Epis. 3 Perjanjian pernikahan

Sebuah mobil sedan mewah sudah menunggu Mia di depan perusahaan tempatnya bekerja, sesuai dengan apa yang dikatakan Donny kemarin malam padanya. Hari ini Mia meminta izin untuk pulang lebih awal, tentu saja untuk bertemu dengan Donny, calon suaminya.

Seorang pria yang mungkin seumuran dengannya keluar dari dalam mobil begitu melihatnya keluar dari pintu kaca.

“Nona Mia Anggriani?” tanya laki-laki itu sopan. Mia hanya menjawabnya dengan bergumam. Laki-laki dengan pakaian jas lengkap dengan kaca mata hitamnya membukakan pintu belakang mobil dan mempersilahkannya masuk. Setelah melihat Mia sudah duduk dengan nyaman, laki-laki itu masuk ke dalam mobil, duduk di belakang kemudi lalu mulai menyalakan mesin dan menjalankan mobilnya.

Mobil sedan mewah yang berbeda dengan yang kemarin menjemputnya itu berhenti di sebuah restoran yang cukup mewah. Alfandy, sekertaris sekaligus asisten pribadi Donny yang  sudah menunggunya sejak tadi mengantar Mia ke salah satu ruang privat yabf ada di restoran ini.

Di dalam ruangan itu sudah ada Donny yang menunggunya. Di sana juga ada seorang laki-laki selain Donny, umurnya mungkin hampir sama dengan Donny.

“Silahkan duduk”. Mia kemudian duduk di kursi di mana Donny mempersilahkannya duduk.

“Kita langsung saja”. Donny menyodorkan beberapa lembar kertas kepada Mia. Gadis itu menerima kertas-kertas yang Donny berikan dengan kening yang mengkerut.

“Bacalah dengan teliti,” ujarnya lagi dengan nada yang sopan. Selain terkenal keras dan tegas dan sangat di segani oleh semua rival bisnis dan tentu saja semua karyawannya, Donny juga terkenal sangat sopan saat berbicara dengan orang lain, siapapun itu.

Mia membelalakkan matanya, terkejut membaca isi surat itu.

“Perjanjian pernikahan.” Mia menatap Donny penuh tanda tanya.

“Apa kamu benar-benar ingin menjadi istri saya?” Tanya Donny sedikit sarkas. Mia memiringkan bibirnya lalu kembali membaca poin demi poin yang tertera pada perjanjian itu. Walaupun sempat terkejut tapi hati Mia sangat lega mengetahui Donny juga sebenarnya tidak tertarik dengan pernikahan bodoh ini.

“Enam bulan?” Mia kembali terkejut.

“Enam bulan lebih dari cukup.” Donny menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi lalu menyilangkan kakinya membuat Mia mendesah kesal melihat tingkahnya.

Enam bulan waktu yang sangat cukup untuknya meyakinkan neneknya bahwa pernikahannya tidak bahagia dengan Donny dan tidak bisa di lanjutkan lagi. Dan ketika orang-orang terdekatnya kembali mendesaknya untuk menikah, dia bisa menggunakan ini sebagai alasan untuk tidak lagi menikah bahwa dia trauma dengan pernikahan.

Mia tersenyum licik setelah berdiskusi dengan hatinya, Donny yang melihat Mia tersenyum menautkan kedua alisnya tapi enggan untuk bertanya.

Tidak ada kontak fisik. Mia kembali tersenyum dan menganggukkan-anggukkan kepalanya membaca poin berikutnya membuat semua orang yang ada di ruangan itu saling pandang dengan raut wajah penuh tanya.

Tidak di perbolehkan mencampuri urusan pribadi masing-masing. Mia mengangguk-angguk setuju.

Sampai pada bagian terkahir tertera jumlah yang lumayan fantastis sebagai bentuk kompensasi untuk Mia setelah perjanjian mereka sampai pada waktunya dan mereka harus bercerai.

