5. Ujung Ombak Di Kaki Senja

"Hidup akan terasa indah, jika kita bersyukur atas apa yang telah Tuhan beri. Baik sesuai dengan kemauan ataupun tidak."

..._Naurally Senja_...

...🍃🍃🍃...

Helaan nafas kekecewaan dari Kei terdengar menguap begitu saja. Perempuan yang ia yakini bernama Senja itu, sudah pergi dan meninggalkan tempat nya berdiri tadi.

"Ok! besok gue akan ke tempat ini lagi, berharap Senja berada di sini." Ucap Kei dengan hati yang mantap. Ada rasa penasaran yang menyinggahi hati dan perasaan nya kepada gadis yang bernama Senja itu. kei pun berlalu dari pantai tersebut untuk pulang ke rumah Arka.

**

Hampir satu bulan, Kei memata-matai gadis bernama Senja tersebut. Ia tidak memiliki cukup keberanian untuk menemui Senja secara langsung.

Ada rasa segan dan juga takut di dalam diri Kei. Segan akan gadis itu, karena setelah dua Minggu ia mengintai nya dari kejauhan. Kei mengetahui bahwa Senja adalah salah satu Hamilul Quran (menghafal Al-Qur'an) di pesantren tempat mereka menuntut ilmu. Itu menurut salah satu santri yang juga sering ke pantai tersebut.

Takut? Sedangkan Kei takut jika ia menampakkan diri di hadapan Senja, maka Senja tidak akan menerima nya dan menjauh. Kei kehilangan kepercayaan dirinya saat itu di hadapan Senja. Namun dengan memata-matai Senja. Itu sudah cukup bagi Kei, karena ia merasa bahagia setelah melihat Senja.

Bukan nya tidak berusaha. Sering kali ia berusaha mendekati Senja, ia ingin Senja tahu keberadaan nya. Namun keinginan itu selalu sirna, seiring nyalinya yang menciut tiba-tiba. Senja adalah gadis baik tak tersentuh. Sedangkan dirinya? hanyalah laki-laki bre**sek! Itu menurut nya.

Kei pun pernah bertanya kepada santri putra yang lainnya. Juga saat mereka datang ke pantai tersebut untuk sekedar melepas penat dari kesibukan belajar di ponpes. Katanya Senja adalah gadis pendiam dan susah untuk di dekati oleh laki-laki. Senja begitu menjaga jarak dengan laki-laki.

Suatu sore.

"Senja___"

"Ujung ombak di kaki Senja. Indah sekali ketika ombak itu berakhir di kaki mu. Andaikan aku jadi ombak. Maka aku akan berakhir di pelukanmu."

Kei mengekeh kecil. Pemandangan yang amat indah, ketika gulungan ombak berarus sedang itu, harus berakhir dan menghantam halus kaki Senja. Kei selalu berangan-angan, dirinya berada di di sisi Senja, memeluk nya.

Bahkan hal paling gila yang ada di dalam benak nya. Ia melamar Senja serta menikahi nya di pantai tersebut. Di saksikan deburan ombak dan juga indah nya lembayung Senja sore hari.

Entahlah, itu malah nampak seperti sebuah obsesi kei kepada Senja. Mengendap dan mengintip Senja di balik pohon kelapa, memata- matai nya setiap hari, Kei sendiri merasa aneh akan kelakuan nya tersebut.

Setelah tiga Minggu di dalam pengintaian. Sebetulnya Kei merasa putus asa. Ia betul-betul tidak memiliki keberanian untuk menemui Senja.

Balapan liar yang biasanya ia ikuti. Dalam beberapa hari ini, ia tinggalkan. Arka yang masih dalam masa pemulihan pasca sakit typus, ia pun tidak menaruh curiga, akan Kei yang selalu keluar setiap sore hari menjelang senja.

Kini Kei, nampak seperti biasa nya, ia akan duduk di atas pasir dan di bawah pohon kelapa yang tidak begitu tinggi. namun pohon kelapa itu nampak kembar, Karena dua pohon itu saling berdekatan di bawah, namun makin ke atas mereka berpisah batang. Aneh memang ada pohon kelapa yang seperti itu. Namun suatu keuntungan untuk Kei. Karena ia dapat bersembunyi di balik pohon kelapa tersebut demi untuk memandang Senja atau memotret nya dengan diam-diam.

"Oh Senja! Kapan Abang bisa berada di dekat mu. Ngobrol sama kamu." kei mengekeh sembari bersandar pada batang pohon kelapa, ia mengelus dadanya yang berdebar.

Tiba-tiba____

"Aw! Astaghfirullah'aladzim." Terdengar suara seseorang yang mengaduh. Seperti nya kesakitan.

Kei pun membalikkan tubuhnya, ia ingin melihat apa yang terjadi dengan Senja. Kei yakin itu suara senja. Karena baru saja ia memotret Senja yang sedang fokus melantunkan satu Surah Ayat suci Al-Qur'an yang Kei tidak ketahui nama surah nya. Namun Kei mendengar nya sangat merdu.

