Epis. 16 Bertemu Fiona

“Kita mau kemana?” tanya Fiona pada Alfandi. Tadi setelah pulang kantor, Alfandi meminta Fiona ikut dengannya. Awalnya Fiona menolak, tapi setelah Alfandi mengatakan bahwa ini adalah perintah Tuan Donny, Fiona akhirnya dengan terpaksa mengikuti Alfandi walaupun dengan berat hati.

Fiona berdecak kesal setelah Alfandi hanya fokus pada jalan di depannya dan mengabaikan pertanyaan yang sudah berkali-kali di tanyakannya.

“Anda nggak mau menculik saya kan Sekertaris Al?” pertanyaan Fiona sukses membuat Alfandi meliriknya walaupun hanya sekilas, setelah itu dia kembali fokus dengan kemudinya.

“Tuan Donny ingin anda bertemu dengan seseorang”, jawabnya pada akhirnya tanpa mengalihkan fokusnya.

“Siapa?”

“Anda Akan tahu”. Fiona mencoba menebak-nebak dalam fikirannya siapa yang ingin Donny pertemukan dengannya. Seketika matanya membelalak, “apa mungkin Tuan Donny ingin aku ketemu sama orang tuanya” Fiona menutup mulutnya dengan keduan tangannya sambil menggeleng tidak percaya. Alfandi hanya menghela nafas, wanita ini sama menjengkelkannya dengan sahabatnya, begitu mungkin fikir Alfandi.

Tidak lama mobil yang membawa mereka sampai di depan sebuah gerbang kayu berwarna coklat yang besar dan kokoh. Mobil memasuki halaman saat gerbang itu terbuka. Mulut Fiona terbuka sempurna mengagumi setiap apa yang dia lihat. Mobil berhenti tepat di depan pintu utama.

Fiona menggeleng-gelengkan kepalanya takjub. Rumah yang ada di depan matanya lebih tampak seperti istana. Pintu kayu berwarna putih bersih dengan pahatan-pahatan berwarna perak  itu terbuka, seorang berpakain pelayan mempersilahkan keduanya masuk.

Fiona dengan hati-hati melangkahkan kakinya, takut membuat lantai granit itu jadi kotor oleh sepatunya. Di atasnya tepat mengantung lampu hias berwana emas yang sangat indah. Rumah dengan dominasi putih dengan warna perak dan emas sebagai pelengkapnya membuat rumah itu tampak sangat mewah dan elegan.

Donny yang sudah menunggu Fiona sejak tadi meminta Bu Mira untuk membawa Fiona ke kamar Mia. Yah, Donny memang meminta Alfandi membawa Fiona untuk bertemu dengan Mia. Walaupun Mia tidak menampakkan kesedihannya, Donny tahu gadis itu sedang menyembunyikan air matanya. Donny berharap kehadiran Fiona bisa membuatnya lebih baik.

“Mmm… sa..saya mau di bawa ke mana?” tanya Fiona takut-takut.

“Jangan Khawatir Nona, silahkan ikut saya”, Bu Mira mempersilahkan Fiona mengikutinya. Fiona menatap Al, lalu menatap Donny kemudian menatap Bu Mira. Fiona lalu mengehla nafas panjang dan berjalan mengikuti Bu Mira yang berjalan di depannya.

“Tidak mungkin orang terhormat seperti Tuan Donny melakukan hal yang memalukan bukan” bisiknya dalam hati untuk meyakinkan dirinya.

Bu Mira membukakan pintu kayu berwarna putih bersih dengan warna perak sebagai pamanisnya. Fiona menengokkan kepalanya kedalam mencari tahu siapa sosok yang ingin Donny pertemukan dengannya.

“Wuahh…” Fiona takjub. Luas kamar itu lebih besar dari rumah kontrakkannya bersama Mia yang memiliki dua kamar tidur, ruang tamu dan dapur. Interior berwarna senada dengan setiap sudut rumah, televisi layar datar yang menempel di dinding, satu set sofa dan perabotan mewah lainnya nampak menghiasi kamar itu. Juga ada beberapa pintu di dalamnya yang Fiona tidak tahu pintu apa saja itu.