Mia membulatkan matanya melihat banyaknya angka nol pada jumlah itu. “bisa buat bayar hutang di bank”. Bisiknya dalam hati. Namun segera dia mengenyahkan fikirannya. Dia tidak ingin menerima apapun dari Donny. Toh dalam hal ini, dia melakukannya atas keinginnannya sendiri.

“Aku setuju”,  ujar Mia, sambil menyerahkan kembali surat perjanjian itu pada Donny setelah di tanda tanganinya. Tidak lupa dia juga mencoret bagian yang mengatakan bahwa dia akan menerima kompensasi. Donny menatap Alfandy dan  pengacaranya. Semudah itu?.

“Kamu yakin, tidak ada yang ingin kamu tambah?” Mia menggeleng dengan yakin merasa semua poin sudah cukup adil.

“Apa ini untukku?” Mia melirik jus berwarna orange yang ada di depannya.

“Oh.. maaf”. Donny memberi kode pada sekertarisnya. Alfandy yang mengerti segera menghubungi seseorang melalui ponsel yang sedari tadi di genggamnya.

“Silahkan”. Mia menyesap jus yang ada di depanya tadi sambil sesekali bermain dengan sedotannya.

Donny menyerahkan surat perjanjian itu pada pengacaranya tanpa membacanya lagi. Lalu tiba-tiba pengacara itu membisikkan sesuatu pada Donny dan menyerahkan surat-surat yang tadi di tandatangani calon istrinya.

Dia meilhat Mia, gadis itu sedang sibuk menggigit sedotan hingga berubah dari bentuk awalnya.

“Kenapa tidak mau menerima uangnya”. Yang di tanya mendongakkan kepalanya melihat laki-laki yang memberinya pertanyaan.

“Aku nggak mau di bayar”. Belum sempat Donny membuka mulutnya, Mia sudah lebih dulu berbicara.

“Tapi aku punya permintaan.”

“Apa?”

“Aku mau pernikahannya yang paling sederhana, tidak perlu mengundang banyak orang. Dan tolong jangan ada wartawan”. Pinta Mia serius. Donny berfikir sejenak, mana mungkin tidak ada wartawan. Yang akan menikah adalah seorang pengusaha muda sukses pemilik tunggal tahta Oliver Group, apalagi pernikahan terjadi secara mendadak, tentu publik akan sangat ingin tahu siapa gadis beruntung yang akan menjadi Nyonya muda Oliver Group. Tidak mudah untuk menghindari media massa.

 “Walau bagaimanapun ini hanya pernikahan yang bersifat sementara, aku hanya tidak mau seteleh kita berpisah aku akan menjadi bahan gunjingan orang-orang sepanjang sisa hidupku. Di buang dan di campakkan suaminya”. Mia menambahkan melihat Donny yang masih belum mengatakan apapun.

Mia menaikkan alisnya ketika tatapan mereka saling bertemu. Laki-laki itu masih terlihat berfikir.

Donny mengangguk dengan berat pada akhirnya. Semua yang di katakan Mia memang benar, kalau sampai publik mengetahui siapa calon istrinya, tentu itu akan sangat menganggagu privacy Mia.

“Baiklah, saya akan mengatur semuanya.” Mia lalu tersenyum setelah mendengar jawaban Donny yang menyetujui permintaannya.

“Apa masih ada yang ingin kamu katakan?” tanya Donny melihat Mia seperti ingin mengatakan sesuatu.

“Emm... kenapa menerima perjodohan ini kalau Mas…” Mia menghentikan ucapannya lalu melihat reaksi Donny ketika dia memanggilnya mas.

“Panggil saya senyaman kamu”. Gadis itu tersenyum lalu melanjutkan kata-katanya.

“Kenapa menerima perjodohan ini kalau memang mas Donny keberatan”. Tanya Mia hati-hati.

