7. Pantai Yang Sama.

"Pertemuan adalah awal segalanya. Namun dari setiap pertemuan, pasti akan ada akhir!  baik itu akhir yang menyakitkan atau akhir yang membahagiakan."

..._Naurally Senja_...

...🍃🍃🥀🥀...

Kei yang melihat Senja dan memastikan penglihatan nya itu benar. Maka ia segera melajukan motornya untuk mengikuti minibus tersebut.

"Loh, Kei. Mau kemana?" heran Arka yang melihat kai berlalu kearah lain. Namun walaupun begitu, ia tidak lantas mengikuti Kei. Arka segera melajukan motornya ke arah jalan pulang.

Di sebuah Jalan persimpangan.

"Oh God! Kehilangan jejak." gamam penyesalan, Kei begitu tampak kecewa, saat ia kehilangan jejak Senja.

"Senja... hampir! ya, hampir saja aku menemukan mu. Arghh!!" Kei menepuk keras spedo meter pada motornya, menggunakan telapak tangan. Rasa kecewa dan juga kesal menjadi satu berkesinambungan.

Tak ada pilihan lain, selain kembali ke rumah Arka. Lagi pula, jika ia pergi lebih jauh. Motor yang ia Kendarai tidak memiliki surat-surat lengkap. karena hanya motor hasil dari taruhan balapan liar yang ia menangkan. Dan ia tidak mau berurusan dengan polisi, yang sebentar lagi melakukan patroli malam. Kini dirinya tidak memiliki penjamin, jika hal itu terjadi.

Di dalam perjalanan pulang. Dari kejauhan Kei melihat tiga buah motor dan juga satu buah mobil sport nampak sedang menghadang Jalannya. Ia tahu mobil sport dark grey itu milik siapa.

Kei mengenal mereka. Orang-orang itu adalah pengawal Ayahnya dan mobil yang terparkir asal, itu adalah mobil milik Willy, tangan kanan SangAyah.

"****! Akhirnya berani juga mereka menampakan diri. Sebetulnya apa yang mereka inginkan? Aku malas meladeni mereka jika hendak adu jotos, lukaku saja yang barusan belum sampai di obati." Gumam Kei dengan senyuman smirknya.

"Heh, minggir! gue mau lewat!" Ucap Kei lantang, setelah berada di hadapan orang-orang tersebut.

"Tidak, Mas! Kami di tugaskan membawa Mas Kei pulang. Tolong, jangan persulit pekerjaan kami." Ucap salah satu pengawal Ayahnya.

"Sorry. Gue gak akan pulang! Minggir!" Kei bersikukuh, mempertahankan dirinya.

Willy pun keluar dari mobilnya. Dengan stelan Jas yang masih rapi ia kenakan, lengkap dengan dasi namun sudah longgar. "Mas Kei. Delapan jam kami tempuh jarak dari Jakarta hingga Sampai di sini. Hargailah usaha kami Mas! mari pulang. Papi, Mas sudah tidak marah." 

Willy membujuk Kei. Sebetulnya Willy yang selisih usianya beda lima tahun dengannya itu. Sudah seperti Kakak. Bahkan mobil sport yang kini ia kendarai, adalah mobil sport milik Kei yang ia berikan kepada Willy, setelah tahun lalu, Kei membeli mobil sport baru.

"Bilang Papi Bang! Aku gak akan pulang, jika rencana gilanya itu belum di batalkan."

"Tolong, Mas Kei." Bujuk Willy kembali dengan nada yang lebih halus.

Kei turun dari motor. ia menghampiri Willy. Kei menyentuh wajah Willy yang di tumbuhi bulu-bulu pendek agak kasar, namun nampak mempertegas ketampanan Willy.

"Heeem, Bang! mending lo balik. Bobo asik di rumah lo! dan biarkan gue menikmati waktu gue di sini. Jika hendak pulang, gak perlu di cari! gue akan pulang sendiri." Tegas Kei.

"Ck, ck, ck, Lihat! wajah ganteng lo nampak lusuh, Bang. Lelah ya?!" ucap Kei dengan cibiran. "Sayang sekali. Baju mahal lo juga, bau pasir. Lihat rambut lo, berantakan kesapu angin laut. Huuum, gak banget lo Bang! Pulanglah." Kei merapikan dasi Willy, menarik halus jasnya hingga turun sempurna. Lalu menyapu pelan jas itu dengan punggung tangannya, seolah sedang membersihkan kotoran yang menempel.