Mata Fiona beralih pada tempat tidur berukuran king size yang ada di tengah ruangan besar itu, kakinya melangkah mendekati tempat tidur itu. Seseorang yang tidak benar-benar sedang tidur itu lalu terbangun ketika merasakan ada orang yang sedang memperhatikanya. Fiona membekap mulutnya sendiri dengan kedua tangannya ketika melihat dengan jelas sosok yang ada di atas tempat tidur itu.

“Mia?”, panggilnya lirih. Mia tidak kalah terkejutnya melihat siapa yang sedang berdiri di hadapannya. Fiona berlari memeluk Mia, dengan segala kekuatan yang dia miliki menahan air mata yang sudah berkumpul ingin berjatuhan. Dia tidak boleh membiarkan Mia melihatnya menangis.

Bagaimana tidak, hati Fiona bagai teriris-iris melihat keadaan sahabatnya itu. Mia selalu mengiriminya pesan bahwa dia baik-baik saja, bahkan tadi pagi Mia juga sempat memberi kabar lewat pesan singkat bahwa dia sangat sibuk dengan pekerjaannya sampai tidak ada waktu untuk bertemu dengannya. Walaupun kesal, tapi Fiona senang Mia baik-baik saja.

Tapi hari ini dia melihat sendiri apa yang terjadi dengan orang yang sangat dia sayangi itu. Walaupun pipinya sudah tidak lebam tapi bibirnya masih menyisahkan luka membuat hati Fiona sangat sedih.

“Ini kenapa?”, tanyanya pelan menyentuh luka itu.

“Aku di tampar Mas Donny”, air mata Mia tumpah setelah mengatakannya membuat hati Fiona semakin berdenyut. “Aku layak mendapatkan tamparan ini, Fi”, akunya. “Aku layak”.

“Aku tidak tahu dari mana kata-kata kasar itu bisa keluar dari mulutku, aku merasa tidak lagi menjadi diriku”, air mata terus mengalir di kedua pipinya, air mata yang tidak ingin dia perlihatkan pada Donny. Fiona memeluknya menyalurkan kekuatan dan kehangatan. Fiona mendongakkan kepalanya, menahan bulir-bulir air yang sudah memaksa ingin jatuh. Walaupun dia tidak tahu apa yang Mia katakan sampai Donny menamparnya, Fiona yakin itu adalah bagian dari luka masa lalunya yang mengendalikannya, karena Mia tidak akan terlalu perduli pada orang yang tidak dia inginkan menjadi bagian dari hidupnya.

Isak tangis Mia menghentikan langkah Donny yang akan masuk ke dalam kamar memberi vitamin pada Mia. Hatinya ikut berdenyut sakit mendengar isak tangis istrinya, dia pasti benar-benar terluka, pikirnya. Donny menundukkan kepalanya, menarik nafas pelan lalu meninggalkan Mia dan Fiona.

“Permisi Nyonya, waktunya minum vitamin”, Fiona mengambil  nampan yang berisi vitamin dan segelas susu itu dari Bu Mira. Donny tadi memnita Bu Mira mengantarkannya ke kamar karena dia tidak ingin ada di sana lebih lama dan mendengar tangisan Mia, entah kenapa dia ikut merasakan sakit yang istrinya rasa walau tidak ada hubungan apapun di antara mereka.

Setelah Bu Mira pergi, beberapa pelayan kembali masuk membawa minuman dan cemilan untuk Fiona. “Silahkan nona”, kata salah satu pelayan itu lalu pergi. Fiona hanya meliriknya, sama sekali tidak berselera untuk menyentuhnya walaupu kelihatan menggiurkan.