“Saya tidak mau mengecewakan papa saya”. Mia mengangguk.  Sesungguhnya Donny sempat berfikir kalau Mia mungkin akan keberatan dengan perjanjian yang dia buat, tapi di luar dugaannya. Gadis itu ternyata sangat antusias. Gadis itu ternyata sama seperti dirinya yang juga tidak menerima perjodohan ini.

“Bagaimana denganmu?” tanya Donny mengangkat sebelah alisnya. Mia tersenyum “alasan yang sama”. Jawabnya.

Mia berdiri dari duduknya mengulurkan tangannya untuk bejabat tangan dengan calon suaminya.

“Mari bekerja sama dengan baik.” Donny menatap tangan yang terulur di depannya lalu kembali menatap Mia. Donny tersenyum sambil berdiri menerima uluran tangan Mia.

 “Sopir akan mengantarmu kembali”, Donny mengantar Mia sampai di depan pintu.

“Apakah nenekku akan mengetahui perjanjian ini”, tanyanya sebelum melangkah keluar dari ruangan privat itu.

“Hanya orang-orang yang ada disini yang tahu”, jawab Donny. “Papa dan nenekmu tidak akan tahu tentang perjanjian yang kita buat tadi”. Mia menatap kedua orang yang sedang berdiri di belakang Donny bergantian.

“Mereka orang-orang kepercayaan saya, mereka tidak akan mengkhianati saya”. Mia mengangguk mengerti lalu meninggalkan tempat itu.  Alfandi mengikutinya dari belakang, mengantar sang calon Nyonya muda sampai dia masuk ke dalam mobil.

Tidak lama setelah kepergian mereka, beberapa orang pelayan masuk dengan mendorong troli. Donny menepuk keningnya pelan. Harusnya tadi dia menahan gadis itu, kenapa dia bisa lupa kalau dia mengajaknya berbicara juga sekalian untuk makan siang. Laki-laki itu hanya bisa mengeleng-gelengkan kepalanya.