Willy bergeming. Ia tidak melakukan apapun dengan tindakan kei. Tatapan belas kasih pada Kei terpancar di sana. Kei mundur beberapa langkah setelahnya. Willy diam, ia hanya memperhatikan pergerakan Kei. Prok ...prok... Kei tepuk tangan. "Wah! Wah! wah!  ternyata Abang Ku, tambah Handsome." Kei menyunggingkan senyum.

Lalu Kei kembali menghampiri Willy, Kei memutari tubuh Willy. Sedangkan Willy saling memandang waspada, dengan para pengawal Tuannya. Kei melihat suntikan terselip di saku celana belakang Willy.

Kei langsung ingat akan benda itu, satu benda yang akan membuatnya tidak sadarkan diri. Willy akan menggunakan benda itu untuk menyuntikkan cairan bius pada tubuhnya, jika Kei berbuat onar dan tidak mau pulang. 

Di posisi Willy, ia pun tidak tega berbuat hal itu, kepada Kei. Namun demi bakti pada Sang Tuan, yang telah menolongnya keluar dari pekatnya lumpur hitam pekerjaan sang Ibu sebagai wanita panggilan, lalu sang Ayah yang hanya mampu menorehkan luka, baik fisik maupun batin, yang telah tega menjadikannya pengemis jalanan. Maka Willly akan melakukan apapun, asal bukan melenyapkan nyawa Kei.

"Mau bius aku lagi, Bang?cara lo, picik, gak elit!" bisik Kei, tepat di telinga bagian belakang. "sorry Bang! untuk kali ini, gak akan berhasil." Kei menarik cepat suntikan yang berisi cairan bius tersebut. 

Prak! 

Kei menjatuhkannya, lalu ia injak dengan sepatunya, hingga hancur dan cairan yang nampak bening itu tumpah di atas aspal.

"Mas Kei! Maafkan saya!"

Setelah Kalimat terakhir nya. Willy mengeluarkan suntikan yang lain dari dalam saku jasnya. Lalu ia menancapkan suntikan itu pada lengan Kei. Separuh isinya sudah masuk ke tubuh Kei, melalui pembuluh darah.

"Ban**at Kau Will!" Teriak Kei dengan lantang dan geram. Ia segera berlari ke motor nya.

"Tangkap!" Perintah Willy dengan rahang yang tegas, kepada pengawal Tuannya. Yaitu Ayah Kei.

Para pengawal atau bisa di bilang juga bodyguard Ayah Kei, segera menghampiri Kei.  Namun Kei berusaha menguasai dirinya. Obat bius itu belum masuk banyak pada tubuhnya. Namun, efeknya tetap akan membuat Kei tidak sadarkan diri, walaupun tidak langsung di tempat.

Kei menghidupkan motor nya. Lalu ia berputar sekali untuk menghindari para pengawal utusan Ayahnya. Kepala Kei sudah mulai pusing.

Kei menaikan tempo kecepatan motornya, dengan tuas gas yang makin ia tarik.

Bruumm, brummm, ngeeeeng.... Jgreeet! 

Dengan berani, Kei membawa motor nya menaiki mobil sport milik Willy, Kei berlalu dengan cepat dari tempat itu.

"Huf! Mas Kei...."

Nada penyesalan dari Willy. Ia tidak dapat berbuat apapun. Mereka tidak  mengejar kei.  Willy memilih pulang dengan tangan kosong, walaupun dengan resiko kemarahan Sang Tuan.

Beberapa saat kemudian, Kei sampai di rumah Arka.

"Ka, ka! tolong gue."

Arka yang mendengar Kei meminta tolong. Ia pun berlari dari arah dalam. Lalu bertanya dengan panik. "Kei, lo kenapa Men?"

"Orang suruhan bokap, menghadang gue. Willy berhasil menyuntik cairan bius. Kepala gue makin berat Ka!" Keluh Kei pada akhirnya.

Arka pun membawa Kei masuk dan membiarkan ia tidur di kasur. Kini kei mulai kehilangan kesadaran.

**

Dua hari kemudian,

"Nak kei, sudah baikan?" tanya Ibunya Arka. Ia nampak Khawatir, efek obat bius itu membuat Kei kelelahan dalam dua hari ini. Tidur bak mayat hidup, yang hanya menyahut jika di panggil, namun tidak membuka mata.

"Alhamdulillah sudah Bi." Kei duduk di bangku makan. kala itu, tubuhnya sudah jauh lebih baik.

"Makanlah! Pasti Nak Kei, membutuhkan asupan makanan setelah tertidur selama dua hari." Pinta Ibunya Arka dengan tersenyum, dan menghidangkan berbagai makanan.

