan dan juga perlakuan Senja.
"MasyaAllah. Terima kasih Sayang!" Kei makin mempererat pelukannya.
"Astaghfirullah! yang aku tahu, kamu hampir menikah dengannya. Itu berarti kamu memiliki perasaan terhadapnya."
"Mas aku memang hampir menikah dengannya, akan tetapi aku belum memiliki perasaan apapun. Aku menerima pinangannya karena Allah." tegas Senja.
"Mas, tahu dari siapa kalau dia itu hampir menikah dengan ku?" tanya Senja pada akhirnya.
"Dari anak-anak muda sini. Lagi pula, sepertinya aku mengingat orang itu sekelebat, ya aku ingat kamu menggunakan gaun pengantin dan kamu akan menikah dengan orang itu, betul kan?" tanya Kei.
"Mas kamu mengingat hal itu dan tidak sakit kepala?" Senja malah bertanya.
"Alhamdulillah, tidak! sejak aku melakukan terapi dan rutin minum obat. Rasanya hampir tidak pernah sakit kepala saat serpihan ingatan masa lalu muncul. Mungkin tugasku tinggal merangkainya saja."
"Alhamdulillah!"
"Katakanlah, Sayang!"
"Ia pernah. Akan tetapi gagal." Jawab Senja.
"Karena Aku?" tanya Kei.
"Bukan! sama sekali bukan karena kamu. Tapi... Allah yang menghendaki pernikahan itu gagal."
"Lalu, penyebabnya?"
"Karena...," Senja menceritakan apa penyebab gagalnya pernikahan dirinya dan Anshar. Tidak lupa ia menceritakan kehadiran Kei waktu itu, bahkan ia sempat kecewa karena terlambat bertemu Kei, ketika ia sudah memiliki tunangan yaitu Anshar.
"Aku hampir menikah dengannya, karena aku fikir dia adalah pria pilihan Allah. Namun, justru Allah-lah yang menyelamatkan aku dari keburukan orang itu. Allah Maha baik, Dia menunjukkan kebenaran di waktu yang tepat."
"Kamu tidak menyesal?"
"Sama sekali tidak! Aku malah bersyukur tidak menikah dengannya. Yang aku sesalkan, mengapa aku terlambat bertemu Mas Kei. Mengapa aku menikah dengan Mas, ketika Mas lupa ingatan. Namun, hidup ini kembali lagi pada ketetapan Qada dan Qadar, meyakini sepenuh hati atas ketetapan Allah SWT." Ujar Senja.
"Berarti kamu menyesal menikah dengan ku?" Kei mendongakkan kepalanya menatap wajah Senja dengan Sendu.
"Aku ikhlas dan bersyukur di nikahi Mas Kei. Aku meyakini sepenuh hati bahwa Allah SWT memiliki kehendak, ketetapan, keputusan atas semua yang terjadi dalam hidup Ku."
"Setelah menikah dengan Mas Kei. Aku yakin akan perasaan Mas terhadap ku. Baik di saat Mas dalam keadaan mengingat semuanya ataupun tidak. Karena perasaan Mas untuk ku, hadir dari sini." Senja menyentuh dadanya Kei tepat di bagian jantung. Kei menikmati itu.
"Cinta itu unik Mas, datangnya tidak dapat di prediksi dan perginya pasti akan sulit. Maka dari itu Cinta kita harus berbentuk Cinta segitiga."
"Koq cinta segitiga?"
Ya iya dong. Agar cinta kita ini tidak menjadi dosa. Nah cinta kita harus berada di antara Allah, Rosululloh, lalu kita." Tandas Senja.
"MasyaAllah!" Kei menatap Senja dengan tersenyum. Rasa kagum yang membuat ia tidak dapat berkata-kata.
"Mas!"
"Ya."
"Mas jadi pulang ke Jakarta, lusa?" tanya Senja. Kepalanya ia rebahkan di pundak Kei.
"InsyaAllah, kenapa? bakal kangen ya?"
Senja diam. Yang di katakan Kei baru saja itu benar.
"Aku juga bakal kangen banget sama kamu. Sabar yah, hanya dua bulan, Sayang. Setelah aku pulang dari Singapura, aku akan menjemputmu dan kamu akan pindah kuliah di Jakarta. Kita akan hidup bersama di sana. Aku harap pemikiran mu berubah mengenai syarat itu. Aku ingin menjadi suami seutuhnya untuk mu!"
"Mas, ma'afkan aku!" Kali ini, Senja tak kuasa lagi membendung air matanya. Ia menangis dalam pelukan Kei. Kei hanya mampu diam, ia mengerti akan Senja. Kei hanya bisa berdoa agar secepatnya hilang ingatannya sembuh.