“Kamu sudah makan?’ tanya Fiona lalu di jawab dengan gelengan kepala oleh Mia. Fiona berdecak kesal. “Sudah sakit gini masih tidak mau makan, gimana mau sembuh”, Mia tersenyum, entah bagaimana Donny bisa membawa Fiona datang kemari tapi Mia sangat mensyukirinya. Dia memang membutuhkan sahabatnya itu sekarang.

Fiona ikut tersenyum melihat Mia yang akhirnya bisa tersenyum, walaupun pipinya masih basah dan matanya masih sembab, tapi senyuman itu benar-benar tulus dan tidak di buat-buat.

“Aku ambilin makan ya”, tanpa menunggu persetujuan Mia, Fiona berjalan keluar mencari seseorang yang bisa dia mintai tolong mengambilkan makanan untuk Mia. Fiona kaget melihat Bu Mira yang berdiri di depan pintu. Lalu dengan canggunggungnya meminta makanan untuk Mia.

Tidak menunggu waktu lama, Bu Mira kembali dengan sebuah nampan. Fiona mengambil alih, lalu dengan telaten menyuapi Mia. Isi mangkuk itu sudah habis tak bersisa membuat Fiona tersenyum puas. Setelah melihat Mia lebih baik dari pertama kali tadi melihatnya, Fiona bernafas lega walau tidak menghilangkan sedikitpun kesedehin di hatinya.

“Aku ngantuk”, ujar Mia membaringkan tubuhnya. Fiona menarik selimut sebatas leher Mia.

“Kamu berhutang penjelasan kenapa bisa Tuan Donny adalah suami kamu”, ujar Fiona.

“Kamu juga berhutang penjelasan kenapa tiba-tiba ada disini”, mereka saling tatap lalu terseyum.

“Aku pulang ya”, pamit Fiona. “Kamu tidak lupa padaku kan, sama Alex juga. Kita akan selalu ada buat kamu, jadi jangan pernah menyimpan semuanya sendiri”, Mia mengangguk pelan. Setelah dia sembuh dia berjanji akan menceritakan semua pada Fiona, juga pada Alex.

Fiona lalu pergi setelah memastikan Mia sudah benar-benar tertidur.