Kei malah teringat sang Mami. Yang juga memiliki perangai lembut dan bersahaja. "Terima kasih Bi. Maaf, Kei sudah menyulitkan dan membuat Bibi serta Paman khawatir."

"Sudahlah! yang penting Nak Kei baik-baik saja. Ayo cepat makan. Maaf Bibi tidak dapat menemani, mau arisan sekaligus pengajian yasinan." Ujar Ibunya Arka.

"Iya Bi, tidak mengapa! O yah Paman dan Arka ke mana?" Kei memang terkesan angkuh dan dingin. Namun jika dengan orang terdekat, kei akan nampak hangat, Walaupun bicara tetap seperlunya.

"Ke tempat pelelangan ikan. Nak kei, kalau bosan di rumah, Setelah makan bisa menyusul mereka ke sana." Ujar Ibunya Arka.

Kei pun mengangguk. Ibunya Arka tersenyum. Lalu pamit untuk menghadiri pengajian Yasinan. Kei melanjutkan makannya.

Sekitar tiga puluh menit kemudian, kei sudah berada di tengah-tengah para nelayan atau pemancing, yang sedang melelang ikan-ikannya. Ayah Arka menyambut Kei dengan baik di tempat itu. Kei membantu sebisa mungkin. 

"Paman, kei pergi sebentar yah!" Pamit Kei. Setelah keadaan di tempat pelelangan agak sepi.

"Mau kemana Nak?" tanya Ayah Arka.

"Cari udara segar saja! di pantai sebelah sana." Ujar Kei. Ayah Arka pun mengizinkan dengan mengulurkan uang sebesar seratus ribu rupiah. Katanya untuk jajan. Awalnya Kei menolak, dengan alasan, uang tempo hari saja masih ada.

Namun Arka menahan Kei agar tidak menolaknya. Dengan berat hati, Akhirnya Kei menerima. "Terima kasih, Paman."

"Mau di temani, Kei?" tanya Arka.

"Gak usah Men. Sebentar Koq!" Arka mengangguk. Sembari mengacungkan ibu jarinya. Kei berlalu dari tempat itu.

Pantai yang sama ia datangi. Pantai yang mempertemukannya dengan senja. Kei sudah berada di sana. Ia duduk termenung, matanya lurus ke arah laut, menyaksikan ombak saling berkejaran. Nampak indah, kei membayangkan Senja dan dirinya berdiri di sana berdampingan.

"ASSALAMU'ALAIKUM."

 

"Mas! Mas! , Assalamu'alaikum." Suara lembut dari seorang perempuan, mengejutkan Kei. Sepertinya dua kali salam, namun Kei baru tersadar dari lamunan. Kei menengadahkan wajahnya. 

"Ah!"

"Wa_ Wa' alaikum salam."

"Ka-kamu....?" Mata kei terbelalak. Senja dan dua orang santri putri lainnya, berdiri tepat di hadapannya.

Tidak biasanya, Senja nampak sedang tersenyum menatap Ke arahnya dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Sungguh rasanya Kei mau pingsan. Matanya tidak berkedip kala menatap balik Senja. Jantungnya mulai bertalu gembira.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Jumadin Adin

Jumadin Adin

assalamualaikum....walaikum salam

2021-09-25

2

aprilia avril

aprilia avril

semangat bang,,,anu

2021-09-19

1

⇆◁❚❚▷↻ 𝖒𝖆𝖘𝖘𝖊

⇆◁❚❚▷↻ 𝖒𝖆𝖘𝖘𝖊

terkesima coy...