"Senja!"

Tanpa sadar, Kei bergegas dari duduknya untuk berdiri, sedetik kemudian ia sudah berlari untuk menghampiri Senja.

"Ada apa? Kenapa? Kamu terluka!" Pekik nya. Nada Khawatir dari Kei setelah Senja dapat ia jangkau. Bukan hanya itu saja, bahkan Kei sudah menarik kaki Senja yang berdarah. Maksudnya ingin melihat luka pada kaki Senja.

Kei bertindak seolah-olah ia sudah lama mengenal senja. Mereka seakrab itu dan Kei juga lupa batasan karena panik, sehingga main sentuh kaki Senja.

Senja yang awalnya meringis karena kesakitan pada kakinya. Ia bagaikan tersihir oleh seseorang di hadapannya.

Senja yang tidak pernah bertindak gegabah terhadap laki-laki. Namun tidak kali ini, senja diam. Ia tertegun memandangi Kei yang nampak panik, memeriksa kakinya.

Pada akhirnya, Senja terkesiap ia terkejut tatkala pandangannya nya merasa salah. Ia telah memandang laki-laki yang bukan mahramnya. Laki-laki berparas tampan lebih ke imut jika di perhatikan dengan seksama. Rambut gondrong yang di biarkan tergerai begitu saja dan nampak seksi tatkala terusik oleh terpaan angin.

"Astaghfirullah'aladzim. Maaf, Anda siapa? tolong lepaskan tangan Anda dari kaki saya." ucap lembut Senja, dengan nada sopan namun penuh pengharapan dan juga penekanan. Nampak kedua matanya pun sudah berkaca-kaca. Kei langsung menarik tangannya.

"Maaf!" Ucap Kei pelan. Ia tidak tega ketika melihat Senja seperti risi karena di sentuh oleh nya, bahkan Senja hampir saja menangis.

"Maaf_maaf." Ucap Kei kembali dengan gugup. Ia baru saja menyadari kebodohannya. Senja menarik kakinya dengan sedikit meringis.

Kei masih setia berjongkok di hadapan Senja. ketika beberapa gadis berjilbab menghampiri Senja.

"Senja, kenapa?" tanya salah seorang gadis dan memegangi bahu Senja. Mereka adalah para santri putri teman-teman nya Senja.

"kaki ku, tergores sesuatu. Lihat berdarah," ujar Senja dengan menunjuk ke arah telapak kaki nya.

Santri putri lainnya ikut berjongkok di sebelah Senja yang masih bersimpuh di atas pasir. Kei hanyalah mampu menatap Senja dengan sayu. Ia pun masih belum beranjak dari hadapan Senja dan yang lainnya.

Ekhem. Kalau begitu, tunggu di sini! biar saya mencarikan obat dan juga perban." Inisiatif Kei tiba-tiba. Mulut Senja terbuka, ia baru saja hendak mengucapkan tidak perlu. Akan tetapi Kei sudah berlalu menuju motor nya.

"Cieee.... Senja. Siapa tuh?" ledek salah satu santri putri, sembari mencolek pinggang Senja.

"Siapa? Aku tidak mengenal nya, tiba-tiba saja orang itu sudah berada di hadapan ku." Ujar Senja sejujur-jujurnya.

"Masya Allah. ganteng sekali. Mirip opa-opa korea!" Pekik salah satu santri putri.

"Kamu tuh! hayo... jaga pandangan. Takut menimbulkan syahwat!" tegur Senja, dengan nada lembut.

"Hooh nih Ami. Opa tetangga ponpes mungkin! Si Ucup santri Kobong tiga, juga kamu samakan dengan oppa Korea!"

"Mira!! Aku waktu itu baru bangun," protes nya.

"Eh, Koq! aku merasa pernah melihat laki-laki itu, tapi di mana ya?!" ujar santri putri lainnya. Ia berusaha berfikir dan mengingat- ngingat Kei.

Bersambung .....