Terpopuler

Comments

Yumnah Sri Dayanti

Yumnah Sri Dayanti

orang kaya slalu yg d ukur hy uang wkwkwkwk

2024-04-21

0

Sumini Ningsih

Sumini Ningsih

kacau kau dony

2024-05-13

1

Inisial EY

Inisial EY

menarik ceritanya

2024-04-19

0

lihat semua
Episodes
1 Epis. 1 Permintaan terakhir
2 Epis. 2 Makan malam
3 Epis. 3 Perjanjian pernikahan
4 Epis 4 Hari pernikahan
5 Epis. 5 Pertemuan dengan Fiona
6 Epis. 6 Mie instan lagi
7 Epis. 7 Kekesalan Donny
8 Epis. 8 Pembicaraan pertama kali
9 Epis. 9 Menemani makan siang
10 Epis. 10 Kemarahan Mia
11 Epis. 11 Pertengkaran
12 Epis. 12 Kemarahan Alfandy
13 Epis. 13 Tamparan untuk Mia
14 Epis. 14 Penyesalan Donny
15 Epis. 15 Rasa bersalah Donny
16 Epis. 16 Bertemu Fiona
17 Epis. 17 Menjadik kakak adik
18 Epis. 18 Tidur bersama
19 Epis. 19 Kedatangan keluarga Donny (revisi)
20 Epis 20 Teriris pisau (revisi)
21 Epis. 21 Terpesona
22 Epis. 22 Hadiah untuk Mia
23 Epis. 23 Mengunjungi mertua
24 Epis. 24 Mulai mengabaikan kontrak
25 Epis. 25 Mencium kening
26 Epis. 26 Mia kecelakaan
27 Epis. 27 Bertemu teman lama
28 Epis 28 Tidak ingin di bantah
29 Epis. 29 Jomblo akut
30 Epis. 30 Clara di penjara
31 Epis. 31 Ucapan yang sama
32 Epis. 32 Kembali ke kantor
33 Epis. 33 Tentang Amelia
34 Epis. 34 Jenuh
35 Epis. 35 Aku takut
36 Epis. 36 Keberanian Fiona
37 Epis. 37 Mulai goyah
38 Epis. 38 Tentang Fiona
39 Epis. 39 Sebuah ciuman
40 Epis. 40 Mabuk
41 Epis. 41 Canggung
42 Epis. 42 Berkunjung ke kantor
43 Epis. 43 Kantor heboh
44 Epis. 44 Mari akhiri
45 Epis. 45 Hilang sejenak
46 Epis. 46 Karena kamu istri saya
47 Epis. 47 Jalan-jalan
48 Epis. 48 Runtuhnya tembok itu
49 Epis. 49 Mia sakit lagi
50 Epis. 50 Aku jatuh cinta padanya
51 Epis. 51 Tujuh tahun lalu
52 Epis. 52 Aku kembali
53 Epis. 53 Berpelukan
54 Epis. 54 Kiriman makan siang
55 Epis. 55 Isi hati yang sebenarnya
56 Epis. 56 Hanya kesepian?
57 Epis. 57 Bolehkah saya melakukannya?
58 Epis. 58 Memiliki seutuhnya
59 Epis. 59 Di pecat
60 Epis. 60 Alex
61 Epis. 61 Terlambat
62 Epis. 62 Hukuman
63 Epis. 63 Tidak ada persahabatan yang murni
64 Epis. 64 Pekerjaan penting untuk Al
65 Epis. 65 Meninggalkan rumah
66 Epis. 66 Klarifikasi
67 Epis. 67 Maaf
68 Epis. 68 Ibu
69 Epis. 69 Berbaring di pangkuanmu
70 Epis. 70 Fiona dan Al
71 Epis. 71 Melihatnya lagi
72 Epis. 72 Dimas
73 Epis. 73 Kejujuran
74 Epis. 74 Merelakan masa lalu
75 Epis. 75 Jatuh cinta
76 Epis 76 Berhasil melupakannya?
77 Epis. 77 Perpisahan selamanya
78 Epis. 78 Apakah kau mencintaiku?
79 Epis. 79 Di hadang orang tidak di kenal
80 Epis. 80 Hamil
81 Epis. 81 Siksaan Alfandy
82 Epis. 82 Di lamar
83 Epis 83 Sangkar emas
84 Epis. 84 Ibu mertua
85 Epis. 85
86 Epis. 86 Apakah aku jahat?
87 Epis. 87 Nasi campur
88 Epis. 88 Ulang tahun perusahaan 1
89 Epis. 89 Ulang tahun perusahaan 2
90 Epis. 90 Malam pertama yang terlewatkan
91 Epis. 91 Pernikahan Al dan Fiona
92 Epis. 92 Baby Angel
93 Epis. 93 Pengasuh baby Angel 1
94 Epis. 94 Pengasuh baby Angel 2
95 Epis. 95 Penggoda berkedok pengasuh
96 Epis. 96 Jalan ke Mall bertiga
97 Epis. 97 Kejutan yang gagal