2021-09-19

1

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog.
2 2. Kita Sudah Menikah.
3 3. Kegalauan Kei.
4 4. Namanya Senja
5 5. Ujung Ombak Di Kaki Senja
6 6. Kerinduan Kei.
7 7. Pantai Yang Sama.
8 8. Tiga Rangkaian Menuju Halal.
9 9. Mimpimu Terlalu Tinggi.
10 10. Meraih Senja Kembali.
11 11. Kecelakaan.
12 12. Kepanikan Arka.
13 13. Menyisakan Sebuah Nama.
14 14. Sebuah Syarat.
15 15. Ijab Qobul.
16 16. Malam Pertama, Mas Kei nakal.
17 17. Shalawat Nabi Sebagai Mahar Pernikahan.
18 18. Trauma Masa Lalu.
19 19. Trauma membawa berkah.
20 20. Aku Cemburu.
21 21. Beban Rindu.
22 22. Kei Kembali.
23 23. Saya, Suaminya!
24 24. Tiba Di Jakarta.
25 25. Rhailla.
26 26. Symbol Huruf K.S
27 27. Aku baik-baik Saja.
28 28. Kantor Kei.
29 29. Ijinkan Aku kecewa.
30 30. Ma'afkan Aku.
31 31. Kesempatan untuk Arka.
32 32. Kepastian Hilal Untuk Halal,
33 33. Qyana.
34 34. Cinta Pertama Kei.
35 35. Robot Berotot.
36 36. Obat Terbaik.
37 37. Gombalan Willy.
38 38. Uuu...Cocwit.
39 39. Kei Terluka.
40 40. Bukan Kesalahan mu.
41 41. Sembuh dari Amnesia.
42 42. Amnesia Retrograde
43 43. Suapan jari tangan Senja.
44 44. Pelukan Kei.
45 45. Kei Kembali Ke Rumah.
46 46. Titian Rindu.
47 47. Tidak Asing Bagiku.
48 48. Malu-malu.
49 49. Serbuk Tertawa.
50 50. Senjata Makan Tuan.
51 51. Pertolongan Zio.
52 52. Dejavu pada Ombak.
53 53. Menyerah.
54 54. Pergi.
55 55. Aku merindukan mu!
56 56. Menikahlah denganku!
57 57. Aku Selalu Memaafkannya.
58 58. Hancur Sudah.
59 59. Pondok pesantren Al-Amin.
60 60. Rencana Hipnoterapi
61 61. Selamat berpisah.
62 62. Pantai Tempat Pertama Kali Bertemu
63 63. Akad Pernikahan.
64 64. Resepsi Pernikahan.
65 65. Senja Mual.
66 66. Hamil.
67 67. Ngidam.
68 68. Kontraksi.
69 69. Melahirkan.
70 70. Naushal Tsabit Zhafran Hibridzi.
Episodes

Updated 70 Episodes

1
1. Prolog.
2
2. Kita Sudah Menikah.
3
3. Kegalauan Kei.
4
4. Namanya Senja
5
5. Ujung Ombak Di Kaki Senja
6
6. Kerinduan Kei.
7
7. Pantai Yang Sama.
8
8. Tiga Rangkaian Menuju Halal.
9
9. Mimpimu Terlalu Tinggi.
10
10. Meraih Senja Kembali.
11
11. Kecelakaan.
12
12. Kepanikan Arka.
13
13. Menyisakan Sebuah Nama.
14
14. Sebuah Syarat.
15
15. Ijab Qobul.
16
16. Malam Pertama, Mas Kei nakal.
17
17. Shalawat Nabi Sebagai Mahar Pernikahan.
18
18. Trauma Masa Lalu.
19
19. Trauma membawa berkah.
20
20. Aku Cemburu.
21
21. Beban Rindu.
22
22. Kei Kembali.
23
23. Saya, Suaminya!
24
24. Tiba Di Jakarta.
25
25. Rhailla.
26
26. Symbol Huruf K.S
27
27. Aku baik-baik Saja.
28
28. Kantor Kei.
29
29. Ijinkan Aku kecewa.
30
30. Ma'afkan Aku.
31
31. Kesempatan untuk Arka.
32
32. Kepastian Hilal Untuk Halal,
33
33. Qyana.
34
34. Cinta Pertama Kei.
35
35. Robot Berotot.
36
36. Obat Terbaik.
37
37. Gombalan Willy.
38
38. Uuu...Cocwit.
39
39. Kei Terluka.
40
40. Bukan Kesalahan mu.
41
41. Sembuh dari Amnesia.
42
42. Amnesia Retrograde
43
43. Suapan jari tangan Senja.
44
44. Pelukan Kei.
45
45. Kei Kembali Ke Rumah.
46
46. Titian Rindu.
47
47. Tidak Asing Bagiku.
48
48. Malu-malu.
49
49. Serbuk Tertawa.
50
50. Senjata Makan Tuan.
51
51. Pertolongan Zio.
52
52. Dejavu pada Ombak.
53
53. Menyerah.
54
54. Pergi.
55
55. Aku merindukan mu!
56
56. Menikahlah denganku!
57
57. Aku Selalu Memaafkannya.
58
58. Hancur Sudah.
59
59. Pondok pesantren Al-Amin.
60
60. Rencana Hipnoterapi
61
61. Selamat berpisah.
62
62. Pantai Tempat Pertama Kali Bertemu
63
63. Akad Pernikahan.
64
64. Resepsi Pernikahan.
65
65. Senja Mual.
66
66. Hamil.
67
67. Ngidam.
68
68. Kontraksi.
69
69. Melahirkan.
70
70. Naushal Tsabit Zhafran Hibridzi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!