Terpopuler

Comments

Anies

Anies

bagus ceritanya, flash back

2021-09-30

2

Rahmalia Nurodin

Rahmalia Nurodin

ikuti alur ceritanya

2021-09-25

1

Jumadin Adin

Jumadin Adin

aq suka thoorr lope yu💘💘

2021-09-25

2

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog.
2 2. Kita Sudah Menikah.
3 3. Kegalauan Kei.
4 4. Namanya Senja
5 5. Ujung Ombak Di Kaki Senja
6 6. Kerinduan Kei.
7 7. Pantai Yang Sama.
8 8. Tiga Rangkaian Menuju Halal.
9 9. Mimpimu Terlalu Tinggi.
10 10. Meraih Senja Kembali.
11 11. Kecelakaan.
12 12. Kepanikan Arka.
13 13. Menyisakan Sebuah Nama.
14 14. Sebuah Syarat.
15 15. Ijab Qobul.
16 16. Malam Pertama, Mas Kei nakal.
17 17. Shalawat Nabi Sebagai Mahar Pernikahan.
18 18. Trauma Masa Lalu.
19 19. Trauma membawa berkah.
20 20. Aku Cemburu.
21 21. Beban Rindu.
22 22. Kei Kembali.
23 23. Saya, Suaminya!
24 24. Tiba Di Jakarta.
25 25. Rhailla.
26 26. Symbol Huruf K.S
27 27. Aku baik-baik Saja.
28 28. Kantor Kei.
29 29. Ijinkan Aku kecewa.
30 30. Ma'afkan Aku.
31 31. Kesempatan untuk Arka.
32 32. Kepastian Hilal Untuk Halal,
33 33. Qyana.
34 34. Cinta Pertama Kei.
35 35. Robot Berotot.
36 36. Obat Terbaik.
37 37. Gombalan Willy.
38 38. Uuu...Cocwit.
39 39. Kei Terluka.
40 40. Bukan Kesalahan mu.
41 41. Sembuh dari Amnesia.
42 42. Amnesia Retrograde
43 43. Suapan jari tangan Senja.
44 44. Pelukan Kei.
45 45. Kei Kembali Ke Rumah.
46 46. Titian Rindu.
47 47. Tidak Asing Bagiku.
48 48. Malu-malu.
49 49. Serbuk Tertawa.
50 50. Senjata Makan Tuan.
51 51. Pertolongan Zio.
52 52. Dejavu pada Ombak.
53 53. Menyerah.
54 54. Pergi.
55 55. Aku merindukan mu!
56 56. Menikahlah denganku!
57 57. Aku Selalu Memaafkannya.
58 58. Hancur Sudah.
59 59. Pondok pesantren Al-Amin.
60 60. Rencana Hipnoterapi
61 61. Selamat berpisah.
62 62. Pantai Tempat Pertama Kali Bertemu
63 63. Akad Pernikahan.
64 64. Resepsi Pernikahan.
65 65. Senja Mual.
66 66. Hamil.
67 67. Ngidam.
68 68. Kontraksi.
69 69. Melahirkan.
70 70. Naushal Tsabit Zhafran Hibridzi.
Episodes

Updated 70 Episodes

1
1. Prolog.
2
2. Kita Sudah Menikah.
3
3. Kegalauan Kei.
4
4. Namanya Senja
5
5. Ujung Ombak Di Kaki Senja
6
6. Kerinduan Kei.
7
7. Pantai Yang Sama.
8
8. Tiga Rangkaian Menuju Halal.
9
9. Mimpimu Terlalu Tinggi.
10
10. Meraih Senja Kembali.
11
11. Kecelakaan.
12
12. Kepanikan Arka.
13
13. Menyisakan Sebuah Nama.
14
14. Sebuah Syarat.
15
15. Ijab Qobul.
16
16. Malam Pertama, Mas Kei nakal.
17
17. Shalawat Nabi Sebagai Mahar Pernikahan.
18
18. Trauma Masa Lalu.
19
19. Trauma membawa berkah.
20
20. Aku Cemburu.
21
21. Beban Rindu.
22
22. Kei Kembali.
23
23. Saya, Suaminya!
24
24. Tiba Di Jakarta.
25
25. Rhailla.
26
26. Symbol Huruf K.S
27
27. Aku baik-baik Saja.
28
28. Kantor Kei.
29
29. Ijinkan Aku kecewa.
30
30. Ma'afkan Aku.
31
31. Kesempatan untuk Arka.
32
32. Kepastian Hilal Untuk Halal,
33
33. Qyana.
34
34. Cinta Pertama Kei.
35
35. Robot Berotot.
36
36. Obat Terbaik.
37
37. Gombalan Willy.
38
38. Uuu...Cocwit.
39
39. Kei Terluka.
40
40. Bukan Kesalahan mu.
41
41. Sembuh dari Amnesia.
42
42. Amnesia Retrograde
43
43. Suapan jari tangan Senja.
44
44. Pelukan Kei.
45
45. Kei Kembali Ke Rumah.
46
46. Titian Rindu.
47
47. Tidak Asing Bagiku.
48
48. Malu-malu.
49
49. Serbuk Tertawa.
50
50. Senjata Makan Tuan.
51
51. Pertolongan Zio.
52
52. Dejavu pada Ombak.
53
53. Menyerah.
54
54. Pergi.
55
55. Aku merindukan mu!
56
56. Menikahlah denganku!
57
57. Aku Selalu Memaafkannya.
58
58. Hancur Sudah.
59
59. Pondok pesantren Al-Amin.
60
60. Rencana Hipnoterapi
61
61. Selamat berpisah.
62
62. Pantai Tempat Pertama Kali Bertemu
63
63. Akad Pernikahan.
64
64. Resepsi Pernikahan.
65
65. Senja Mual.
66
66. Hamil.
67
67. Ngidam.
68
68. Kontraksi.
69
69. Melahirkan.
70
70. Naushal Tsabit Zhafran Hibridzi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!