**
Dua hari kemudian,
Kini Kei sudah bersiap hendak kembali ke Jakarta. Tanpa Senja, bukannya Kei tidak ingin Senja ikut, akan tetapi Kei akan pergi ke Singapura selama dua bulan untuk di tempa ilmu bisnis oleh Pamannya, barulah setelah Kei siap. Maka ia akan masuk ke HZ corporation, sebagai CEO.
Arka yang menjemput Kei. Kemarin sore ia tiba, dengan mobil sport yang ia kendarai. Penampilan Arka jauh berbeda ketika dahulu datang ke rumah Senja.
"Maaass!"
Rengek Senja, entah apa yang ia inginkan. Senja mengekori langkah Kei dengan menarik ujung jaket Kei.
"Ia, Sayang! pakaian ku akan aku tinggal di sini, nanti ketika aku kembali, tidak perlu repot-repot mencari pakaian."
"Bukan itu!"
"Lalu apa?" Kei berbalik menatap lembut Senja dan menghentikan aktivitasnya memasukkan laptop dan juga berkas-berkas ke dalam mobil. Selama ini ke juga belajar bisnis, di luar kesibukannya belajar ngaji serta memperdalam agama dan juga membantu Ayah Senja dalam berniaga.
"Tidak!" Senja malah menunduk dengan mata yang malah berkaca-kaca.
"Mau nangis? nangis aja!" Kei membentangkan tangannya,pertanda siap menerima pelukan Senja dan juga tangisannya.
"Maluuu!" rajuk Senja pelan.
Kei faham akan itu. "Ka, gue ke dalam bentar ya. ada yang pengen ditemenin nangis." Ujar Kei pada Arka yang sudah berada di balik kemudi.
"Ok bro!" jawab Arka.
"Ayok!" Kei membimbing Senja dan Senja tidak menolak, air matanya hampir saja tumpah. Ia begitu sedih karena akan di tinggal Kei dalam dua bulan ini.
"Mas, kamu gak akan lupain Aku kan?" begitu sampai kamar, Senja memeluk Kei dan menangis.
"Mana mungkin, Aku melupakan Istri ku tercinta yang cantik dan imut. Aku pergi untuk sementara. Aku pun ingin kamu turut serta. Akan tetapi, Aku akan stay di Singapura selama dua bulan dan kamu kan harus kuliah."
"Ia, Mas Aku mengerti. Tolong peluk Aku sebentar lagi."
"Tentu, Sayang!"
Senja menyudahi tangisan dan dengan enggan ia melepaskan pelukannya.
Lalu ia tersenyum dan meraih tangan Kei. Mengecupnya berkali-kali dan ia berdoa (Doa untuk suami yang akan mencari nafkah. Lebih bagus di baca ketika pagi hari, saat Suami akan berangkat bekerja.)
اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
Allahumak-finii bi halaalika 'an haroomik, wa agh-niniy bi fadhlika 'amman siwaak.
Artinya: "Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu." (HR. Tirmidzi no. 3563.)
"Sesungguhnya doa yang segera dikabulkan adalah doa seorang istri kepada suaminya yang tidak berada di tempat yang sama atau saling berjauhan." (HR. Tirmidzi).
"Pergilah, Mas! Aku sudah siap di tinggal bekerja oleh mu."
"Jaga diri. Aku mencintaimu!" Kei mengecup kening Senja dengan khidmat.Setelahnya menatap Senja dengan lembut.
"Aku juga mencintaimu, Mas!" balas Senja.
"Karena Allah!" ucap mereka bersamaan dengan tersenyum.
"Boleh?" tanya Kei.
Senja mengangguk. Ia faham dengan pertanyaan Kei, karena ibu jarinya menyentuh bibirnya.
Setelah mendapatkan izin, Kei menyatukan bibir mereka. Kei meraup manisnya bibir Senja hingga puas, tanpa penolakan.
"Mas hati-hati di sana, ingat aku di setiap doa mu!"
"InsyaAllah! begitu pun Aku, sertakan aku di setiap siang malam dalam doa-doa mu!"
Walaupun berat, Senja melepas kepergian Kei. Ia harus bersabar untuk dua bulan kedepan. Kata Kei demi masa depan mereka.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Gendis Kamila
masyaa alloh💖💖
2022-06-03
0
Elyza Lestarianto
mksh ya kak untuk doa nya
2022-02-02
0
aprilia avril
huuuuu....sedih bun...
2021-10-12
2