Terpopuler

Comments

Sumini Ningsih

Sumini Ningsih

cepet sembuh mia,kalau suami mu bawa cewe lagi kamu cuekin aja

2024-05-13

1

Muri

Muri

bikin mewek thur bacanya

2024-03-19

3

Hajja Mardaliana Zaman

Hajja Mardaliana Zaman

sedih ceritax thor

2021-12-11

1

lihat semua
Episodes
1 Epis. 1 Permintaan terakhir
2 Epis. 2 Makan malam
3 Epis. 3 Perjanjian pernikahan
4 Epis 4 Hari pernikahan
5 Epis. 5 Pertemuan dengan Fiona
6 Epis. 6 Mie instan lagi
7 Epis. 7 Kekesalan Donny
8 Epis. 8 Pembicaraan pertama kali
9 Epis. 9 Menemani makan siang
10 Epis. 10 Kemarahan Mia
11 Epis. 11 Pertengkaran
12 Epis. 12 Kemarahan Alfandy
13 Epis. 13 Tamparan untuk Mia
14 Epis. 14 Penyesalan Donny
15 Epis. 15 Rasa bersalah Donny
16 Epis. 16 Bertemu Fiona
17 Epis. 17 Menjadik kakak adik
18 Epis. 18 Tidur bersama
19 Epis. 19 Kedatangan keluarga Donny (revisi)
20 Epis 20 Teriris pisau (revisi)
21 Epis. 21 Terpesona
22 Epis. 22 Hadiah untuk Mia
23 Epis. 23 Mengunjungi mertua
24 Epis. 24 Mulai mengabaikan kontrak
25 Epis. 25 Mencium kening
26 Epis. 26 Mia kecelakaan
27 Epis. 27 Bertemu teman lama
28 Epis 28 Tidak ingin di bantah
29 Epis. 29 Jomblo akut
30 Epis. 30 Clara di penjara
31 Epis. 31 Ucapan yang sama
32 Epis. 32 Kembali ke kantor
33 Epis. 33 Tentang Amelia
34 Epis. 34 Jenuh
35 Epis. 35 Aku takut
36 Epis. 36 Keberanian Fiona
37 Epis. 37 Mulai goyah
38 Epis. 38 Tentang Fiona
39 Epis. 39 Sebuah ciuman
40 Epis. 40 Mabuk
41 Epis. 41 Canggung
42 Epis. 42 Berkunjung ke kantor
43 Epis. 43 Kantor heboh
44 Epis. 44 Mari akhiri
45 Epis. 45 Hilang sejenak
46 Epis. 46 Karena kamu istri saya
47 Epis. 47 Jalan-jalan
48 Epis. 48 Runtuhnya tembok itu
49 Epis. 49 Mia sakit lagi
50 Epis. 50 Aku jatuh cinta padanya
51 Epis. 51 Tujuh tahun lalu
52 Epis. 52 Aku kembali
53 Epis. 53 Berpelukan
54 Epis. 54 Kiriman makan siang
55 Epis. 55 Isi hati yang sebenarnya
56 Epis. 56 Hanya kesepian?
57 Epis. 57 Bolehkah saya melakukannya?
58 Epis. 58 Memiliki seutuhnya
59 Epis. 59 Di pecat
60 Epis. 60 Alex
61 Epis. 61 Terlambat
62 Epis. 62 Hukuman
63 Epis. 63 Tidak ada persahabatan yang murni
64 Epis. 64 Pekerjaan penting untuk Al
65 Epis. 65 Meninggalkan rumah
66 Epis. 66 Klarifikasi
67 Epis. 67 Maaf
68 Epis. 68 Ibu
69 Epis. 69 Berbaring di pangkuanmu
70 Epis. 70 Fiona dan Al
71 Epis. 71 Melihatnya lagi
72 Epis. 72 Dimas
73 Epis. 73 Kejujuran
74 Epis. 74 Merelakan masa lalu
75 Epis. 75 Jatuh cinta
76 Epis 76 Berhasil melupakannya?
77 Epis. 77 Perpisahan selamanya
78 Epis. 78 Apakah kau mencintaiku?
79 Epis. 79 Di hadang orang tidak di kenal
80 Epis. 80 Hamil
81 Epis. 81 Siksaan Alfandy
82 Epis. 82 Di lamar
83 Epis 83 Sangkar emas
84 Epis. 84 Ibu mertua
85 Epis. 85
86 Epis. 86 Apakah aku jahat?
87 Epis. 87 Nasi campur
88 Epis. 88 Ulang tahun perusahaan 1
89 Epis. 89 Ulang tahun perusahaan 2
90 Epis. 90 Malam pertama yang terlewatkan
91 Epis. 91 Pernikahan Al dan Fiona
92 Epis. 92 Baby Angel
93 Epis. 93 Pengasuh baby Angel 1
94 Epis. 94 Pengasuh baby Angel 2
95 Epis. 95 Penggoda berkedok pengasuh
96 Epis. 96 Jalan ke Mall bertiga