98 Epis. 98 Pernikahan Alex
99 Pengumuman
100 Karya Baru
101 Karya baru
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Epis. 1 Permintaan terakhir
2
Epis. 2 Makan malam
3
Epis. 3 Perjanjian pernikahan
4
Epis 4 Hari pernikahan
5
Epis. 5 Pertemuan dengan Fiona
6
Epis. 6 Mie instan lagi
7
Epis. 7 Kekesalan Donny
8
Epis. 8 Pembicaraan pertama kali
9
Epis. 9 Menemani makan siang
10
Epis. 10 Kemarahan Mia
11
Epis. 11 Pertengkaran
12
Epis. 12 Kemarahan Alfandy
13
Epis. 13 Tamparan untuk Mia
14
Epis. 14 Penyesalan Donny
15
Epis. 15 Rasa bersalah Donny
16
Epis. 16 Bertemu Fiona
17
Epis. 17 Menjadik kakak adik
18
Epis. 18 Tidur bersama
19
Epis. 19 Kedatangan keluarga Donny (revisi)
20
Epis 20 Teriris pisau (revisi)
21
Epis. 21 Terpesona
22
Epis. 22 Hadiah untuk Mia
23
Epis. 23 Mengunjungi mertua
24
Epis. 24 Mulai mengabaikan kontrak
25
Epis. 25 Mencium kening
26
Epis. 26 Mia kecelakaan
27
Epis. 27 Bertemu teman lama
28
Epis 28 Tidak ingin di bantah
29
Epis. 29 Jomblo akut
30
Epis. 30 Clara di penjara
31
Epis. 31 Ucapan yang sama
32
Epis. 32 Kembali ke kantor
33
Epis. 33 Tentang Amelia
34
Epis. 34 Jenuh
35
Epis. 35 Aku takut
36
Epis. 36 Keberanian Fiona
37
Epis. 37 Mulai goyah
38
Epis. 38 Tentang Fiona
39
Epis. 39 Sebuah ciuman
40
Epis. 40 Mabuk
41
Epis. 41 Canggung
42
Epis. 42 Berkunjung ke kantor
43
Epis. 43 Kantor heboh
44
Epis. 44 Mari akhiri
45
Epis. 45 Hilang sejenak
46
Epis. 46 Karena kamu istri saya
47
Epis. 47 Jalan-jalan
48
Epis. 48 Runtuhnya tembok itu
49
Epis. 49 Mia sakit lagi
50
Epis. 50 Aku jatuh cinta padanya
51
Epis. 51 Tujuh tahun lalu
52
Epis. 52 Aku kembali
53
Epis. 53 Berpelukan
54
Epis. 54 Kiriman makan siang
55
Epis. 55 Isi hati yang sebenarnya
56
Epis. 56 Hanya kesepian?
57
Epis. 57 Bolehkah saya melakukannya?
58
Epis. 58 Memiliki seutuhnya
59
Epis. 59 Di pecat
60
Epis. 60 Alex
61
Epis. 61 Terlambat
62
Epis. 62 Hukuman
63
Epis. 63 Tidak ada persahabatan yang murni
64
Epis. 64 Pekerjaan penting untuk Al
65
Epis. 65 Meninggalkan rumah
66
Epis. 66 Klarifikasi
67
Epis. 67 Maaf
68
Epis. 68 Ibu
69
Epis. 69 Berbaring di pangkuanmu
70
Epis. 70 Fiona dan Al
71
Epis. 71 Melihatnya lagi
72
Epis. 72 Dimas
73
Epis. 73 Kejujuran
74
Epis. 74 Merelakan masa lalu
75
Epis. 75 Jatuh cinta
76
Epis 76 Berhasil melupakannya?
77
Epis. 77 Perpisahan selamanya
78
Epis. 78 Apakah kau mencintaiku?
79
Epis. 79 Di hadang orang tidak di kenal
80
Epis. 80 Hamil
81
Epis. 81 Siksaan Alfandy
82
Epis. 82 Di lamar
83
Epis 83 Sangkar emas
84
Epis. 84 Ibu mertua
85
Epis. 85
86
Epis. 86 Apakah aku jahat?
87
Epis. 87 Nasi campur
88
Epis. 88 Ulang tahun perusahaan 1
89
Epis. 89 Ulang tahun perusahaan 2
90
Epis. 90 Malam pertama yang terlewatkan
91
Epis. 91 Pernikahan Al dan Fiona
92
Epis. 92 Baby Angel
93
Epis. 93 Pengasuh baby Angel 1
94
Epis. 94 Pengasuh baby Angel 2
95
Epis. 95 Penggoda berkedok pengasuh
96
Epis. 96 Jalan ke Mall bertiga
97
Epis. 97 Kejutan yang gagal
98
Epis. 98 Pernikahan Alex
99
Pengumuman
100
Karya Baru
101
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!