97 Epis. 97 Kejutan yang gagal
98 Epis. 98 Pernikahan Alex
99 Pengumuman
100 Karya Baru
101 Karya baru
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Epis. 1 Permintaan terakhir
2
Epis. 2 Makan malam
3
Epis. 3 Perjanjian pernikahan
4
Epis 4 Hari pernikahan
5
Epis. 5 Pertemuan dengan Fiona
6
Epis. 6 Mie instan lagi
7
Epis. 7 Kekesalan Donny
8
Epis. 8 Pembicaraan pertama kali
9
Epis. 9 Menemani makan siang
10
Epis. 10 Kemarahan Mia
11
Epis. 11 Pertengkaran
12
Epis. 12 Kemarahan Alfandy
13
Epis. 13 Tamparan untuk Mia
14
Epis. 14 Penyesalan Donny
15
Epis. 15 Rasa bersalah Donny
16
Epis. 16 Bertemu Fiona
17
Epis. 17 Menjadik kakak adik
18
Epis. 18 Tidur bersama
19
Epis. 19 Kedatangan keluarga Donny (revisi)
20
Epis 20 Teriris pisau (revisi)
21
Epis. 21 Terpesona
22
Epis. 22 Hadiah untuk Mia
23
Epis. 23 Mengunjungi mertua
24
Epis. 24 Mulai mengabaikan kontrak
25
Epis. 25 Mencium kening
26
Epis. 26 Mia kecelakaan
27
Epis. 27 Bertemu teman lama
28
Epis 28 Tidak ingin di bantah
29
Epis. 29 Jomblo akut
30
Epis. 30 Clara di penjara
31
Epis. 31 Ucapan yang sama
32
Epis. 32 Kembali ke kantor
33
Epis. 33 Tentang Amelia
34
Epis. 34 Jenuh
35
Epis. 35 Aku takut
36
Epis. 36 Keberanian Fiona
37
Epis. 37 Mulai goyah
38
Epis. 38 Tentang Fiona
39
Epis. 39 Sebuah ciuman
40
Epis. 40 Mabuk
41
Epis. 41 Canggung
42
Epis. 42 Berkunjung ke kantor
43
Epis. 43 Kantor heboh
44
Epis. 44 Mari akhiri
45
Epis. 45 Hilang sejenak
46
Epis. 46 Karena kamu istri saya
47
Epis. 47 Jalan-jalan
48
Epis. 48 Runtuhnya tembok itu
49
Epis. 49 Mia sakit lagi
50
Epis. 50 Aku jatuh cinta padanya
51
Epis. 51 Tujuh tahun lalu
52
Epis. 52 Aku kembali
53
Epis. 53 Berpelukan
54
Epis. 54 Kiriman makan siang
55
Epis. 55 Isi hati yang sebenarnya
56
Epis. 56 Hanya kesepian?
57
Epis. 57 Bolehkah saya melakukannya?
58
Epis. 58 Memiliki seutuhnya
59
Epis. 59 Di pecat
60
Epis. 60 Alex
61
Epis. 61 Terlambat
62
Epis. 62 Hukuman
63
Epis. 63 Tidak ada persahabatan yang murni
64
Epis. 64 Pekerjaan penting untuk Al
65
Epis. 65 Meninggalkan rumah
66
Epis. 66 Klarifikasi
67
Epis. 67 Maaf
68
Epis. 68 Ibu
69
Epis. 69 Berbaring di pangkuanmu
70
Epis. 70 Fiona dan Al
71
Epis. 71 Melihatnya lagi
72
Epis. 72 Dimas
73
Epis. 73 Kejujuran
74
Epis. 74 Merelakan masa lalu
75
Epis. 75 Jatuh cinta
76
Epis 76 Berhasil melupakannya?
77
Epis. 77 Perpisahan selamanya
78
Epis. 78 Apakah kau mencintaiku?
79
Epis. 79 Di hadang orang tidak di kenal
80
Epis. 80 Hamil
81
Epis. 81 Siksaan Alfandy
82
Epis. 82 Di lamar
83
Epis 83 Sangkar emas
84
Epis. 84 Ibu mertua
85
Epis. 85
86
Epis. 86 Apakah aku jahat?
87
Epis. 87 Nasi campur
88
Epis. 88 Ulang tahun perusahaan 1
89
Epis. 89 Ulang tahun perusahaan 2
90
Epis. 90 Malam pertama yang terlewatkan
91
Epis. 91 Pernikahan Al dan Fiona
92
Epis. 92 Baby Angel
93
Epis. 93 Pengasuh baby Angel 1
94
Epis. 94 Pengasuh baby Angel 2
95
Epis. 95 Penggoda berkedok pengasuh
96
Epis. 96 Jalan ke Mall bertiga
97
Epis. 97 Kejutan yang gagal
98
Epis. 98 Pernikahan Alex
99
Pengumuman
100
Karya Baru
101
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!